Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Revitalisasi Area Bekas Tambak melalui Sistem Silvofishery di Kawasan Ekosistem Mangrove Bagek Kembar, Sekotong Farista, Baiq; Virgota, Arben; Widiyanti, Astrini; Rahayu, Rachmawati Noviana; Saniah, Nur Indah Juli; Bakti, Lalu Arifin Aria; Abidin, Gunawan
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 2 (2024): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i2.7832

Abstract

Kawasan Ekosistem Mangrove Bagek Kembar, Sekotong telah dikembangkan sebagai kawasan ekowisata yang dikelola oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Kawasan ini terdiri atas tutupan mangrove, tambak, dan lahan terbuka yang mana memiliki potensi untuk lebih dimanfaatkan lagi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di masyarakat. Salah satu pendekatan yang kini sangat menarik untuk dikembangkan demi mencapai ekonomi berkelanjutan di kawasan ekosistem mangrove adalah silvofishery. Silvofishery merupakan metode pengelolaan ekosistem mangrove yang memadukan antara kegiatan pelestarian ekosistem mangrove dan peningkatan produktivitas tambak. Oleh karena itu, dalam kegiatan pengabdian ini, pengelola kawasan ekowisata dan masyarakat sekitar ekosistem mangrove Bagek Kembar diperkenalkan pada program silvofishery. Pengenalan dilakukan dengan metode sosialisasi dan diskusi langsung dengan masyarakat, pemerintah desa, pokdarwis, dan pemilik lahan mangrove yang dilaksanakan pada bulan Juni 2023 di Bagek Kembar. Setelah diberikan sosialisasi yang diiringi dengan diskusi, semua stakeholder memberikan respon positif terhadap program ini. Semua stakeholder memahami rencana program dan setuju untuk bersinergi dalam mensukseskan program ini. Namun pada perkembangan selanjutnya, pengembangan kegiatan budidaya perikanan di kawasan Bagek Kembar tidak dapat direkomendasikan, karena diperkirakan telah terjadi pencemaran sianida dan merkuri yang berasal dari pertambangan emas oleh masyarakat sekitar berdasarkan beberapa sumber dari masyarakat, media sosial dan pengamatan di lapangan.
Penghijauan Dengan Jati Putih Untuk Membangun Lingkungan Berkelanjutan Di Desa Darmasari Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur Jupri, Ahmad; Azhari, Eli; Siddiq, Muhammad Faqih; Isrowati; Rahayu, Rachmawati Noviana; Virgota, Arben; Farista; Rozi, Tapaul; Fadli
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 3 (2024): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i3.9260

Abstract

Penghijauan adalah proses penanaman pohon di lahan-lahan yang gundul atau rusak untuk mengembalikan fungsi ekosistem alami. Kegiatan ini berperan penting dalam mengurangi erosi tanah, meningkatkan ketersediaan air, serta menurunkan suhu lingkungan. Masalah yang berkaitan dengan penghijauan lingkungan di Desa Darmasari Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur adalah bagaimana menjadikan masyarakat sadar akan manfaat penghijaun bagi lingkungan dan pentingnya penghijauan lingkungan. Penghijauan dilakukan dengan melakukan penanaman pepohonan. Penghijauan adalah salah satu upaya penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak perubahan iklim. Di Desa Darmasari, sebuah inisiatif penghijauan sedang gencar dilakukan, di mana pohon jati putih dipilih sebagai spesies utama dalam program ini. Pohon jati putih (Gmelina arborea) dikenal sebagai salah satu jenis pohon yang memiliki banyak manfaat, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Pohon jati putih memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menjadi pilihan ideal untuk penghijauan di Desa Darmasari. Pohon ini dikenal memiliki pertumbuhan yang cepat dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi tanah. Selain itu, pohon jati putih memiliki daya serap air yang tinggi, sehingga dapat membantu menjaga ketersediaan air tanah dan mencegah erosi.
Distribusi Spasial Padang Lamun di Pesisir Kecamatan Pemenang, Lombok Utara Salsabila, Baiq Annisya; Farista, Baiq; Sukenti, Kurniasih; Virgota, Arben
Biocaster : Jurnal Kajian Biologi Vol. 5 No. 4 (2025): October
Publisher : Lembaga Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kamandanu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/biocaster.v5i4.673

Abstract

The distribution of seagrass ecosystems along the coast of Pemenang District, North Lombok Regency, plays an important ecological and economic role. However, this ecosystem is vulnerable to damage due to human activities. The purpose of this study was to analyze the spatial distribution and extent of seagrass cover based on its cover density level. This study used remote sensing methods through the interpretation of Sentinel-2A images. The analysis process included image merging, image cropping, water column correction using the Lyzenga algorithm, image classification using supervised and unsupervised methods, and field validation at 60 observation points. The results showed that seagrass meadows were widespread along the coast and Gili islands (Gili Trawangan, Gili Meno, and Gili Air), with a total area of ​​685.26 ha. Seagrass cover density was classified into three categories, namely high (33.69%), medium (45.02%), and low (21.29%), with a mapping accuracy level of 73.33%. Based on the Decree of the Minister of Environment No. 200 of 2004, most seagrass meadows were categorized as damaged. Factors influencing this condition include domestic waste, tourism activities, ship anchors, human movement (madak), and turtle grazing activity. Seven seagrass species were identified, with Cymodocea rotundata being the most dominant. These findings emphasize the importance of regular monitoring and ongoing management to maintain the sustainability of seagrass ecosystems in the Pemenang coastal area.
Identification and Mapping of Flood Vulnerability in the Meninting Watershed, West Lombok Virgota, Arben; Farista, Baiq; Suripto; Gunawan, Lalu Adi; Ernawati
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 7 (2024): July
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i7.8201

Abstract

Flooding is the inundation of a flat area as a result of overflowing water from the surrounding area or an overflowing river. The largest river that crosses West Lombok Regency is the Meninting River. The Meninting watershed area as a catchment area has an area of 12,307.75 hectares. This research aims to identify and map flood-vulnerability areas in the Meninting Watershed. Data collection was carried out through a geographic information system (GIS) using overlay and scoring methods. The variables used to assess the level of flood vulnerability were land slope, soil type, rainfall, land cover, and geological aspects. The level of flood vulnerability is divided into three classes, namely not vulnerable, moderately vulnerable, and very vulnerable. The results show that of the 41 villages/sub-districts in the Meninting watershed, 34 villages/urban- villages with a coverage area of 8.21% were very vulnerable to flooding. The four villages that have the largest flood-vulnerable areas were the villages of North Ampenan (120.16 hectares), Midang (87.43 hectares), Dasan Griya (79.68 hectares), and Sesela (77.32 hectares). Around 56.24% of all villages/urban villages in the Meninting watershed were quite vulnerable to flooding and 35.55% of the area was not vulnerable.
PENINGKATAN LITERASI MASYARAKAT DALAM RANGKA PELESTARIAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN BAGEK KEMBAR, SEKOTONG LOMBOK BARAT Virgota, Arben; Baiq Farista; Astrini Widiyanti; Ernawati; Lalu Muhammad Aby Dujana; Nurul Hidayati; Nur Indah Julisaniah
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 4 (2025): Oktober-Desember 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i4.13394

Abstract

The Mangrove Essential Ecosystem Area of Bagek Kembar Sekotong, West Lombok, is a crucial resource supporting both ecological sustainability and the local community’s economy. However, low literacy and insufficient community involvement in conservation remain major obstacles for sustainable management in this area. This community service initiative aims to enhance environmental literacy through the dissemination of research findings and the establishment of a reading center. The methods used include counseling, participatory discussions, and the founding of a reading center involving youth groups, the “Jalan Pulang” sanggar managers, local tourism stakeholders (Pokdarwis), and village officials. The results show active participant engagement in discussions, the emergence of initiatives and questions related to conservation funding and carbon trading opportunities, as well as the establishment of a reading center as a hub for learning and community collaboration. This activity has proven effective in building an environmental literacy network and strengthening community empowerment synergy to support mangrove ecosystem sustainability.