Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Factors associated with food safety behavior of members in the Village Food Security Movement Program in Bolaang Mongondow Regency, Indonesia Kusumawardani, Dian Sulistyaning; Kapantow, Nova Hellen; Djarkasi, Gregoria Sri Suhartati
Public Health of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2022): April - June
Publisher : YCAB Publisher & IAKMI SULTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v8i2.572

Abstract

Background: Food safety is the aspect considered to prevent food poisoning worldwide. Food safety management is essential to prevent foodborne illness. Objective: This study aimed to determine factors associated with the food safety behavior of members in the Village Food Security Movement Program in Bolaang Mongondow Regency, Indonesia. Methods: Cross-sectional research was conducted on 100 participants through a purposive sampling technique in the last week of February 2022 with the COVID-19 protocol. Data were collected using validated questionnaires. Descriptive statistical tests, Chi-square test, and multi-logistic regression were employed for data analysis. Results: The majority of the respondents were female (65%) and 15-59 years old. The Chi-square analysis found education, knowledge, and attitude were significant variables. After adjusting to the multi-logistic regression, the poor attitude and low cost of family food consumption were associated with poor food safety behavior (p <0.05). Conclusion: The most significant factors related to poor food safety behavior are the low cost of family food consumption and low attitude. The program must be appropriately arranged to prevent poor food safety behavior in the households.
PENINGKATAN KOMPETENSI KADER KESEHATAN: PELATIHAN ANTROPOMETRI UNTUK MEMANTAU PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA BITUNG Kapantow, Nova Hellen; Kairupan, Bernabas Harold Ralph; Kapantow, Marlin Grace; Sanggelorang, Yulianty; Pondagitan, Alpinia Shinta; Molenaar, Emmanuela Ranita
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 8 No 2 (2024): AGUSTUS - DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v8i2.5305

Abstract

Masalah gizi pada balita merupakan salah satu tantangan kesehatan yang dihadapi oleh banyak negara. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, pelatihan kader Posyandu, yang merupakan kelompok terdekat dengan masyarakat, dalam pengukuran antropometri sangat penting untuk menghasilkan data yang lebih akurat guna menentukan intervensi yang tepat. Program Kemitraan Masyarakat dalam bentuk pelatihan kader, bermitra dengan Puskesmas Girian Weru, telah dilaksanakan pada tanggal 23 September 2024 di Gedung Puskesmas Girian Weru. Kegiatan pelatihan ini mencakup penyuluhan teori, praktik pengukuran, serta evaluasi pengetahuan menggunakan kuesioner pre dan post-test, dan evaluasi keterampilan kader berdasarkan kesesuaian praktik pengukuran dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diberikan. Hasil evaluasi pre-test dan post-test secara deskriptif menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan kader, meskipun tidak signifikan secara statistik (p-value = 0,527). Namun, hasil observasi praktik pengukuran memperlihatkan bahwa kader mampu melaksanakan prosedur pengukuran antropometri dengan benar sesuai SOP. Pelatihan ini secara praktis berhasil meningkatkan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran antropometri balita secara akurat, meskipun peningkatan pengetahuan secara statistik belum signifikan. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya pelatihan berkelanjutan untuk memperkuat kemampuan kader dalam memantau pertumbuhan balita.
Hubungan antara Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Status Gizi Anak di Sekolah Dasar Negeri 72 Manado Nuralisa; Bolang, Alexander Sam Leonard; Kapantow, Nova Hellen
Health & Medical Sciences Vol. 2 No. 2 (2025): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/phms.v2i2.341

Abstract

Anak usia sekolah berada pada masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah balita. Pada masa ini anak memerlukan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi guna mencapai pertumbuhan yang optimal. Menurut The American Dietetic Association, asupan gizi yang didapatkan dari sarapan pagi dianggap yang paling penting dari ketiga waktu makan karena sarapan pagi sangat penting untuk mempersiapkan energi anak untuk memulai hari. Anak yang melewatkan sarapan pagi cenderung dikaitkan dengan konsumsi yang berlebihan di siang dan malam hari sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan gizi. Sayangnya, sarapan pagi masih menjadi suatu permasalahan pada anak-anak di Indonesia. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi anak di SD Negeri 72 Manado. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Hasil: Dalam penelitian ini didapatkan sebagian besar anak dengan kebiasaan sarapan pagi yang baik dan cukup memiliki status gizi yang baik pula sebesar 82,3% dan 72,7% dan anak dengan kebiasaan sarapan pagi yang kurang memiliki status gizi yang tidak baik sebesar 100%. Hasil penelitian menggunakan uji statistik chi-square untuk hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi menunjukkan hubungan yang bermakna (p < 0,001). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi anak di SD Negeri 72 Manado.
Analysis of Risk Factors Associated with Stunting Incidence in Children Under Five in Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi Province Melatunan, Chlara; Kapantow, Nova Hellen; Bolang, Alexander Sam Leonard
Pancasakti Journal Of Public Health Science And Research Vol 5 No 1 (2025): PJPHSR
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pancasakti, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/pjphsr.v5i1.1703

Abstract

Stunting is a developmental disorder that affects children under the age of five, particularly during the first 1,000 days of life, as a result of chronic malnutrition and repeated infections. The objective of this study is to examine the history of Low Birth Weight (LBW), gestational age, feeding practices, and immunization status in relation to the incidence of stunting in children under five years old in Southeast Minahasa District. This study used a quantitative case-control design. The sample consisted of 78 children, with 39 cases and 39 controls. The research instrument was a questionnaire. The case-control design employed the chi-square test, and the association measure calculated was the Odds Ratio, along with logistic regression analysis. The analysis technique included univariate, bivariate, and multivariate analyses. The univariate results showed that 69.2% had a history of LBW, 94.9% were born to mothers aged under 20 years, 59.0% had poor feeding practices, and 84.6% had incomplete immunization status. The bivariate analysis revealed a significant relationship between LBW (p=0.007), gestational age (p=0.008), feeding practices (p=0.006), and immunization status (p=0.041) with the occurrence of stunting. LBW was the most dominant factor associated with stunting, with an Odds Ratio (OR) of 3.922, p-value 0.013, and a 95% Confidence Interval (CI) of 1.336-11.512.
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOLIBAGU Kandou, Johana Rosalia Trivy; Malonda, Nancy Swanida Henriette; Kapantow, Nova Hellen
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.44792

Abstract

Satu diantara banyaknya permasalahan gizi utama yang memengaruhi anak-anak di Indonesia dan belum ditangani secara memadai ialah stunting. Balita yang mengalami gizi buruk kronis dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, termasuk stunting. Pemberian MP-ASI yang tidak sesuai kepada balita dapat menghambat kemampuan balita untuk tumbuh dan berkembang secara normal, yang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan stunting. Tujuannya penelitian ini untuk menganalisa hubungan Pemberian MP-ASI dengan stunting pada balita usianya 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Molibagu. Jenisnya studi yakni penelitian kuantitatif yang memakai desain observasional analitik dengan pendekatannya cross sectional study dan populasinya 201 balita serta sampelnya studi sebanyak 73 balita yang diambil memakai metode simple random sampling. Studi ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Molibagu dan instrumennya dari studi yakni kuesioner pemberian MP-ASI dari Child Feeding Questionaire (CFQ) serta pengukurannya antropometeri dengan indeks Panjang Badan menurut pada Umur (PB/U). Analisa data pada studi yakni analisa bivariat dan univariat, lalu temuan studi ini yakni ada hubungannya pemberian MP-ASI dengan stunting pada usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Molibagu dengan nilainya p value = 0,000 yang memakai uji statistik fisher’s exact test. Penelitian mendapati 17 balita (23,3%) yang menderita stunting dan 21 balita (28,8%) tergolongnya pemberian MP-ASI yang tidak sesuai
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Hipertensi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Kota Manado, Indonesia Mala, Hartika Angreine; Kapantow, Nova Hellen; Kaunang, Erling David; Korompis, Grace E. C.; Tahulending, Jane M. F.
Jurnal Promotif Preventif Vol 8 No 5 (2025): Oktober 2025: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v8i5.2357

Abstract

Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang paling umum dan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, ginjal, dan serebrovaskular. Kepatuhan pengobatan memainkan peran penting dalam mencapai hasil terapi yang optimal, namun tingkat kepatuhan masih suboptimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kepatuhan pengobatan antihipertensi di antara pasien yang mengunjungi Pusat Kesehatan Masyarakat Bahu di Manado, Indonesia. Desain cross-sectional diterapkan dengan melibatkan 86 responden yang dipilih secara purposif. Variabel independen meliputi durasi hipertensi, tingkat pengetahuan, aksesibilitas ke layanan kesehatan, dukungan keluarga, dan tingkat pendidikan. Kepatuhan pengobatan diukur menggunakan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8). Data dianalisis menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik. Analisis bivariat mengungkapkan hubungan yang signifikan antara kepatuhan dan durasi pengobatan (p=0,009), pengetahuan (p=0,004), akses ke layanan kesehatan (p=0,004), dukungan keluarga (p=0,032), dan tingkat pendidikan (p=0,002). Regresi logistik mengidentifikasi tingkat pendidikan (p=0,002; OR=5,809) sebagai faktor yang paling berpengaruh, diikuti oleh pengetahuan (p=0,008; OR=5,416). Dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi dan pengetahuan yang lebih baik secara signifikan meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien hipertensi. Penguatan edukasi pasien dan keterlibatan keluarga direkomendasikan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan.