Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku Guna Memperlancar Proses Produksi Pupuk Organik (Studi Pada CV. Prolific Organik Muara Bungo) Dessy Marhandrie; Yasmir Yasmir; Fina Afriany; Adi Saputra
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 1, No 1 (2017): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.514 KB)

Abstract

Terkait masalah manajemen persediaan bahan baku di CV. Prolific Organik Muara Bungo peneliti menemukan fenomena-fenomena masalah yang diteliti adalah bahan baku pembuatan pupuk masih bergantung pada pemasok/masyarakat, belum adanya sistem manajemen persediaan yang digunakan oleh perusahaan, tidak adanya kerjasama tentang permintaan bahan baku kepada pihak pemasok dan belum adanya sistem manajemen persediaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, adapun yang menjadi populasi ialah Direktur dan seluruh karyawan beserta pelanggan CV. Prolific Organik Muara Bungo, dan metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposie Sampling (sampel bertujuan), sampel dalam penelitian ini sebanyak 8 (delapan) orang yang terdiri dari, direktur, wakil direktur, manager bagian bahan baku, dua orang karyawan bagian bahan baku, tiga orang pelanggan. Berdasarkan indikasi permasalahan yang terjadi dalam fenomena-fenomena di atas maka dengan ini CV. Prolific Organik Muara Bungo melakukan berbagai upaya dalam mengatasi hambatan yang terjadi diantaranya ialah adanya penyimpanan bahan baku supaya pembuatan pupuk tidak selamanya bergantung pada perusahaan pabrik, permintaan pupuk organik oleh konsumen dapat dipenuhi karena tersedianya bahan baku diperusahaan, terciptanya proses kerjasama tentang permintaan bahan baku kepada pihak pemasok dan diterapkannya sistem manajemen persediaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk kedepannya.
Implementasi Program ASI Eksklusif Dalam Meningkatkan Kesehatan Bayi (Studi Pada Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Sarimulya Kecamatan Rimbo Ilir) Fina Afriany; Ira Widyastuti; Delvita Juniarsih; Dian Eka Sari Abrina
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 1, No 2 (2017): Desember
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.26 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v2i3.61

Abstract

Dalam penelitian ini terdapat beberapa fenomena yaitu : Masih ditemui bayi usia bawah 6 bulan ditinggal kerja oleh sang ibu, hal ini terjadi karena izin cuti yang diberikan oleh perusahan atau dinas tempat ibu bekerja hanya 3 bulan, sehingga sang ibu tidak bisa sepenuhnya memberikan ASI kepada bayinya selama 6 bulan tersebut; Masih ditemui bayi budaya menyusui dengan botol, hal ini terjadi karena sang ibu bekerja dan bayi tidak bisa dibawa ke tempat ibu bekerja maka jalan keluar satu-satunya dengan memberikan susu botol kepada bayi; Kurangnya pengetahuan dukun beranak terhadap arti penting ASI. Hal ini menyebabkan bayi tidak memdapatkan ASI secara langsung setelah bayi lahir, karena dukun beranak pengetahuannya masih awan dan tidak memberikan masukan kepada sang ibu bayi tentang arti penting ASi dan masih ada permasalahan lain. Rumusan masalah yaitu :Bagaimana implementasi program Air Susu Ibu ( ASI ) Eksklusif di Puskesmas Pembantu (pustu) desa Sarimulya?; Apa kendala yang dihadapai oleh puskesmas pembantu (pustu) dalam mengimplementasikan program Air Susu Ibu ( ASI ) Eksklusif di desa Sarimulya?; Apa upaya yang dilakukan oleh puskesmas pembantu (pustu) desa Sarimulya dalam mengatasi kendala implementasi program Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif ?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Populasi adalah wilayah generalisasi objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan pengertian itu, populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas Alai ilir, KIA Puskesmas Alai ilir, petugas puskesmas pembantu, bidan desa, ibu-ibu menyusui, ibu-ibu hamil, di desa Sarimulya. Dalam penelitian ini unit analisis yang diambil dan ditetapkan berjumlah yaitu 18 (delapan belas) orang. Hasil penelitian menunjukan Dalam mengimplementasikan program ASI Eksklusif puskesmas pembantu (pustu) desa Sarimulya telah cukup banyak melakukan pengembangan dan pengelolaan berbagai macam kegiatan yang mendukung program ASI Eksklusif, walaupun saat ini cakupan ASI Eksklusif sudah mengalami peningkatan namun masih belum maksimal karena pencapaian persentase target dinas kesehatan kabupaten sejauh ini belum tercapai. Dalam mengimplementasikan program ASI Eksklusif Puskesmas pembantu (pustu) desa Sarimulya melakukan kerjasma dengan berbagi instansi terkait.
Agresif Verbal di Media Sosial Instagram Fina Afriany; Ikhsan Alfarisi; Ade Sofa; Asma Handayani; Elvita Sari; M Lucvaldo; Rudy Rudy
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 3, No 2 (2019): Desember
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.802 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v3i3.94

Abstract

Media sosial atau disebut jejaring sosial menyita perhatian masyarakat Indonesia, remaja pada khususnya. Media sosial dinilai bisa menjadi wadah bagi karya, opini dan tanggapan, bahkan media untuk mengekspresikan keadaan yang terjadi. Salah satu dari sekian banyak sosial network (jejaring sosial) tersebut adalah Instagram. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan dan mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Dengan instagram dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Penggunaan media sosial dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan yang sedikit demi sedikit membawa remaja kesuatu pola budaya yang baru dan menentukan pola pikir. Pola pikir individu akan mempengaruhi sikap dan perilaku termasuk di dalamnya adalah agresifitas. Perilaku agresif merupakan hasil dari proses belajar sosial melalui pengamatan terhadap dunia sosial. Pemicu terjadinya agresi adalah ketika seseorang mengalami satu kondisi emosi tertentu, yang sering terlihat adalah emosi marah. Perasaan marah berlanjut pada keinginan untuk melampiaskannya dalam bentuk tertentu pada objek tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku egresif verbal di media sosial instagram. Metode deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif, dengan jumlah subyek 5 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya perilaku agresif yang dikarenakan keadaan emosional pengguna seperti kebenciaan, iri, dan faktor ketidaksukaan terhadap apa yang dimunculkan di instragram.
TERAPI BERMAIN UNTUK ASPEK SOSIAL EMOSIONAL ANAK AUTIS DI KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI Fina Afriany; Siti Rahmiati; Poiran Poiran
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2020): Desember
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.618 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v4i1.139

Abstract

Autis adalah gangguan perkembangan perpasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, dan interaksi sosial. Jumlah anak yang terkena autis semakin hari semakin meningkat pesat. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis berat yang mempengaruhi fungsi otak sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif (Yayasan Autisme Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi bermain untuk aspek sosial emosional anak autis di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dan untuk mengetahui terapi bermain apa saja yang dapat diberikan kepada anak yang mengalami autis untuk perkembangan sosial dan emosionalnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Terapi ini dilakukan kepada tiga orang anak autis, satu jam sekali seminggu selama 5 bulan. Terapi dilakukan dengan memberikan berbagai macam mainan yang bertujuan untuk merangsang interaksi sosial emosional anak, yang diberikan oleh 4 orang pendamping. Hasil penelitian ini adalah permainan yang diberikan digunakan sebagai media untuk menstimulasi aspek sosial dan emosional anak. Jenis dan ragam permanian dapat diberikan secara variatif dan dilihat bagaimana respon anak terhadap kegiatan bermainnya. Anak membutuhkan beberapa sesi untuk dapat merespon permainan. Tahapan bermain dimulai dengan bermain dengan satu orang dan saat kemampuan mulai berkembang anak dapat bermain dengan beberapa orang anak atau permainan kelompok. Tahap bermain juga diawali dengan permainan yang sederhana dan selanjutnya saat kemampuan berkembang jenis permaianan dapat di tingkatkan kepermainan dengan aturan yang lebih kompleks.
STIMULASI UNTUK TERLAMBAT BICARA Fina Afriany; Ade Sofa
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 6, No 1 (2022): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.746 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v4i4.216

Abstract

Kemampuan bicara dan berbahasa pada anak berbeda beda, perkembangan kemampuan memerlukan stimulasi yang tepat sehingga tahapan tumbuh kembangnya sesuai dengan usianya. Akan tetapi ketika kemampuan bicara anak tidak sesuai dengan usianya, maka anak mengalami terlambat bicara (Speech delay), yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti, lingkungan, gangguan psikiatri, neurologi serta gangguan perilaku anak, dan dapat pula karena sesalahan pola asuh orang tua sehingga anak tidak terstimulasi dengan baik. Dari fenomena yang ada, banyak orang tua yang datang untuk memeriksakan anaknya adalah masalah gangguan berbicara atau keterlambatan bicara (Speech delay). Pada umumnya para orang tua menyadari ketika kemampuan bicara anak mereka tidak sesuai jika dibandingkan teman sebaya. Oleh sebab itu anak perlu diberikan stimulasi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan bicaranya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 3 (tiga) orang anak yang mengalami terlambat bicara. Teknik penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan audiovisual atau dokumentasi. Waktu pemberian stimulasi untuk pelaksanaan penelitian ini adalah selama 60 menit sebanyak 8 kali pertemuan dalam satu bulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan stimulasi dapat diberikan dengan, merangsang minat berbicara, mengucapkan suku kata, pengucapan (lafal) dan pengenalan kalimat sederhana. Masing masing anak menunjukkan perkembangan kemampuan bicaranya dalam proses stimulasi yang diberikan. Ketiga anak masih belum optimal dalam proses pengenalan kalimat sederhana sehingga masih perlu distimulasi dan masih membutuhkan waktu yang lebih utuk terus mengembangkan kemampuannya.
Peran Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Dalam Menangani Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Fina Afriany; Nanik Istianingsih; Maya Anggraini
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 4, No 1 (2020): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.357 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v3i4.116

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang peran unit pelayanan perempuan dalam menangani korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), mengetahui hambatan dan upaya yang dilakukan dalam penangananan tersebut. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 11 orang informan. Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian adalah bahwa peran Unit PPA Sat Reskrim Polres Bungo dalam menangani Korban KDRT, diantaranya: Penyediaan Ruang Pelayanan Khusus (RPK) di kantor Sat Reskrim Polres Bungo dan Membantu Pemulihan Korban KDRT. Hambatan Unit PPA Sat Reskrim Polres Bungo dalam menangani Korban KDRT, diantaranya: Fasilitas Ruang Pelayanan Khusus di Unit PPA Sat Reskrim Polres Bungo masih belum memadai, Terbatasnya jumlah Personil di Unit PPA dan tidak ada Psikolog khusus di Unit PPA Sat Reskrim Polres Bungo, Kurang maksimalnya Unit PPA dalam melakukan proses pemeriksaan dan penyidikan kasus KDRT. Sedangkan Upaya yang dapat dilakukan Unit PPA Sat Reskrim Polres Bungo dalam menangani Korban KDRT, diantaranya: Meningkatkan Fasilitas Ruang Pelayanan Khusus di Unit PPA Sat Reskrim Polres Bungo hingga memadai dan Meningkatkan jumlah personel di Unit PPA dan mengajukan Psikolog khusus di Unit PPA Sat Reskrim Polres Bungo.
Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Perabot Tri Putra Muara Bungo Dessy Marhandrie; Fina Afriany; Yasmir Yasmir; Agustin Nuraida
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 2, No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.183 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v2i4.45

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penentuan harga pokok produksi pada perabot Tri Putra Muara Bungo, dalam bidang usaha perabot merupakan hal yang pasti terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan studi deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan, dan seluruh karyawan pada Usaha Perabot Tri Putra Muara Bungo yang berjumlah 6 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik sampling bertujuan (purposive sampling). teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian diketahui bahwa ditemukan penentuan harga pokok produksi pada Usaha Perabot Tri Putra Muara Bungo. Menunjukkan penetapan taksiran biaya produksi pesanan tertentu dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk menetapkan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Penetapan biaya produksi akan mempengaruhi penetapan harga jual produk. Terdapat beberapa hambatan sulitnya menyesuaikan harga jual dengan turun naiknya biaya produksi, Harga bahan penolong yang fluktuasi, sehingga biaya harga
Efektivitas Kinerja Guru Terhadap Penambahan Jam Beban Kerja di SDN 94/II Muara Bungo Ade Sofa; Agustini Agustini; Fina Afriany
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 3, No 2 (2019): Desember
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.104 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v3i3.92

Abstract

Salah satu prasyarat untuk memenuhi tunjangan profesi guru adalah penambahan jam kerja bagi guru. Sebelumnya beban kerja guru sebanyak 24 jam kerja perminggu. Namun, pemerintah telah mengeluarkan aturan baru
PENDAMPINGAN SISTEM RESTORATIVE JUSTICE PADA MASYARAKAT DESA SEKANCING KECAMATAN TIANG PUMPUNG KABUPATEN MERANGIN JAMBI Ade Sofa; Nanang Al Hidayat; Nanik Istianingsih; Asra’i Maros; Joko Susanto; Yasmir Yasmir; Fina Afriany; Joko Sunaryo; Feri Antoni
Abdimas Galuh Vol 5, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i1.9661

Abstract

Masyarakat Desa Sekancing, Kecamatan Tiang Pumpung, Kabupaten Merangin merupakan salah satu Kampung Restorative Justice di Provinsi Jambi. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pendampingan sistem restorative justice kepada masyarakat Desa Sekancing. Permasalahan yang terjadi adalah masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat Desa Sekancing perihal restorative justice. Metode pendampingan berupa penyampaian materi secara tatap muka disertai diskusi dan tanya jawab. Hasil setelah mengikuti pendampingan adalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat desa perihal restorative justice. Pendampingan masyarakat Desa Sekancing oleh tim pengabdian dilanjutkan dengan pemberian konsultasi dan pendampingan langsung apabila dibutuhkan warga Desa Sekancing dalam menyelesaikan perkara pidana di lingkungan desa melalui restorative justice.
KONSEP DIRI NARAPIDANA Fina Afriany; Abu Bakar; Nanang Al Hidayat; Syahwami Syahwami; Siti Rahmiati; Deni Handani; Zahlimar Zahlimar
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 7, No 1 (2023): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56957/jsr.v7i1.260

Abstract

Hal yang dapat menjadi masalah bagi narapidana salah satunya adalah masalah konsep diri. Bagaimana narapidana menilai dirinya baik secara fisik, psikis, moral dan sosial memiliki peran penting untuk menjalani kehidupannya. Memiliki konsep diri yang negatif akan menciptakan hubungan interpersonal yang negatif pula. Terbentuknya konsep diri seseorang tergantung pada penilaian orang lain disekitarnya. Konsep diri dapat dikaji dalam konsep the looking-glass self adalah terdapat?????? elemen-elemen pokok yang bersifat fundamental. Bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh para narapidana menjadi fenomena yang menarik karena bukan hanya berdampak bagi dirinya sendiri tapi juga orang lain atau masyarakat.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam menggali data mengenai konsep diri narapidana yang menjadi objek penelitian dengan menggunakan kajian dari konsep diri dari teori Cooley. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis selanjutnya dijadikan sebagai dasar hasil penelitian. Subjek penelitian terdiri dari 5 (Lima) orang narapidana.Berdasarkan hasil penelitian semua narapinda menilai diri mereka secara negatif, mereka merasa memiliki lebih banyak kekurangan dari pada kelebihan. Mereka tidak dapat menggambarkan diri mereka sendiri dengan jelas, adanya perasaan bingung dan lebih banyak mengungkapkan adalah masalah dan kondisi emosi dan karakter mereka yang temperamental. Berdasarkan kajian dari konsep the looking-glass self oleh Cooley menunjukkan sangat besar peran dan pengaruh penilaian diri seseorang dari pemikiran orang lain. Konsep diri yang dimiliki oleh narapidana berperan terhadap tindakan pelanggaran norma dan aturan yang mereka lakukan. Konsep diri pada narapidana memiliki peran penting bagi para narapidana untuk menghadapi kehidupan setelah hukuman pidana selesai dan kembali ke lingkungan masyarakat.