Kuswanto, Kuswanto
Department Of Agronomy, Faculty Of Agriculture, Universitas Brawijaya

Published : 52 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

KERAGAMAN JENIS SALAK BANGKALAN {Salacca Zalacca (Gaertner) Voss} MENGGUNAKAN PENANDA MORFOLOGI DAN ANALISIS ISOZIM Ariestin, Yuliamita; Kuswanto, Kuswanto; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.317 KB) | DOI: 10.21776/166

Abstract

Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi cukup besar dalam sektor pertanian khususnya salak. Keragaman tanaman salak yang ada di Kabupaten Bangkalan perlu diidentifikasi untuk melihat sifat dan keragaman genetik. Untuk tujuan pemuliaan tanaman salak, telah dilakukan penelitian identifikasi tanaman pada bulan Februari sampai bulan Maret 2014. Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan petani telah ditemukan enam jenis tanaman salak antara lain salak Apel, Bunter, Cocor, Kerbau, Penjalin, dan Senase. Jenis-jenis salak tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode morfologi dan isozim. Pengamatan morfologi kualitatif berdasarkan Radford (1986) dan Departemen  Pertanian  Rebuplik  Indonesia (2006), sedangkan analisis isozim menggunakan metode Wendel dan Weeden (1989) dan beberapa modifikasi menurut prosedur Fajriani (2008). Pengamatan morfologi dilakukan di Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan dan analisis isozim di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya Malang. Analisis isozim mengunakan enzim esterase dan peroksidase. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil dari 2 metode yang digunakan.  Berdasarkan karakter morfologi, salak Bangkalan memiliki jarak genetik sebesar 18-25%, sedangkan analisis isozim menghasilkan jarak genetik yang lebih longgar, yaitu 0-70%. Dua jenis enzim yang digunakan juga menunjukkan hasil yang berbeda. Enzim Esterase mempunyai pola pita yang sama. Sedangkan enzim Peroksidase menunjukkan keragaman. Berdasarkan enzim Peroksidase terdapat 3 variasi pola pita. Pola pita I adalah Apel, Bunter, dan Cocor, pola pita ke-II adalah Kerbau dan Senase dan pola pita ke-III adalah Penjalin. Keragaman genetik kultivar-kultivar salak tersebut sesuai dengan sifat salak Bangkalan yang menyerbuk silang sehingga keturunannya akan berbeda satu sama lain.Kata kunci : Salak Bangkalan, Salacca Zalacca (Gaertner) Voss, Morfologi kualitatif, Analisis Isozim.
ANALISIS DAYA GABUNG GALUR MANDUL JANTAN DAN HETEROSIS PADA 12 PADI HIBRIDA (Oryza sativa L.) Sholekha, Ummatus; Kuswanto, Kuswanto; Basuki, Nur
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.698 KB) | DOI: 10.21776/189

Abstract

Padi hibrida yang memiliki nilai heterosis tinggi merupakan hibrida unggul. Pemuliaan varietas hibrida memerlukan galur-galur murni yang unggul sebagai tetua. Pendugaan nilai daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK) mampu mengklasifikasikan kemampuan galur-galur murni dalam menghasilkan hibrida yang memiliki kombinasi dari tetua-tetuanya. Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui nilai DGU pada galur-galur mandul jantan (GMJ) dan DGK pada hibridanya, 2. Untuk mengetahui nilai heterosis dan heterobeltiosis pada beberapa padi hibrida. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan meliputi 19 genotip yaitu 12 padi hibrida hasil persilangan 4 GMJ/3 penguji (restorer) beserta 7 tetuanya. Penelitian dilaksanakan di Desa Tunggulwulung, Lowokwaru, Malang dengan ketinggian + 450 mdpl, dan suhu rata-rata harian 23-290C. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 – Mei 2014. Berdasarkan hasil penelitian, karakter hasil dari gmj CGMJ14P02F menunjukkan nilai DGU terbaik, nyata, dan positif. Selain karakter hasil, nilai DGU positif dan nyata juga ditunjukkan pada jumlah gabah total per malai. Nilai DGK pada karakter hasil menunjukkan bahwa hibrida CGMJ14P02F/R114002R memiliki nilai DGK tertinggi dan nyata dan pada karakter lain, jumlah gabah isi per malai juga menunjukkan nilai nyata DGK. Nilai heterosis karakter hasil menunjukkan bahwa CGMJ14P02F/R114002R memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis terbaik dan didukung oleh tingginya nilai heterosis dan heterobeltiosis jumlah gabah isi per malai dan persentase gabah isi per malai. Kata kunci : Hibrida, Galur Mandul Jantan, Heterosis, Daya Gabung.
PENAMPILAN 12 FAMILI BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) F4 BERPOLONG UNGU Permatasari, Intan; Yulianah, Izmi; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.899 KB) | DOI: 10.21776/190

Abstract

Kacang buncis merupakan salah satu jenis kacang sayur yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Untuk menekan nilai impor sayuran polong-polongan, khususnya buncis, perlu adanya suatu peningkatan produksi dalam negeri, salah satunya dengan perakitan varietas unggul baru berdaya hasil tinggi dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan 12 famili buncis (Phaseolus vulgaris L.) F4 berpolong ungu. Bahan tanam yang digunakan ialah benih F4 yaitu 12 famili buncis polong ungu hasil persilangan tanaman buncis varietas introduksi dengan varietas lokal (GKCS-6, GKCS-54, GKCS-97, GKCS-108, GIPQ-12, GIPQ-23, GIPQ-35, GKPQ-12, GKPQ-19, PQGK-1, PQGI-169, dan MCS-13), dengan 5 tetua (2 introduksi yaitu Purple Queen (PQ) dan Cherokee Sun (CS), 3 lokal yaitu Gogo Kuning (GK), Gilik Ijo (GI), dan Mantili (M)). Bahan penelitian lain meliputi furadan, benlext, pupuk kandang ayam dan NPK (16:16:16), mulsa plastik hitam perak dan label nama famili. Penelitian disusun tanpa menggunakan rancangan percobaan. Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani yang terletak di Desa Kajang Lor Kecamatan Junrejo, Kabupaten Batu. Penelitian dilaksanakan pada Januari sampai dengan April 2014. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penampilan 12 famili F4 buncis polong ungu yang seragam dalam tipe pertumbuhan merambat, warna batang ungu, warna bunga ungu, dan warna polong ungu tua, yaitu famili PQGK-1, PQGI-169 dan GIPQ-35. Famili buncis polong ungu dalam kriteria keragaman genetik rendah yaitu antara 0 - 22% pada famili PQGK-1, PQGI-169 dan GIPQ-35. Kata kunci: Kacang Buncis, Famili, Keragaman, Penampilan.
AND AGRONOMICAL CHARACTERS ON 18 SELECTED GENOTYPES OF BAMBARA GROUNDNUT (Vigna Subterranea (L.) VERDCOURT) Ning Fias, Nofita Ayu; Purnamaningsih, Sri Lestari; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.675 KB) | DOI: 10.21776/195

Abstract

In Indonesia, bambara groundnut (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) is an unpopular and minor crops, but it has an important role in the food diversification program. Bambara groundnut contains high carbohydrate and protein with relatively low fat. Recently the demand of bambara groundnut began to increase the imbalance between supply and demand is an excellent chance to develop this crop. An effort to increase crop production through plant breeding programs require genetic variability of plant populations. The purpose of this research is to determine variability of morphological and agronomical characters on 18 selected genotypes of bambara groundnut. This research was conducted at the experimental field state on Jatikerto of Agriculture Faculty, University of Brawijaya, Malang. Research began December 2013 until May 2014. The research using a Randomized Complete Block Design (RCBD) with three replications. The materials used 13 local genotypes come from Sumedang, Lamongan, Bangkalan and introduction genotypes from University of Kasetsart Thailand. The result of this research show that there were different variability of morphological character, except characters of pod shape and pigmentation on wings and banner flower. While there were different variability of agronomical characters, except characters of number of leaves. The value of genetic variability coeffisient on all characters were low, while the value of phenotip variability coefficient only in character results was quite high. Keywords: Bambara Groundnut, Variability, Morphological, Agronomical.
PENGARUH PEMBERIAN PYRACLOTROBIN TERHADAP EFISIENSI PENYERAPAN NITROGEN DAN KUALITAS HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merr.) Mansur, Mansur; Ashari, Sumeru; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.497 KB) | DOI: 10.21776/218

Abstract

Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) adalah tanaman kacang-kacangan (Leguminosae) yang menjadi komoditas tanaman pangan penting karena tingginya kandungan protein. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pyraclostrobin terhadap efisiensi penyerapan nitrogen, pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman kedelai.  Bahan penelitian yang digunakan adalah benih kedelai varietas wilis, pyraclostrobin dan pupuk urea 46% N. Rancangan yang digunakan adalah rancangan tersarang yang terdiri dari dua faktor, yaitu aplikasi pyraclostrobin (P) dan dosis nitrogen (N). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan nitrogen tersarang dalam pyraclostrobin (N/P) memberikan hasil yang berbeda nyata pada semua parameter pengamatan yang dilakukan. Pemberian pyraclostrobin dapat meningkatkan efektifitas penyerapan nitrogen pada tanaman kedelai, hal terlihat dari tanaman kedelai yang diamati selama penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang diaplikasikan pyraclostrobin hanya mem-butuhkan pupuk nitrogen sebesar 40 kg/ha untuk memperoleh hasil yang maksimal, sedangkan dosis anjuran tanaman kedelai adalah 50 kg/ha. Nilai efisiensi pemberian pyraclostrobin terhadap penyerapan unsur hara nitrogen berkisar antara 13,11 % hingga 37,96 % pada semua parameter pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Kata kunci: Pyraclostrobin, Penyerapan nitrogen, Efisiensi nitrogen, Glycine max (L.) Merr.
EVALUATION OF GENETIK PURITY ON 20 GENOTYPES OF BAMBARA GROUNDNUT (Vigna subterranea L. Verdcourt) SELECTED FROM SINGLE SEED DESCENT MORPHOLOGICAL CHARACTERS Arif, Ainin; Kendarini, Niken; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.043 KB) | DOI: 10.21776/277

Abstract

Bambara groundnut (Vigna subterranea L. Verdcourt) is a leguminous plant that originate from African and has been cultivated in others Countries. In Indonesia, especially in ​​Bogor (West Java), it is known as “Kacang Bogor”, while in Gresik (East Java) it is known as “Kacang Kapri”. Important issue in development of Bambara Groundnut local lines was a genetic diversity, so that they need to be purified in order to develop a new variety or as a parent crosses. This research was conducted in research station of Agricultural Faculty, Brawijaya University, in Jatikerto Village, Malang Regency on May until September 2014 and using single plant method so the observation was due to all individual plant. Material in this research was 20 genotypes of bambara groundnut by single seed descent. The result showed five population in genotypes CCC 1.4.1, SS 2.2.2, GSG 1.5, BBL 10.1 and CCC 1.1.1 have each a similarity coefficient more than 0,80 and 15 genotypes had a similarity coefficient less than 0,80, it can be continued with the second selection of Single Seed Descent. The character of days of first flowering and harvest age in 20 genotype had a low variability, while in number of flower character, number of pods per plant and fruit set, it had a low, medium and high variability. Genotype BBL 10.1 and GSG 1.5 have a similarity coefficient more than 0,80 and have potential on yield components which is based on early maturity, high number of pods per plant and high fruit set.
RESPON ENAM GENERASI KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP PEMBERIAN PYRACLOSTROBIN DI DATARAN MEDIUM Setiawan, Hans Kurnia; Ainurrasyid, Ainurrasyid; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 7 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.034 KB) | DOI: 10.21776/325

Abstract

Kentang ialah salah satu tanaman yang dibudidayakan karena kaya akan karbohidrat, mineral dan vitamin. Pyraclostrobin merupakan fungisida sis-temik yang berbentuk emulsi yang dapat larut dalam air, yang berfungsi sebagai pemicu pertumbuhan dan hasil tanaman. Selain sebagai fungisida, Pyraclostrobin dapat digunakan sebagai tambahan unsur hara bagi tanaman karena Pyraclostrobin juga mengandung unsur nitrogen (N) dan klor (Cl) yang diperlukan tanaman. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji respon beberapa generasi umbi bibit kentang yang berbeda terhadap pemberian Pyraclostrobin pada hasil produksi tanaman kentang. Penelitian ini menggunakan rancangan tersarang dengan 2 faktor. Factor pertama ialah Pyraclostrobin ( P),terdiri dari P0 : dosis 0 ml ha-1 dan P1: dosis 400 ml ha-1. Sedangkan factor kedua ialah 6 generasi umbi bibit kentang yang terdiri dari G0, G1, G2, G3, G4, G5. Hasil tertinggi yang didapatkan pada aplikasi pyraclostrobin terhadap bobot umbi ialah generasi 2 dengan berat 1168.93 gram pertaman.
ANALISIS KEKERABATAN 22 GALUR KACANG BOGOR (Vigna subterranea L. Verdcourt.) MENGGUNAKAN TEKNIK RAPD (RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA) Saraswati, Ika Dyah; Kuswanto, Kuswanto; Damanhuri, Damanhuri; Sugiharto, Arifin Noor
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/383

Abstract

Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif diversifikasi pangan dalam kelompok kacang-kacangan karena nilai gizinya tidak kalah dengan jenis kacang-kacangan lainnya. Pengembangan dan perbaikan produksi kacang bogor dapat dilakukan salah satunya melalui perbaikan potensi genetik. Keragaman genetik yang tinggi penitng dalam perakitan varietas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kekerabatan 22 galur kacang bogor menggunakan teknik RAPD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan primer polimorfik dan mengklarifikasi adanya hubungan kekerabatan antar aksesi-aksesi kacang bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22 galur kacang bogor yang berasal dari Lamongan, Cianjur, Bangkalan, Gresik dan Sumedang dan 31 primer RAPD. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013-September 2014 di Laboratorium Sentral Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Hasil analisis polimorfisme primer tunggal menunjukkan persentase yaitu OPA-07 16,67%, OPD-20 23,08%, OPL-12 7,14%, dan primer gabungan OPA-07xOPL-12 36,36%, OPD-20xOPC-02 11,11%. Rata-rata polimorfisme 18,87%. Koefisien kemiripan terkecil 0,9492 antara galur CCC1.5 dengan galur lainnya. Koefisien kemiripan terbesar 1,0 terdiri atas empat kelompok yaitu antara galur BBL6.1.1, BBL6.2.1, BBL6.3.1, dan BBL10.1, antara galur JLB-1, TKB-1 dan GSG3.2.1, antara galur SS3.1.2, SS3.2.2 dan SS4.3.2 dan antara galur CCC1.4.1 dan SS6.3.2. Pimer terpilih yaitu 3 primer tunggal dan 2 primer campuran menunjukkan polimorfisme sekitar 18,87%. Koefisien kemiripan 22 galur kacang Bogor yang diteliti antara 0,9492-1,00. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman antar galur yang diujikan rendah.
STUDI VIABILITAS POLEN MELALUI SILANG DIRI PADA TIGA GENOTIPE TANAMAN KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus) Pratiwi, Wahyunita; Kuswanto, Kuswanto; Purnamaningsih, Sri Lestari
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/396

Abstract

Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) ialah tanaman Leguminosae asal Indonesia bagian timur. Satu dari cara untuk meningkatkan produksi kecipir ialah dengan dilakukannnya hibridisasi yang bertujuan memperoleh varietas tanaman kecipir yang memiliki kualitas unggul. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan polinasi salah satunya ialah pengelolaan polen. Pengelolaan polen bermanfaat dalam pengembangan produksi kecipir, diantaranya menjamin ketersediaan polen jika sewaktu-waktu diperlukan, menjamin keamanan koleksi plasma nutfah, dan mempertahankan viabilitas polen tetap tinggi sampai periode simpan tertentu. Karena itu polen harus dipanen pada saat viabilitasnya tinggi dan dipertahankan tetap tinggi selama pengolahan dan penyimpanan sampai saat akan digunakan. Penelitian ini tidak menggunakan rancangan lingkungan. Perlakuan terdiri dari tiga genotipe dan lima lama penyimpanan polen, sehingga diperoleh 15 kombinasi perlakuan. Pengujian data menggunakan uji t. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Jatikerto, Malang, Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, pada bulan Januari 2015 hingga Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap parameter viabilitas polen, presentase bunga menjadi buah, panjang polong, jumlah biji perpolong dan perecambahan benih. Sedangkan genotipe tidak berpengaruh nyata.
PENGELOMPOKAN 30 KULTIVAR PISANG (MUSA SPP.) BERDASARKAN GENOM DAN HUBUNGAN KEKERABATANNYA Fitriyah, Arifatul; Ariyanti, Esti Endah; Damanhuri, Damanhuri; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.65 KB) | DOI: 10.21776/415

Abstract

Di Indonesia tanaman pisang mudah dijumpai karena adaptasinya yang baik. Laporan Tahunan Kementerian Pertanian Indonesia tahun 2004-2012 menunjukkan nilai ekspor pisang lebih rendah dibandingkan nilai impornya. Hal tersebut disebabkan produk pisang dalam negeri belum mampu menandingi kualitas pisang dari luar negeri baik itu disebabkan oleh teknik budidaya, penanganan hama penyakit, panen, ataupun pengelolaan pasca panen. Tujuan penelitian ini adalah mengelompokkan 30 kultivar pisang koleksi Kebun Raya Purwodadi (KRP)  berdasarkan genom dan mendapatkan hubungan kekerabatannya. Penelitian dilaksanakan di Kebun Koleksi Pisang-KRP Pasuruan mulai bulan Februari-Mei 2015. Pengamatan dilakukan pada 30 kultivar pisang yang telah memasuki fase generatif dengan metode observasi lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima kelompok genom yaitu kelompok AA/AAA (M. acuminata var. tomentosa, Kreas, dan Grito), AAB (Rojo Marto, Rayap, Cici Hutan, Pulut, Susu, Kates, Blitung, Rojo Molo, Awak, Jambe, Jaran, Kayu, Usuk, Tanduk Hijau, Plembang, Berlin Kuning, Cici, Kongkong, Rojo Glintung, dan Brentol Warangan), AB (Mas Mirah, Rojo Siem, Sobo Awu, Ebung, dan Rojo Bandung), kelompok ABB (Klutuk),  kelompok BB (Klutuk Wulung). Hubungan kekerabatan berdasarkan 70 karakter membagi 30 kultivar pisang menjadi dua kelompok besar dengan nilai koefisien kemiripan 62–84%. Hal tersebut menunjukkan hubungan kekerabatan yang dekat pada 30 kultivar pisang yang diamati. Hubungan kekerabatan terdekat yaitu pisang Kongkong dengan Brentol Warangan, M. acuminata var. tomentosa dengan Grito, Klutuk dengan Klutuk Wulung pada koefisien 84%.