Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Pharmascience

Evaluasi Edukasi Personal Dalam Pemahaman, HBA1c dan Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 di Sidoarjo Khurin In Wahyuni; Martina Kurnia Rohmah; Herni Setyawati
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i1.9720

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif tertinggi ke-enam di dunia, dimana prevalensi diabetes semakin meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif dan minim aktifitas fisik. Diabetes Mellitus ditandai dengan kenaikan gula darah karena kelainan insulin, resistensi insulin atau bisa juga keduanya. Salah satu upaya untuk penanganan dan pencegahan timbulnya peningkatan DM tipe 2 adalah dengan pemberian edukasi menggunakan media booklet. Edukasi merupakan penyampaian pesan kesehatan kepada kelompok atau individu dengan tujuan memperoleh pemahaman dan peningkatan kualitas hidup yang ditandai dengan penurunan HBA1c yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman, kualitas hidup dan perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan media booklet terhadap pasien DM tipe 2 di Sidoarjo. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Random Control Trial Design. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Oktober 2020 dengan sampel 60 pasien. Pengukuran pemahaman menggunakan kuesioner DKQ Quessioner, perubahan perilaku menggunakan kuesioner DQOL sedangkan penetapan kadar HBA1c dengan alat tes gula darah. Hasil analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan uji Mann Whitney dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara, pemahaman, kualitas hidup serta kadar gula darah HBA1c sebelum dan sesudah edukasi.  Pada hasil uji Spearman’Rank’s kelompok intervensi diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,586 dengan signifikansi 0,001 untuk pemahaman dengan HBA1c, hasil pemahaman dengan kualitas hidup diperoleh korelasi dengan nilai 0,552 dan p= 0,002. Pada uji korelasi antara HBA1c dengan kualitas hidup diperoleh nilai -0,434, sedangkan signifikansi diperoleh p=0,017, Hal ini menunjukan hubungan antara variable didapat korelasi sedang. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulan bahwa terdapat efektivitas edukasi terhadap pemahaman, A1c dan kualitas hidup. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Edukasi, Pemahaman, Kualitas Hidup, Kadar HBA1C, Kualitas Hidup  Diabetes Mellitus (DM) is one of the sixth highest degenerative diseases in the world, the prevalence of diabetes is increasing in line with changes in people's lifestyles that tend to be consuming and minimal physical activity. DM is characterized by an increase in blood sugar due to insulin disorders, insulin resistance or both. One of the efforts to handle and prevent an increase in type 2 diabetes is trough education using booklet media. Education is the delivery of health messages to groups or individuals to gain understanding and improve the quality of life, marked by a better decrease in HBA1c. This study used a Random Control Trial Design. This study aims to determine the understanding, quality of life and differences in blood sugar levels before and after giving education with booklet media to type 2 DM patients in Sidoarjo. This study was conducted from June-October 2020 with a sample of 60 patients. Measurement of understanding using the DKQ Quessioner questionnaire, behavior change using the DQOL questionnaire while HBA1c levels using a blood sugar test kit. The results of quantitative analysis were carried out using the Wilcoxon Signed Rank Test and the Mann Whitney test, from these results there were significant differences between, understanding, quality of life and blood sugar levels of HBA1c before and after education. While the results of the Spearman 'Ranks test for the intervention group obtained a correlation coefficient of -0.586 with a significance of 0.001 for understanding with HBA1c, the results of understanding with quality of life obtained a correlation with a value of 0.552 and p = 0.002. In the correlation test between HBA1c and quality of life, the value -0.434, while the significance was p = 0.017, and this shows the relationship between variables obtained moderate correlation. From this research, there is educational effectiveness on understanding, A1c and quality of life.
Efektivitas Edukasi Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Terhadap Pengetahuan dan Kontrol Glikemik Rawat Jalan di RS Anwar Medika Khurin In Wahyuni; Antonius Adji Prayitno; Yosi Irawati Wibowo
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i1.6069

Abstract

ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin , kerja insulin atau kedua-duanya. Semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan pada dekade terakhir di bidang DM maka edukasi dianggap sebagai cara yang terpenting dalam perawatan pasien DM. Edukasi merupakan salah satu pilar pengelolaan DM yang bertujuan memberikan pengetahuan mengenai penyakit, pencegahan, penyulit dan penatalaksanaan diabetes kepada pasien dan keluarga. Farmasis merupakan salah satu tenaga kesehatan yang turut memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan pasien terhadap pengobatan salah satunya melalui pemberian edukasi. Penelitian ini menggunakan One – Group Pre test-Post test Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi dari perbedaan nilai pengetahuan dan glikemik kontrol sebelum dan sesudah pemberian edukasi pada pasien rawat jalan RS Anwar Medika dari Januari-Maret 2018 dengan sampel 117 pasien Pengukuran peningkatan skor pengetahuan diukur dengan kuesioner pengetahuan, glikemik kontrol diukur dengan penurunan nilai GDA. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon signed rank menunjukkan terdapat perbedaan nilai pengetahuan dan glikemik kontrol dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,005) sehingga dalam hal ini edukasi dapat berperan penting dalam peningktan pengetahuan dan glikemik kontrol Kata kunci: Diabetes Mellitus, Edukasi, Pengetahuan, Glikemik kontrol, Pasien Rawat Jalan   ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristics of hyperglycemia that occur due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. The more dvanced technology and science in the last decade in the field of DM, education is considered as the most important way in the care of DM patients. Education is one of the pillars of DM management which aims to provide knowledge about disease,prevention,complication and management of diabetes to patients and families. Pharmacist is one of the health workers who has responsibility in increasing the patient’s knowledge of treatment, one of which is through the provision of education. This research uses One – Group Pre Test Post Test Design. This study aims to determine the effectiveness of education from differences in the value of knowledge and glycemic control before and after giving education to outpatients in Anwar Medika Hospital from January to March 2018 with a sample of 117 patients. With a decrease in GDA value. Quantitative analysis carried out using the Wilcoxon signed rank test showed there were differences in the value of knowledge and glycemic control with a significance of 0.000 (p < 0.005) so that in this case education could play an important role in increasing knowledge and glycemic control. Keywords: Diabetes Mellitus, Education, Knowledge, Glycemic control, Outpatient 
Evaluasi Pelayanan Swamedikasi Di Apotek Wilayah Sidoarjo Khurin In Wahyuni; Nanda Erika Permatasari; Djelang Zainuddin Fickri; Adinugraha Amarullah
Jurnal Pharmascience Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i1.8083

Abstract

ABSTRAK Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab langsung kepada pasien yang saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang mengacu kepada Pharmaceutical care. Salah satu pelayanan kefarmasian di apotek adalah pelayanan swamedikasi. Menurut Menteri Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993, swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala atau penyakit yang dideritanya tanpa terlebih dahulu konsultasi kepada dokter. Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan berupa nasehat dan petunjuk kepada yang melakukan swamedikasi agar pasien dapat melakukan swamedikasi secara bertanggungjawab. Apoteker juga harus menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error). Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan swamedikasi di beberapa apotek wilayah Sidoarjo yang sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014. Teknik penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode sampling yaitu purposive sampling, dengan kriteria apoteker yang bekerja di apotek wilayah Sidoarjo yang bersedia mengisi kuisioner. Dari kriteria tersebut didapatkan 34 sampel apotek yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah Sidoarjo. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuisioner yang telah diuji menggunakan uji validitas rupa dan isi, serta uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 belum dilaksanakan secara menyeluruh di apotek-apotek wilayah Sidoarjo dengan rata-rata persentase pelaksanaan pelayanan sesuai Standar masih 75,83 %. Kata kunci: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Swamedikasi.    ABSTRACT Pharmaceutical care is integral part of care health responsible directly to patients who currently have its orientation shifts from drug oriented to patient oriented refer to Pharmaceutical care. One of the pharmaceutical care at a pharmacy is a self-medication care. According to the Minister of Health No. 919 Minister of Health/Per/X/1993, self medication is one of the frequent efforts done by someone in treating the symptoms or illnesses they suffer without first consulting a doctor. Pharmacists have a role very important in providing assistance in the form of advice and guidance to who do swamedication so that patients can do swamedication to be responsible. Pharmacists must also be aware of the possibility of this happening medication error. Therefore the pharmacist in practice must be in accordance with standards. This research aimed at knowing the description of the implementation of self-medication care in several pharmacies Sidoarjo region in accordance with Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014. Research technique the method used is descriptive with a sampling method that is purposive sampling with criteria for pharmacists who work in the Sidoarjo region pharmacies willing to fill in the questionnaire. From these criteria, 34 pharmacy samples were obtained which is spread in 10 sub-districts in the Sidoarjo region. The instrument used for date collection is a questionnaire that has been tested using the test the validity of appearance and content, as well as the reliability test using the Cronbach’s Alpha method. Results research shows that Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014 has not been implemented as a whole in the pharmacies in the Sidoarjo region with an average percentage care delivery according to the Standards is still 75.83%. Keywords: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Self-medication care.
Socio-Demografi Dalam Pengendalian HBA1C Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Sidoarjo Khurin In Wahyuni; Martina Kurnia Rohmah Rohmah; Herni Setyawati
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.9506

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolit yang disebabkan oleh kurangnya insulin atau insulin yang resisten. Penurunan 1 persen HbA1c menurunkan 30-40% risiko komplikasi, Faktor-faktor ini mungkin berbeda dari satu populasi kepada orang lain berdasarkan Jenis kelamin, Lama menderita, Umur, Tingkat pendidikan, dan Riwayat DM, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan socio demografi terhadap pengendalian HbA1c di Sidoarjo. Penelitian menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan instrument kuesioner dan HbA1c kit, hasil didapatkan bahwa Jenis Kelamin, lama menderita, umur, tingkat pendidikan dan riwayat DM tidak memiliki hubungan dengan pengendalian HbA1c (P>0,05) namun edukasi dan pengecekan HbA1c memiliki hasil signifikan terkait pengontrolan HbA1c (P<0.05).Kata Kunci: HbA1c, Socio Demografi, DM Tipe 2, Kontrol Glikemik, Pengendalian Gula DarahDiabetes Mrllitus is a metabolic disease caused by a lack of insulin or insulin resistance. Reduction of 1 % HbA1c could reduces 30-40% risk of complications. These factors may differ from one population to another based on gender, long-suffering, ages, level of education and historical of the disease, therefore this research aims to assess the relationship between the socio demographic and HBA1C control in Sidoarjo. The study used an observational analytic method with a cross sectional approach with a questionnaire instrument and HbA1c kit, the results showed that gender, long-suffering , ages, level of education and historical of the disease did not have a relationship with HbA1c control (P> 0.05) but education and HbA1c checking had significant results regarding HbA1c control (P <0.05).
Uji Sediaan Krim Ekstrak Daun Kratom (Mitragyna Speciosa Korth.) yang Berpotensi sebagai Antinosiseptif pada Mencit Jantan Galur DDY Puspita Raras Anindita; Herni Setyawati; Khurin In Wahyuni; Dwi Oktavia Putri; Yani Ambari
Jurnal Pharmascience Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v10i1.12146

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi antinosiseptif pada sediaan krim ekstrak daun kratom dan menentukan dosis efektifnya. Metode ekstraksi daun kratom yaitu dengan cara remaserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Hasil ekstrak kental yang diperoleh dari proses maserasi dimasukkan ke dalam sediaan vanishing cream dengan dosis 0,26 gram; 0,56 gram; dan 0,86 gram. Pengujian antinosiseptif menggunakan metode hotplate test pada mencit jantan galur Deutschland Denken Yoken (DDY). Hasil pengamatan dianalisis menggunakan statistik nonparametrik Kruskal Wallis dan uji persamaan regresi linier. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga dosis krim ekstrak daun kratom memiliki perbedaan dan pengaruh terhadap jumlah loncatan kaki pada hewan coba jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang berpotensi sebagai antinosiseptif namun kurang bermakna, karena tidak menggunakan kontrol positif. Kata Kunci: Antinosiseptif, Krim,Uji Sediaan, Daun Kratom, Mitragyna speciosa Korth.This study aims to evaluate the antinociceptive potential of kratom leaf ekstract cream and determine its effective dose. The kratom leaf extraction method  used maceration using 70% ethanol solvent. The crude extract obtained from the maceration process is put in to the vanishing cream preparation at a dose of 0.26 grams, 0.56 grams, and 0.86 grams. Antinociceptive testing used the hot plate method on DDY strain male mice. The results of the observations were analyzed using nonparametric statistics “kruskal wallis” and linear regression equation test. The results of analysis showed that the three doses of kratom leaf extract cream had an effect on the number of jumps on the legs of experimental animals when compared to the negative control group which had the potential to be antinociceptive but less significant, because it did not use a positive control.