Artikel ini bertujuan meninjau ulang gagasan yang menyebut manuskrip Hikayat Muhamamd Hanafiyah yang beredar di Kepulauan Nusantara ke-16 mencerminkan kehadiran doktrin Syi’ah di kawasan tersebut. Peneliti menelaah karya sarjana yang menyebut bahwa manuskrip tersebut mengandung elemen ajaran Syiah seperti L.F. Brakel. Tiga elemen yang dianggap mencerminkan pengaruh doktrin Syi’ah seperti maqtal (pembunuhan Husain), imamah (kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husain), dan takfir (kebencian terhadap Yazid bin Mu’awiyah) ditinjau dengan dikomparasikan dengan pandangan teologi kalangan Muslim Sunni. Kesimpulan artikel ini, tiga elemen yang dianggap wujud ajaran Syiah tidak benar-benar mencerminkan ajaran Syi’ah karena kaum Sunni, yang sering diposisikan sebagai lawan Syi’ah, juga memiliki pandangan yang sama. Artinya, ketiga elemen sejatinya bukan tradisi khas Syi’ah. Di sisi lain, sejak abad ke-14, realitas historis-sosiologis masyarakat kawasan Kepulauan Nusantara menunjukkan dominasi aliran Sunni. Karenanya, penyebaran literatur yang beraroma Syi’ah merupakan upaya meminjam wacana atau setidaknya menunjukkan adanya kelompok minoritas di kawasan ini.