Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Punuh, Maureen Irinne; Mandagi, Chreisye K. F.; Akili, Rahayu H.
KESMAS Vol 7, No 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Januari 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pencapaian tumbuh kembang balita pada masa Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI dan status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tuminting. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional (potong lintang) yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting. Sampel pada penelitian ini berjumlah 100 balita usia 6-12 bulan. Data dianalisis mengunakan uji rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 82% memiliki status gizi baik berdasarkan indeks BB/U dan 15% status gizi kurang. Status gizi berdasarkan indeks BB/PB didapati 76% balita memiliki status gizi normal dan 15% memiliki status gizi kurus. Pemberian MP-ASI menunjukkan hasil sebesar 52% balita diberikan MP-ASI pertama kali pada usia yang tidak tepat. Sebesar 47% balita mendapatkan MP-ASI pertama kali di usia yang tepat yaitu mulai 6 bulan. Jumlah MP-ASI menunjukkan 71% balita diberikan MP-ASI sesuai dengan umur dan jumlahnya, Sebesar 93% MP-ASI yang diberikan pada balita tidak bervariasi. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara usia pertama pemberian MP-ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, Tidak Terdapat hubungan antara usia pertama pemberian MP-ASI dengan status gizi indeks BB/PB, Tidak terdapat hubungan antara jumlah pemberian MP-ASI dengan status gizi indeks BB/U maupun status gizi indeks BB/PB, Tidak terdapat hubungan antara variasi pemberian MP-ASI dengan status gizi indeks BB/U, dan status gizi indeks BB/PB. Diharapkan Pengoptimalan program promosi terkait pemberian makanan pendamping ASI oleh petugas gizi maupun petugas promosi kesehatan.Kata Kunci: Pemberian MP-ASI, Status Gizi, BalitaABSTRACTComplementary feeding is one of the factor that plays an important role in the achievement of infant growth during the first thousand days of life. The purpose of this study is to analyze the relationship between complementary feeding and nutritional status of children in the area of Tuminting Public health care center. This study was a cross sectional research that design and conduct in work area of Tuminting health care center. The sample in this study was 100 children of 6-12 months. Data were analyzed using Spearman-rank test. The results on children is showed that 82% are good of nutritional status and 15% are deficient of nutritional status on weight-for-age index. Nutritional status on weight-for-height index that 76% are normal and 15% are wasting. While the complementary feeding showed 52% being given the first-time complementary food at an inappropriate age. There are 47% children get the first complementary feeding at the right age; starting from 6 months. In this study showed that 71% of children, according to the amount and their age were given complementary food. While complementary food, 93% that given to children was not vary. The conclusion is that there is a relationship between complementary feeding and the nutritional status of weight-for-age index, but there is no relationship between complementary feeding and the nutritional status of weight-for-height index. There is no relationship between the amount of complementary feeding and nutritional status of weight-for-age and weight-for-height index and there is no relationship between variation of complementary feeding with nutritional status of weight-for-age and weight-for-height index. Nutrition workers and health promotion officers are expected to optimize promotional programs that related to complementary feeding.Keywords: Complementary Feeding, Nutritional Status, Children.
DETERMINAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PESERTA DIDIK DI SMP KRISTEN IRENE MANADO Paraso, Saskia; Engkeng, Sulaemana; Punuh, Maureen Irinne
KESMAS Vol 9, No 1 (2020): VOLUME 9, NOMOR 1, JANUARI 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatiikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Anak sekolah merupakan suatu aset yang sangat berharga bagi bangsa di masa depan yang harus dijaga serta ditingkatkan kesehatannya dengan program kesehatan untuk melindungi anak sekolah dari berbagai penyakit. Institusi sekolah juga merupakan rumah bagi anak sekolah yang dapat membantu upaya optimalisasi tumbuh kembang anak dengan menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat agar anak sekolah berperan aktif dalam mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dan di masyarakat. Tujuan penelitian  adalah mengetahui determinan perilaku hidup bersih dan sehat pada peserta didik di SMP Kristen Irene Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini  adalah seluruh peserta didik kelas VII. VIII, IX SMP Kristen Irene Manado. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian ada hubungan antara pengetahuan (p= 0,005), sikap (p= 0,005), peran guru (p= 0,013), dan sarana prasarana dengan PHBS (p= 0,002). Kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan, sikap, peran guru, sarana prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada peserta didik di SMP Kristen Irene Manado. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Peran Guru, Sarana Prasarana, PHBS. ABSTRACTClean and Healthy Behavior (PHBS) is a reflection of family life patterns that always pay attention and maintain the health of all family members. School children are a very valuable asset for the nation in the future that must be maintained and improved health with health programs to protect school children from various diseases. The school institution is also a home for school children who can help efforts to optimize the growth and development of children by instilling clean and healthy living behaviors so that school children play an active role in promoting clean and healthy behavior in schools and the community. The purpose of this study was to determine the determinants of clean and healthy living behavior among students at Irene Manado Christian Middle School. This type of research is quantitative research with a cross-sectional design. The population of this study was all students of class VII. VIII, IX Irene Manado Christian Middle School. Data analysis using the Chi-square test. The results of the study there is a relationship between knowledge (p = 0.005), attitude (p = 0.005), the role of the teacher (p = 0.013), and infrastructure and PHBS (p = 0.002). The conclusion is that there is a relationship between knowledge, attitudes, the role of the teacher, infrastructure, and clean and healthy behavior of students in Irene Manado Christian Middle School. Keywords: Knowledge, Attitude, Teacher Role, Infrastructure Facilities, PHBS.
DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PINELENG Limbat, Rio Daniel Christovel; Engkeng, Sulaemana; Punuh, Maureen Irinne
KESMAS Vol 9, No 1 (2020): VOLUME 9, NOMOR 1, JANUARI 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik untuk bayi karena memiliki kandungan yang dibutuhkan bayi dalam proses tumbuh kembangnya, serta makanan yang paling aman karena terjamin kebersihannya. Usia bayi yang kurang dari 6 bulan jika diberikan makanan tambahan selain ASI dapat mengakibatkan bayi sakit pencernaan seperti diare yang dapat membahayakan kesehatannya. Keberhasilan ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif harus didukung oleh keluarga terlebih dukungan suami dalam aspek emosional ibu, peran petugas kesehatan seperti bidan dapat membantu ibu untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam memberikan ASI kepada bayi. Faktor internal ibu pun berpengaruh seperti pengetahuan tetang manfaat ASI , sehingga ibu memiliki motivasi yang kuat. Cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pineleng Kabupaten Minahasa tahun 2018 sebesar 26,3%. Hasil ini menunjukan Puskesmas Pineleng belum mencapai target Nasional yaitu 80%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pineleng. Adapun jenis penelitian ini yakni penelitian kuantitatif dengan metode Survey Analitik dengan desain Cross Sectional. Jumlah populasi yaitu 236 ibu dan jumlah sampel yaitu 77 ibu yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan. Analisis data menggunakan uji statistik uji Chi-square. Hasil Penelitian pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value = 0,028 (< 𝛼 0,05). Peran tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value = 0,036 (< 𝛼 0,05). Peran suami dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value = 0,020 (< 𝛼 0,05). Kesimpulan: Adanya hubungan antara pengetahuan, peran tenaga kesehatan, peran suami dengan pemberian ASI EksklusifKata Kunci : ASI Eksklusif, Pengetahuan, Tenaga Kesehatan, Peran Suami ABSTRACT Breast milk (ASI) is the best food for babies because it has the content needed by the baby in the process of growth, as well as the safest food because of its cleanliness. The age of the baby is less than 6 months if given additional food other than breast milk can result in digestive pain such as diarrhea that can endanger his health. The success of the mother in giving exclusive breastfeeding must be supported by the family especially the support of the husband in the emotional aspects of the mother, the role of health workers such as midwives can help mothers to increase self-confidence in breastfeeding babies. Mother's internal factors also influence such as knowledge about the benefits of breast milk, so mothers have strong motivation. Coverage of exclusive breastfeeding in the area of Pineleng Public Health Center in Minahasa Regency in 2018 was 26.3%. These results indicate the Pineleng Health Center has not reached the National target of 80%. The purpose of this study was to determine the determinants associated with exclusive breastfeeding in infants aged 6-12 months in the Pineleng Public Health Center. The type of this research is quantitative research with Analytical Survey method with Cross Sectional design. Total population is 236 mothers and the number of samples is 77 mothers who have babies aged 6-12 months. Data analysis using statistical tests Chi-square test. Results of knowledge research with exclusive breastfeeding with p value = 0.028 (<α 0.05). The role of health workers with exclusive breastfeeding with p value = 0.036 (<α 0.05). The role of the husband with exclusive breastfeeding with p value = 0.020 (<α 0.05). Conclusion: There is a relationship between knowledge, the role of health workers, the role of husbands with exclusive breastfeedingKeyword: Exclusive Breast Milk, Knowledge, Health Workers, Role of Husband
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO MAHASISWA SEMESTER II FKM UNSRAT SAAT PEMBATASAN SOSIAL MASA PANDEMI COVID-19 Patimbano, Brenda Lavenia; Kapantow, Nova H.; Punuh, Maureen Irinne
KESMAS Vol 10, No 2 (2021): VOLUME 10, NOMOR 2, FEBRUARI 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asupan zat gizi makro didapatkan dari asupan karbohidrat, lemak, dan protein semua orang setiap hari dan dinyatakan dalam satuan gram Diperlukan keseimbangan makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak, agar membuat metabolisme berjalan lancar, sehingga mampu menyediakan metabolit dan energi yang cukup untuk tubuh bertahan di masa pandemi.  Keseimbangan ini akan menjadikan tubuh aktif dan seimbang, sehingga imunitas internal tubuh terbangun dalam menghadapi gen asing termasuk COVID19.  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi makro mahasiswa semester II FKM UNSRAT saat pembatasan sosial masa pandemi covid-19. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan Survei Deskriptif yang dilaksanakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado pada bulan April-November 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 118 responden. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Food Record untuk mendapatkan data asupan makanan dari responden selama 2 hari (hari kerja dan bukan hari beturut-turut) yang akan dibagikan secara online via Whatsapp dan akan dianalisis menggunakan Aplikasi Nutrisurvey dan Aplikasi SPSS. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki asupan karbohidrat yang kurang yaitu 84,7%, responden dengan asupan karbohidrat yang cukup yaitu 12,7%, dan responden dengan asupan karbohidrat yang lebih yaitu 2,5%.  Untuk asupan protein diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki asupan protein yang kurang yaitu 66,1%, responden dengan asupan protein yang cukup yaitu 20,3%, dan responden dengan asupan protein yang lebih yaitu 13,6. Dari hasil penelitian ini juga diketahui responden yang memiliki asupan lemak yang kurang yaitu 75,4%, responden dengan asupan lemak yang cukup yaitu 11,9% dan responden yang memiliki asupan lemak yang lebih yaitu 12,7%.  Kata Kunci : Asupan Zat Gizi Makro, Mahasiswa, COVID-19 ABSTRACTMacronutrient intake is obtained from the intake of carbohydrates, fats, and protein for everyone every day and is expressed in grams. Macronutrients such as carbohydrates, protein and fat are needed to make the metabolism run smoothly, so as to provide sufficient metabolites and energy for the body to survive pandemic period. This balance will make the body active and balanced, so that the body's internal immunity is awakened in the face of foreign genes, including COVID19. The purpose of this study was to describe the macro nutrient intake for the second semester students of FKM UNSRAT during social restrictions during the Covid-19 pandemic. In this study, using a quantitative research type with a descriptive survey which was carried out at the Faculty of Public Health, Sam Ratulangi University, Manado in April-November 2020 with a total sample of 118 respondents. The instrument used was a Food Record Questionnaire to obtain food intake data from respondents for 2 days (working days and not consecutive days) which will be shared online via Whatsapp and will be analyzed using the Nutrisurvey Application and SPSS Application. The results showed that most respondents had less carbohydrate intake, namely 84.7%, respondents with sufficient carbohydrate intake, namely 12.7%, and respondents with more carbohydrate intake, namely 2.5%. For protein intake, it was found that most respondents had less protein intake, namely 66.1%, respondents with sufficient protein intake, namely 20.3%, and respondents with more protein intake, namely 13.6. From the results of this study it is also known that respondents who have less fat intake, namely 75.4%, respondents with sufficient fat intake are 11.9% and respondents who have more fat intake, namely 12.7%.  Keyword: Macro Nutrient Intake, Students, COVID-19
Hubungan riwayat pemberian ASI dan kejadian wasting pada balita: Analisis data SSGI 2022 Sanggelorang, Yulianty; Malonda, Nancy Swanida Henriette; Punuh, Maureen Irinne; Novita, Vidya
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 12 (2025): Volume 18 Nomor 12
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i12.694

Abstract

Background: One of the nutritional issues arising in toddlers due to inadequate nutrient intake is wasting. Toddlers who experience wasting have relatively thin bodies compared to their height, characterized by a weight-for-height z-score of less than -2 SD. Exclusive breastfeeding is one of the contributing factors to wasting. Purpose: To analyze the relationship between exclusive breastfeeding and wasting among toddlers. Method: Quantitative research with a cross-sectional design using secondary data. The study population was all toddlers aged 0-23 months in the Talaud Islands Regency who were included in the census block based on the 2022 SSGI. Data analysis used univariate and bivariate analysis. Results: Based on univariate analysis, toddlers who experienced wasting were 13.1%, toddlers who received colostrum were 88.7%, and those who received exclusive breastfeeding were 56.1%. Based on the bivariate test, the history of colostrum administration with wasting incidents obtained a p value = 0.000 (<0.05) which indicated a relationship between the two variables. Conclusion: Wasting is influenced by various factors including nutritional intake, history of infectious diseases, and completeness of immunization. In addition, colostrum and exclusive breastfeeding have a significant relationship with wasting incidents. Lack of maternal knowledge and family support are also factors that influence the provision of breast milk and colostrum, so increasing education and family support is very important to reduce the prevalence of thinness in toddlers.   Keywords: Colostrum; Exclusive Breasting Feeding; Toddlers; Wasting.   Pendahuluan: Salah satu masalah gizi yang timbul pada balita dari asupan nutrisi yang tidak memadai adalah wasting. Balita yang menderita wasting akan memiliki tubuh yang relatif kurus dibandingkan dengan tinggi badannya ditandai dengan z-score BB/TB -2 SD. Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya wasting. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dan wasting pada balita. Metode: Penelitian kuantitatif desain cross sectional menggunakan data sekunder. Populasi penelitian adalah seluruh balita usia 0-23 bulan di Kabupaten Kepulauan Talaud yang masuk dalam blok sensus berdasarkan SSGI 2022. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Berdasarkan analisis univariat, balita yang mengalami kejadian wasting sebesar 13.1%, balita yang mendapatkan kolostrum 88.7%, dan yang mendapatkan ASI eksklusif 56.1%. Berdasarkan uji bivariat, riwayat pemberian kolostrum dengan kejadian wasting memperoleh nilai p = 0.000 (<0.05), menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel. Simpulan: Wasting dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk asupan nutrisi, riwayat penyakit infeksi, dan kelengkapan imunisasi. Selain itu, pemberian kolostrum dan ASI eksklusif memiliki hubungan signifikan dengan kejadian wasting. Kurangnya pengetahuan ibu dan dukungan keluarga juga menjadi faktor yang memengaruhi pemberian ASI dan kolostrum, sehingga peningkatan edukasi dan dukungan keluarga sangat penting untuk mengurangi prevalensi wasting pada balita.   Kata Kunci: ASI Eksklusif; Balita; Kolostrum; Wasting.
Pengukuran Status Gizi dan Edukasi Anemia pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Wori Kabupaten Minahasa Utara Punuh, Maureen Irinne; Engkeng, Sulaemana; Mandagi, Chreisye; Kalesaran, Angela; Akili, Rahayu; Asrifudin, Afnal
Abdimas Galuh Vol 7, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i1.16461

Abstract

Remaja putri merupakan kelompok rentan terhadap anemia defisiensi besi. Remaja putri yang menderita anemia berdampak pada kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang sebagai calon ibu, jika tidak dilakukan upaya pencegahan. Pengukuran status gizi merupakan skrining awal terhadap remaja putri yang anemia. Anemia pada remaja putri diakibatkan karena asupan makanan yang kurang mengandung zat besi dan pengetahuan tentang anemia. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan dua kegiatan yaitu menentukan status gizi remaja putri lewat pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas (Lila) dan mengukur tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia dan pencegahannya. Kegiatan dilakukan pada 33 remaja putri siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Wori Kabupaten Minahasa. Hasil menunjukkan persentase status gizi kategori baik sebesar 78,8% dan sebesar 81,8% remaja putri tidak berisiko Kurang Energi Kronik (KEK). Remaja putri memiliki status gizi kategori gizi kurang sebesar 9,1% dan berisiko KEK sebesar 18,2%. Hasil Pengukuran tingkat pengetahuan anemia dan pencegahannya menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi berupa penyuluhan. Perlu adanya pemantauan status gizi secara teratur pada remaja putri yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah.
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Tamba, Enjelina Virginia Paulina; Malonda, Nancy Swanida Hanriette; Punuh, Maureen Irinne
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48143

Abstract

Malnutrisi seperti stunting, underweight dan wasting, masih menjadi tantangan di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Minahasa. Selama 6 bulan pertama kehidupan, pemberian ASI secara eksklusif ialah suatu langkah penting dalam rangka pencegahan malnutrisi pada anak. Studi ini dilakukan guna mengetahui hubungan antara pemberian ASI secara Eksklusif dengan status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Remboken. Pendekatan yang dilakukan pada studi ini ialah kuantitatif memakai desain penelitian cross sectional yang dilaksanakan pada periode Maret hingga Juli 2025. Jumlah populasi pada studi ini mencakup 560 balita yang berusia 12-59 bulan dengan total sampel 91 balita. Metode analisis data memakai uji statistik chi square. Data dikumpulkan melalui metode wawancara dan pengukuran antropometri. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI secara Eksklusif dan status gizi menurut indeks BB/U dengan nilai P-Value 0.026 serta berdasarkan indeks PB/U atau TB/U dengan nilai P-Value 0.000. Namun tidak ditemukan hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dan status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dengan nilai P-Value 0.508.
HUBUNGAN FREKUENSI DAN KECUKUPAN ENERGI DALAM SARAPAN DENGAN KELEBIHAN GIZI PADA PESERTA DIDIK SMAN 1 TONDANO Hokky, Jessica Merlyn; Musa, Ester Candrawati; Punuh, Maureen Irinne
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48410

Abstract

Tiga beban masalah gizi pada remaja di Indonesia adalah kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan anemia. Asupan makanan yang salah satunya didapat dari sarapan memengaruhi status gizi. Penelitian yang dilakukan di negara-negara Asia-Pasifik, seseorang yang melewatkan sarapan memiliki risiko kelebihan gizi meningkat sebanyak 75% dibanding seseorang yang rutin melakukan sarapan. Di Indonesia, sebanyak 44,6% remaja usia 11-19 tahun tidak melakukan sarapan. Sarapan yang optimal terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat, lauk, sayur atau buah dan memenuhi 15-30% Angka Kecukupan Gizi (AKG). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik dan pendekatan case control serta teknik sampling menggunakan purposive sampling dan matching jenis kelamin dengan perbandingan 1:1 sehingga didapat 24 sampel pada masing-masing kelompok dengan total sampel sebanyak 48 sampel. Kuisioner frekuensi sarapan digunakan untuk mengetahui jumlah kejadian individu dalam mengonsumsi sarapan dalam satu minggu terakhir, IMT/U digunakan untuk mengukur status gizi, dan wawancara food recall 2x24 hours digunakan untuk menghitung jumlah rata-rata konsumsi sarapan dan jenis makanan. Uji Chi-Square digunakan untuk menganalisis hubungan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia didominasi 16 tahun. Ditemukan masih banyak remaja yang jarang sarapan dan kecukupan energi sarapan tidak sesuai. Hasil analisis bivariat terdapat hubungan frekuensi dan kecukupan energi sarapan dengan kelebihan gizi (nilai p masing-masing 0,020 dan 0,043 dan nilai OR masing-masing 7,857 dan 4,048). Kejadian kelebihan gizi berhubungan dengan frekuensi dan kecukupan energi sarapan.
Hubungan antara pola asuh dengan status gizi pada balita Payuk, Aprilyana Tandi; Sanggelorang, Yulianty; Punuh, Maureen Irinne
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.1193

Abstract

Background: Nutritional problems remain a crucial public health challenge in Indonesia, including in the working area of Remboken Public Health Center, Minahasa Regency. Parenting practices, particularly feeding behavior and child care, are known to influence the nutritional status of toddlers. Purpose: To analyze the relationship between parenting patterns and the nutritional status of toddlers. Method: A cross-sectional study was conducted involving 91 toddlers selected through simple random sampling. Data were collected using a structured questionnaire to assess feeding and caregiving practices, and anthropometric measurements were performed to determine nutritional status based on z-scores: weight-for-age (W/A), height-for-age (H/A), and weight-for-height (W/H). Data were analyzed using Fisher's Exact Test and Chi-square test. Results: There was a significant relationship between feeding practices and nutritional status based on W/A (p = 0.044) and H/A (p = 0.000), but no significant relationship with W/H (p = 1.000). Similarly, caregiving practices were significantly associated with W/A (p = 0.030) and H/A (p = 0.000), but not with W/H (p = 0.092). Conclusion: The results highlight the importance of improving feeding and caregiving practices to enhance children's nutritional status, particularly in addressing underweight and stunting among toddlers. Suggestion: Parents, especially mothers, need to adopt more responsive feeding and caregiving practices. Meanwhile, public health centers are expected to enhance education and provide support to families at risk of stunting, focusing on nutrition, hygiene, immunization, and psychosocial support.   Keywords: Feeding Practices; Parenting Patterns; Toddler Nutritional Status   Pendahuluan: Masalah gizi masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang krusial di Indonesia, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Remboken, Kabupaten Minahasa. Praktik pengasuhan, khususnya perilaku pemberian makan dan pengasuhan, diketahui memengaruhi status gizi balita. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara pola asuh dan status gizi balita. Metode: Studi cross-sectional yang melibatkan 91 balita yang dipilih melalui pengambilan sampel acak sederhana. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur untuk menilai praktik pemberian makan dan praktik merawat balita, juga dilakukan pengukuran antropometri untuk menentukan status gizi berdasarkan z-score berat badan menurut usia (BB/U), z-score tinggi badan menurut usia (TB/U), dan z-score berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Fisher-exact dan uji Chi-kuadrat. Hasil: Menunjukkan hubungan yang signifikan antara praktik pemberian makan dan status gizi berdasarkan BB/U (p value = 0.044) dan TB/U atau PB/U (p value = 0.000), tetapi tidak ada hubungan yang signifikan dengan BB/TB atau BB/PB (p value = 1.000). Demikian pula, praktik merawat anak secara signifikan berhubungan dengan BB/U (p value = 0,030) dan TB/U atau PB/U (p value = 0.000), tetapi tidak dengan BB/TB atau BB/PB (p value = 0.092). Simpulan: Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya peningkatan praktik pemberian makan dan merawat anak untuk meningkatkan status gizi, terutama dalam mengurangi masalah underweight dan stunting pada balita. Saran: Orang tua, terutama ibu, perlu meningkatkan praktik pemberian makan responsif dan perawatan untuk balita, sementara pusat kesehatan masyarakat diharapkan meningkatkan pendidikan dan memberikan dukungan bagi keluarga yang berisiko stunting dengan fokus pada nutrisi, kebersihan, imunisasi, dan dukungan psikososial.   Kata Kunci: Pola Asuh; Praktik Pemberian Makan; Status Gizi Balita.
Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pada peserta didik SMP Hullah, Muhammad Rosyad; Punuh, Maureen Irinne; Sanggelorang, Yulianty
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1246

Abstract

Background: Adolescents are a group vulnerable to nutritional problems. The main factor behind this is that adolescence is a period of accelerated growth and development, often accompanied by changes in eating habits and lifestyle. Although each adolescent has different demands, activity levels begin to increase significantly as they approach junior high school. Adolescents' nutritional status is influenced by various factors, including eating habits, economic conditions, cultural background, and physical activity levels. Physical activity is defined as any form of bodily movement that increases energy expenditure, thus playing a role in maintaining energy balance and preventing the risk of excess weight. Purpose: To analyze the relationship between physical activity and nutritional status of students in junior high school. Method: This quantitative research with an analytical observational design employed a cross-sectional approach. The study was conducted from March to July 2025 at Pineleng 2 Public Junior High School, involving 77 respondents in grades VII and VIII. The research instruments included the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) and the SECA height and weight measurement tool. Data were analyzed using univariate and bivariate methods, with Fisher's exact test for correlation between variables. Results: some respondents had active physical activity totaling 69 respondents and for good nutritional status totaling 58 respondents. Conclusion: There is a relationship between physical activity and nutritional status with a p value = 0.019 (p<0.05).   Keywords: Adolescents; Nutritional Status; Physical Activity.   Pendahuluan: Remaja termasuk dalam kelompok yang rentan terhadap masalah gizi. Faktor utama yang melatarbelakangi hal ini adalah masa remaja merupakan periode percepatan pertumbuhan dan perkembangan, yang sering kali diiringi dengan perubahan kebiasaan makan dan pola hidup. Meskipun setiap remaja mempunyai tuntutan yang berbeda, tingkat aktivitas pada usia remaja akan mulai cukup meningkat ketika mendekati usia Sekolah Menengah Pertama. Status gizi remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kebiasaan makan, kondisi ekonomi, latar belakang budaya, dan tingkat aktivitas fisik. Aktivitas fisik didefinisikan sebagai segala bentuk gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran energi, sehingga berperan dalam menjaga keseimbangan energi dan mencegah risiko kelebihan berat badan. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan status gizi peserta didik di SMP. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional study. Penelitian dilaksanakan pada Maret–Juli 2025 di SMP Negeri 2 Pineleng dengan melibatkan 77 responden kelas VII dan VIII. Instrumen penelitian meliputi kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) serta alat ukur tinggi badan dan berat badan merk SECA. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat, dengan uji hubungan antar variabel menggunakan uji Fisher’s Exact Test. Hasil: Sebagian responden memiliki aktivitas fisik aktif berjumlah 69 responden dan untuk status gizi baik berjumlah 58 responden. Simpulan: Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi dengan nilai p = 0.019 (p<0.05).   Kata Kunci: Aktivitas Fisik; Remaja; Status Gizi.