Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN E-LEARNING BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DI SMP N 2 DENPASAR Ni Kadek Trisna Prabawati Dewi; I Gusti Ayu Putu Arya Wulandari; I Made Wena
Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmas Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.737 KB) | DOI: 10.36733/pemantik.v2i1.3747

Abstract

ABSTRACT The purpose of this research is (1) To find out how the needs of teachers and students in learning math using E-learning based on Problem Based Learning in SMP Negeri 2 Denpasar, (2) to find out the factors of obstacle in needs planning efforts of mathematics learning using E-learning based on Problem Based Learning and (3) to find out supporting factors in needs planning efforts of mathematics learning using E-learning based on Problem Based Learning. This research is qualitative research. The subjects in the study mathematics teachers and students in grades IX 1 and IX.2. The instrument used is a questionnaire. The results of this study are (1) 100% of teachers fall into the category of very need and, 39.69% of students are in the category of very need, and 60.31% of students are in the category of need, (2) The obstacle factor experienced by teachers is a less stable network and licensing needs from the leadership. As for learners there are no obstacle factors experienced and (3) There are several supporting factors from teachers and students, namely the availability of devices such as mobile phones, laptops and computers and very adequate internet access. Keyword : Mathematic education; e-learning; Problem based learning ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan guru dan peserta didik dalam pembelajaran matematika menggunakan E-learning berbasis Problem Based Learning di SMP Negeri 2 Denpasar, (2) untuk mengetahui faktor kendala dalam upaya perencanaan pemenuhan kebutuhan pembelajaran matematika menggunakan E-learning berbasis Problem Based Learning dan (3) untuk mengetahui faktor pendukung dalam upaya perencanaan kebutuhan pembelajaran matematika menggunakan E-learning berbasis Problem Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru matematika kelas IX dan peserta didik kelas IX 1 dan IX.2. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah (1) 100% guru masuk kategori sangat butuh, 39,69% peserta didik masuk kategori sangat butuh, dan 60,31% peserta didik masuk kategori butuh, (2) Faktor kendala yang dialami guru yaitu jaringan kurang stabil dan diperlukan perizinan dari pimpinan. Sedangkan untuk peserta didik tidak terdapat faktor kendala yang dialami dan (3) Ada beberapa faktor pendukung dari guru dan peserta didik yaitu tersedianya perangkat seperti Handphone, laptop dan komputer serta akses internet yang sangat memadai. Kata Kunci : Pembelajaran Matematika; E-learning; Problem Based Learning
Pelatihan Pemanfaatan Software Geogebra pada Materi Lingkaran Gusti Ayu Made Arna Putri; Putu Ledyari Noviyanti; I Gusti Ayu Putu Arya Wulandari; Ketut Suwija; I Made Wena
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 5 No. 2 (2023): Maret
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/widyabhakti.v5i2.358

Abstract

Penggunaan software di zaman teknologi seperti ini sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran geometri.berdasarkan hasil observasi di sekolah mitra,  guru dan siswa di sekolah mitra belum banyak menggunakan software yang terkait untuk mengembangkan pembelajaran matematika, padahal saat ini sangat banyak beredar software matematika yang layak untuk diperkenalkan pada siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa. Geogebra merupakan salah satu perangkat lunak matematika yang dapat digunakan oleh siswa secara mandiri dalam mengeksplorasi ide-ide mereka khususnya di bidang Geometri. Software ini jugamenyediakan platform untuk aktivitas yang membutuhkan kemampuan pemikiran tingkat tinggi. Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan merupakan Langkah alternatif untuk memperkenalkan software ini untuk menoingkatkan semangat belajar siswa. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk langsung mempraktikan penyelesaian soal dengan software Geogebra ini ternyata dapat menumbuhkan minat siswa untuk mempelajari materi geometri terutama pada materi lingkaran secara lebih mendalam. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar ke guru dan siswa setelah kegiatan pelatihan berlangsung, menunjukkan bahwa 66,7 % responden menyatakan sangat puas terhadap pelatihan yang dilakukan. 74,8% menunjukkan bahwa program pelatihan yang dilaksanakan sudah mampu meningkatkan daya nalar peserta terkait dengan penggunaan software geogebra. 100% peserta pelatihan menyatakan sangat puas terhadap keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para pelatih dalam workshop ini. 100% peserta pelatihan merasa sangat puas karena terbantu/ memperoleh manfaat terhadap kegiatan ini.
An Analysis of Innovative Learning Media Development Needs Based on Realistic Mathematics Education Ni Kadek Adhi Putri Pertiwi; I Made Wena; Kadek Adi Wibawa
Journal of Psychology and Instruction Vol. 7 No. 2 (2023): July
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The difficulties of understanding in study mathematic is the learners use learning videos especially in pandemic situation. The purpose of this research is (1) to fine out the development of innovative learning videos based on realistic mathematics education in SMPN 4 Abiansemal. (2) to fine out the obstacles factors of innovative learning video development needs based on realistic mathematics education at SMPN 4 Abiansemal. (3) to fine out of the contributing factors of innovative learning video development needs based on realistic mathematics education at SMPN 4 Abiansemal. The method that used in this study is Descriptive method. The results of this study are (1) there are 2 teachers in the desperately needed category (100%), 18 learners in the desperately needed (60%), and 12 learners in the need category (40%). (2) the obstacles factor that teacher’s experiences is leak of video making skills and limited time they have. However, the problem that students face are limited Internet networking and the emergence of boredom. (3) supporting factors from teachers are the availability of tools to make and show videos and access of Internet. From the students, availability of tools to receive learning videos and sufficient Internet access. In conclusion, that teachers are desperate and some learners are desperate and some need with the development of the media mathematics base on realistic mathematics education. The obstacle factors: limited video making skill and time from the teacher, limited Internet networking, and boredom in the learners. Contributing factors: tools and the Internet are perfect suffice.
Pararem sebagai instrumen hukum adat dalam pemilihan pemimpin adat di desa adat Peminge Putu Sekarwangi Saraswati; I Made Wena; Sukawati Lanang Putra Perbawa
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 2 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020222070

Abstract

Desa Adat Peminge adalah satu diantara 1493 Desa Adat di Bali. Desa  Adat Peminge terletak di Kelurahan Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Provinsi Bali. Program Riset Keilmuan ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat adat tentang urgensi memiliki pararem tertulis dan pemahaman kedudukan hukum antara hukum adat dan hukum negara, serta membantu pembuatan pararem desa adat tentang Tata Cara Pemilihan Pimpinan Desa Adat. Metode yang digunakan dalam memecahkan permasalahan adalah melalui pendekatan pertemuan ilmiah dan pendekatan pendampingan. Hasil penelitian menemukan bahwa (1) mayoritas masyarakat (krama pengarep) memiliki pandangan bahwa penting (58,33%) memiliki  pararem tata cara pemilihan pemimpin agar dapat dipergunakan sebagai instrument hukum adat  dan acuan dasar dalam proses pemilihan, (2) mayoritas masyarakat (krama pengarep) setuju (50,00%) bahwa antara hukum negara dan hukum adat wajib saling menghormati dan menguatkan, dan (3) melalui program riset keilmuan telah berhasil disusun, ditetapkan, dan disahkan pararem Desa Adat Peminge Nomor 01 Tahun 2022 tentang Tata Cara Ngadegang Bandesa dan Prajuru Desa Adat Peminge.
Pemberian Scaffolding dalam Pemecahan Masalah Kontekstual pada Topik Trigonometri Berdasarkan Tahapan Kastolan Ni Putu Riska Utari; Kadek Adi Wibawa; I Made Wena
Emasains : Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol. 13 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/emasains.v13i1.3616

Abstract

Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih banyak ditemukan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika salah satunya pada soal trigonometri kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan dan apa penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi trigonometri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA PGRI 4 Denpasar dengan jumlah 28 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, wawancara, dan dokumentasi. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada soal trigonometri adalah kesalahan konseptual dilakukan sebanyak 39,34%, kesalahan prosedural sebanyak 24,6%, kesalahan teknikal sebanyak 36,06%. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa adalah terlalu terburu-buru dalam menyelesaikan soal yang diberikan, kurang teliti dalam menghitung, tidak fokus dalam mengerjakan soal yang diberikan, kurang teliti dalam memasukkan data pada soal, kurang memanfaatkan waktu dengan baik saat mengerjakan soal, ketidakpahaman siswa dalam mengerjakan soal, tidak memeriksa kembali pekerjaannya sebelum dikumpulkan. Untuk kesalahan konseptual, kecendrungan bentuk scaffolding yang diberikan yaitu explaining dan reviewing. Untuk kesalahan prosedural, kecendrungan bentuk scaffolding yang diberikan yaitu explaining, reviewing, resctucturing dan developing conseptual thinking. Untuk kesalahan teknikal, kecendrungan bentuk scaffolding yang diberikan yaitu explaining, reviewing, dan resctucturing
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR POLYA PADA SISWA Dian, Gung; Wena, I Made; Puspadewi, Kadek Rahayu
Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmas Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/pemantik.v3i2.7041

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan dan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan prosedur Polya. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Denpasar berjumlah 34 orang siswa. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode Cluster Random Sampling sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persentase kesalahan berdasarkan prosedur Polya, yaitu kesalahan memahami masalah sebesar (47,65%), kesalahan menyusun rencana sebesar (47,65%), kesalahan melaksanakan rencana sebesar (23,53%), dan kesalahan mengecek kembali sebesar (55,88%). Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa pada materi teorema phytagoras adalah siswa tidak memahami soal, siswa terlalu terburu-buru dalam mengerjakan dan menyelesaikan soal, siswa kurang mampu menangkap informasi masalah yang terkandung dalam soal, siswa ragu menuliskan jawabannya, tidak membuat kesimpulan dari jawaban yang diberikan.
STUDI KOMPARATIF: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TGT DAN ST TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Ayu Dewi Chandra Pradnyanita; I Made Wena; Putu Ledyari Noviyanti
Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmas Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/pemantik.v4i2.9868

Abstract

Rendahnya hasil belajar siswa akibat model pembelajaran yang kurang bervariatif. Padahal, proses pembelajaran menentukan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran TGT dan ST apabila ditinjau dari hasil belajar matematika siswa pada materi Persamaan Garis Lurus. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran yang lebih efektif antara model pembelajaran TGT dan ST. Penelitian ini menggunakan metode Quasi-Experiment dengan Posttest Only Control Group Design. Dari 8 kelas dalam populasi, 2 kelas dipilih sebagai sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Kelompok eksperimen-1 (kelas 8C) menggunakan model pembelajaran TGT, sementara kelompok eksperimen-2 (kelas 8D) menggunakan model pembelajaran ST. Pengumpulan data dilakukan menggunakan posttest. Berdasarkan data hasil posttest, diketahui bahwa kelompok eksperimen-1 memiliki rata-rata 73,64, sedangkan kelompok eksperimen-2 memiliki rata-rata 67,36. Hasil uji independent sample t-test dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa thitung = 3,271 > ttabel = 1,989. Hasil uji Effect Size menunjukkan nilai 0,7 (kategori sedang) dengan persentase keefektifan 76%. Dari hasil ini, disimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran TGT dan ST ditinjau dari hasil belajar matematika siswa, dan (2) model pembelajaran TGT lebih efektif dibandingkan model pembelajaran ST.
Analysis of the Use Intelligent Guess and Test Strategy in Solving Realistic HOTS Problems for Junior High School Students Wibawa, Kadek Adi; Wena, I Made; Arsana, Anak Agung Putu; Saelee, Sompob
Proceeding International Conference on Mathematics and Learning Research 2024: Proceeding International Conference on Mathematics and Learning Research
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are various strategies for solving realistic HOTS-type problems, one of which is the intelligent guess and test strategy. However, students have not yet fully understood the use of this strategy. Therefore, this study aims to analyze the use of the intelligent guess and test strategy in solving realistic HOTS-type problems. This research employs a qualitative approach with a case study type. The study was conducted at SMP Widiatmika in Badung Regency, Bali Province, involving 27 eighth-grade students. Data collection techniques included tests and documentation. Data analysis employed qualitative content analysis, thematic coding, constant comparative analysis, and narrative analysis. The results of this study indicate that 96.3% of students chose to solve problems using an arithmetic approach, while 3.7% used an algebraic approach. The study also revealed that students faced difficulties in solving realistic HOTS-type problems, particularly in understanding the problems and determining the methods to use. Furthermore, the study identified three patterns in the use of the intelligent guess and test strategy: incomplete, complete but indirect, and complete and direct. The incomplete pattern occurs when students determine a formula without a strong basis to arrive at the final answer to a problem. The second pattern, complete but indirect, begins after the student understands the problem and makes the most reasonable guess, followed by testing. The student then analyzes the test results and makes the next guess based on the initial guess. This process is carried out cyclically until the student finds the most accurate guess. The third pattern, complete and direct, occurs when the student makes a direct guess because they fully understand the problem and have considered various aspects of the issue. The student tests the first guess and obtains the expected result.
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED SPLDV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA Najwa Rizqi Luqman; Atmaja, I Made Dharma; Wena, I Made
Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmas Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/pemantik.v5i1.11169

Abstract

Kemampuan literasi matematika ialah suatu kemampuan individu dalam bernalar, membuat rumusan, memakai, serta memberikan interpretasi matematika untuk memecahkan permasalahan dunia nyata. Peringkat PISA Indonesia naik 5-6 peringkat pada 2022 dibanding 2018, namun skor membaca, matematika, dan sains turun 12-13 poin. Rendahnya literasi matematis disebabkan kesulitan siswa menghadapi soal level 1 dan 2 PISA. Adapun faktor yang memengaruhi adalah gaya belajar. Adapun penelitian ini memiliki tujuan : (1) Untuk mengetahui gaya belajar siswa, (2) Mendeskripsikan kemampuan literasi matematika siswa berdasarkan gaya belajar saat menyelesaikan soal open-ended SPLDV, (3) Mengetahui faktor yang memengaruhi rendahnya kemampuan literasi matematika. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan subjek 3 siswa kelas IX 1 SMP Negeri 7 Denpasar pada gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Data dikumpulkan melalui tes uraian, angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan 48,57% siswa dominan visual, 28,57% kinestetik, dan 22,86% auditori. Kemampuan literasi matematika siswa visual sangat baik, auditori baik, dan kinestetik cukup baik. Faktor yang memengaruhi kemampuan literasi matematika adalah gaya belajar, metode pembelajaran di kelas, dan minat siswa terhadap matematika.
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Prosedur Newman Pada Siswa Anggraini, Ribka Dwi; Wena, I Made; Putri, Gusti Ayu Made Arna
Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmas Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/pemantik.v5i1.11375

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan agar dapat diketahuinya jenis masalah yang dihadapi siswa kelas VII SMP Negeri 7 Denpasar ketika mereka menganalisis suatu materi matematika tentang operasi hitung bilangan bulat berdasarkan Prosedur Newman dan agar diketahui sebab dari masalah yang muncul ketika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Denpasar menganalisis suatu materi tentang operasi hitung bilangan bulat. Penelitian ini berjeniskan deskriptif kualitatif yang proses mengumpulkan data dengan memberlakukan atau menggunakan bahasa tulis dan lisan. Subyek penelitian ini yakni 34 siswa dari kelas VII SMP Negeri 7 Denpasar, yang kemudian dibagi yang terdapat tiga kelompok: tinggi, sedang, dan rendah. Dalam penggunaan metode purposive sampling, dua siswa dipilih dari ketiga kelompok tersebut, sehingga jumlah subjek penelitian menjadi enam orang. Instrumen yang dipakai yaitu uji konstruk (pakar) serta uji validitas isi. Teknik analisis data yang memakai reduksi data, sajian data, kesimpulan dan keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kesalahan yang paling sering terjadi adalah kesalahan penulisan jawaban akhir dengan persentase 67,05%.