Articles
Task Commitment pada Mahasiswa Suku Bugis yang Merantau
Andi Ahmad Ridha
Jurnal Psikologi Vol 45, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (379.59 KB)
|
DOI: 10.22146/jpsi.31094
Settled foreigner college students’ task commitment becomes an important issue due to the demands to commit to themselves and to complete academic tasks. This study uses a quantitative approach and aims to perceive the effect of autonomy towards task commitment on college students of the Bugis tribe settled foreigner. The participants in this study are 96 college students of the Bugis tribe. Data were collected using the autonomy scale and task commitment scale. Results show that autonomy is a contributive factor towards task commitment with an amount up to 39,1% and the remnant is followed by other factors. The Bugis tribe settled foreigner college students has a high task commitment with an amount of up to 62.5% and moderate task commitment with an amount of up to 37.5%. Autonomy in college students has an effect on the degree of task commitment on the Bugis tribe college students. Abstrak.Task commitment pada mahasiswa yang merantau menjadi penting karena mahasiswa dituntut untuk dapat berkomitmen pada diri sendiri dalam tugas-tugas dan menyelesaikan tuntutan akademik di perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemandirian terhadap task commitment pada mahasiswa suku Bugis yang merantau. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan skala kemandirian dan task commitment pada 96 orang mahasiswa suku Bugis yang merantau. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemandirian memiliki sumbangan efektif terhadap variabel task commitment sebesar 39,1% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Mahasiswa suku Bugis yang merantau berada pada kategori task commitment yang tinggi sebesar 62,5%, dan 37,5% pada kategori task commitment sedang. Mahasiswa yang memiliki kemandirian berpengaruh terhadap tingginya task commitment yang dimiliki mahasiswa suku Bugis di perantauan.
Apakah Mendengarkan Murrotal Al-Quran Dapat Menurunkan Kecemasan Akademik Pada Mahasiswa?
Azmul Fuady Idham;
Andi Ahmad Ridha
JIP (Jurnal Intervensi Psikologi) Vol. 9 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20885/intervensipsikologi.vol9.iss2.art1
Academic anxiety is often experienced by each individual. One of the methods used in lowering academic anxiety is to listen murottal Quran. This study aimed to test the effectiveness of listening murottal Quran in reducing anxiety in students. Respondents were selected using random sampling techniques using the design of experiment one group pretest-posttest. The subject of this research were 21 students of the faculty of Psychology University of Makassar class of 2015. This study uses academic anxiety scale of Isthifha (2011). The results of this study showed that listening to the Quran murottal effective in reducing anxiety in a student's academic. This study provides a new alternative to students who often have academic anxiety by listening murottal Quran.Keywords: Murottal Quran; Academic Anxiety; Students
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI KOTA TARAKAN MELALUI PENGUATAN KADER TIM PENDAMPING KELUARGA
A. Ahmad Ridha
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 03 (2023): JUNI 2023
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Angka stunting di Kota Tarakan tahun 2022 tergolong tinggi yaitu sebesar 25,6%. Hal ini dinilai merisaukan karena melampaui standar nasional yaitu 14%. Atas dasar ini, pemerintah Kota Tarakan menargetkan pada tahun 2024, angka stunting turun menjadi 15%. Percepatan penurunan stunting merupakan tanggapan dari pemerintah Kota Tarakan untuk mewujudkan target tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Kota Tarakan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak-Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tarakan adalah dengan mengadakan kegiatan penguatan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam bentuk mini lokakarya. Atas dasar tersebut, tim pengabdian yang juga merupakan anggota Himpunan Psikologi Indonesia turut serta terlibat dalam kegiatan penguatan kader tim pendamping keluarga sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Kota Tarakan. Kegiatan mini lokakarya mampu menguatkan pengetahuan TPK mengenai pencegahan dan penanganan stunting sehingga diprediksi peran TPK dapat mempercepat penurunan angka stunting di Kota Tarakan.
MERAJUT KEKUATAN DIRI ANAK DAN REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PERSON-CENTERED
A. Ahmad Ridha
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 06 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kegiatan pengabdian ini berupa penyuluhan pada guru-guru bimbingan dan konseling yang berada di bawah naungan Wahdah Islamiyah. Kegiatan yang direncanakan berupa pengenalan pendekatan konseling person centered bagi anak dan remaja. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan guru-guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi permasalahan anak dan remaja di sekolah. Kegiatan pengenalan teknik konseling person centered menggunakan metode penyuluhan dan diskusi yang dilaksanakan secara daring. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu guru-guru bimbingan dan konseling memiliki wawasan yang memadai dalam menggunakan teknik konseling person centered dalam mengatasi permasalahan anak dan remaja di sekolah.
PSIKOEDUKASI: CEGAH BULLYING DIMULAI DARI RUMAH
A. Ahmad Ridha;
Sudirman
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 03 (2024): JUNI 2024
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kegiatan pengabdian ini berupa psikoedukasi bullying kepada orang tua murid di TK IT Ibnu Abbas Tarakan 2. Kegiatan yang direncanakan berupa seminar parenting bagi orang tua murid. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan orang tua murid dalam mencegah perilaku bullying. Kegiatan seminar parenting dilaksanakan pada hari sabtu 4 Mei 2024 di ruang pertemuan Hotel Lembasung Tarakan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu orangtua murid memiliki wawasan yang memadai dalam mengoptimalkan perannya sebagai orang tua di rumah dalam mencegah perilaku bullying.
Peran Dukungan Sosial Keluarga dan Kemandirian Belajar terhadap Flourishing pada Mahasiswa yang Terancam Drop Out
Ridha, A. Ahmad
Jurnal Psikologi Integratif Vol. 10 No. 2 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.14421/jpsi.v10i2.2615
Flourishing is the highest level of human psychological well-being. Flourish conditions are needed by students who nearly drop out in completing their education at college. This study aims to determine the role of family social support in the flourishing of students who nearly drop out, moderated by independent learning. This study uses a quantitative approach at university X in Tarakan, North Kalimantan. The subjects of this study were 70 students who nearly dropped out. The results of the moderated regression analysis show that family social support and independent learning play a positive role in student flourishing. However, learning independence still needs to be proven to strengthen the role of family social support for flourishing students who nearly drop out. This means that independent learning does not have a significant moderating effect as a moderating variable. Flourishing merupakan tingkatan tertinggi dari kesejahteraan psikologis manusia. Kondisi flourish sangat dibutuhkan mahasiswa yang terancam drop out dalam menyelesaikan pendidikannya di institusi pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dukungan sosial keluarga terhadap flourishing mahasiswa yang terancam drop out yang dimoderatori oleh kemandirian belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif di Universitas X di kota Tarakan, Kalimantan utara. Subjek penelitian ini adalah 70 orang mahasiswa yang terancam drop out. Hasil moderated regression analysis menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga dan kemandirian belajar secara bersama-sama berperan positif terhadap flourishing mahasiswa, namun kemandirian belajar tidak terbukti memperkuat peranan dukungan sosial keluarga terhadap flourishing mahasiswa yang terancam drop out. Ini berarti bahwa kemandirian belajar tidak memiliki efek moderator yang signifikan sebagai variabel moderator
The Play Interaction Programme sebagai Strategi Penguatan School Connectedness pada Siswa Sekolah Dasar
Ridha, A. Ahmad;
Kusumawati, Kusumawati;
Putri, Monica Hattasyah Apriliana;
Wulandari, Della Puspita;
Ardianto, Ardianto
Jurnal Psikologi Integratif Vol. 12 No. 1 (2024): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.14421/jpsi.v11i1.3016
This research is motivated by the tendency of elementary school students to be reluctant to attend school, avoid academic tasks, and express unhappiness in the school environment. This indicates that students have low school connectedness. Considering the importance of school connectedness in students, this research aims to address the issue of low school connectedness by providing the Play Interaction Program intervention to elementary school students with low school connectedness. The purpose of this study is to overcome the problem of low school connectedness in elementary school students. The hypothesis in this research is that the Play Interaction Program is effective in improving the school connectedness of elementary school students. This research uses a quantitative approach with the experimental research type of one group pre-post-test design. The subjects in this study are 16 students identified as having low school connectedness. The results of the Wilcoxon test show that the Play Interaction Program is effective in improving the school connectedness of elementary school students. School connectedness in students significantly increased after the Play Interaction Program intervention. This research provides an alternative in improving school connectedness by using joyful learning strategies in the teaching and learning process, ensuring that the school connectedness of elementary school students is maintained. Penelitian ini dilatari oleh adanya kecenderungan siswa sekolah dasar yang enggan bersekolah, menghindari tugas-tugas akademik dan menunjukkan perasaan tidak bahagia berada di sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa memiliki school connectedness yang rendah. Mengingat pentingnya school connectedness pada siswa, maka penelitian ini berupaya memecahkan permasalahan school connectedness dengan memberikan intervensi the play interaction programme pada siswa sekolah dasar yang memiliki school connectedness yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan school connectedness yang rendah pada siswa sekolah dasar. Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu the play interaction programme efektif dalam meningkatkan school connectedness siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian eksperimental one group pre-post test design. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 16 orang siswa yang teridentifikasi memiliki school connectedness yang rendah. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa the play interaction programme efektif dalam meningkatkan school connectedness siswa sekolah dasar. School connectedness pada siswa mengalami peningkatan secara signifikan setelah diberikan intervensi the play interaction programme. Penelitian ini memberikan alternatif dalam meningkatkan school connectedness yaitu dengan menggunakan strategi joyfull learning dalam proses belajar mengajar sehingga school connectedness siswa sekolah dasar tetap terjaga.
PERAN KONSELING REALITAS DALAM MENURUNKAN TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA
Ridha, A. Ahmad
Jurnal Bimbingan dan Konseling Borneo Vol 4, No 1 (2022): Vol 4 No 1, Juni 2022
Publisher : Universitas Borneo Tarakan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35334/jbkb.v4i1.2713
AbstrakIdealnya, mahasiswa program sarjana dapat menyelesaikan pendidikan dalam jangka waktu empat tahun. Namun, dalam proses menempuh pendidikan seringkali mahasiswa terkendala dalam penyusunan skripsi hingga menyebabkan terjadi prokrastinasi dan menghambat kelulusan. Konseling realitas dapat digunakan untuk membantu mahasiswa menyadari tanggungjawabnnya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi sebagai tugas akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling realitas dalam menurunkan tingkat prokrastinasi akademik penyusunan skripsi pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode single case experimental design dengan perlakuan berupa pemberian konseling realitas pada satu orang subjek penelitian. Subjek penelitian merupakan mahasiswa semester sepuluh yang melakukan prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi. Instrumen penelitian berupa skala prokrastinasi akademik. Data dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan perubahan yang dialami subjek penelitian sebelum dan setelah pelaksanaan konseling realitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengalami penurunan tingkat prokrastinasi akademik dalam menyusun skripsi setelah pelaksanaan konseling realitas.
AKSELERASI PENCEGAHAN DAN PENURUNANSTUNTING MELALUI PENGUATAN PERAN TIM PENDAMPING KELUARGA (PELITA)DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA: PELATIHAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI DAN ANGKA KECUKUPAN GIZI BALITA
Gusriani, Gusriani;
Ridha, Andi Ahmad;
Cahyani, Reni Tri;
Wahida, Wahida;
Padlilah, Rahmi;
Umami, Nurrahmi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35334/jpmb.v8i2.5848
Stunting is a major public health issue in Indonesia, particularly in border areas where access to healthcare services is limited. This condition results from chronic malnutrition during the first 1,000 days of life, leading to impaired physical growth, brain development, and reduced intelligence and productivity in the future. Nunukan Regency, specifically in the Sebatik area of North Kalimantan, has a high stunting prevalence, reaching 30.5%, well above the national average.This program aims to accelerate stunting prevention and reduction by strengthening the role of Family Assistance Teams (TPK) through training on anthropometric measurement and the calculation of Nutritional Requirements (AKG) for infants. TPK plays a critical role in early detection of stunting risks and delivering appropriate nutritional interventions at the community level. The training includes awareness-raising, demonstrations, and hands-on practice in anthropometric measurement and the use of a Stunting Infant Nutritional Calculator. Evaluation results from pre-test and post-test assessments show a significant improvement in the knowledge and skills of TPK members. With improved competencies, TPK can provide more accurate nutritional advice to at-risk families, thus supporting national efforts to reduce stunting prevalence. This program is expected to contribute to the reduction of stunting rates in Nunukan Regency, especially in the Sebatik area of North Kalimantan
Gegar Budaya dan Motivasi Belajar pada Mahasiswa yang Merantau di Kota Makassar
Basri, Cici Namira;
Ridha, Andi Ahmad
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 25 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20885/psikologika.vol25.iss1.art1
Kesulitan beradaptasi di lingkungan baru membuat mahasiswa perantau mengalami gegar budaya yang menyebabkan motivasi belajar mahasiswa menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gegar budaya dan motivasi belajar pada mahasiswa perantau. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Subjek penelitian ini adalah 66 mahasiswa perantau berusia 19 – 22 tahun di Universitas X yang berasal dari luar provinsi Sulawesi Selatan yang diperoleh dari sembilan fakultas yang ada di Universitas X. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Gegar Budaya dan skala Motivasi Belajar. Hasil analisis data dengan uji korelasi Product Moment menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara gegar budaya dan motivasi belajar. Semakin tinggi gegar budaya yang dialami mahasiswa perantau maka semakin rendah motivasi belajarnya. Gegar budaya memiliki sumbangan efektif terhadap variabel motivasi belajar sebesar 5.80% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini menunjukkan pentingnya meminimalisir gegar budaya agar dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa yang merantau.Kata Kunci: gegar budaya, mahasiswa rantau, motivasi belajarCulture Shock and Learning Motivation among Out-Migration’s Students in MakassarAbstract. Difficulty in adapting in new environments makes out-migration’s students experience culture shock that decrease students’ motivation to learn. This study aims to determine the relationship between culture shock and learning motivation in out-migration’s students. The method took a quantitative research. Samples were obtained using cluster random sampling technique. The subjects of this study were 66 out-migration’s students from 19 – 22 years old at X University from outside the Province of South Sulawesi, obtained from nine faculties at X University. Data collection was done using Culture Shock scale and Learning Motivation scale. The results of data analysis with Product Moment correlation test shows that there is a negative relationship between culture shock and learning motivation. The higher of the culture shock experienced by out-migration’s students, the lower the motivation to learn. Culture shock has an effective contribution to the learning motivation variable of 5.80% and the rest is influenced by other factors. This indicate the importance of minimizing culture shock in order to increase the learning motivation among out-migration’s students.Keywords: culture shock, motivation to learn, out-migration’s studentsArticle History:Received 17 October 2019Revised 18 April 2020Accepted 30 May 2020