Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Analisis Perbandingan Performansi Protokol Leach Dan Pegasis Pada Jaringan Sensor Nirkabel Arif Mahmudi; Setyorini Setyorini; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Wireless sensor network (WSN) merupakan sekumpulan node sensor yang dilengkapi dengan sistem komunikasi wireless dan ter-organisir ke dalam suatu jaringan kooperatif yang digunakan untuk menangkap informasi sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. WSN tersusun atas node sensor berukuran kecil dalam jumlah banyak (tersebar di sensor field) yang bertugas untuk mendeteksi fenomena fisis, melakukan pemrosesan data, dan mengirimkan data. Oleh karenanya, konsumsi energi WSN terbagi ke dalam tiga domain utama, yaitu: sensing, wireless communication, dan data processing. Dari ketiga domain tersebut, wireless communication merupakan proses yang paling banyak mengeluarkan energi. Dikarenakan keterbatasan hardware, suplai energi node sensor hanya berupa baterai dan memiliki kapasitas terbatas. Hingga saat ini keterbatasan energi pada WSN masih menjadi suatu keniscayaan. Keterbatasan tersebut yang menjadi salah satu faktor penting dalam pemilihan protokol perutean energy-efficient pada WSN. Pada penelitian tugas akhir ini akan dikaji efisiensi energi dan umur jaringan (network lifetime) antara dua protokol perutean energy-effcient berbasis hierarki WSN, yaitu: LEACH dan PEGASIS. Efisiensi energi tersebut diukur dari rasio jumlah data terkirim per unit energy. Sedangkan network lifetime dilihat dari durasi simulasi yang tercapai oleh masing-masing penggunaan protokol. Dari hasil simulasi dan pengujian yang dilakukan dengan mengunakan Network Simulator-2 (NS- 2), didapatkan hasil bahwa protokol perutean PEGASIS memiliki rasio jumlah data terkirim per unit energy yang lebih besar dan durasi simulasi yang lebih lama jika dibandingkan dengan LEACH. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa protokol PEGASIS lebih efisien dalam hal penggunaan energi dan memiliki umur jaringan yang lebih lama dibandingkan dengan protokol LEACH. Kata Kunci : WSN, protokol perutean, LEACH, PEGASIS
Analisis Perbandingan Protokol Keamanan Minisec Dan Sensor Network Encryption Protocol (snep) Pada Jaringan Sensorik Nirkabel Kevin Bastian Sirait; Fazmah Arif Yulianto; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sensor Jaringan Nirkabel adalah jaringan nirkabel yang berisikan sekumpulan sensor untuk menganalisa kondisi suatu lingkungan seperti tingkat  kelembapan, suhu udara dan tingkat  kebisingan akan tetapi pesan yang dikirimkan  mempunyai pengamanan  yang  rendah terhadap  serangan  yang  dapat  diberikan oleh  attacker. Protokol keamanan pada jaringan sensorik nirkabel mempunyai pengaruh yang besar untuk menjaga integritas, kerahasiaan data serta kemampuan pengiriman data untuk menghadapi kendala yang sering ditemukan pada pengiriman data di jaringan sensorik nirkabel yang dapat menyebabkan sensor tidak dapat diakses oleh user dan hilangnya kemampuan untuk mengirimkan informasi lingkungan yang dianalisa oleh sensor pada suatu lingkungan. Analisis protokol ini dilakukan untuk menentukan protokol manakah yang mempunyai performa yang lebih baik dalam penanganan serangan pada jaringan sensorik nirkabel dengan membandingkan protokol keamanan MiniSec dan Sensor Network Encryption Protocol (SNEP). Simulasi protokol dilakukan dengan menggunakan aplikasi NS-3 dan perbandingan protokol keamanan menggunakan metoda studi literatur. Pada akhir penelitian ditemukan pada aspek confidentiality, integrity dan authentication MiniSec mempunyai kinerja yang lebih fleksibel daripada SNEP pada tahapan autentikasi enkripsi dan MiniSec menggunakan energi lebih rendah dari pada SNEP dikarenakan MiniSec melakukan enkripsi serta autentikasi pada tahapan yang sama tidak seperti SNEP dengan dua tahapan yang terpisah untuk autentikasi dan enkr ipsi. Kata kunci: Sensor Jaringan Nirkabel, NS-3, MiniSec, Sensor Network Encryption Protocol (SNEP)
Analisis Performansi Dan Simulasi Security Protokol Tinysec Dan Llsp Pada Wireless Sensor Network Ryandito Danuansa; Fazmah Arif Yulianto; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di zaman sekarang, jaringan sensor nirkabel atau Wireless Sensor Network (WSN) sudah mulai banyak diterapkan di berbagai bidang kehidupan. WSN terbentuk dari beberapa perangkat node sensor yang saling terhubung melalui jaringan nirkabel (wireless) dan dapat saling bertukar data secara real-time. Ukurannya yang kecil mengakibatkan perangkat sensor memiliki keterbatasan sumber daya, terutama dalam menjamin aspek keamanan seperti confidentiality, integrity dan authenticity. Pada penelitian ini digunakan dua buah protokol keamanan, yaitu TinySec dan Link-Layer Security Protocol (LLSP), dan dilakukan uji untuk dibandingkan tingkat performansi antara kedua protokol tersebut. Parameter performansi yang menjadi tolak ukur adalah konsumsi energi, confidentiality, integrity dan authentication. Dari hasil pengujian yang dilakukan, protokol LLSP dapat menghemat konsumsi energi hingga 15% dari protokol TinySec, karena adanya perbedaaan panjang byte untuk melakukan operasi keamanan yang dibutuhkan Kata kunci: Wireless sensor network (WSN), Security protocol, TinySec, Link-Layer Security Protocol (LLSP).
Analisis Penerapan Teknik Pertahanan Jaring Laba - Laba Untuk Meningkatkan Akurasi Deteksi Serangan Pada Wireless Sensor Network (WSN) Maulina Ngalimatul Ghoniya; Fazmah Arif Yulianto; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 3, No 1 (2016): April, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjamin keamanan dan privasi merupakan salah satu prioritas tertinggi dalam WSN karena data yang dikumpulkan oleh sensor node tidak jarang merupakan data yang bersifat rahasia. Terdapat sebuah aplikasi perangkat lunak atau perangkat keras yang dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan dalam sebuah sistem atau jaringan berbasis nirkabel, yaitu Wireless Intrusion Detection System (WIDS). Namun, dari sekian banyak teknik pendekatan untuk WIDS belum ada yang dapat sepenuhnya terhindar dari kesalahan berupa false negative. Mekanisme cara kerja teknik pertahanan jaring laba – laba akan diterapkan pada alur kerja WIDS yang dibangun dengan tujuan mengurangi adanya false negative. Penerapannya dalam sistem nyata adalah memberikan delay untuk setiap paket yang masuk. Metode pengujian yang dilakukan berupa pengujian deteksi serangan dan perhitungan false negative. Pengujian deteksi serangan dilakukan dengan memberikan serangan inside attack berupa serangan access point spoofing dan serangan de-authentication flood. Hasil dari pengujian deteksi serangan menunjukkan bahwa WIDS mampu mendeteksi adanya serangan inside attack. Sementara perhitungan false negative mendapatkan hasil bahwa seiring ditambahkannya waktu delay, presentase false negative yang didapatkan mengalami penurunan namun kemudian dapat naik kembali. Pemberian waktu delay paling ideal kurang lebih 500 ms dengan tingkat presentase false negative berkurang hingga 66.37%. Kata kunci: false negative, Wireless Intrusion Detection System (WIDS), sistem keamanan, teknik pertahanan jaring laba-laba, Wireless Sensor Network (WSN).
Perancangan Dan Implementasi Pengaktifan Water Heater Dan Pemantauan Suhu Dan Ketinggian Air Pada Bak Mandi Dengan Sensor Ultrasonik Dan Sensor Suhu Menggunakan Arduino Berbasis Android Muhammad Dio Khairunnas; Endro Ariyanto; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan penggunaan air panas yang digunakan untuk mandi merupakan salah satu jenis pemanfaatan teknologi yang sudah berkembang. Dengan menggunakan alat Water Heater, seseorang bisa mendapatkan air dengan suhu yang lebih tinggi. Akan tetapi, untuk mencapai suhu yang diinginkan dan melakukan pengisian pada bak mandi agar siap digunakan, water heater membutuhkan waktu yang lama. Pada sistem ini telah dirancang sebuah keran otomatis yang dapat aktif sesuai dengan suhu air yang berada di dalam bak utama dengan bantuan sensor suhu, sensor ultrasonik dan pompa air. Kedua sensor memanfaatkan sistem machine-to-machine dengan protokol MQTT yang dikontrol oleh sebuah mikrokontroler Arduino Mega2560 berbasis Android. Berdasarkan pengujian, tingkat akurasi suhu yang didapatkan memiliki nilai sebesar 97,60% dengan performansi waktu rata-rata yang didapatkan untuk mencapai suhu yang diinginkan pada bak utama adalah selama 18 menit 30 detik. Pengujian yang telah dilakukan menggunakan bak utama dengan volume air yang akan diisi adalah ±12.320 cm3, dengan volume air panas yang disediakan adalah ±9.240 cm3. Selain itu, beberapa faktor yang mempengaruhi lama waktu untuk mencapai suhu yang diinginkan antara lain adalah jenis pompa yang digunakan, besar daya yang digunakan oleh water heater, serta besarnya wadah bak utama yang digunakan sebagai penampung tempat pencampuran suhu air panas dan suhu air normal. Kata kunci : keran otomatis, purwarupa, machine-to-machine, water heater, jarak jauh
Analisis Efisiensi Energi Pada Protokol Keamanan Jaringan Sensor Nirkabel Menggunakan Teknik Pairwise Keys Establishment Dan Advanced Encryption Standard Saiful Anwar; Fazmah Arif Yulianto; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Wireless Sensor Network (WSN), keamanan dalam pengiriman data merupakan hal terpenting, melihat data yang didapat dan dikirim oleh WSN bersifat penting. Banyaknya berbagai macam serangan uyang ditujukan terhadap WSn sehingga perlunya ada penanganan terhadap serangan tersebut, salah satunya menggunakan protokol keamanan WSN. Salah satu protkol keamanan WSN yang ada sekarang adalah Minisec yang memiliki spesifikasi Authentication and Encryption. Tetapi minisec memiliki kelemahan salah satunya adalah enkripsinya yang merupakan enkripsi Skipjack yang sudah tidak memadai untuk digunakan sekarang. Dalam jurnal ini akan mencoba untuk mengurangi kelemahan minisec tersebut dengan ditambahkan algoritma AES 128 dan PKE yang selanjutnya akan dibandingkan dari sistem minisec sebelumnya sehingga dapat diketahui tingkat penurunan kelemahan dari kekurangan sistem sebelumnya. Hasil dari jurnal ini adalah perbandingan dari segi kemanan dan penggunaan energi dari protokol keamanan WSN yang diterapkan sebelum dan sesudah ditambahkan AES dan skipjack. Kata Kunci: Enkripsi, Cooja, ContikOS, AES, Skipjack, WSN.
Analisis Dan Simulasi Clustering Node Mengggunakan Algoritma Leach Faiz Syukri; Andrian Rakhmatsyah; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada tugas akhir ini membahas analisa dan simulasi clustering node menerapkan konsep Wireless Sensor Network (WSN) untuk memfasilitasi permasalahn yang terjadi pada waduk. Dalam hal ini waduk menjadi objek adalah Waduk Kedong Ombo terletak di Desa Ngrambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Permasalahan waduk adalah banyak ikan mati secara tiba tiba sehingga menyebabkan kerugian yang besar pada peternak ikan di sekitar daerah itu. Simulasi ini dianalisis 3 parameter yaitu energi, throughput, packet loss. Ukuran untuk parameter tersebut energi yang lebih rendah, throughput yang lebih tinggi dan packet loss yang lebih rendah. Memiliki 2 jenis topologi yaitu topologi homogen dan heterogen. Dalam pengerjaan simulasi memiliki rangkaian kerja yaitu melakukan set parameter, set area, penyebaran sensor node secara random, pembentukan cluster head, pembentukan anggota cluster dan melakukan transmisi data sampai ke base station. Simulasi dibuat dengan penerapan clustering node pada Wireless Sensor Network (WSN) dan algoritma LEACH sebagai metode yang membantu proses efesiensi energi setiap sensor node dengan memanfaatkan cluster head pada simulasi. Dari hasil pengujian yang dilakukan menggunakan Matlab ternyata semakin banyak jumlah sensor maka semakin banyak energi tersisa pada suatu wilayah yang telah diskalakan.
Prototipe Lemari Pakaian Pintar (Lappin) dengan Platform Mobile Web Application Luthfi Kusuma; Andrian Rakhmatsyah; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak User memiliki tiga kebutuhan pokok dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yaitu pakaian (sandang), makanan (pangan), dan tempat tinggal (papan). Pada jurnal ini terdapat penjelasan tentang produk tugas akhir yang telah dibuat yaitu sebuah desain Lemari Pakaian Pintar (Lappin). Lappin memiliki tujuan utama yaitu membantu user melakukan monitoring pakaian yang tersimpan di dalamnya. Pakaian yang telah dipasangi Radio Frequency Identification (RFID) tag akan terdeteksi saat dimasukkan ke dalam Lappin. Kemudian data dikirimkan yang selanjutnya diterima oleh web server sekaligus melakukan update informasi pakaian yang ditampilkan pada website. Fitur utama dari Lappin adalah memunculkan notifikasi jika terdapat pakaian yang telah lama tidak dipakai dan pop up jika ada pakaian yang telah lebih lama disimpan daripada pakaian yang diambil. Mengaplikasikan RFID, konsep embedded system, web server, dan kemudahan akses online, diharapkan desain Lappin ini dapat menjadi solusi dari masalah pengaturan penyimpanan pakaian yang dimiliki. Kata Kunci : RFID, Embedded System, wardrobe, raspberry, wemos d1 r2  Abstract Basically, human has three type of needs in order to live the daily life to the fullest, which are clothes, feast, and shelter. In this journal, there have been written about an explanation of a final assignment’s product that called Smart E-Wardrobe (named Lappin). This wardrobe will be able to aid it’s user to monitor every clothes that have been stored in it. Clothes that already embedded with Radio Frequency Identification (RFID) tag will detected once put inside Lappin. Then data that have been sent, will be received by web server, in order to update clothes information that will be shown on the website. Main fiture of Lappin is to show notification on it’s website, in case there are clothes that has not been used for specifically long time and to create pop up notification that tell user if there are any older clothes that been stored inside Lappin. Based on application of RFID, embedded system concept, web server, and easiness of online access, hopefully this E-Wardrobe will become the solution to aid human’s need of clothes storage managing in purpose of less money spent in fashion and maximizing both effectiveness and efficiency of our stored clothes. Keywords : RFID, Embedded System, wardrobe, raspberry, wemos d1 r2
Perancangan Sistem Komunikasi Dan Pengolahan Data Pada Monitoring Kualitas Udara (studi Kasus Campus Air Polution Monitoring Universitas Telkom) Bagus Yoga Permana Putra; Andrian Rakhmatsyah; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia terdapat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang memberi informasi tentang kualitas udara yang ada. Beberapa partikel yang menjadi sumber polusi yaitu Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Ozon Permukaan (O3), Partikel Debu (PM10). Untuk dapat memonitoring kualitas udara tersebut, dibangun prototipe monitoring kualitas udara. Implementasi prototipe monitoring kualitas udara dengan membuat 2 buah station yang berisi sensor MQ-7 sebagai pendeteksi karbon monoksida (CO), sensor MQ-135 pendeteksi karbon dioksida (CO2), sensor SHARP GP2Y1010AU0F sebagai pendeteksi debu, mikrokontroler arduino, dan modul radio NRF24L01 sebagai perangkat komunikasi yang merepresentasikan setiap id station yang ada. Untuk gateway menggunakan Raspberry pi 3 model B. Data yang diperoleh dari sensing sensor dikirim via Wi-fi dan ditampilkan ke dalam dashboard domoticz sebagai dashboard dan database lokal dan freeboard.io sebagai web dashboard yang dapat diakses semua orang. Dari hasil pengujian sistem komunikasi, modul NRF24L01 hanya dapat menerima data maksimal pada jarak 6 meter pada kondisi tak berpenghalang dan 3 meter pada kondisi berpenghalang, hal tersebut dikarenakan sinyal NRF24L01 terganggu oleh jaringan dan sinyal lain yang ada di lokasi. Hasil pengujian nilai kualitas udara rata-rata selama 2 jam di kantin teknik yaitu : CO = 44,28 masuk dalam katergori ISPU BAIK, CO2 = 671,68 masuk dalam kategori pekat dan berbau. Sedangkan di tempat parkir sepeda motor adalah : CO = 51,72 masuk dalam kategori ISPU SEDANG, PM10 = 18,68 masuk dalam kategori ISPU BAIK. Kata kunci : ISPU, sensor, NRF24L01, freeboard.io, domoticz.
Analisis Performansi Qos Mqtt Pada Sistem Monitoring Sungai Fitra Ilham; Aji Gautama Putrada; Sidik Prabowo
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Analisis performansi QoS MQTT pada sistem monitoring sungai adalah salah satu solusi untuk menangani masalah banjir yang ada di area sungai dayeuhkolot Kab. Bandung. Oleh karena itu, dalam sistem ini, sistem ini menggunakan transmisi data yaitunya protokol MQTT dengan prinsip wireless sensor network dimana sensor akan mendeteksi ketinggian permukaan air kemudian sensor akan mengirimkan data ke mikrokontroller dari mikrokontroller dikirim ke broker MQTT kemudian, baru di publish ke client MQTT yang meng-subcribe topic MQTT. Pada sistem ini juga melakukan analisis QoS MQTT untuk pengiriman data dari Sensor ultrasonik ke Raspberry Pi yang dapat di terapkan untuk perangkat pendektesi banjir ini agar diperoleh performansi yang optimal. Melalui pengujian ini selama 30 menit untuk setiap QoS pada satu kondisi, hasilnya waktu delay rata-rata pengiriman data masing-masing QoS MQTT adalah QoS0 0.943921s, QoS1 0.98576s, QoS2 1.11717s. Sedangkan Packe Loss rata-rata pengiriman data masing-masing QoS adalah QoS0 0.194530%, QoS1 0.24329%, QoS2 0.23604%. QoS2 sangat baik digunakan pada parameter retransmision, duplicate, dan RTT. Dikarenakan tingkat keakurasiannya di RTT lebih baik, kemudian pada duplicate dan retransmision memiliki pengiriman paket/s paling kecil dari QoS1 dan QoS2 Kata kunci: MQTT, QoS, Packet Loss, Delay, Throughput, Retransmision Abstract MQTT QoS performance analysis on river monitoring system is one solution to deal with flooding problems in the Dayeuhkolot river area, Kab. Bandung. Therefore, in this study a case study was carried out in this final project concerning river monitoring. In designing this system, this system uses data transmission, namely the MQTT protocol with the principle of a wireless sensor network where the sensor will detect the water level then the sensor will send data to the microcontroller from the microcontroller sent to the MQTT broker then publish it to the subcribe MQTT client the topic of MQTT. This system also performs MQTT QoS analysis for sending data from ultrasonic sensors to Raspberry Pi which can be applied to this flood detection device in order to obtain optimal performance. Through this test for 30 minutes for each QoS in one condition, the result is that the average delay time of data transmission for each MQTT QoS is QoS0 0.943921s, QoS1 0.98576s, QoS2 1.11717s. While the Packe Loss of the average data transmission for each QoS is QoS0 0.194530%, QoS1 0.24329%, QoS2 0.23604%. QoS2 is very good for retransmision, duplicate, and RTT parameters. Because the accuracy at RTT is better, then duplicate and retransmision have the smallest packet / s deliveries of QoS1 and QoS2 Keyword: MQTT, QoS, Packet Loss, Delay, Throughput, Retransmision