Residen narkoba sering mengalami gangguan kecemasan dan ketidakstabilan mental yang muncul akibat gejala serta dampak dari penyalahgunaan zat adiktif. Kondisi ini mendorong mereka untuk mencari ketenangan serta dukungan sosial dan spiritual sebagai bagian dari proses pemulihan. Salah satu pendekatan terapi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah Virtual Reality Spiritual Freedom Technique (VR-SEFT), yakni perpaduan antara pendekatan spiritual dan teknologi realitas virtual. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman residen narkoba sebelum dan sesudah menjalani terapi VR-SEFT, guna memahami perubahan yang terjadi baik secara psikologis maupun spiritual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif interpretatif. Data dikumpulkan melalui dua tahap, yaitu Focus Group Discussion (FGD) dengan enam petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar yang terlibat dalam program rehabilitasi, serta wawancara mendalam semi-terstruktur dengan delapan residen narkoba yang telah menjalani terapi VR-SEFT. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2023 di Lapas Kelas I Makassar, dengan menggunakan alat perekam dan catatan lapangan sebagai instrumen dokumentasi. Analisis data menghasilkan enam tema utama, yaitu: faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penggunaan narkoba; dampak fisik dan psikologis akibat penyalahgunaan; rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya narkoba; peran petugas kesehatan dan kepolisian dalam penanganan kecemasan; dampak positif terapi VR-SEFT terhadap kondisi psikologis dan spiritual residen; serta efektivitas dan potensi keberlanjutan terapi VR-SEFT dalam program rehabilitasi. Virtual Reality memiliki potensi besar sebagai media terapi inovatif yang efektif meningkatkan keterampilan psikologis dan spiritual residen narkoba, serta mendukung proses rehabilitasi dan pencegahan penyalahgunaan.