Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The Role of Judges in Dealing with Community Development Hasanudin, Maulana
Walisongo Law Review (Walrev) Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/walrev.2020.2.2.6597

Abstract

The purpose of this paper is to determine the role of the judge in facing the development of society. Judges are part of the important structure of the judicial power branch in Indonesia. Judicial power is an independent power to administer justice in order to uphold law and justice. Judges are given the power to judge. Judges have an important role as law enforcement officers in the law enforcement process in Indonesia, so they must pay attention to legal objectives. The role of the judge has consequences for the responsibility of the judge which is very heavy, where the judge has responsibility to one God, to the nation and state, to himself, to the law, to the parties and to society. Judges and society are elements that cannot be separated in a legal system. The judge is a product of the society and culture where he comes from and is. The function of the judiciary is to decide disputes between individuals and individuals, individuals and communities, even individuals or society and the state; forming or making a policy or policy.[]Tujuan penulisan ini adalah mengetahui peranan peranan hakim dalam menghadapi perkembangan masyarakat. Hakim merupakan bagian dari struktur penting cabang kekuasaan kehakiman di Indonesia. Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Hakim diberi wewenang untuk mengadili. Hakim memiliki peranan penting sebagai aparat penegak hukum dalam proses penegakan hukum di Indonesia, sehingga harus memperhatikan tujuan hukum. Peranan hakim memiliki konsekuensi terhadap pertanggungjawaban hakim yang sangat berat, dimana hakim memiliki tanggung jawab terhadap tuhan yang maha esa, terhadap bangsa dan negara, terhadap diri sendiri, terhadap hukum, terhadap para pihak dan terhadap mayarakat. Hakim dan masyarakat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dalam suatu sistem hukum. Hakim sebagai produk masyarakat dan budaya tempat dia berasal dan berada. Fungsi kehakiman adalah memutus sengketa antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, bahkan individu atau masyarakat dengan negara; membentuk atau membuat policy atau kebijakan.
Hermeneutika dalam Penafsiran Hukum Adat: Implikasi terhadap Hukum Ekonomi Syariah di Era Globalisasi Hasanudin, Maulana; Sururie, Ramdani Wahyu; Rizkia, Nabila Subur; Muslim, Dendi Ramdani
Al - Muamalat: Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 10 No 1 (2025): Al-Muamalat: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syari'ah
Publisher : IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/muamalat.v10i1.10218

Abstract

This article aims to analyze the role of hermeneutics in the interpretation of customary law and its implications for Sharia economic law in the era of globalization. This research contributes to revealing how hermeneutics can serve as an adaptive interpretative method to align customary law with the principles of Sharia economic law, ensuring its relevance in modern economic dynamics. This study is categorized as library research with a qualitative approach. The methodology used is a normative-juridical study. Hermeneutics in the interpretation of customary law functions as an interpretative method that ensures customary law remains relevant to social and economic developments without losing its identity. In the context of Sharia economic law in the era of globalization, hermeneutics enables the reinterpretation of customary law to align with Islamic economic principles, allowing it to adapt to the increasingly complex challenges of the global economic system.
Konsekuensi Pidana Dan Peran Kepolisian Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Sari, Yuliana Indah; Rohman, Abdul; Sulastri, Meti; Anugrah, Dikha; Ridwan, Inayatilah; Trimelawati, Reni; Fudika, Moza Dela; Kurniasih, Esy; Agung, RM. Hasbi Pratama Arya; Tarmedi, Emed; Kurniawan, Aszhari; Arifton, Arifton; Nova, Yuzon Sutrirubiyanto; Nandi, Nandi; Hasanudin, Maulana
ARSY : Jurnal Aplikasi Riset kepada Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025): ARSY : Jurnal Aplikasi Riset kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Al-Matani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/arsy.v6i3.1558

Abstract

Remaja adalah suatu siklus dari masa anak-anak menuju dewasa yang dimulai ketika berusia 12 tahun-18 tahun Remaja bukan lagi anak-anak secara jasmani, sikap, fikiran maupun tindakan, akan tetapi meraka juga bukan orang dewasa yang telah matang dalam segi pola pikirnya. Provinsi Jawa Barat saat ini sedang menghadapi tantangan serius terkait keamanan dan keselamatan sosial akibat meningkatnya aktivitas kriminal yang melibatkan kelompok remaja. Sebagaimana kasus yang terjadi di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat terjadinya aksi pencurian senilai Rp. 294,000,000 yang dilakukan oleh anak dibawah umur, lalu kasus di kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat terjadinya aksi pembacokan yang dilakukan oleh tiga anak dibawah umur yang berusia, 16 tahun, 14 tahun, dan 13 tahun. Kegiatan penyuluhan hukum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa siswi SMA Negeri Jatinangor Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat tentang konsekuensi pidana bagi remaja yang melakukan pelanggaran hukum, serta mengedukasi siswa siswa tentang peran kepolisian sebagai aparat penegak hukum untuk memberantas dan menanggulangi kenakalan remaja. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan dan Tahap Evaluasi, sementara yang menjadi kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa siswa siswi SMA Jatinangor yang sebelumnya tidak mengetahui konsekuensi pidana bagi remaja yang melakukan perbuatan pidana dan peran kepolisian dalam menanggulangi kenakalan remaja, setelah mengikuti penyuluhan tersebut, masyarakat mitra yakni siswa-siswi SMA Jatinangor akhirnya menjadi  tahu tindakan kenakalan remaja apa saja yang dapat dikenai sanksi hukum, dan peran kepolisian tidak hanya menghukum seseorang tetapi sebagai pengayom masyarakat.
Hermeneutika dalam Penafsiran Hukum Adat: Implikasi terhadap Hukum Ekonomi Syariah di Era Globalisasi Hasanudin, Maulana; Sururie, Ramdani Wahyu; Rizkia, Nabila Subur; Muslim, Dendi Ramdani
Al-Muamalat Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 10 No 1 (2025): Al-Muamalat: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syari'ah
Publisher : IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/muamalat.v10i1.10218

Abstract

This article aims to analyze the role of hermeneutics in the interpretation of customary law and its implications for Sharia economic law in the era of globalization. This research contributes to revealing how hermeneutics can serve as an adaptive interpretative method to align customary law with the principles of Sharia economic law, ensuring its relevance in modern economic dynamics. This study is categorized as library research with a qualitative approach. The methodology used is a normative-juridical study. Hermeneutics in the interpretation of customary law functions as an interpretative method that ensures customary law remains relevant to social and economic developments without losing its identity. In the context of Sharia economic law in the era of globalization, hermeneutics enables the reinterpretation of customary law to align with Islamic economic principles, allowing it to adapt to the increasingly complex challenges of the global economic system.
Analisis Minat Generasi Milenial Kota Samarinda dalam Investasi di Pasar Modal Syariah Hasanudin, Maulana; Mursyid, Mursyid
El-kahfi | Jurnal Ekonomi Islam Vol 5 No 02 (2024): economics and islamics economics
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Syariah Manna Wa Salwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58958/elkahfi.v5i02.350

Abstract

Investment in the capital market has developed significantly and has reached various segments of society. This includes the millennial generation, who possess good financial literacy and are now engaging in the capital market, particularly in Islamic capital markets. This research aims to assess the interest of the millennial generation in Samarinda in investing in Islamic capital markets. The study employs a qualitative research method with data collection through surveys. Data was gathered from a sample of 100 millennials in Samarinda, aged 28-44 years, who invest in Islamic capital markets. The findings indicate that the interest of millennials in Samarinda in investing in Islamic capital markets is quite high, with a score of 68.11%. The motivating factors include self-awareness, social support, and emotional security. To enhance millennial participation, strategies should focus on Islamic financial literacy, providing relevant investment products, and strengthening community engagement through events and discussion forums. By implementing these measures, millennial participation in Islamic capital markets can increase, supporting the growth of the Islamic economy in the region.
Reformulating Governor Elections between Popular Sovereignty and Government Effectiveness in Indonesia’s Decentralised System Hasanudin, Maulana; Neni Ruhaeni; Efik Yusdiansah; Nurul Chotidjah
Walisongo Law Review (Walrev) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/walrev.2025.7.2.27332

Abstract

This study comprehensively examines the design of gubernatorial elections in Indonesia within the framework of decentralisation, with a particular focus on balancing the principle of popular sovereignty and the demands of local government effectiveness. Through a normative legal approach, juridical-deductive analysis, and a comparative constitutional study of the United States, Germany, India, Brazil, and the Philippines, this article evaluates the impact of the current design of gubernatorial elections on these two pillars. The main findings show that while direct gubernatorial elections formally affirm popular sovereignty, their implementation is faced with various juridical and political challenges such as money politics, dynastic politics, and party cartelisation that significantly delegitimized the essence of such sovereignty and undermine the effectiveness of local governance. The comparative analysis offers a spectrum of subnational local government election models, from direct elections to parliamentary appointments, whose success depends largely on the socio-political and constitutional context of each country. Based on these findings, the research recommends a series of multi-faceted reforms that touch not only on the electoral mechanism, but also on campaign finance regulation, political party institutional strengthening, and electoral law enforcement, in order to realise an ideal gubernatorial election design capable of strengthening the quality of democracy and the effectiveness of local governance in Indonesia. Penelitian ini mengkaji secara komprehensif desain pemilihan gubernur di Indonesia dalam kerangka desentralisasi, dengan fokus utama pada upaya menyeimbangkan prinsip kedaulatan rakyat dan tuntutan efektivitas pemerintahan daerah. Melalui pendekatan hukum normatif, analisis yuridis-deduktif, dan studi perbandingan konstitusional terhadap Amerika Serikat, Jerman, India, Brasil, dan Filipina, artikel ini mengevaluasi dampak desain pemilihan gubernur saat ini terhadap kedua pilar tersebut. Temuan utama menunjukkan bahwa meskipun pemilihan langsung gubernur secara formal mengafirmasi kedaulatan rakyat, implementasinya dihadapkan pada berbagai tantangan yuridis dan politis seperti politik uang, politik dinasti, dan kartelisasi partai yang secara signifikan mendelegitimasi esensi kedaulatan tersebut dan melemahkan efektivitas pemerintahan daerah. Analisis komparatif menawarkan spektrum model pemilihan kepala daerah sub-nasional, dari pemilihan langsung hingga penunjukan parlementer, yang keberhasilannya sangat bergantung pada konteks sosio-politik dan konstitusional masing-masing negara. Berdasarkan temuan ini, penelitian merekomendasikan serangkaian reformasi multi-aspek yang tidak hanya menyentuh mekanisme pemilihan, tetapi juga regulasi pendanaan kampanye, penguatan institusi partai politik, dan penegakan hukum pemilu, guna mewujudkan desain pemilihan gubernur yang ideal, yang mampu memperkuat kualitas demokrasi dan efektivitas pemerintahan daerah di Indonesia. Keywords: Governor Election; Popular Sovereignty; Election System; Regional Head Election.
Pengaruh Demographic Diversity terhadap Risiko Perbankan di Indonesia Hubbansyah, Aulia Keiko; Hilmiyah, Nurul; Siswono, Safitri; Darmanto; Hasanudin, Maulana
Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 6 No. 6 (2025): Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (Oktober-November 2025)
Publisher : Dinasti Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jmpis.v6i6.6585

Abstract

Studi ini bertujuan menganalisis faktor keberagaman demografi pada kelompok dewan direksi terhadap perilaku berisiko perbankan di Indonesia. Dengan menggunakan metode Differences-In-Differences dan melibatkan 47 bank selama periode 2010-2023, studi ini menemukan bahwa penurunan rata-rata usia anggota dewan direksi secara signifikan meningkatkan perilaku berisiko perbankan. Sejalan dengan itu, meningkatnya representasi eksekutif perempuan dalam komposisi dewan direksi berkontribusi terhadap menurunnya perilaku berisiko perbankan. Ini mengindikasikan bahwa keberadaan perempuan di dewan bukan sekadar simbolik, melainkan memiliki dampak nyata. Di antara variabel kontrol, studi ini menemukan bahwa total aset dan rasio kecukupan modal yang lebih tinggi secara konsisten berkorelasi negatif terhadap risiko portofolio dalam semua regresi. Koefisien pertumbuhan PDB yang positif dan signifikan dalam beberapa regresi menunjukkan bahwa risiko portofolio cenderung bergerak secara pro-siklus.