Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

A Development of Attitudes of Religious Moderation Through Rewang Culture in Generation Z in Boyolali Gajah Demak Village Khoirunnisak, Itak; Mintarsih , Widayat; Algifahmy, Ayu Faiza
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 21 No 02 (2024): Jurnal Al-Mutharahah : Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM Institut Agama Islam Diniyyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v21i02.1026

Abstract

The aim of this research is to examine and describe how rewang culture can be a way to develop an attitude of religious moderation in generation Z. The research method used is a qualitative approach, as well as interviews and observation, as data collection techniques. Qualitative research aims to understand social phenomena through descriptions of words and language. This method involves in-depth interviews and observations with informants. Thus, qualitative research allows researchers to understand human concepts, behavior and perceptions holistically. The results of this research show that rewang culture can be used as a way to develop attitudes of religious moderation in generation Z in Boyolali Village, Gajah District, Demak Regency, Central Java. Through rewang, generation Z will learn how to appreciate the various differences that exist in society. Starting from differences in social status, differences in beliefs, and other differences. Rewang culture has an important role in developing an attitude of religious moderation in generation Z. By inviting generation Z to actively participate in the implementation of rewang, we can create a more harmonious and united society. The existence of rewang also provides a sense of family and comfort in society.
Da'wah Cultural in Yogyakarta: Transformation Tradition Art Jathilan in Java Salsabiila, Aziizah; Algifahmy, Ayu Faiza; Safrodin, Safrodin
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 6 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v6i2.366

Abstract

This research discusses the transformation of Jathilan art in Yogyakarta as a form of cultural da'wah that integrates Islamic values into traditional Javanese art. Jathilan, which was originally known as a magical and mystical performance, has undergone an adaptation process to conform to Islamic teachings without losing its aesthetic essence and local cultural values. This transformation involves changes to performance elements, such as narration, music and costumes, by replacing magical elements with educational Islamic values. The role of the arts community, religious leaders and local communities is very important in this process, making Jathilan a relevant and easily accepted medium for preaching, especially by the younger generation. This research is a descriptive qualitative research using a phenomenological approach to understand in depth the transformation process of Jathilan art through the integration of sholawat elements. Data collection techniques in this research are observation, in-depth interviews, and documentation. The data analysis technique in this research is data reduction, presenting data in narrative form, and drawing conclusions. The results of this research show that Jathilan art is not just a performance that functions as entertainment, but also as a forum for conveying moral and spiritual messages that have a positive impact on the people who watch it. Elements of da'wah are instilled through prayer poetry, prayers and moral values contained in the performance. The existence of prayer poetry in Jathilan art provides the benefit of peace of mind and soul so that a person can avoid mental illness. Penelitian ini membahas transformasi kesenian Jathilan di Yogyakarta sebagai bentuk dakwah kultural yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam seni tradisional Jawa. Jathilan, yang awalnya dikenal sebagai pertunjukan bernuansa magis dan mistis, telah mengalami proses adaptasi untuk menyesuaikan dengan ajaran Islam tanpa menghilangkan esensi estetika dan nilai budaya lokalnya. Transformasi ini melibatkan perubahan pada elemen-elemen pertunjukan, seperti narasi, musik, dan kostum, dengan mengganti unsur-unsur magis menjadi nilai-nilai Islami yang mendidik. Peran komunitas seni, tokoh agama, dan masyarakat lokal sangat penting dalam proses ini, menjadikan Jathilan sebagai media dakwah yang relevan dan mudah diterima, terutama oleh generasi muda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi untuk memahami secara mendalam proses transformasi kesenian Jathilan melalui integrasi unsur sholawat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu dengan reduksi data, penyajian data berbentuk narasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan seni Jathilan tidak hanya sekedar pertunjukan berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai wadah penyampaian pesan moral dan spiritual yang memberikan dampak positif pada masyarakat yang menontonnya. Unsur-unsur dakwah ditanamkan melalui syair sholawat, doa, dan nilai moral yang terkandung dalam pertunjukan. Adanya syair sholawat dalam kesenian Jathilan memberikan manfaat ketentraman hati dan jiwa sehingga seseorang terhindar dari penyakit mental.
Islamic Counseling Guidance Strategy in Preventing Gender-Based Domestic Violance / Strategi Bimbingan Konseling Islam dalam Mencegah Kekerasan dalam Rumah Tangga Berbasis Gender Ulfa, Handini Marliana; Algifahmy, Ayu Faiza
Al-Hiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol. 13 No. 1 (2025): Januari-Juni
Publisher : Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/alhiwar.v13i1.14394

Abstract

The increasing number of people in the National Commission on Violence Against Women report in 2024 as many as 4,178 affected by domestic violence (KDRT) especially in the context of gender, one effective method to prevent gender-based domestic violence is the Islamic counseling guidance approach. This study investigates the best Islamic counseling guidance method to prevent domestic violence. This research was conducted by conducting library research by exploring journals, books, and reference sources that are relevant to the research topic. Focus on Islamic literature related to marriage, the rights and obligations of husband and wife, and Islamic values ​​that are relevant to the prevention of Domestic Violence (KDRT). The results of the study indicate that there are several Islamic counseling guidance strategies that can be applied, including: instilling the values ​​of gender equality and anti-violence through an Islamic approach, family counseling with an Islamic approach to resolve conflicts, building healthy communication, empowering women's economy to increase independence and reduce dependence, and the formation of community and religious-based support groups through counseling services, health education, family health posts, routine study groups, social activities and humanitarian assistance. The results of this study provide knowledge for counseling practitioners and related parties on how to prevent domestic violence that is sensitive to gender and Islamic values ​​in the form of pre-marital counseling and education, Islamic counseling services, training for religious leaders, and spiritual guidance which are effective means of building awareness, changing behavior, and strengthening family resilience.
Implementasi Model Konseling Komprehensif Berbasis Pesantren Kibtiyah, Maryatul; Rokhmatika, Nailu; Komarudin, Komarudin; Algifahmy, Ayu Faiza; Khasanah, Rosa Maulida
Coution: Journal Counseling and Education Vol. 5 No. 1 (2024): Coution
Publisher : Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/coution.v5i1.1811

Abstract

Pesantren merupakan lembaga Pendidikan yang memberikan pembelajaran full 24 jam. Pesantren menjadi wadah pembentukan karakter bagi para santri dengan penanaman nilainilai agama yang luhur. Pembelajaran full 24 jam mengharuskan santri mampu membagi waktu dengan baik, namun tak jarang hal ini menjadi salah satu problematika bagi para santri, terutama santri baru dalam proses penyesuaian diri. Aktivitas dan kegiatan yang padat sering menjadikan santi mengalami beberapa problematika yang mengakibatkan santri memilih untuk meninggalkan pesantren. Penyesuaian diri menjadi problematika tertinggi dengan prosentase 43%. Data ini diperoleh melalui need assessment pada 300 santri yang digunakan sebagai sampel. Problematika penyesuaian diri menjadi penting dalam pengentasan masalah pada santri. Salah satunya melalui pemberian bantuan layanan konseling secara komprehensif yang sesuai dengan nilai-nilai dan budaya pesantren. Bantuan layanan konseling bertujuan sebagai penanganan problematika santri berkaitan dengan penyesuaian diri baik pada aspek akademik maupun social. Layanan konseling komprehensif memberikan bantuan secara menyeluruh dengan melibatkan seluruh elemen pondok pesantren seperti kyai, asatid dan astaidzah, orang tua dan teman-teman disekitar tempat tinggal santri dan menggunakan nilainilai budaya pesantren agar santri dapat mengadaptasi secara cepat dan tepat. Konseling secara komprehensif pada santri mengintegrasikan budaya pesantren yang mengamalkan nilai-nilai agama Islam yang diajarkan dipondok pesantren melalui integrasi ayat dan hadis yang disederhanakan dengan kehidupan sehari-hari secara sederhana. Pengintegrasian dilakukan untuk mengentaskan permasalahan yang sering dialami dalam pondok pesantren diantaranya; Bullying, penyesuaian diri, ekonomi dan akademik. Penggunaan layanan konseling komprehensif berbasis budaya pesantren memungkinkan konselor dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh pada santri dengan melibatkan seluruh steakholder yang ada di lingkungan pondok pesantren, sehingga mampu membantu santri lebih berkembang secara akademik dan mampu menyelesaikan masalah yang dialami secara mandiri dengan integrasi nilai-nilai budaya pesantren yang adaptif.
Pembelajaran General Life Skills Terhadap Anak Autis di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta Algifahmy, Ayu Faiza
Jurnal Tarbiyatuna Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran general life skills sebagai bagian dari model pendidikan merupakan salah satu studi yang ada di lembaga pendidikan dengan tujuan membantu manusia mengembangkan kecakapan hidupnya yang bermakna, baik secara individu maupun kelompok. Berkaitan dengan adanya pembelajaran general life skills pada siswa Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta, siswa dituntun untuk belajar guna mencapai kemajuan yang diharapkan. Mereka (siswa autisme) sangat memerlukan arahan, bimbingan, dan pendidikan yang intensif agar dapat tumbuh dan berkembang sehingga pada akhirnya mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Berdasarkan fenomena tersebut, maka tesis ini mengambil judul PEMBELAJARAN GENERAL LIFE SKILLS TERHADAP ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran general life skills di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta banyak materi, metode dan media yang dikembangkan. Beberapa materi, metode dan media seperti mengenalkan huruf-huruf, angka-angka, dan gambar menggunakan sistem pengenalan melalui lisan guru, melalui papan tulis yang dituliskan menggunakan spidol serta media audio dan visual seperti; mendengarkan musik, bernyanyi, menari, menonton film/ video. Dari berbagai metode yang dilakukan tersebut dapat mengembangkan kecakapan hidup umum (general life skills) siswa-siswa yang ada. Seperti halnya kemampuan personal, kemampuan berpikir, kemampuan sosial.