Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan

Electoral Malpractice Melalui Psikodinamik Aktor Berita Bohong Pada Media Sosial Era Post-Covid-19 Regif, Surya Yudha; Ode, Samsul; Noorikhsan, Faisal Fadilla; Pattipeilohy, Andre
Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Vol 9, No 2 (2023): (November) Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jipp.v9i2.8762

Abstract

Artikel ini menggunakan studi kepustakaan (library research). Untuk mendapatkan data dalam artikel ini dilakukan melalui pengumpulan data, penganalisasian, pengorganisasian melalui sumber penelitian terdahulu berupa artikel ilmiah, jurnal, buku, website tentang Electoral Malpractice Melalui Berita Bohong Di Era POST-COVID19 Menjelang Pemilu 2024. Temuan dalam artikel ini menunjukkan mobilisasi Electoral Malpractice melalui berita bohong dapat dengan mudah sampai ke tangan publik untuk dikonsumsi seperti dalam pendefenisian oleh Sarah Birch bahwa manipulasi pilihan pemilih untuk mengontrol atau mengubah keputusan pemilih. Ini dilakukan dengan berbagai cara(manipulatif of choice) termasuk didalamnya adalah menyebarkan berita bohong(hoax) melalui perangkat digital. Maka ditarik simpulan bahwa terdapat keterkaitan hubungan antara perkembangan teknologi informasi dengan konten berita palsu atau bohong yang dimanfaatkan sebagai Electoral Malpractice. Fenomena ini akan membentuk kecemasan dalam polarisasi pengikut di jejaring sosial yang mengubah keputusan memilih. Meskipun cara ini dapat memberikan dampak konflik sosial namun cara ini dipandang lebih efektif dan efisien dalam kampanye terselubung. Selain daripada itu, untuk menanggulangi sebaran POST-COVID19 pada perhelatan pemilu 2024 diperlukan regulasi dan bentuk pendampingan tenaga kesehatan disetiap lokasi perhelatan demokrasi
Mengkaji “Blusukan” Sebagai Strategi dan Gaya Komunikasi Dalam Kampanye Politik Ritonga, Ahmad Rasyid; Regif, Surya Yudha
Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Vol 10, No 1 (2024): (Mei) Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jipp.v10i1.11324

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi fenomena “blusukan” sebagai strategi dan gaya komunikasi dalam kampanye politik di Indonesia. "Blusukan", yang secara harfiah berarti 'masuk ke dalam' atau 'menyelam', merujuk pada kunjungan mendadak oleh politisi ke lokasi-lokasi tertentu untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat. Metode ini menjadi populer di kalangan politisi Indonesia, terutama setelah digunakan secara efektif oleh Joko Widodo selama kampanye Gubernur DKI Jakarta dan kemudian dalam pemilihan presiden. Penelitian ini berusaha memahami bagaimana “blusukan” dapat mempengaruhi persepsi publik dan mendukung keberhasilan kampanye politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blusukan mampu meningkatkan citra politisi sebagai pemimpin yang merakyat, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Interaksi langsung dengan warga memungkinkan politisi untuk membangun kedekatan emosional dan memperoleh masukan langsung dari konstituen mereka. Namun, dalam artikel ini juga diungkapkan beberapa tantangan dan kritik terhadap metode blusukan. Beberapa pihak berpendapat bahwa blusukan dapat bersifat simbolis dan tidak selalu diikuti dengan tindakan nyata yang substantif. Selain itu, penggunaan media sosial untuk mempublikasikan kegiatan blusukan seringkali lebih fokus pada pencitraan daripada solusi konkret atas masalah yang dihadapi masyarakat. Artikel ini menyimpulkan bahwa meskipun blusukan memiliki potensi besar sebagai strategi kampanye politik yang efektif, keberhasilannya sangat bergantung pada keaslian niat dan tindak lanjut dari politisi. Blusukan yang dilakukan dengan tulus dan diikuti oleh tindakan nyata dapat meningkatkan kepercayaan publik dan memperkuat dukungan politik. Sebaliknya, jika hanya digunakan sebagai alat pencitraan, blusukan berisiko menimbulkan skeptisisme dan ketidakpercayaan di kalangan pemilih.   
Dampak Media Sosial Terhadap Partisipasi Politik Pemilih Milenial Dalam Percaturan Politik Lokal Usboko, Ignasius; Suni, Melkianus; Regif, Surya Yudha
Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Vol 10, No 2 (2024): (November) Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jipp.v10i2.13651

Abstract

Percaturan politik lokal kini tidak hanya diwarnai oleh peran elit politik dan masyarakat lokal namun lebih mencerminkan peran besar pemilih milenial melalui penggunaan media sosial. Pemilih milenial acapkali dianggap tidak peduli dengan politik namun melalui media sosial nampak fenomena keterlibatan dalam politik. Tujuan penelitian, mengukur dampak media sosial terhadap partisipasi politik pemilih milenial. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dimana data diperoleh melalui studi survei terhadap populasi atau seluruh pemilih milenial pada pemilukada Kabupaten TTU Tahun 2020 berjumlah 90.245 orang dan sampel 200 orang dengan penyebaran kuesioner secara online, wawancara dan dokumentasi. Setelah itu, dilakukan tabulasi silang, dianalisis menggunakan teknik statistik inferensial jenis analisis regresi. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial terhadap partisipasi politik pemilih milenial. Dimana pemilih milenial berperan sebagai penonton, pembagi informasi, komentator dan pembuat konten informasi secara simultan dalam kegiatan pemilihan, lobby, kegiatan organisasi, contacting dan tindakan kekerasan. Pada variabel media sosial (X), pemilih milenial menggunakan media sosial dengan tinggi maka variabel partisipasi politik (Y) mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai koefisien regresi: 0,136 atau 13,6%. Artinya penggunaan media sosial yang tinggi dapat meningkatkan partisipasi politik pemilih milenial yang tinggi pula