Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENYELESAIAN PERKARA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DI PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL KOTA PALEMBANG Puspasari, Ayu; Meirani, Wasitoh; Erwin, Muhammad; Suroso, Suroso
YUSTISIA MERDEKA : Jurnal Ilmiah Hukum Vol 7, No 1 (2021): JURNAL YUSTISIA MERDEKA
Publisher : Universitas Merdeka Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33319/yume.v7i1.66

Abstract

This study aims to explain and analyze the settlement of disputes in cases of termination of employment at the Palembang Industrial Relations Court. The research method used in this research is a type of empirical legal research (juridical empirical) that sees law as facts. The results showed that the incidence of termination of employment in Palembang City was caused by several factors, but the most dominant was that qualified workers/laborers resigned. The process of resolving a case of termination of employment at the Palembang Industrial Relations Court can be carried out using a quick program and an ordinary event. The two events, which are most often used to resolve cases of termination of employment at the Palembang City Industrial Relations Court, are normal. The obstacle related to the judges of the Palembang City Industrial Relations Court in resolving cases of termination of employment is that the parties do not agree on severance pay. The author suggests that the parties in a case state cooperative, not concerned with their respective egos related to severance pay so that the settlement of the case for termination of employment at the Industrial Relations Court can run smoothly. Besides, Industrial Relations Court judges also need to explain if the party does not agree on severance pay.Keywords:  Settlement; Termination of Employment; Industrial Relations Court. 
Sosialisasi Pentingnya Mengenalkan Kewajiban Berpuasa Pada Siswa-Siswi TK Kemala Bhayangkari 5 Palembang Indasari, Dewi; Puspasari, Ayu; Utama, Liza
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3: Mei 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v4i3.9388

Abstract

Bulan puasa Ramadahan bukan hanya milik oang-orang dewasa. Tapi juga anak-anak. Lihatlah, betapa mereka suka cita menyambut bulan suci ini. Tapi kapan mereka harus (dilatih) berpuasa? Pada usia berapa? Anak kecil laki-laki maupun perempuan jika sudah berusia lebih dari 7 tahun diperintahkan untuk berpuasa agar terbiasa. Orang tua hendaknya memerintahkannya sebagaimana memerintahkan untuk shalat. Wajib berpuasa jika sudah baligh.Orangtua hendaknya memerintahkan anak-anak nya untuk berpuasa dengan tujuan melatih dan membiasakan mereka mempraktikkan ajaran Islam dalam diri mereka hingga menjadi kebanggaan bagi mereka. Tetapi jika hal itu memberatkan atau membahayakan, maka mereka tidak harus melakukannya. Puasa anak kecil tidaklah wajib. Puasa tersebut bagi anak-anak itu ada pahala dan tidak ada dosa jika meninggalkannya Anak kecil yang belum baligh tidak diwajibkan berpuasa, akan tetapi dilatih melakukannya, khususnya jika mendekati baligh, sehingga jika baligh hal itu sudah tidak berat lagi. Akan berbeda dengan yang tidak membiasakannya sampai dia baligh, nampak kesulitan dan terasa berat.
Gambaran Pola Peresepan Obat pada Pasien Ispa Non-Pneumonia di Puskesmas Karang Rejo Kota Tarakan Periode Januari-Juni Tahun 2024 Ramadhani, Aisyah; Heriani, Heriani; Ubrusun, Jufri; Puspasari, Ayu
Journal Borneo Vol 5 No 1 (2025): Volume 5 Issue 1 tahun 2025
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57174/j.born.v5i1.175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pola pemberian resep obat pada pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) non-pneumonia yang berobat di Puskesmas Karang Rejo, Kota Tarakan, dalam periode Januari hingga Juni 2024. Pendekatan yang digunakan adalah studi deskriptif kuantitatif retrospektif terhadap 150 lembar resep pasien. Analisis data dilakukan secara deskriptif guna mengetahui pola penggunaan obat, kecenderungan polifarmasi, serta distribusi jenis obat berdasarkan kelompok usia pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah obat yang diresepkan per pasien adalah 3,04, dengan kelompok obat yang paling banyak diberikan meliputi antihistamin, pereda nyeri dan penurun panas, serta mukolitik. Peresepan antibiotik bersifat bervariasi, dengan angka tertinggi sebesar 8% pada bulan Januari dan April, sementara pada Maret dan Mei tidak ditemukan penggunaan antibiotik sama sekali. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik peresepan obat di Puskesmas Karang Rejo sudah sesuai dengan prinsip penggunaan obat rasional. Terapi ISPA non-pneumonia lebih mengutamakan pengobatan simtomatik dan membatasi penggunaan antibiotik yang tidak perlu. Temuan ini dapat menjadi dasar evaluasi kebijakan peresepan guna meningkatkan efektivitas pengobatan dan mencegah resistensi antimikroba.