Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

The Development of Tourism Areas in Abang Temple Yogyakarta, Using Engineering Geological Capability Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Utami, Ayu
Indonesian Journal on Geoscience Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17014/ijog.11.3.365-376

Abstract

Temples are interesting objects used for the exploration, exploitation, and development of tourist areas. However, these cultural sites and the surrounding environment need to be adequately preserved to prevent disasters. One of the interesting aspects of temples needed to be developed as tourist areas is its engineering geological capability. Therefore, this study aims to determine the engineering geological capability of Abang Temple located in the village of Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta, Indonesia. This Buddhist heritage temple was built on an isolated hill with the constituent materials of red bricks, tuff, and andesite that have experienced weathering over the decades. The temple is geographically located in an interesting natural nuance, thereby making it a dilemma for developing tourist areas. This research was carried out by mapping and measuring field data on several influential aspects, including the carrying capacity of rocks and soil, slope, the potential for geological disasters, the depth of groundwater level, the ease of excavation, the land use, the rock weathering level, and the discontinuity field density. The results shows that there are three zones of engineering geological capability for developing temples into tourist areas, namely high, medium, and low capabilities.
Evaluasi dan Pengelolaan Lereng Bekas Tambang Breksi Andesit Dusun Siluk Kelurahan Selopamioro Kepanewon Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Alwiyah, Alwiyah; Lukito, Herwin; Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Nugroho, Nandra Eko; Suharwanto, Ir.
Jurnal Lingkungan Kebumian Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/kebumian.v1i1.2055

Abstract

Siluk Area, Selopamioro Village, Imogiri District, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta, is one of the active community mining sites. These mining activities leave slopes that are not treated or repaired, so that they become a threat to soil and/or rock mass movements for the surrounding community. One of the former mining areas in Siluk hamlet is very close to residential areas. Therefore, it is necessary to study the stability and safety factors of the slope so that they can be the basis for determining the direction of ex-mining slope management.The methods used were literature studies, field surveys and mapping, and laboratory tests. The sampling method used was the purposive sampling method. Samples taken were used for testing physical properties (content weight, moisture content, porosity, and grain size), shear angle, and cohesion. The analysis methods used are the simplified Janbu method and the descriptive analysis method to evaluate the slope of the former mine. Based on calculations and testing, it is found that the three slopes are categorized as steep slopes with a safety factor value on the central and south-north slopes of 0.156, 0.620, and 0.367. Slope management carried out involves a change in slope geometry with the cut and fill method, planting vegetation in the form of Sengon trees, and planting land cover in the form of Vertiver grass
Arahan Reklamasi Lahan Pascatambang Tanah Liat (Clay) PT X Desa Temandang Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban Jawa Timur Jatmiko, Novani Rahayu Ramadhanti; Lukito, Herwin; Suharwanto; Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Yudono, Andi Renata Ade
Jurnal Lingkungan Kebumian Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/kebumian.v1i1.2060

Abstract

The clay mining activities carried out by PT X have resulted in an excavation pit, if there is no post-mining management that is carried out, it will decrease the productive land of the community along with native flora and fauna. This research aims to provide recommendations for post-mining reclamation direction of clay. The method used is survey and mapping method refers to Matric 17 of the Decree of The Minister of Energy and Mineral Resources of The Republic of Indonesia Number 1827 K/30/MEM/2018 about Reclamation Assessment Guidelines for Production Operation and the things to be analyzed are the stages of reclamation activities that have been carried out and purposive sampling method for soil sampling which will later be tested in the laboratory and then the results obtained will be matched with criteria for soil analysis results. Based on the results the land stewardship that carried out was leveling, stocking top soil, making drainage, and channel repairment. The revegetation carried out was planting of klampis, vetiver, and trembesi around the mine road. The final completion carried out is treatment up to two years of age, fertilization, and checking of reclaimed plants. The recommended clay post-mining land reclamation direction is revegetation with vetiver plants (cover crops) with spacing of (1x1) meter, eucalyptus (fast-growing plant) with spacing of (3x1) meter, and peanut (local plants) with spacing of (30x30) cm, then will be planted with a pot system.
Heterogenitas dan Kelimpahan Foraminifera Bentonik Besar Pada Formasi Bulu dalam Penentuan Lingkungan Pengendapan Rizkiyanto, S.T., M.T., Yody; Choiriah, Siti Umiyatun; Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Gunawan, Selviana
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Volume 8, No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v8i2.10743

Abstract

Lokasi penelitian merupakan bagian dari Formasi Bulu yang berada di Daerah Lumbungmas, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Formasi Bulu tersusun dari litologi berupa batugamping hingga batugamping pasiran, berwarna putih kekuningan, kecoklatan hingga keabu-abuan, keras, kompak, berlapis tipis (berpelat) hingga pejal, banyak mengandung foraminifera besar, koral, ganggang, dan foraminifera kecil. Foraminifera besar memiliki siklus hidup yang cukup singkat sehingga dapat menggambarkan perubahan lingkungan pada masa lampau dan memiliki ukuran yang lebih besar. Foraminifera besar yang ditemukan di daerah penelitian berdasarkan analisis sayatan tipi terdiri Cyclocypeus cf. carpenteri, Cycloclypeus indopacificus, katacyclocclypeus martini, Lepidocyclina gigantea, Lepidocyclina stratifera, Lepidocyclina subradiata, Lepidocyclina sumatrensis, Lepidocyclina quadrata, Lepidocyclina verbeeki, Amphistegina bowdenensis, Amphistegina lessonii, Miogypsina kotoi, dan diendapkan pada fasies Open Shelf – Toe of Slope
PENDAMPINGAN FORUM GROUP DISCUSSION UNTUK PERTANIAN SISTEM TADAH HUJAN DESA CEPORAN KLATEN Fatimah, Fatimah; Pratama, Bagus Gilang; Kristanto, Wisnu Aji Dwi
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 8 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i8.2782

Abstract

Air merupakan kebutuhan penting dalam bidang pertanian. Klaten dan wilayah Solo Raya merupakan daerah pertanian. Perubahan iklim karena pemanasan global kondisi musim hujan lebih sedikit hal ini berdampak pada berkurangnya sumber air untuk pertanian. Perubahan fungsi lahan pertanian menjadi faktor distribusi air untuk pertanian jadi berkurang. Pengabdian ini melakukan pendampingan kepada Desa Ceporan dalam hal pertanian khususnya masalah sumber air untuk pertanian.  Penguraian masalah tentang air untuk desa Ceporan khususnya kelompok tani “Manunggal” yang menggabungkan alam dan teknologi. FGD yang dilakukan dengan melakukan analisis situasi, identifikasi masalah dan merencanakan penerapan teknologi swasembada air. Hasil dari FGD adalah rekomendasi dan perencanaan penerapan teknologi yang direncanakan. Direkomendasikan menggunakan Pembangkit Listrik tenaga Surya dengan menyesuaikan kondisi persawahan. Penggunaan air juga tiap anggota nantinya akan jadwalkan. Penggunaan Pembangkit Tenaga Surya juga akan disosialisakan tentang pemeliharaannya. Pendampingan dengan metode FGD ini bisa memberikan pemahaman kepada mitra dan menjadi bahan pertimbangan untuk pengabdi untuk menerapkan teknologi tepat guna. Harapannya sawah untuk pertanian bisa terus produksi ditengah alih fungsi lahan dan iklim yang tak menentu. Hasil dari kegiatan ini ialah tercapainya solusi kebutuhan air pertanian di Desa Ceporan melalui penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Program dilakukan melalui empat tahap, yaitu kerja sama berbasis MoU, analisis situasi, forum group discussion, serta pemetaan solusi. Hasil diskusi menghasilkan rancangan PLTS berkapasitas 2000 watt dengan dukungan 50 panel surya untuk mengoperasikan dua pompa air berkapasitas 7,5 kW. Program ini meningkatkan kesadaran teknologi, efisiensi biaya operasional, dan mendukung keberlanjutan pertanian tadah hujan di wilayah Ceporan.
Heterogenitas dan Kelimpahan Foraminifera Bentonik Besar Pada Formasi Bulu dalam Penentuan Lingkungan Pengendapan Rizkiyanto, S.T., M.T., Yody; Choiriah, Siti Umiyatun; Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Gunawan, Selviana
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Volume 8, No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v8i2.10743

Abstract

Lokasi penelitian merupakan bagian dari Formasi Bulu yang berada di Daerah Lumbungmas, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Formasi Bulu tersusun dari litologi berupa batugamping hingga batugamping pasiran, berwarna putih kekuningan, kecoklatan hingga keabu-abuan, keras, kompak, berlapis tipis (berpelat) hingga pejal, banyak mengandung foraminifera besar, koral, ganggang, dan foraminifera kecil. Foraminifera besar memiliki siklus hidup yang cukup singkat sehingga dapat menggambarkan perubahan lingkungan pada masa lampau dan memiliki ukuran yang lebih besar. Foraminifera besar yang ditemukan di daerah penelitian berdasarkan analisis sayatan tipi terdiri Cyclocypeus cf. carpenteri, Cycloclypeus indopacificus, katacyclocclypeus martini, Lepidocyclina gigantea, Lepidocyclina stratifera, Lepidocyclina subradiata, Lepidocyclina sumatrensis, Lepidocyclina quadrata, Lepidocyclina verbeeki, Amphistegina bowdenensis, Amphistegina lessonii, Miogypsina kotoi, dan diendapkan pada fasies Open Shelf – Toe of Slope
Status Mutu Air Sungai Bedog Akibat Efluen Air Limbah Domestik dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Budiasti, Hemalia; Anasstasia, Titi Tiara; Utami, Ayu; Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Widiarti, Ika Wahyuning
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5 No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11632

Abstract

Air limbah domestik dihasilkan dari kegiatan sehari-hari masyarakat yang berpotensi menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan. Air limbah domestik mengandung beberapa zat pencemar, meliputi TSS, COD,BOD, dan Amoniak. Padukuhan Panasan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tempat pengolahan air limbah domestik berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Permasalahan IPAL komunal pada daerah penelitian, diantaranya pengguna melebihi kapasitas, tebalnya scum, dan belum dilakukan pengecekan kualitas efluen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status mutu air Sungai Bedog setelah dialiri efluen air limbah domestik IPAL komunal yang ditinjau dari Indeks Pencemaran (IP). Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantiatif yang digunakan, meliputi observasi, sampling, serta uji laboratorium. Metode kualitatif yang digunakan meliputi analisis perhitungan dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status mutu air Sungai Bedog menjadi tercemar ringan dengan nilai IP sebesar 3,7365 setelah dialiri efluen air limbah domestik dari IPAL komunal.
Pemodelan Dispersi Gas SO2 dan NO2 Dari Cerobong PLTSa Merah Putih, Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat Menggunakan AERMOD View Sugiarto, Bumi Lloyd Marsha; Widiarti, Ika Wahyuning; Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Yudono, Andi Renata Ade
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5 No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11636

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan salah satu pengelolaan sampah yang terdapat di TPST Bantargebang. PLTSa merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik Akan tetapi, eksistensi PLTSa memberikan dampak negatif, yaitu penurunan kualitas udara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dispersi gas SO2 dan NO2 menggunakan model dispersi Gaussian. Terdapat dua sampel yang diukur, yaitu sampel gas emisi dan parameter meteorologi. Metode pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling. Pengukuran gas emisi dilakukan di cerobong PLTSa. Pengelolaan hasil data pengukuran menggunakan AERMOD View untuk dispersi gas emisi. Pemodelan dispersi setiap gas emisi dilakukan dengan dispersi selama 1 jam, 24 jam, dan 1 tahun. Konsentrasi gas SO2 2,61 mg/Nm3 dan konsentrasi gas NO2 149 mg/Nm3 masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dalam PERMENLHK Nomor 15 Tahun 2019, dengan baku mutu gas SO2 adalah 210 mg/Nm3 dan gas NO2 adalah 470 mg/Nm3. Hasil dari pemodelan dispersi menggunakan AERMOD View menunjukan bahwa dispersi gas emisi cenderung menetap pada sumber pencemar atau PLTSa dan konsentrasi gas menurun seiring bertambahnya jarak dari PLTSa.
Pengaruh Penggunaan Kapur Dalam Penetralan Air Asam Tambang Dan Laju Pengendapan Kolam Apokayan PT A PT. Darma Henwa Tbk, Bengalon Coal Project Musyaffa, Achmad Muhajir; Asrifah, Rr. Dina; Suharwanto, Suharwanto; Irawan, Agus Bambang; Kristanto, Wisnu Aji Dwi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5 No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11639

Abstract

Indonesia merupakan negara penghasil batubara dengan total pendapatan pada tahun 2005 sebesar 61,366 milliar ton. Kebutuhan energi juga semakin meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup, semakin banyak menggunakan energi terutama teknologi energi listrik, yang berkaitan dengan perkembangan sektor industri pertambangan yang sangat berhubungan langsung dengan lingkungan. Salah satu dampak langsung terhadap lingkungan adalah timbulnya air asam tambang atau Acid Main Drainage (AMD). Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh penggunaan dosis kapur terhadap laju pengendapan pada proses penetralan air asam tambang dengan pengujian menggunakan metode uji laboratorium serta analisis statistika pada 4 parameter, yaitu pH (Keasaman), TSS (Total Suspended Solid), Besi (Fe), dan Mangan (Mn). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan yang searah antara dosis kapur dengan pH yang ditunjukkan dengan nilai sebesar 99,84%, dimana semakin tinggi dosis kapur maka akan semakin tinggi nilai pH. Signifikansi juga terjadi pada pengujian pengaruh dosis kapur dan lama waktu pengendapan terhadap nilai Mangan (Mn) dengan nilai “t hitung” < “t table” sebesar -2,642 < 2,365 yang menunjukkan pengaruh signifikan berlawanan arah, dimana semakin kecil nilai Mn maka semakin besar nilai dosis kapur dan waktu pengendapan yang dibutuhkan.
Rancangan Teknis Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batubara di Pit Tutupan HW 3 PT Adaro Indonesia Amir, Dhiya Ulhaq Rozani; Suharwanto, Suharwanto; Gomareuzzaman, Muammar; Kristanto, Wisnu Aji Dwi; Yudono, Andi Renata Ade
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5 No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11646

Abstract

Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang berpotensi besar menimbulkan risiko dan dampak negatif terhadap lingkungan. Kegiatan pertambangan yang beroperasi di lokasi penelitian yakni Pit Tutupan HW 3 PT Adaro Indonesia memiliki permasalahan yaitu belum dilakukannya upaya reklamasi pada lahan seluas 25,65 ha. Menurut PP No. 78 Tahun 2010 pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa pemegang IUP dan IUPK yang telah menyelesaikan kegiatan studi kelayakan diharuskan melakukan pengajuan terkait permohonan persetujuan rencana reklamasi dan rencana pascatambang sehingga reklamasi menjadi kewajiban. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan perencanaan teknis kegiatan reklamasi yang sesuai di lokasi penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didalamnya mencakup pengumpulan data dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas area penataan lahan seluas 256.500 m2 dengan volume tanah yang di gali (cut) sebesar 755.054,128 BCM dan volume tanah yang di timbun (fill) sebesar 38.709,307 CCM. Volume tanah pucuk yang ditebar sebagai media pengakaran yaitu 51.300 m3. Saluran drainase yang digunakan berupa 2 jenis saluran yaitu saluran pengelak sebanyak 3 unit dan saluran pembuangan air (SPA) sebanyak 1 unit dengan debit limpasan masing-masing sebesar 0,89 m3/s, 1,45 m3/s, 1,07 m3/s, dan 1,04 m3/s. Rencana kegiatan revegetasi menggunakan tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) sebanyak 16.929 batang, mahoni (Mahogany) sebanyak 8.465 batang, dan durian (Durio zibethinus) sebanyak 2.822 batang dengan jarak tanam 3 m x 3 m