Claim Missing Document
Check
Articles

Regenerasi Kedelai (Glycine max L. Merr) Hasil Iradiasi Sinar Gamma Nisa, Masayu Nessya Khoirun; Lestari, Endang Gati; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 12 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1046

Abstract

Produksi kedelai masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat di Indonesia. Salah satu upaya meningkatkan produksi kedelai adalah dengan penggunaan varietas unggul dan ekstensifikasi pada lahan kering. Pemuliaan mutasi in vitro merupakan salah satu cara mendapatkan varietas unggul melalui perbaikan sifat yang diinginkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui media terbaik guna meregenerasi planlet kedelai hasil iradiasi sinar Gamma 4. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2017 di laboratorium biologi sel dan jaringan dan rumah kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, Bogor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan iradiasi sinar gamma 4 Gray. Dari hasil analisis data kombinasi media MS+BA 0,5 mg/l+Kin 0,1 mg/l merupakan media regenerasi terbaik. Terdapatpengaruh dari perlakuan iradiasi sinar Gamma 4 Gray terhadap penurunan pertumbuhan kedelai varietas Grobogan, Wilis dan Dering 1. Serta didapatkan 14 planlet kedelai yang berhasil diaklimatisasi.
Eksplorasi Pisang (Musa sp.) sebagai Sumberdaya Genetik Lokal Unggul di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Sirait, Ardi Wiranata; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1095

Abstract

Pisang (Musa sp.) merupakan tanaman hortikultura yang memiliki hasil produksi tinggi dibandingkan dengan komoditas hortikultura lainnya. Salah satu daerah yang memberikan kontribusi produksi pisang Indonesia adalah Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus yang memiliki topografi dari dataran rendah sampai dengan tinggi, sehingga tanaman pisang dapat tumbuh dengan optimal dan jenis tanaman pisang yang tumbuh dapat beranekaragam.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman pisang yang tumbuh di Kabupaten Tanggamus dan mengetahui persebaran pisang yang tumbuh di Kabupaten Tanggamus pada ketinggian tempat yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari sampai dengan Bulan Maret 2018 di Kabupaten Tanggamus yang terbagi kedalam 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kota Agung (dataran rendah), Kecamatan Pulo Pang-gung (dataran sedang) dan Kecamatan Gisting (dataran tinggi). Penelitian ini dilakukan secara eksploratif dengan menggunakan metode line transect yang dibagi berdasarkan penggunaan lahan sehingga akan terbentuk 9 garis transek dan 54 plot pengamatan. Berdasarkan hasil eksplorasi ditemukan 7 genotipe tanaman pisang yaitu pisang Janten, Muli Mas, Kepok, Ambon, Raja, Raja Sereh dan Tanduk. Berdasarkan analisi keaneka-ragaman, tiga kecamatan yang diamati memiliki indeks keanekaragaman tinggi dengan nilai H’>3. Jenis genotipe pisang yang memiliki sebaran terluas atau ditemukan di 3 kecamatan yang diamati adalah pisang Janten, Muli Mas, Kepok dan Ambon.
Pengaruh Berbagai Umur Panen dan Lama Waktu Curing terhadap Viabilitas Benih Melon (Cucumis melo L.) Cahyadiati, Mirna; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1106

Abstract

Tanaman melon (Cucumis melo L.)merupakan komoditas hortikultura yang banyak digemari oleh masyarakat. Produksi buah melon dan permintaan pasar terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini berdampak terhadap permintaan ketersediaan benih sebagai bahan tanam. Untuk mendapatkan benih bermutu tinggi, maka faktor kemasakan benih saat panen maupun perlakuan pasca panen memberi peran yang penting.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh berbagai umur panen dan lama waktu curing terhadap viabilitas benih melon. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan Bulan April 2018 di PT. BISI International Tbk Farm Karangploso Malang, disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial (RAKF). Faktor pertama ialah umur panen (P), terdiri dari P1: 25 HSP, P2: 30 HSP, P3: 35 HSP, dan P4: 40 HSP. Sedangkan faktor kedua ialah waktu curing(C), terdiri dari C1: 1 hari, C2: 4 hari, C3: 7 hari, dan C4: 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan umur panen dan waktu curing pada variabel bobot 1000 butir dan laju perkecambahan, sedangkan pengaruh yang diberikan oleh masing-masing perlakuan  menunjukkan hasil yang nyata pada seluruh variabel pengamatan.
Seleksi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Lokal Malang Rachmania, Nuzulul; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1109

Abstract

Tanaman bayam merah mengandung nilai gizi yang lebih baik dibandingkan dengan bayam hijau. Beberapa varietas bayam merah juga sudah dilepas. Sementara itu ada beberapa jenis bayam merah lokal Malang yang berdaun lebih besar selain tebal dan warnya merahnya lebih tua dibandingkan dengan varietas yang sudah dilepas. Seleksi bayam merah lokal Malang ini dimaksudkan untuk mendapatkan jenis yang kandungan gizinya lebih tinggi dibandingkan dengan bayam merah yang statusnya sudah varietas. Penelitian dilaksanakan di Desa Sidomulyo, Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada Juni 2017-Februari 2018. Materi penelitian terdiri dari 4 genotipa lokal Malang (LKM 1, 2, 3 dan 4) serta 6 varietas (Mira, Amaranth, Red, Delima, Baret Merah dan Rescha.   Untuk melihat potensi produksinya, dilakukan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok ulangan 3 kali. Parameter percobaan diuji dengan uji BNJ 5%. Selanjutnya pengamatan individu dilakukan unutk mengetahui nilai keragaman dan heritabilitasnya. Parameter percobaan yang diamatai antara lain tinggi tanaman, warna daun, umur berbunga, jumlah malai, jumlah cabang. Hasil analisis menyatakan bahwa dari karakter warna daun, umur berbunga,  analisis nilai antosianinnya, jenis LKM 2, 3 dan 4 disarankan untuk diteliti lebih lanjut karena nilainya yang tidak berbeda dengan varietas yang sudah dirilis pemerintah.
Analisis Klaster Durian (Durio zibethinus Murr.) Unggul Lokal di Kecamatan Kasembon Bayu, Eko Muhammad; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1184

Abstract

Durian merupakan tanaman buah yang populer. Tanaman ini memiliki karakter morfologi yang beraneka ragam. Karakter yang beraneka ragam tersebut dapat digunakan untuk mengklasterkan durian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui  pengklasteran durian di Kecamatan Kasembon berdasarkan karakter morfologi buah. Hipotesa penelitian ini adalah durian di Kecamatan Kasembon pada karakter morfologi buahnya mengelompok berdasar-kan karakter tertentu. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang pada bulan Februari-Maret 2018. Bahan yang digunakan adalah buah durian unggul lokal dan kuisioner karakterisasi. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah penggaris, kamera digital, timbangan digital, tusuk gigi, pisau, alat tulis, colour chart dan  kain abu-abu. Penelitian menggunakan metode deskriptif. Data hasil karakterisasi dianalisis menggunakan software NTSYS. Hasil penelitian di Kecamatan Kasembon menunjukkan bahwa buah durian unggul lokal di Kecamatan Kasembon mengelompok menjadi 2 klaster. Klaster 1 terdiri dari 2 durian, yaitu durian Klenting Kuning dan Brojo. Klaster 2 terdiri dari 2 durian, yaitu durian Lima Ratus dan Duri In.
Karakterisasi dan Analisis Kekerabatan 16 Aksesi Koro Lokal Nisa, Amalia Khoirun; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1185

Abstract

Koro merupakan jenis tanaman polong-polongan yang menyebar di berbagai daerah di Indonesia dengan nama dan jenis yang berbeda-beda seperti koro pedang, koro kratok, koro benguk, koro uceng dan lain sebagainya.Kandungan gizi koro yang tinggi protein dan rendah lemakdapat menjadi alternatif bahan pangan untuk mensubstibtusi kedelai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakter morfologi koro serta mengetahui hubungan kekerabatan pada 16 aksesi koro.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2018 di ATP-UB Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan berupa 16 aksesi benih koro lokal yang diperoleh dari eksplorasi beberapa daerah antara lain Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Yogyakarta, Madiun, Tulungagung, Kediri dan Mojokerto.Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode petak tunggal yaitu dengan menanam 16 aksesi dalam satu populasi yang berbeda di lingkungan yang sama tanpa ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi dari 16 aksesi koro lokal memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Keunikan dan potensi tersebut dapat dilihat dari karakter kuantitatif dan kualitatif dari masing-masing aksesi. Analisis kekerabatan pada 16 aksesi koro menunjukkan kekerabatan yang dekat yaitu dengan koefisien kemiripan 0,658-0,952. Dendogram menunjukkan terdapat 5 kelompok yang mengelompok berdasarkan spesies yang sama yaitu Koro Benguk 1 dan Koro Babi 2 (Mucuna pruriens L.), Koro Krupuk 2 dengan Koro Krupuk 1 (Phaseolus lunatus L.), Koro 1 dengan Koro Sayur (Phaseolus lunatus L.), Koro 2 dengan Koro Uceng 1 (Dolichos lablab L.) dan Koro Uceng 2 dengan Koro Putih (Dolichos lablab L.). Kesamaan karakter yang dimiliki suatu spesies dapat menunjukkan kekerabatan meskipun berada dalam genus yang berbeda.
Evaluasi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor) Satriyono, Wahono; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 9 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1235

Abstract

Tanaman bayam merah menga-ndung nutrisi yang lebih baik dibanding-kan bayam hijau. Seleksi pendahuluan pada beberapa jenis bayam merah telah dilaksanakan. Penelitian tersebut meng-hasilkan 3 genotipe, yaitu lokal malang 1, 2 dan 3. Seleksi dilanjutkan dengan membandingkan produksi dan kandungan antosianin dari ke 3 genotipe tersebut. Varietas mira dijadikan pembanding, karena sudah tersedia luas di pasar. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, timbangan, Bahan tanam yang digunakan adalah antara lain Lokal Malang 1 (LKM 1), Lokal Malang 2 (LKM 2), Lokal Malang (LKM 3) dan Varietas Mira sebagai varietas pembanding. Hasil penelitian pada bayam merah menunjukkan nilai perhitungan KKF, KKG yang masih mempunyai keragaman tinggi. Sementara itu nilai heritabilitasnya masih kurang memenuhi syarat. Untuk itu maka penelitian ini masih harus dilanjutkan agar diperoleh nilai keragaman yang rendah dan nilai heritabilitas yang tinggi. Namun, kandungan antosianin dari ketiga genotipe yang diuji menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas mira. Warna merah daun Lokal Malang 2 dan 3 lebih gelap dibandingkan Lokal Malang 1.
Analisis Sidik Lintas antara Sifat Fenotipe Komponen Hasil terhadap Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Putri, Regita Syahkirana; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 10 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1258

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu komoditas unggulan hortikultura yang penting. Tingkat konsumsi bawang selalu meningkat, namun produksi bawang merah rendah. Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah mengambil kebijakan impor. Namun kebijakan tersebut belum dikatakan solutif dikarenakan hal tersebut dapat mengakibatkan bawang merah dalam negeri kurang diminati. Maka dari itu perlunya ditingkatkan daya hasil serta mutu bawang merah yang baik. Hubungan antar karakter tanaman memiliki peran penting pada pemuliaan tanaman. Hasil korelasi antar karakter dapat membantu dalam seleksi tanaman untuk produksi yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan Mengetahui kriteria seleksi melalui komponen hasil yang efektif melalui analisis korelasi dan sidik lintas pada tanaman bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.pada bulan Sepetmber – Desember 2018. Metode yang di-gunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)dengan 1 perlakuan yaitu 5 varietas (Batu Ijo, Bima Brebes, Mentes, Super Phillip, dan Tajuk) dan 3 ulangan. Karakter pengamatan terdiri dari 8 karakter kuantitatif dan 5 karakter kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan hasil panen bawang merah berkorelasi positif atau diikuti peningkatan tinggi tanaman, diameter umbi, jumlah daun, dan jumlah anakan. Serta karakter diameter umbi memberikan pengaruh langsung terhadap hasil tanaman bawang merah. Dapat disimpulkan juga bahwa dari ke 5 varietas tersebut, varietas super Phillip merupakan varietas yang hasilnya terbaik.
Pengaruh Perbedaan Umur Panen Terhadap Viabilitas Benih Tiga Varietas Terung (Solanum melongena L.) Khoiruddin, Ahmad; Santoso, Budi; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 11 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1263

Abstract

Benih terung yang diterima petani tidak selalu memiliki viabilitas yang tinggi, hal ini terjadi dikarenakan benih yang dipanen tidak tepat pada masa masak fisiologisnya.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur panen terhadap mutu benih dan umur panen panen terbaik pada tiga varietas terung. Penelitian ini dilaksanakan di PT BISI Internasional Tbk. Farm Karangploso, Malang, Jawa Timur  sejak bulan Februari sampai September 2018. Bahan tanam yang digunakan adalah tetua benih tiga varietas terung EP1001 (hijau), EP1007 (putih), dan EPC10350 (ungu gelap). Data yang diperoleh dianalisa dengan analisis regresi kuadratik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat perbedaan pengaruh umur panen pada tiga varietas terung yang diteliti dan setiap varietas terung memiliki umur panen terbaik yang berbeda-beda. Secara umum perlakuan V1U3 (EP1001 dengan umur panen 60 HSP) menghasilkan viabilitas paling unggul dibandingkan perlakuan lain.  Umur panen terbaik untuk menghasilkan viabilitas paling optimum diduga pada umur 60 hari 11 jam untuk Varietas EP1001 (hijau), umur 57 hari 1 jam untuk Varietas EP1007 (putih), dan umur 62 hari 14 jam untuk Varietas EPC10350 (ungu gelap).
Uji Multilokasi Beberapa Genotipe Melon (Cucumis melo L. var. Makuwa) di Tiga Wilayah Handayani, Diah Rusita; Ashari, Sumeru
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 11 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1267

Abstract

Melon merupakan salah satu tanaman hortikultura buah-buahan dari famili Cucurbitaceae dan memiliki nilai ekonomi dan prospek yang menjanjikan. Menurut Badan Statistik Nasional Tahun 2017, produksi buah melon mengalami penurunan dari tahun 2014-2016 dari 150.356 ton/ha pada tahun 2014, 137.887 ton/ha pada tahun 2015 dan 117.344 ton/ha pada tahun 2016. Usaha peningkatan produksi melon dapat dilakukan melalui perbaikan teknologi buddidaya seperti meeningkatkan produksi benih unggul melon di lahan-lahan potensial yang masih tersedia. Penelitian dilaksanakan di 3 lokasi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan faktor tunggal yaitu genotipe. Parameter pengamatan kualitatif meliputi bentuk batang, warna batang, bentuk daun, warna daun, warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, warna kepala putik, warna benag sari, bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah, rasa daging buah, bentuk biji dan warna biji. Parameter pengamatan kuantitatif meliputi umur mulai berbunga, umur panen, tebal daging buah, lebar rongga buah, kadar kemanisan, berat buah per plot, berat per buah dan hasil buah per ha. Data pengamatan dilakukan menggunakan analisis ragam (ANOVA) atau Uji F hitung. Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil percobaan menunjukkan adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan pada variabel pengamatan berat buah per plot, tebal daging buah, kadar kemanisan, hasil buah per ha dan umur panen. Genotipe BME 2802 menunjukkan hasil paling tinggi dibandingkan genotipe BME 4140, BME 2800 dan varietas pembanding Silver Light.
Co-Authors Abidin, M Sulhan Adiredjo, Afifuddin Latif Affandi Affandi Afsari, Meilani Ahmad Khoiruddin Aisyah Devita Larasati Aisyah, Diah Nur Amalia Khoirun Nisa Aminatus Sholikah Amirul Ghoffar Andy Soegianto Anis Andrini, Anis Anita Firdaus Aprilia, Gethar Windi Ardi Wiranata Sirait Ariestin, Yuliamita Arifin Noor Sugiharto Arifin Noor Sugiharto Baiq Dina Mariana Baiq Dina Mariana Bambang Tri Rahardjo Bayu, Eko Muhammad Bayu, Eko Muhammad Bobby Polii Budi Santoso Budi Waluyo Cahyadiati, Mirna Catur Suciari Kurnia Damanhuri Damanhuri Damanhuri Damanhuri Darmawan Saptadi Devi Cinintya Sarashati Dewi, Rendri Puspita Diah Nur Aisyah Diah Rusita Handayani Didik Hariyono Dyas Dyasmita Putri Edwin Widiatmoko Eko Muhammad Bayu Endang Gati Lestari Faidah, Ahmadah Farida Yulianti Farihul Ihsan Fathan, Naala Fatmawati, Triana Fauziah, Nikmatul Febriyani, Verayunita Gethar Windi Aprilia Ghoffar, Amirul Hadi, Shabrina Kusuma Handayani, Diah Rusita Hanif Fatur Rohman Hari Rifa’i Hasana, Maulida Uswatun Indaryani, Patricia Martina Kusuma Irfan Budhi Satriawan Izmi Yulianah Kenanga Arum Novi Salasa Khaton Fajar Setyawan Khoiruddin, Ahmad Kristianti, Ira Icha Kukuh Arif Wcaksana Kuswanto Kuswanto Kuswanto, Kuswanto Lestari, Endang Gati Lita Soetopo Lulu Lazimatul Khoiriyah M Sulhan Abidin Mansur Mansur Mansur, Mansur Mariana, Baiq Dina Mariana, Baiq Dina Marianus Marianus Masayu Nessya Khoirun Nisa Matatula, Erfina Anace Maulida Uswatun Hasana Maulidah, Nur Izzatul Meilani Afsari Mirna Cahyadiati Naala Fathan Niken Kendarini Ninuk Herlina Nisa, Amalia Khoirun Nisa, Masayu Nessya Khoirun Novi Salasa, Kenanga Arum Nur Azima Nur Izzatul Maulidah Nuzulul Rachmania Oktaviana, Zella Patricia Martina Kusuma Indaryani Prananda, Fauzian Gilang Puput Pelita Putri Putri, Dyas Dyasmita Putri, Regita Syahkirana Rachmania, Nuzulul Rahmi, Yusvita Maulidia Ramadan, Vani Rizki Regita Syahkirana Putri Rendri Puspita Dewi Riady, Safarudin Slamet Rifa’i, Hari Rohman, Hanif Fatur Rosyadi, Naufal Luthfi Rosyita Sholihatin Safarudin Slamet Riady Santoso, Budi Saptadi, Darmawan Sarashati, Devi Cinintya Satriawan, Irfan Budhi Satriyono, Wahono Setyawan, Khaton Fajar Shabrina Kusuma Hadi Sholikah, Aminatus Sirait, Ardi Wiranata Sri Lestari Purnamaningsih Sukartini Sukartini Vani Rizki Ramadan Verayunita Febriyani Wahono Satriyono Wcaksana, Kukuh Arif Widiatmoko, Edwin Yuliamita Ariestin Yunita Triliestyana Yustikasari, Evita Dwi Yusvita Maulidia Rahmi Zamzamiyah, Ita Nabila Zella Oktaviana