Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Koneksi

Peran Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Anak Tjang, Stella; Setyanto, Yugih
Koneksi Vol. 7 No. 1 (2023): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v7i1.16047

Abstract

The Covid-19 outbreak has an impact on education where learning is done online. Parents get an additional role or task, namely being a companion for children in online learning. Therefore, effective communication must be established between parents and children. The author wants to know how the role of parents in improving children's achievement through interpersonal communication. Researchers use the theory of interpersonal communication according to Joseph DeVito, namely the existence of aspects of openness, empathy, support, positive attitude and similarity. Researchers conducted a qualitative method by conducting interviews with parents in this case the mother and child. In fact, interpersonal communicationplays an important role in improving children's achievement. In addition to support, openness, empathy, and a positive attitude, parents need to provide feedback or rewards during learning so that children feel valued. Wabah Covid-19 berdampak bagi pendidikan dimana pembelajaran dilakukan dengan secara online. Orang tua mendapatkan peran atau tugas tambahan yaitu menjadi pendamping anak dalam pembelajaran online. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif harus terbangun antara orang tua dan anak. Penulis ingin mengetahui bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan prestasi anak melalui komunikasi antarpribadi. Peneliti menggunakan teori komunikasi antarpribadi menurut Joseph DeVito yaitu adanya aspek keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif dan kesamaan. Peneliti melakukan metode kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap orangtua dalam hal ini ibu dan anaknya. Faktanya komunikasi antarpribadi berperan penting dalam meningkatkan prestasi anak. Selain dukungan, keterbukaan, empati, dan sikap positif, orangtua perlu memberikan timbal balik atau reward selama pembelajaran agar anak merasa dihargai.
Implementasi Pola Komunikasi dalam Membentuk Kohesivitas di Organisasi Kemahasiswaan Pradipta, William; Setyanto, Yugih
Koneksi Vol. 7 No. 2 (2023): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v7i2.21350

Abstract

This study examines the patterns of communication that occur in an organization in order to build solidarity. Researchers took a study at the Student Executive Board of the Faculty of Communication Sciences, Padjadjaran University. The methodology used is a qualitative methodology with data collection techniques through interviews, observation, and documentation collected by researchers. The theories used are organizational communication theory, leadership communication, communication patterns, and solidarity. After conducting the research, the researcher concluded that the communication process at BEM Fikom Unpad took place in three stages, namely primary, which means directly face-to-face. Then secondarily, through media or digital platforms, and lastly, circularly characterized by feedback. the communication model runs in a participatory manner with openness to opinions, criticism, and suggestions and the involvement of every individual in the organization. A star-shaped or overall communication pattern that allows each individual to be a continuous communicator and communicate. The process of good communication, openness, and empathy creates the same emotional experience and close trust in one another and has an impact on building a sense of belonging and high solidarity within the organization. Penelitian ini mengupas pola komunikasi yang terjadi pada suatu organisasi dalam rangka membangun kohesivitas. Peneliti meneliti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori komunikasi organisasi, komunikasi kepemimpinan, pola komunikasi, dan kohesivitas. Peneliti menemukan bahwa proses komunikasi pada BEM Fikom Unpad berlangsung dalam tiga tahap, yaitu secara primer, artinya secara langsung; secara sekunder, melalui media atau platform digital; dan yang terakhir, secara sirkular ditandai dengan adanya timbal balik. Model komunikasi berjalan secara partisipatif dengan adanya keterbukaan pendapat, kritik, dan saran serta keterlibatan individu dalam organisasi. Pola komunikasi berbentuk bintang atau menyeluruh yang memungkinkan setiap individu komunikator dan komunikan. Proses komunikasi yang baik, keterbukaan, dan empati menimbulkan pengalaman emosional yang sama dan kepercayaan satu sama lain yang erat dan berimbas terbangunnya rasa memiliki dan kohesivitas organisasi yang tinggi.
Pemanfaatan Event oleh Kementerian Pertanian untuk Memperkenalkan Usaha Pertanian pada Masyarakat Simanjuntak, Juniko; Setyanto, Yugih
Koneksi Vol. 7 No. 2 (2023): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v7i2.21425

Abstract

The study aims to describe and identify efforts by the ministry of agriculture's public affairs affairs to manage the inspirational kekinian talk-show (TIKTalk) to introduce agriculture to the public. The approach used in this study is a qualitative approach with case study methods and with data retrieval techniques through participative observations, interviews, documenting. The research site for the ministry of agriculture's sub section of inter-society relations and sub sections of libraries, exhibits, and demonstrations. The study shows that the pr of the ministry of agriculture in its public communication is using media programs as intermediaries with the aim of educating today's policies for the development of agriculture and encouraging people especially today's youth to pursue a further investment in agriculture and yet to be limited in performing its role asa communication facilitator, which is linked to signals. Sometimes refining social media platforms, weather conditions, and inconsistency in carrying out the event plan. Penelitian ini mendeskripsikan dan mengetahui upaya Biro Humas Kementerian Pertanian dalam mengelola acara Tani Inspiratif Kekinian Talkshow (TIKTalk) guna memperkenalkan usaha di bidang pertanian kepada masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus serta dengan teknik pengambilan data melalui observasi partisipatif, wawancara, dokumentasi. Lokasi penelitian ini pada Biro Humas Kementerian Pertanian Sub Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Sub Bagian Perpustakaan, Pameran, dan Peragaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Humas Kementerian Pertanian dalam penyampaian komunikasinya kepada publik menggunakan media acara atau event sebagai perantara dengan tujuan mengedukasi kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam bidang pertanian dan mengajak masyarakat khususnya anak muda untuk lebih mendalami usaha bidang pertanian.  Namun humas masih terbatas dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator komunikasi. Hal ini disebabkan persoalan sinyal, gangguan pada platform social media, kondisi cuaca, hingga tidak konsisten dalam menjalankan perencanaan acara.
Analisis Semiotika Representasi Maskulinitas Karakter Perempuan dalam Film Love and Leashes Putri Rossa, Aldila; Setyanto, Yugih
Koneksi Vol. 8 No. 1 (2024): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v8i1.27562

Abstract

In gender research, there are terms called masculine and feminine. In traditional environments, women are seen as more feminine characters who are restricted in expression. Meanwhile, the modern environment provides a platform for women to perform the roles they want. Men don't have to have a character, and women don't have to have a feminine character. This is shown in the Korean movie Love and Leashes, which attaches masculinity to female characters. This research uses a descriptive qualitative approach that refers to John Fiske's semiotic analysis method and is divided into three aspects: the level of reality, the level of representation, and the level of ideology. The results of this study show that there are messages of masculinity through female characters, which are conveyed through independent, assertive, and rational female figures. Masculinity is displayed in terms of appearance, shooting angle, and ideology that wants to be given in the movie. Dalam penelitian mengenai gender, ditemukan istilah yang disebut maskulin dan feminim. Di lingkungan tradisional, perempuan lebih dipandang sebagai karakter yang feminim namun terbatas dalam berekspresi. Sementara itu, lingkungan modern memberikan wadah bagi perempuan dalam menunjukkan peran yang diinginkannya. Laki-laki tidak harus berkarakter, Perempuan tidak harus memiliki karakter feminim. Hal itu ditunjukkan pada film Korea berjudul Love and Leashes yang justru melekatkan maskulinitas pada karakter perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang merujuk pada metode analisis semiotika John Fiske dan dibagi menjadi tiga aspek, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya penyampaian pesan maskulinitas melalui karakter perempuan, yang disampaikan melalui sosok perempuan yang mandiri, tegas, dan rasional. Maskulinitas itu diperlihatkan baik dari segi penampilan, sudut pandang kamera maupun ideologi yang ingin disampaikan dalam film.