Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Tatengkorang

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PEMANFAATAN WADAH PLASTIK DI KAMPUNG LAPANGO KECAMATAN MANGANITU SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Bajak, Chatrina Maria Agustina; Gansalangi, Ferdinand; Rambi, Christien Anggreini; Kasengke, Suniaty
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v5i1.356

Abstract

Saat ini ada 7 (tujuh) jenis wadah plastik yang beredar di masyarakat. Masing-masing diberi simbol pada setiap kemasannya. Beberapa bahaya yang dapat di timbulkan karena penggunaan plastik bagi kesehatan tubuh antara lain dapat menyebabkan kanker, gangguan sistem saraf, depresi, pembekakan hati, gangguan reproduksi, dan radang paru – paru. Selain menganggu kesehatan tubuh, plastik juga dapat menggangu ekosistem lingkungan, yaitu mengakibatkan banjir, menurunkan kesuburan tanah, menjerat hewan, meracuni makhluk hidup, pencemaraan air, dan polusi udara. Tujuan dilaksanakannya PKMS adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan wadah plastik yang benar. Jumlah partisipan yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan data saat pengabdian berjumlah 27 orang. Materi penyuluhan yang diberikan berupa pengetahuan tentang jenis-jenis plastik yang aman dan tidak aman untuk dipakai berulang, bagaimana mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan setiap hari, serta bagaimana mendaur ulang sampah plastik sekali pakai. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman responden sebelum penyuluhan 96 persen berada pada kategori cukup. Setelah penyuluhan hasil evaluasi menunjukkan 100 persen responden berada pada tingkat pemahaman kategori baik. There are 7 (seven) types of plastic containers circulating in society today which their symbols are on each packaging. The dangers posed by plastic to the health of the body are causing cancer, disrupting the nervous system, depression, liver tearing, reproductive disorders, and pneumonia. In addition to disrupting the health of the body, plastic also disrupts environmental ecosystems, resulting in flooding, lowering soil fertility, ensnaring animals, poisoning living things, water pollution, and air pollution.The purpose of the implementation of the program was to improve the public's understanding about the right utilization of plastic containers. The number of respondents who were in the data collection at the time was 27 people. Materials provided by the team were about the types of plastics those were safe and unsafe to use repeatedly and how to reduce the use of plastic and recycle plastic waste. The evaluation results showed that 96 percent increase in respondents' level of understanding prior to counseling. The evaluation results showed 100 percent of respondents were at a good category level of understanding.
RESTORASI MANGROVE BERBASIS KOMUNITAS PESISIR: PENYEMAIAN, MONITORING, DAN TANTANGAN EKOLOGI Rieuwpassa, Frets; Wibowo, Indra; Choesin, Devi Nandita; Gansalangi, Ferdinand; Tomasoa, Aprelia Martina; Sambeka, Yana; Nursatya, Safira Meidina; Wibowo, Arie; Balansa, Walter; Barlian, Anggraini
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v8i2.665

Abstract

As a collaborative effort between the School of Life Sciences (SITH) Institute Technology Bandung (ITB), Polnustar, and the people of Salurang, this community service aimed to restore the coastal area of Salurang village, Sangihe Islands, North Sulawesi, through various initiatives, including mangrove rehabilitation and sponge cultivation. This report specifically focuses on the propagation of 1,500 Rhizophora apiculata propagules to combat severe sedimentation from local mining and reclamation, which degraded the coastal area and reduced fish populations. Initial monitoring showed a 95.20% success rate for R. apiculata, later dropping to 78.87% due to plastic waste, animal disturbances, and tidal conditions. While the primary focus was on R. apiculata, the article also touched on the potential use of Calophyllum inophyllum, which successfully grew on different media for future restoration efforts. The monitoring process involved Polnustar and local residents tracking growth and survival every 30 days, with SITH ITB conducting more thorough checks 60 days after propagation. These activities, including guest lectures and hands-on training, significantly enhanced local conservation knowledge and environmental stewardship. The findings highlight the potential of mangrove restoration in Salurang village, demonstrating that coastal restoration is achievable with proper management, adaptive strategies, and active community engagement. Sebagai bagian dari kolaborasi antara Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB), Polnustar, dan masyarakat Salurang, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memulihkan wilayah pesisir desa Salurang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, melalui berbagai inisiatif, termasuk rehabilitasi mangrove dan budidaya spons. Artikel ini secara khusus berfokus pada propagasi 1.500 propagul Rhizophora apiculata untuk mengatasi sedimentasi berat akibat penambangan lokal dan reklamasi, yang telah merusak wilayah pesisir dan mengurangi populasi ikan. Pemantauan awal menunjukkan tingkat keberhasilan R. apiculata sebesar 95,20%, yang kemudian menurun menjadi 78,87% akibat sampah plastik, gangguan hewan, dan kondisi pasang surut. Meskipun fokus utama adalah pada R. apiculata, artikel ini juga menyinggung potensi penggunaan Calophyllum inophyllum yang berhasil tumbuh pada media yang berbeda untuk upaya restorasi di masa depan. Proses pemantauan melibatkan Polnustar dan warga setempat dalam memantau pertumbuhan dan kelangsungan hidup propagul setiap 30 hari, dengan SITH ITB melakukan pemeriksaan lebih mendalam 60 hari setelah propagasi. Kegiatan ini, termasuk kuliah tamu dan pelatihan langsung, secara signifikan meningkatkan pengetahuan konservasi lokal dan pengelolaan lingkungan. Hasil pengabdian masyarakat ini mengindikasikan potensi restorasi mangrove di desa Salurang, menunjukkan bahwa pemulihan pesisir berpotensi dicapai dengan manajemen yang tepat, strategi adaptif, dan keterlibatan aktif masyarakat