Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Uji Cemaran Mikroba pada Sediaan Lipstik Cair Desy Muliana Wenas; Jessica Suardi; Wahidin Wahidin
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 1 No. 1 (2020): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.853 KB) | DOI: 10.51135/justevol1issue1page49-60

Abstract

Lipstik cair merupakan salah satu produk kosmetik yang disukai kaum hawa. Lipstik cair biasa digunakan sehari-hari dan juga sering secara tidak sengaja masuk ke dalam rongga mulut dan dapat mencapai saluran pencernaan. Sebagian besar wanita menyimpan lipstik dalam jangka waktu yang lama sehingga cemaran mikroba pasti ditemukan pada lipstik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi cemaran dan jenis mikroba yang terdapat pada lipstik cair. Metode yang digunakan untuk menganalisa cemaran bakteri yaitu total plate count (TPC), dan dilanjutkan dengan identifikasi bakteri di media agar selektif. Sampel lipstik cair yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu 5 buah lipstik cair yang telah digunakan dan disimpan ±3 bulan, ±6 bulan dan ±12 bulan, dan 5 buah lipstik cair baru dan masih bersegel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 3 sampel lipstik cair usia ±12 bulan yang diteliti, 2 sampel diantaranya ditemukan terkontaminasi Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Namun dari semua sampel yang diteliti, semua sampel masih dalam ambang batas normal syarat angka lempeng total (ALT) menurut persyaratan BPOM nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011, karena koloni bakteri yang tumbuh di media tidak lebih dari 103. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh sampel lipstik cair yang diteliti termasuk aman.
Aktivitas Antifungi Ekstrak Daun dan Kulit Jeruk Pamelo (Citrus maxima) terhadap Trichophyton mentagrophytes Desy Muliana Wenas; Fadilah Ramadania; Herdini Herdini
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 1 (2021): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.883 KB) | DOI: 10.51135/justevol2issue1page1-9

Abstract

Jeruk pamelo (Citrus maxima) merupakan salah satu bahan alam yang berpotensi dalam pengobatan tradisional. Senyawa metabolit sekunder yang banyak terkandung dalam jeruk pomelo antara lain tanin, polifenol dan flavonoid. Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan potensi jeruk pomelo sebagai antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Aspergillus fumigatus dan Saccharomyces cerevisiae. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menguji aktivitas antifungi ekstrak daun dan kulit buah jeruk pamelo terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes. Simplisia daun dan kulit buah jeruk pamelo yang telah dijadikan serbuk, diekstraksi menggunakan metode maserasi dalam etanol 70%. Metode yang digunakan untuk pengujian antifungi ialah teknik difusi kertas cakram. Hasilnya menunjukkan ekstrak daun dan ekstrak kulit jeruk pamelo mampu menghambat pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes. Kemampuan antifungi terbaik diperlihatkan oleh ekstrak daun dan kulit jeruk pomelo pada konsentrasi 30%, dengan diameter daya penghambatan masing-masing yaitu 12,43 mm dan 12,15 mm. Untuk kesimpulan, ekstrak daun dan kulit jeruk pamelo berpotensi sebagai antifungi terhadap Trichophyton mentagrophytes.
Potensi Antijamur Ekstrak Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Trichophyton mentagrophytes Subaryanti Subaryanti; Feby Ramdhony; Desy Muliana Wenas
Jurnal Pharmascience Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v10i2.15425

Abstract

Dermatofitosis adalah suatu infeksi pada jaringan berkeratin yang disebabkan oleh adanya kolonisasi dari jamur jenis dermatofita Trichophyton mentagrophytes. Kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) merupakan limbah hasil olahan industri kakao dari sisa biji dan daging buahnya yang mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, antosianidin, dan katekin. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder serbuk dan ekstrak etanol kulit buah kakao, menguji potensi antijamur terhadap pertumbuhan T. mentagrophytes, dan menentukan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM). Kulit buah kakao diperoleh dari Citayam, Kota Depok, Jawa Barat. Ekstrak etanol dibuat secara maserasi dengan etanol 96%. Pengujian aktivitas antijamur dilakukan dengan mengukur diameter daya hambat (DDH) menggunakan metode difusi cakram dan mengukur konsentrasi hambat minimum (KHM) menggunakan metode dilusi agar padat. Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada pengujian DDH yaitiu 25, 50, 75, dan 100%. Kontrol positif digunakan ketokonazol. Kontrol negatif digunakan DMSO 10%. Pengujian KHM dilakukan pada konsentrasi 25, 20, 15, 10, dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk dan ekstrak etanol kulit buah kakao mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Diameter daerah hambat tertinggi (20,68 mm) diperoleh dari konsentrasi 100% dengan kategori sangat kuat. Konsentrasi hambat minimum (KHM) terhadap T. mentagrophytes adalah 10%. Kesimpulannya adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada kulit buah kakao yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Konsentrasi ekstrak etanol kulit buah kakao yang menghambat T. mentagrophytes adalah 100% (20,68 ± 0,40 mm) dan KHM untuk T. mentagrophytes adalah 10%. Kata Kunci: Antijamur, Ekstrak Etanol, Kulit Buah Kakao, Metabolit Sekunder, KHM  Dermatophytosis is an infection of keratinized tissue caused by colonization of the dermatophyte fungus Trichophyton mentagrophytes. Cacao pod skin (Theobroma cacao L.) is a waste product processed by the cocoa industry from the remaining seeds and fruit pulp which contains alkaloids, flavonoids, tannins, anthocyanidins, and catechins. The aims of the research were to identify the content of secondary metabolites of powder and ethanol extract of cocoa pod shells, to test their antifungal potential on the growth of T. mentagrophytes, and to determine the value of minimum inhibitory concentration (MIC). Cocoa pod skin is obtained from Citayam, Depok City, West Java. The ethanol extract was prepared by maceration with 96% ethanol. Antifungal activity testing was carried out by measuring the inhibition zone diameter (DDH) using the disc diffusion method and measuring the minimum inhibitory concentration (MIC) using the dilution method to solidify. The concentration of the extract used in the DDH test was 25, 50, 75 and 100%. The positive control used Ketoconazole. The negative control used 10% DMSO. MIC testing was carried out at concentrations of 25, 20, 15, 10, and 5%. The results showed that the powder and ethanol extract of cocoa pod shells contained alkaloids, flavonoids, saponins and tannins. The diameter of the highest inhibition area (20.68 mm) was obtained from 100% concentration with very strong category. The minimum inhibitory concentration (MIC) against T. mentagrophytes is 10%. The conclusion is that secondary metabolites found in cocoa pod skin are alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins. The concentration of the ethanol extract of cocoa pod husk that inhibited T. mentagrophytes was 100% (20.68 ± 0.40 mm) and the MIC for T. mentagrophytes is 10%.
Kajian Potensi Ekstrak Beras Merah dan Aplikasinya dalam Perawatan Kulit Wenas, Desy Muliana
Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 14 No 2 (2021): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : LPPM, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v14i2.962

Abstract

Beras telah lama dimanfaatkan sebagai bahan dasar sediaan kecantikan. Sediaan kecantikan tradisional yang berbahan dasar beras banyak digunakan untuk perawatan kulit seperti masker, bedak dingin dan scrub. Salah satu beras yang dimanfaatkan di Indonesia yaitu beras merah (Oryza nivara). Senyawa antosianin dalam beras merah merupakan senyawa polifenol yang diketahui dapat melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet, mampu meningkatkan jumlah kolagen, elastin, maupun asam hialuronat pada kulit manusia. Artikel ini mengkaji beberapa artikel ilmiah yang meneliti ekstrak beras merah yang digunakan sebagai sediaan farmasi, khususnya dalam perawatan kulit. Tujuan kajian artikel dimaksudkan untuk menyediakan informasi ilmiah terkait aplikasi penggunaan ekstrak beras merah sebagai sediaan perawatan kulit. Hasil dari kajian artikel ini menunjukkan bahwa ekstrak beras merah dapat diaplikasikan menjadi sediaan perawatan kulit berupa losio tabir surya, krim, masker peel off, sabun antibakteri, body butter, dan body scrub.
Potensi Larvasida Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana) terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti Wenas, Desy Muliana; Fajrin, Muhammad Nur; Subaryanti, Subaryanti
Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 16 No 1 (2023): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : LPPM, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v16i1.1480

Abstract

Avocado (Persea americana Mill.) leaves contain saponins, tannins, flavonoids and alkaloids that have potential as larvicides. The purpose of this study was to determine the larvicidal activity of ethanol extract of avocado (Persea americana) leaves against Aedes aegypti larvae. The test was carried out on 210 larvae which were divided intro 7 groups, namely group I, II, III, IV, V which were ethanol extract of avocado leaves with concentration of 0,1%; 0,5%; 1%; 1,5%; and 2%. Positive control (group VI) was given Temephos 0,01% solution and group VII as negative control was only given Aquadest. Each treatment groups were observed for larvae death and counted every hour for 24 hours. LC50 and LT50 values were calculated using probit analysis. The results showed that ethanol extract of avocado leaf had larvicidal activity against Aedes aegypti larvae with LC50 = 0,03% at 3 hours and LT50 = at 1 hour 42 minutes. The ethanol extract of avocado leaf had a potential as larvicidal against Aedes aegypti larvae.