Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Studi Functional Electrical Stimulation Terkontrol Fuzzy Logic Controller sebagai Solusi pada Foot Drop Correction Muhammad Adib Syamlan; Achmad Arifin; Fauzan Arrofiqi
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.50273

Abstract

Stroke merupakan permasalahan serius dalam dunia kesehatan. Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh stroke maupun pasca stroke adalah foot drop. Untuk mengatasi hal tersebut, dirancang suatu sistem Functional Electrical Stimulation (FES) yang dikontrol Fuzzy Logic Controller (FLC) berjumlah 3 berbasis cycle-to-cycle control untuk menstimulasi otot yang mempengaruhi gerakan ankle dorsiflexion pada otot Tibialis Anterior (TA), ankle plantarflexion pada otot Gastrocnemius (GC), dan knee extension pada otot Vastus (VA), yang semuanya distimulasi saat swing phase pada siklus berjalan. FLC menghasilkan output berupa stimulation burst duration, mengatur seberapa lama 3 channel FES aktif menstimulasi otot. Terdapat stimulation schedule yang mengatur kapan stimulasi pada setiap FLC akan aktif pada 1 cyclenya. Hasil yang didapatkan pada FES, penggunaan PWM1 duty cycle 15% dan frekuensi 20 KHz, serta PWM2 duty cycle 98% dan frekuensi 20 Hz merupakan spesifikasi paling efektif, dikarenakan menghasilkan sudut ankle joint -40.8⁰ (otot TA), -12.1⁰ (otot GC), dan knee joint -11⁰ (otot VA), dengan pemakaian duty cycle PWM1 yang minimal. Hasil pada Subjek normal berjalan foot drop dan distimulasi didapatkan FLC1 (ankle dorsiflexion) mulai berosilasi pada cycle ke-8, FLC2 (ankle plantarflexion) cycle ke-22, dan FLC3 (knee extension) cycle ke-8. Hal ini terjadi dikarenakan sudut telah mencapai target angle dan kontroler terus beradaptasi.
Rancang Bangun Hand Tracking Glove sebagai Antarmuka untuk Game Rehabilitasi Milla Rahmadiva; Achmad Arifin; Muhammad Hilman Fatoni; Siti Halimah Baki
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.46180

Abstract

Stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika suplai darah menuju otak tersumbat. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian. Sebanyak 30% hingga 66% pasien stroke mengalami kelumpuhan pada lengan yang menyebabkan mereka kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari [1]. Salah satu dampak dari kelumpuhan pada lengan adalah kelainan sistem gerak pada jari. Pada penelitian ini diusulkan sebuah glove yang tidak hanya mampu menggantikan goniometer jari untuk mengukur range of motion, tetapi juga bisa menjadi alat rehabilitasi pasien pasca stroke melalui serious game yang mampu memotivasi agar range of motion jari pasien bertambah. Perancangan glove dilakukan dengan menyusun sensor secara array pada tiap jari sehingga bisa mengukur sudut sendi secara bersamaan. Pengujian glove terdiri dari pengujian hardware dan software. Hasil menunjukkan error yang kecil antara pembacaan glove dengan pembacaan goniometer jari sebagai alat yang sudah umum digunakan untuk mengukur Range of motion (ROM) jari. Mean squared error yang dihasilkan dari pengukuran dengan glove adalah 0.68.
Automatic Thresholding untuk Klasifikasi Perintah Arah dan Kecepatan pada Kursi Roda Elektrik dengan Menggunakan Sinyal Bioimpedansi Trisa Safira Hasanah; Achmad Arifin; Muhammad Hilman Fatoni; Siti Halimah Baki
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.51350

Abstract

Subjek yang memiliki kelumpuhan pada anggota gerak bagian atas dan bawah mengalami masalah dalam mengontrol pergerakan kursi roda. Untuk meningkatkan kemandirian subjek dengan kondisi tersebut, kami merancang metode kontrol kursi roda dengan menggunakan perubahan impedansi yang disebabkan oleh gerakan otot untuk mengontrol gerakan kursi roda. Sistem pengukuran bioimpedansi dirancang dengan menginjeksikan arus sinusoidal dengan frekuensi 50 kHz dan arus konstan 0,5 mArms ke otot trapezius. Perubahan impedansi pada otot diukur melalui elektroda dan diinterpretasikan oleh sistem instrumentasi dan pemrosesan untuk mengendalikan gerakan kursi roda. Penelitian ini menggunakan metode automatic thresholding untuk menentukan arah dan kecepatan. Automatic thresholding digunakan karena permasalahan nilai tegangan hasil impedansi yang didapatkan terus menerus mengalami penurunan dikarenakan fatigue pada otot, sehingga nilai tegangan tidak dapat mencapai threshold. Oleh karena itu dibuatlah penggunaan automatic thresholding yang menyesuaikan dengan penurunan nilai tegangan. Pada penelitian menggunakan tiga subjek, tingkat keberhasilan yang didapatkan untuk perintah kanan dan perintah kiri mencapai 100%, sedangkan untuk perintah maju, tingkat keberhasilan paling maksimum yang didapatkan adalah 80% dan paling minimum adalah 60%. Selain itu, untuk perintah berhenti, tingkat keberhasilan paling maksimum yang didapatkan adalah 100% dengan tingkat keberhasilan minimumnya adalah 60%.
Klasifikasi DNA Microarray Menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan Artificial Neural Network (ANN) Dian Atia Ihsani; Achmad Arifin; Muhammad Hilman Fatoni
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.51637

Abstract

Kanker merupakan suatu kelompok penyakit tingkat molekular yang ditandai dengan pembelahan sel tidak terkendali yang memiliki potensi untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan pada jaringan sekitar (invasi) atau dengan perpindahan ke jaringan lain (metastatic). Banyaknya jumlah ekspresi gen serta besarnya data yang terkandung pada DNA membuat diagnosis bagi pasien penderita kanker terhambat. Lama waktu yang dibutuhkan untuk diagnosis kanker membuat perawatan yang diberikan tertunda, sehingga sel kanker sering kali telah menginvasi organ lain yang kemudian memicu tingginya tingkat kematian akibat kanker. DNA microarray merupakan suatu metode baru dalam dunia teknologi yang membantu proses analisis tingkat ekspresi jutaan gen pada suatu waktu. Melalui ekspresi gen ini, diagnosis penyakit, identifikasi tumor, serta deteksi mutasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam tugas akhir ini, salah satu kelas dari Artificial Neural Network (ANN), yakni Multilayer Perceptron (MLP), diaplikasikan sebagai metode klasifikasi. Untuk meningkatkan efisiensi proses klasifikasi, data yang berukuran besar direduksi dimensionalitasnya menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA). Dua sub-tipe kanker paru-paru, yakni Adenocarcinoma (AC) dan Squamous Cell Carcinoma (SCC) digunakan sebagai data penguji untuk memvalidasi keberhasilan metode yang diajukan. Hasil klasifikasi dari dataset PCA dengan nilai variance yang meningkat menunjukkan nilai akurasi yang meningkat pula dengan nilai maksimal akurasi dari dataset variance 100% sebesar 90,02%.
Kontrol Eksoskeleton Tangan dengan Sensor Taktil untuk Rehabilitasi Spesific-Task Practice pada Pasien Spastisitas Pasca Stroke Hanan Yumna; Achmad Arifin; Atar Fuady Babgei
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i1.61832

Abstract

Pasien pasca stroke dengan komplikasi spastisitas dapat menyebabkan kurangnya kemampuan menggenggam objek sehingga mempunyai kebutuhan khusus dengan bantuan eksoskeleton tangan robotik. Setelah dilakukan berbagai teknik fisioterapi untuk menangani spastisitas, perlu dilakukan evaluasi kekuatan tangan pasien selama menggenggam. Meskipun banyak metode rehabilitasi specific-task learning dengan eksokskeleton, untuk mendapatkan pengukuran kekuatan selama interaksi genggaman masih menjadi hal yang menantang. Tujuan penelitian ini mengembangkan eksoskeleton dengan umpan balik dari sensor taktil untuk mengevaluasi distribusi kekuatan pada ujung jari pasien, lalu eksoskeleton membantu pasien menjaga kekuatan pegangan disekitar trehsold untuk meningkatkan kemampuan gerak. Pengukuran threshold genggaman tangan normal yang didapatkan untuk mengangkat sebuah cangkir adalah 2,254 N. Selama rehabilitasi, eksoskeleton mampu menjaga kekuatan pegangan disekitar threshold, ketika kekuatan pegangan subjek terdeteksi dibawah threshold, eksoskeleton mampu memberikan stimulus eksternal power sehingga menjaga kekuatan pegangan.
Perancangan dan Implementasi Sistem Kendali Robot Tangan Prensilia Rizky Fauzy Nurmadyansyah; Achmad Arifin
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.588 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i1.5258

Abstract

Teknologi robotika pada bidang medis terus berkembang dan penggunaannya semakin luas. Pada tugas akhir ini sistem kendali loop tertutup untuk robot tangan telah dikembangkan dan dievaluasi. Sistem kendali dengan komponen utama mikrokontroler untuk mengendalikan robot tangan IH2 Azzurra mampu bekerja secara real-time. Sistem yang dibuat memiliki antarmuka UART dengan baud rate sebesar 115,2kbps yang dapat menerima masukan dari sensor gerak berupa sarung tangan dan menghasilkan keluaran berupa suatu perintah sebagai masukan robot tangan. Perintah ini mampu mengatur kecepatan motor pada masing-masing jari robot tangan sesuai dengan gerakan tangan melalui sensor gerak. Metode sistem kendali yang digunakan adalah sistem kendali PID diskrit berbasis mikrokontroler ATMEGA8. Performansi dari sistem kendali yang dirancang dapat dilihat secara langsung menggunakan perangkat lunak berbasis PC yang telah dibuat. Selain itu, perangkat lunak PC dapat memperbaharui firmware pada mikrokontroler secara langsung dan parameter-parameter penting pada sistem dapat ditampilkan dalam bentuk grafik, atau disimpan pada media penyimpanan berbasis PC sehingga lebih mudah untuk dianalisa lebih lanjut. Performansi yang dihasilkan sistem cukup baik, dilihat dari nilai error steady state tertinggi sebesar 3,137%, settling time tertinggi sebesar 3,8 detik, overshoot tertinggi sebesar 3,529%, dan RMSE rata-rata tertinggi yang dihasilkan sebesar  0,0595%±0,0119%. Kebutuhan daya pada sistem relatif rendah yakni 111,9mW. Sehingga catu daya baterai li-ion berkapasitas standar dapat digunakan untuk mencatu sistem selama kurang lebih 29,4 jam atau 1,225 hari. Tingkat portabilitas dari sisi kebutuhan daya sudah terpenuhi untuk sistem ini.
Robotic Glove Menggunakan Hybrid Functional Electrical Stimulation (FES) dan Exoskeleton untuk Rehabilitasi Tangan Manusia Achmad Ilham Fanany Al Isyrofie; Achmad Arifin; Fauzan Arrofiqi
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.45725

Abstract

Disabilitas yang terjadi pada tangan manusia menunjukkan masalah yang serius bagi beberapa orang. Salah satu penyebab terjadinya disabilitas pada fungsi sistem gerak manusia ialah terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat, atau Spinal Cord Injury (SCI). Penyakit stroke termasuk salah satu jenis SCI yang menyebabkan penderitanya mengalami penurunan pada sistem sensori dan motorik pada tubuh. Pada penelitian ini, akan dikembangkan suatu alat yang merupakan gabungan dari exoskeleton dan Functional Electrical Stimulation(FES). Exoskeleton adalah kerangka alat untuk dapat melatih gerakan menggenggam dan memperkuat daya genggam dengan bantuan external power. FES merupakan sebuah teknik yang memanfaatkan arus elektrik untuk mengaktifkan bagian saraf yang mengalami gangguan atau disfungsi karena berbagai gangguan neurologis. Sisi kebaruan dari metode rehabilitasi ini terletak pada optimasi penggunaan exoskeleton untuk mengurangi kelelahan otot akibat stimulasi yang berlebihan dari FES. Exoskeleton dengan panjang 77.2 mm dapat menghasilkan gerakan mekanik yang mendorong terjadinya gerakan fleksi dan ekstensi. Electrical stimulator menghasilkan output berupa gelombang kotak dengan karakteristik lebar pulsa 200 µS, frekuensi 20 Hz, dan range amplitudo sebesar 0.2 V hingga 130 V. Output hasil stimulus tersebut disalurkan menuju otot Flexor Digitorum, sehingga dapat menghasilkan gerakan fleksi dan ekstensi pada jari-jari tangan. Metode hybrid FES dan exoskeleton dengan amplitudo stimulasi yang berubah-ubah dan kecepatan motor sebesar 1.36 rpm dapat mencapai gerakan fleksi dalam rentang waktu 23.95 detik, sedangkan gerakan ekstensi dapat dicapai dalam rentang waktu 20.16 detik. Penelitian selanjutnya disarankan mengembangkan metode kontrol yang digunakan agar dapat menghasilkan gerakan yang lebih smooth dan selaras, memilih sensor yang lebih akurat, dan memilih motor yang berukuran lebih kecil dengan torsi lebih tinggi.
Perancangan Mekanik Pulmonary Rehabilitation Robot sebagai Pendukung Mekanisme Rehabilitasi Asma Breathing Retraining Rasyida Shabihah Zukro Aini; Achmad Arifin; Atar Fuady Babgei
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.48237

Abstract

Penyakit asma merupakan proses inflamasi pada saluran pernapasan yang menyebabkan saluran pernapasan menjadi hyperresponsive sehingga mudah terjadi pembatasan aliran udara. Penanganan penyakit asma membutuhkan fokus jangka panjang sehingga membutuhkan rehabilitasi. Rehabilitasi asma pada umumnya melibatkan beban anggota tubuh pada saat pelatihan. Breathing retraining merupakan mekanisme rehabilitasi yang tepat. Untuk membantu pendertita asma bertahan dengan mekanisme tersebut sesuai dengan waktu pelatihan rehabilitasi yang distandarkan, maka dirancanglah mekanik platform pulmonary rehabilitation robot. Platform ini terdiri dari tiga mekanisme yakni armpit support, thoracic push dan belt. Mekanisme armpit support dan belt menggunakan one pulley intraction, sedangkan thoracic push menggunakan sistem scissor jack lift. Dibandingkan platform yang sudah ada untuk penderita COPD, platform ini memiliki keunggulan yakni penambahan mekanisme belt sebagai pendukung untuk ekspansi rongga dada saat inhalasi. Selain itu, penambahan audio melalui headphone untuk meredam suara platform yang bising menjadikan pengguna asma tidak mudah otot pernapasannya menjadi hyperresponsive.
Sistem Pelaporan Telecardiac Monitoring Melalui Layanan Pesan Singkat (SMS) Norma Hermawan; Achmad Arifin; Muhammad Farid Retistianto
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO Vol 7, No 3: November 2018
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.615 KB) | DOI: 10.25077/jnte.v7n3.576.2018

Abstract

Distance obstacle in traditional cardiac measurement and monitoring has been resolved by packet radio based telecardiac monitoring system. The purpose of this research is to improve telecardiac monitoring flexibility by appending scheduled reporting feature over Short Message Service (SMS). This research uses experimental method. System sends monitoring summary to cardiologist via cellular phone periodically. By employing this method, the medical expert is not required to stay in front of telecardiac monitoring receiver perpetually. The experiment with telecardiac reporting system has shown the transmission of monitoring summary with maximum rate of up to 60 SMS per minute. The success rate of up to 100% SMS delivery in 20 experiments indicates that the ARQ protocol on SMS works ideally in normal condition. Measurement of SMS transmission delay gives different results for every cellular operator with 2.5 seconds on average. The test results met with the requirements of the test software for reporting monitoring results with a configurable period ranging from 1 second to 40 days. Keywords : : ECG, Reporting System, Telecardiac Monitoring,  Short Message Service (SMS)AbstrakKeterbatasan jarak pada sistem pengukuran ECG tradisional dapat diatasi dengan menerapkan sistem telecardiac monitoring berbasis radio paket. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dari telecardiac monitoring tersebut dengan menambahkan fitur pengiriman layanan pesan singkat (Short Message Service – SMS). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Data ringkasan hasil pemantauan pasien dapat dilaporkan ke tenaga medis ahli jantung melalui telepon seluler secara terjadwal (telecardiac reporting). Dengan metode ini, tenaga medis ahli tidak diharuskan untuk berada pada sistem penerima telecardiac monitoring setiap saat. Pengujian sistem pelaporan telecardiac reporting ini menunjukkan pengiriman data ringkasan dengan kecepatan maksimum hingga 60 SMS per menit. Keberhasilan pengiriman SMS hingga 100% pada 20 percobaan menunjukkan bahwa protocol ARQ pada SMS berfungsi dengan baik dalam kondisi wajar. Pengukuran delay transmisi SMS menunjukkan hasil bervariasi untuk setiap operator telepon seluler dengan rata-rata 2.5 detik. Hasil pengujian tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pada perangkat lunak uji untuk pelaporan hasil monitoring dengan periode yang dapat diatur mulai dari 1 detik hingga maksimum 40 hari. Kata Kunci : ECG, Sistem Pelaporan, Telecardiac Monitoring,  Layanan Pesan Singkat
Virtual Reality Improves The Knowledge of Midwives in IUD (Intra Uterine Device) Training Intan Gumilang Pratiwi; Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti; Achmad Arifin; Farid Husin; Rai Pandudita; Ristrini Ristrini; Adang Bachtiar; Gurendro Putro; Awan Dramawan; Maruni Wiwin Diarti
Jurnal Kesehatan Prima Vol 15, No 1 (2021): FEBRUARY
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jkp.v15i1.641

Abstract

IUD family planning users continue to decline from the 2012 IDHS as much as 4.9%, in 2017 IDHS data of 3.9%. The Total Fertility Rate (TFR) in NTB Province was 2.8 children higher than the national target of 2.36 children. This study aims to analyze the application of virtual reality technology to increase midwives' knowledge in installing IUD. The design of this research design is a quasi-experiment with a pre-post non-equivalent control group design. This research design uses two groups: the case group (the group that is given treatment or intervention using virtual reality) and the control group (the group that is not given treatment or not using virtual reality). The number of samples in this study was 30 respondents for each group (treatment and control). The results of this study that the average knowledge after the intervention group training has a higher average than the average in the control group with a p-value (0.000) <α (0.05).