Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

AKUPUNKTUR TERAPI UNTUK MENURUNKAN LEVEL ANSIETAS PADA WANITA DENGAN WEIGHT LOSS RELATED AMENORRHEA: A PILOT STUDY Strisanti, Ida Ayu Suptika
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v4i1.227

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Weight loss related amenorrhea merupakan suatu kondisi amenorea yang disebabkan oleh disfungsi hypothalamus atau disebut juga dengan Functional Hypothalamic Amenorrhea (FHA). Ketika seorang wanita mengalami amenorea dalam jangka waktu yang relatif lama, tentunya kondisi ini akan mempengaruhi psikologis wanita tersebut. Oleh sebab itu, mengkaji kondisi psikis dari wanita yang menderita weight loss related amenorrhea dan membantu menurunkan level ansietasnya juga sangat di perlukan. Pilot study ini dilakukan untuk mengetahui efek dari akupunktur terapi untuk menurunkan level ansietas pada wanita dengan weight loss related amenorrhea.Metode: Sebanyak 15 orang wanita dengan diagnose weight loss related amenorrhea bersedia menjadi partisipan dalam pilot study ini. Seluruh partisipan mendapatkan 20 kali terapi yang dilakukan di Shanghai Research Institute of Acupuncture and Meridian, Shanghai-China. Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) questionnaire digunakan dalam pilot study ini sebagai alat ukur terhadap level ansietas partisipan. Data yang didapatkan dalam study ini, dianalisa menggunakan paired-sample t-test dengan level signifikansi p≤0.05.Hasil: Terdapat penurunan yang signifikan pada hasil SAS partisipan dalam study ini. Sebelum terapi dilakukan, diperoleh hasil SAS sebesar 46.60±8.58 yang mengindikasikan ansietas sedang. Setelah menjalani 20 kali treatment, hasil SAS mengalami penurunan menjadi 41.80±3.07 (p<0.05), yang menunjukan ansietas dalam rentang normal.Kesimpulan: Hasil ini mengindikasikan bahwa akupunktur dapat dijadikan sebagai salah satu metode pengobatan untuk menurunkan level ansietas yang disebabkan oleh weight loss related amenorrhea.Kata kunci: Akupunktur, SAS, ansietas, weight loss related amenorrheaABSTRACTBackground: Weight loss related amenorrhea is a condition caused by dysfunction of the hypothalamic pituitary ovarian axis due to significant weight loss. Amenorrhea that caused by dysfunction of hypothalamic also known as Functional Hypothalamic Amenorrhea (FHA). When this amenorrhea last for long duration of time, it might involve our psychologist condition. This pilot study was conducted to investigate the effect of acupuncture to reduce anxiety level among women with weight loss related amenorrhea. Methods: Fifteen participants were enrolled in this pilot study. The participants received 20 sessions of acupuncture treatment and all of the treatment sessions was conducted in Shanghai Research Institute of Acupuncture and Meridian, Shanghai-China. Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) questionnaire was used as a measurement tool to measure the anxiety level among participants. Paired-sample t-test was performed to analyze the data result, with significant p value ≤0.05. Results: Significant changes was found in mean score of SAS before and after treatment. It approximately 46.60 ± 8.58 before treatment and it decrease to 41.80 ± 3.07 after treatment (p<0.05). Conclusion: The result of this pilot study suggest that acupuncture is effective and it can be used as treatment method to reduce anxiety level among participants with weight loss related amenorrhea.Keywords: Acupuncture, SAS, anxiety, weight loss related amenorrhea
Edukasi Terapi Akupunktur Untuk Mengatasi Diferensiasi Sindrom Pada Penderita Vertigo Widiatmaja, I Gusti Bagus Panji; Harditya, Kadek Buja; Strisanti, Ida Ayu Suptika; Adiana, I Nengah; Padmiswari, A.A Istri Mas; Wulansari, Nadya Treesna
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v2i2.467

Abstract

Vertigo merupakan masalah kesehatan gangguan keseimbangan yang gejalanya seperti nyeri kepala hebat dengan sensasi berputar. Vertigo merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi masyarakat namun sering diabaikan, hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kurangya pengetahuan masyarakat tentang vertigo dan motivasi masyarakat dalam mencari informasi tentang penyakit vertigo dan cara penangannya. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit vertigo dan cara penanganan vertigo dengan akupunktur terapi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu pendekatan personal berupa edukasi dan pembagian kuisioner pengetahuan sebelum dan sesudah materi edukasi yang dikemas dalam kegiatan edukasi dan pemeberian terapi akupunktur untuk masalah kesehatan vertigo yang dihadiri sebanyak 73 peserta. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengetahuan dan mayoritas memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 82% dari jumlah peserta, serta adanya perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan peserta sebelum diberikan edukasi (M=83.56, SD=21.81) dan setelah diberikan edukasi (M=93.29, SD=15.09), p<0.005. Peningkatan pengetahuan diharapkan dapat meningkatkan motivasi perubahan perilaku pola hidup sehat. Kata kunci : Pengetahuan, Akupunktur, Vertigo
Perubahan Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Keperawatan Terkait Penggunaan Akupuntur Untuk Mengatasi Nyeri Haid Primer Mahardewi, Ni Made Diah; Strisanti, Ida Ayu Suptika; Rastiti, Ida Ayu Anom; Harditya, Kadek Buja; Widiatmaja, I Gusti Bagus Panji
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v2i2.475

Abstract

Nyeri haid merupakan suatu kondisi yang sering dialami oleh wanita dalam kehidupannya. Sebanyak 10% wanita yang masih tergolong remaja dilaporkan tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari termasuk proses pembelajaran karena mengalami nyeri haid. Studi pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswi keperawatan tingkat II ITEKES Bali, menunjukan 30 (42.9%) dari 70 orang mahasiswi menyatakan terganggu aktivitas sehari-harinya ketika mengalami nyeri haid dan 28 (93.3%) diantaranya menyatakan belum pernah mendengar, belum memahami dan belum pernah mencoba akupuntur untuk mengatasi nyeri haid. Data ini menunjukan bahwa pemberian edukasi terkait penggunaan akupuntur untuk mengatasi nyeri haid perlu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswi terkait terapi akupuntur yang dapat digunakan sebagai terapi menjanjikan dan minim efek samping untuk mengatasi nyeri haid. Kegiatan pemberian pendidikan kesehatan dengan presentasi materi mengenai penggunaan akupuntur dalam mengatasi nyeri haid dilakukan dengan melibatkan 30 orang mahasiswi ITEKES Bali. Keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan kuesioner pre test dan post test pengetahuan terkait penggunaan akupuntur dalam mengatasi nyeri haid. Kegiatan ini berhasil dilakukan, ditunjukan dengan hasil yang menunjukan adanya perubahan tingkat pengetahuan mahasiswi pre test - post test pengetahuan dari pengetahuan cukup menjadi pengetahuan baik. Kata kunci : Akupuntur, remaja, mahasiswi, nyeri haid, menstruasi.                   
Edukasi, Pemeriksaan Kesehatan Dan Pemberian Terapi Akupuntur Untuk Mengatasi Taiyang Dan Yangming Headache Kepada Masyarakat Kelurahan Renon Harditya, Kadek Buja; Widiatmaja, Gusti Panji; Wulansari, Nadya Treesna; Damayanti, Ida Ayu Manik; Antari, Ni Wayan Sukma; Dharmapatni , Ni Wayan Kesari; Adiana, I Nengah; Strisanti, Ida Ayu Suptika
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v3i2.579

Abstract

Headache merupakan gejala dari suatu gangguan kesehatan yang dirasakan oleh seseorang berupa nyeri kepala dengan berbagai macam sensasi. Headache sering dihadapi masyarakat dan juga diabaikan, hal ini dapat dipengaruhi berbagai faktor seperti kurangnya pengetahuan, kesadaran masalah kesehatan yang dialami dan motivasi masyarakat dalam mencari informasi dan cara penangananya. Tujuan dari pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan meningkatkan kemandirian kesehatan masyarakat dalam penanganan headache dengan akupuntur terapi. Metode yang digunakan yaitu pendekatan personal berupa edukasi dan pembagian kuisioner pengetahuan sebelum dan sesudah materi edukasi serta pemberian terapi akupuntur yang dihadiri sebanyak 103 peserta. Hasil pengabdian menunjukkan sebagian besar peserta memiliki diagnosis taiyang headache sebanyak 64 peserta (62,1%), pengetahuan yang baik pada pretest sebanyak 72 peserta (69,9%), sedangkan hasil post tes menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengetahuan dan mayoritas memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 86 peserta (83,4%) serta adanya perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan peserta sebelum diberikan edukasi (M=80.27, SD=23.62) dan setelah diberikan edukasi (M=96,13, SD=18,43), p<0. Pemberian edukasi dan pemeriksaan kesehatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui tentang akupuntur dan masalah kesehatan taiyang dan yangming headache. Peningkatan pengetahuan diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kemandirian tentang kesehatan di masyarakat serta motivasi perubahan perilaku pola hidup sehat.   Kata kunci : Akupunktur, Diagnosis, Headache
Efektivitas Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Tentang Teknik Akupresur untuk Meningkatkan Konsentrasi pada Siswa di SMKN 1 Tembuku Rastiti, Ida Ayu Anom; Strisanti, Ida Ayu Suptika; Bhandesa, Asthadi Mahendra
Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 7 No 3 (2024)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/cetta.v7i3.3289

Abstract

Student academic achievement is one of the main indicators used to assess the quality of education. One of the reasons for the low student learning outcomes currently is the lack of student concentration during the learning process. Concentration is the initial aspect of processing information. As for improving learning achievement, students should increase their concentration during the learning process. Acupressure is a therapeutic modality that has been proven to have the function of improving an individual's cognitive abilities. Many studies have found that acupuncture points, which can also be used for acupressure, have the effect of improving cognitive abilities. On this basis, researchers conducted a study related to the effect of health education on students' level of knowledge about acupressure to increase concentration in students at SMKN 1 Tembuku. Respondents were asked to fill out pre-test and post-test questionnaires before and after counseling to measure changes in knowledge. The results showed a significant increase in knowledge scores before and after the extension activities. Knowledge scores about acupressure increased from before (Md = 5.00) to (Md = 9.50) after counseling with a p-value < 0.01. This is also supported by the attitudes of respondents where the majority of respondents stated that they would apply this technique to increase study concentration. Participants' knowledge regarding acupressure to improve concentration have increased after receiving health education. Increasing the knowledge of respondents regarding acupressure techniques is a very good thing. This is because the acupressure technique has a number of benefits in increasing brain development and stimulating the secretion of neurotransmitters and hormones which are important for increasing student concentration. The acupressure technique is easy to use and has no side effects and can be applied by participants independently. Therefore, increasing knowledge of acupressure is very beneficial for school students, especially for those who often experience decreased concentration in studying.
Perception of Acupuncture Compared with Biomedicine among Health Practitioners Rastiti, Ida Ayu Anom; Strisanti, Ida Ayu Suptika; Ariani, Ni Komang Sri
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/gmhc.v11i2.11369

Abstract

Compared with biomedicine held by medical experts, perspectives on acupuncture may impact how the general populace uses acupuncture. Therefore, research on the opinions of medical professionals regarding acupuncture therapy is crucial. This cross-sectional study was conducted from July to September 2022 using a questionnaire. The study participants are doctors and nurses from three clinics in Bali province who had at least one year of working experience and were willing to be research respondents. Descriptive analysis and multiple logistic regression are used to determine the participants' perceptions and predictors of their perception. Of 155 participants, the majority (64%) have a positive perception of acupuncture compared with biomedicine. Participants with prior acupuncture usage were 9.01 times more likely than those without previous acupuncture use to have positive perceptions of acupuncture compared to biomedicine (Adj OR=9.01; 95% CI; p=0.001). The results of this study show that acupuncture is seen positively by health practitioners as an effective modality, has few side effects, and is supported by science. Health practitioners' perceptions are affected by their prior acupuncture experience. It is crucial to understand how medical professionals feel about acupuncture. Medical professionals' opinion impacts every patient's decision to seek therapy because one of their duties as specialists is to offer patients clinical judgment, information, and suggestions.
Implementation of the “CANTIK” (Preventing Anemia with Acupressure Techniques and Consuming Blood Supplement Tablets) in Adolescent Girls to Prevent Stunting Rastiti, Ida Ayu Anom; Strisanti, Ida Ayu Suptika
Babali Nursing Research Vol. 6 No. 1 (2025): January
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2025.61464

Abstract

Introduction: The study explores the connection between anemia in adolescent girls and the risk of stunting in their future children. To prevent this, researchers developed the CANTIK program, which combines acupressure techniques and iron supplementation. The aim is to evaluate the program's effectiveness in improving hemoglobin levels and preventing anemia in adolescent girls. Method: A pre-experiment with a one-group pretest-post-test design was conducted to evaluate the effect of acupressure and blood supplement tablets on hemoglobin levels. The study involved 33 second-year adolescent girls from SMAN 3 Denpasar, selected through stratified random sampling from 149. Participants met the criteria of having menstruation and being healthy. Hemoglobin levels were measured before and after the one-month intervention using a hemoglobin meter, with results analyzed using a paired t-test. Result: The average age of participants was 16, with most having a normal BMI (54.40%), not being at risk of chronic energy deficiency (72.70%), and having regular (81.82%) and normal-length periods (93.94%). The study showed a significant increase in hemoglobin levels from pre-intervention (Mean = 11.60, SD = 1.27) to post-intervention (Mean = 12.51, SD = 1.11) with a p-value of 0.001. The mean increase was 0.97, with a 95% confidence interval. Additionally, compliance with blood supplement tablet consumption rose from 0% to 97.0% after one month. Conclusion: Blood supplement tablet consumption and acupressure significantly increased adolescent girls' hemoglobin levels. Applying acupressure as a complementary therapy to increase hemoglobin levels is highly recommended.
Edukasi Dan Terapi Akupuntur Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Desa Melinggih Darmawati, I Dewa Ayu Agra; Harditya, Kadek Buja; Tri Anggaraeni, Komang Rosa; Wahyunadi, Ni Made Dewi; Strisanti, Ida Ayu Suptika
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 4 No 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v4i2.674

Abstract

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg setelah dilakukan dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dengan keadaan tenang. Gejala dari penyait hipertensi adalah pengelihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri pada kepala, mual muntah yang merupakan akibat meningkatnya tekanan intra kranial, edema dependent, adanya pembengkakan akibat adanya peningkatan kapiler. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah umur, jenis kelamin laki-laki lebih beresiko menderita dibandingkan perempuan, keturunan, obesitas, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi garam, dan penyakit peserta seperti diabetes militus. Pengobatan pada hipertensi dapat berupa farmakologi dan non farmakologi. Salah satu pengobatan non farmakologi adalah Akupuntur. Metode penusukan jarum pada akupunktur akan menstimulasi dikeluarkan dan diaktivasinya zat aktif seperti Nitric Oxide (NO) yang merupakan zat vasodilator yang dihasilkan oleh endotel pembuluh darah yang memicu vasodilatasi. Saat ini telah tersedia pelayanan kesehatan terintegrasi dengan pengobatan tradisional di RS Payangan yang terletak di Desa Melinggih. Terapi Akupuntur merupakan salah satu bagian dari layanan terintegrasi tersebut. Namun sepertinya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui layanan ini. Oleh sebab itu pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pelayanan terapi akupuntur dan kualitas hidup penderita tekanan darah tinggi dengan terapi akupunktur di Desa Melinggih. Berdasarkan hal tersebut, diadakan kegiatan bertahap yang diawali dengan sosialisasi kegiatan, pemberian edukasi tentang terapi akupuntur dan penanganan hipertensi dengan terapi akupuntur serta diakhiri dengan evaluasi hasil kegiatan. Indikator capaian adalah peningkatan pengetahuan masyarakat tentang terapi akupuntur dan tekanan darah penderita dalam rentang normal atau terkendali Kata kunci : Hipertensi, akupuntur, komplementer
A Comparative Study of the Antioxidant Activities of Black Goji Berry (Lycium Ruthenicum) and Chinese Jujube (Zizyphus Jujube Mill.), and their Combination Rastiti, Ida Ayu Anom; Strisanti, Ida Ayu Suptika; Sintyadewi, Putu Rima
Jurnal Pijar Mipa Vol. 20 No. 6 (2025)
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpm.v20i6.10007

Abstract

Oxidative stress, which arises from an imbalance between free radicals and the body’s antioxidant defences, is a major factor in the development of degenerative diseases, making the search for natural antioxidants an important area of research. Black goji berry (Lycium ruthenicum) is known to be rich in anthocyanins and polyphenols, while Chinese jujube (Ziziphus jujuba) contains high levels of vitamin C, flavonoids, and polysaccharides; both have been traditionally used in herbal medicine and are considered promising natural antioxidants. This research is the first study that examines the synergistic antioxidant effect of black goji berry and Chinese jujube. An experimental laboratory study was conducted with five treatment groups consisting of Chinese jujube (100%); black goji berry (100%); black goji berry 75% : Chinese jujube 25%; black goji berry 25% : Chinese jujube 75%; and black goji berry 50% : Chinese jujube 50%. Infusion samples were analyzed for antioxidant activity, and data were further analyzed statistically using one-way ANOVA followed by Tukey’s post hoc test. The results demonstrated significant differences in antioxidant activity among treatments (p < 0.05). Chinese jujube exhibited the weakest activity with an IC50 value of 35,695.24 ppm, while the 50:50 combination of black goji berry and Chinese jujube showed the strongest activity with an IC50 of 1,605.07 ppm. Groups containing black goji berry, either alone or in combination, consistently displayed better radical scavenging activity than Chinese jujube alone. These findings indicate that both black goji berry and Chinese jujube possess antioxidant potential; however, their combination, particularly in equal proportions, enhances this effect, suggesting a synergistic interaction. The results support the potential of these herbal mixtures as a complementary source of antioxidants to mitigate oxidative stress and prevent chronic diseases. They also highlight the value of studying plant combinations rather than single extracts.
Kombinasi Akupuntur dan Moxibustion dalam Menurunkan Skala Nyeri Haid Primer pada Mahasiswi Keperawatan Strisanti, Ida Ayu Suptika; Rastiti, Ida Ayu Anom; Harditya, Kadek Buja; Dharmapatni, Ni Wayan Kesari
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i1.13071

Abstract

ABSTRACT Menstrual pain is a condition that characterized by presence of pain in the uterus or lower abdomen during menstruation. About 10% women who suffered from menstrual pain are still in the teenage age and they could not do their daily activity effectively as well as learning process. Furthermore, this condition shows that menstrual pain could not be underestimated because it can affect daily activities. Acupuncture and moxibustion as one of the complementary and alternative medicine is exist to used as a therapy for genyecological problem including menstrual pain. Based on the explanation before, this study was conducted to determine the efectivity of acupuncture combine with moxibustion (moxa) to reduced menstrual pain. Quasi Experimental Study One Group Pre test-Post test  was used as a design in this study. There were 25 nursing students that used as respondence in this study. Observation sheet with Comperative Pain Scale with pain scale 0 to 10 was used as a instrument to collected the data. The data was collected in two times in pre and post intervention. The intervention (acupuncture and moxa therapy) was given once time about one week before the menstruation time. The therapist who did the intervention was a legal and registred as an acupuncturist. The data that collected from this study was analyzed by SPSS 20. The Wilcoxon Signed Rank Test was used as to analyse the significant pain scale reduce before and after intervention.  After intervention there was a significant reducing in pain scale among respondence.  There were 8 (32%) state they did not felt pain anymore, 12 (48%) state their pain was reduce to scale 1, 3 (12.0%) respondence state the pain was decrease to scale 2 dan 2 (8%) state felt pain in scale 3.   The significancy of pain reducing in this study was proved by Wilcoxon test that showed there is a decrease from Md=3.00 pre intervention to Md=1.00 post intervention with p value 0.010, r= 0.60 dan Z= 4.348. Based on the explanation and the result from this study showed that acupuncture combine with moxa leaves is effective to reduce menstrual pain. Keywords: Menstrual Pain, Dysmenorrhea, Teenagers, Acupuncture, Moxa  ABSTRAK Nyeri haid atau dysmenorrhea merupakan kondisi ditandai dengan munculnya rasa nyeri pada uterus atau perut bagian bawah saat menstruasi. Data profil kesehatan Indonesia tahun 2016 menunjukan 64.25% wanita mengalami nyeri haid dan 10% diantaranya masih tergolong remaja yang mengakibatkan terhambatnya aktivitas sehari-hari termasuk proses pembelajaran. Studi epidemiologi menyatakan bahwa rentangan usia remaja yang dilaporkan mengalami nyeri haid berkisar antara usia 16-24 tahun. Pada kasus nyeri haid yang berat, seorang perempuan harus kehilangan 3 hari perbulan untuk beristirahat dengan tidak mengikuti proses pembelajaran ataupun harus meninggalakan tempat kerjanya saat menstruasi. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan memberikan intervensi berupa terapi akupuntur yang dikombinasikan dengan moxa kepada mahasiswi program studi ilmu keperawatan untuk mengatasi nyeri haid yang mereka alami. Sebanyak 25 orang mahasiswi bersedia menjadi responden penelitian. Intervensi diberikan saat 1 minggu atau maksimal 2 hari sebelum menstruasi. Lembar observasi dipergunakan dalam penelitian ini sebagai instrument untuk pengumpulan data serta pengkajian skala nyeri yang menggunakan Comperative Pain Scale yang terdiri dari 0-10 skala nyeri sebagai acuan untuk menentukan nyeri yang dirasakan oleh responden. Pengkajian skala nyeri akan diberikan sebelum diberikan intervensi (pre test) dan sesudah intervensi (post test). Data demography responden diolah menggunakan descriptive analysis sedangkan untuk membandingkan skala nyeri pre test dan post test  diolah menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Terjadi penurunan yang signifikan pada skala nyeri dan katagori nyeri haid responden setelah pemberian intervensi. Setelah intervensi terjadi penurunan yang siginifikan pada skala nyeri pada responden dimana terdapat 8 (32.0%) responden tidak merasakan nyeri atau nyeri haidnya hilang, 12 (48.0%) menyatakan nyeri haid turun menjadi skala 1, 3 orang (12.0%) menyatakan skala nyeri 2 dan 2 (8.0%) menyatakan skala nyeri 3. Siginfikasi penurunan skala nyeri ini dibuktikan uji Wilcoxon yang menunjukan terjadinya penurunan dari Md=3.00 pre akupuntur kemudian menurun secara signifikan menjadi Md=1.00 post akupuntur dengan p value 0.010 dengan r= 0.6 dan Z= 4.348. Hal ini menunjukan bahwa akupuntur efektif untuk menurunkan skala nyeri pada mahasiswi yang mengalami nyeri haid. Kata Kunci: Nyeri Haid, Akupuntur, Moxibustion, Moxa