Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

STIGMA TERHADAP ORANG POSITIF COVID-19 Ramly Abudi; Yasir Mokodompis; Allika Nurfadias Magulili
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 2, No 2 (2020): JULI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.288 KB) | DOI: 10.35971/jjhsr.v2i2.6012

Abstract

Coronavirus (CoV) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID-19. COVID-19 di Indonesia dilaporkan pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Munculnya pandemi global COVID-19 menimbulkan stigma negatif bagi penderita maupun keluarganya. Stigma merupakan suatu istilah yang menggambarkan suatu keadaan atau kondisi terkait sudut pandang atas sesuatu yang dianggap bernilai negatif. Biasanya stigma ada pada beban penyakit. Stigma dalam konteks kesehatan adalah hubungan negatif antara seseorang atau sekelompok orang yang berbagi karakteristik tertentu dan penyakit tertentu. Banyak pasien memang sulit untuk mengungkap riwayatnya karena stigma terhadap pasien COVID-19 dan kondisi sosial masyarakat. Tak hanya berbohong, keluarga pasien justru marah ketika ditanyai mengenai riwayat kontak. Salah satu penyebab mereka berbohong adalah arus informasi mengenai virus corona yang sangat masif. Hal ini berkaitan erat dengan minimnya literasi mengenai kesehatan, di mana masyarakat tidak dibiasakan berhadapan dengan data yang seimbang. Untuk membantu pemerintah dan pihak kesehatan menganalisis para pasiennya, maka setidaknya ada 4 sebutan orang terkait COVID-19, yaitu: Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau suspek, Orang Tanpa Gejala (OTG), dan positif COVID-19. Pemerintah telah melakukan upaya dalam menekan penyebaran COVID-19 melalui beberapa cara. Setelah resmi dideklarasikan sebagai pandemik global, WHO segera memberikan 30 pesan yang dikelompokkan menjadi 6 (enam) grup pesan terkait COVID-19. Kabar atau informasi yang baik, menjadi salah satu faktor pendukung kesembuhan. Kalau ada yang positif jangan di stigma, bila perlu membantu apabila ada ODP di wilayah kita, yang kiranya harus karantina mandiri, harus saling support demi kesembuhannya.
ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI KOTA GORONTALO Ramly Abudi; Irwan Irwan
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 2, No 2 (2018): APRIL: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNI
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.39 KB) | DOI: 10.35971/gojhes.v2i2.5270

Abstract

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO) 2006, secara global terdapat lebih dari satu milyar penduduk dewasa yang kelebihan berat badan (gemuk), 300 juta diantaranya kegemukan (obes). Sejak tahun 1980 dibeberapa wilayah di Amerika Utara, Inggris, Eropa Timur, Timur Tengah, Kepulauan Pasifik, Australia dan Cina, jumlah penduduk yang menderita kegemukan berlipat tiga kali. Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, mengungkapkan, obesitas yang dialami seseorang pada saat remaja berkaitan erat dengan peningkatan risiko kematian di usia paruh baya.Penelitian tersebut melibatkan 227 ribu pria dan wanita Norwegia yang diukur tinggi dan berat badannya antara tahun 1963-1975 saat mereka berusia antara 14 -19 tahun, dengan mengikuti perkembangan mereka sampai tahun 2004, saat mereka rata-rata berusia 52 tahun, 9.650 orang diantaranya meninggal. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas atau overweight (kelebihan berat badan) saat remaja diketahui 3-4 kali lebih  beresiko mengalami penyakit jantung yang berujung pada kematian. Resiko kanker kolon serta penyakit pernapasan asma dan emfisema juga meningkat 2-3 kali (Anonymous, 2008).
Risiko Penularan HIV/AIDS pada Pekerja Seks Komersial (PSK) di Provinsi Gorontalo. Irwan Irwan; Ramly Abudi
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 2, No 2 (2018): APRIL: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNI
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.495 KB) | DOI: 10.35971/gojhes.v2i2.5271

Abstract

AbstrakPengidap HIV/AIDS dan penderita AIDS sebagian besar masih berusia produktif. Menurut perhitungan kalau penderita berumur 25-29 tahun, sedangkan masa inkubasi sejak terjangkitnya HIV positif sampai AIDS positif adalah 5-10 tahun dapat diduga bahwa mereka tertular HIV sejak berumur 15-20 tahun (Padang, 2005). Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PSK terhadap HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo.Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif  analitik, sampel terdiri atas 53 orang yang bekerja sebagai PSK di wilayah Provinsi Gorontalo. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK)  terhadap penyakit HIV/AIDS dari 162 responden diperoleh 96 orang (59.25%) dikategorikan cukup, 38 orang (23.45%) berpengetahuan baik dan 28 orang (17.30%) diketahui berpengetahuan kurang.
SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS DI PUSKESMAS Silva Flora Ninta Taringan; Ramly Abudi; Nikmatisni Arsad
Jambura Health and Sport Journal Vol 4, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jhsj.v4i2.15276

Abstract

Dokumen Rekam Medis adalah catatan yang berisikan identitas pasien, diagnosis serta riwayat penyakit pasien. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan alur rekam medis dan ketersediaan sumber daya manusia dalam pengelolaan rekam medis di Puskesmas Bilato Kabupaten Gorontalo. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan rekam medis berjumlah  5 orang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan petugas rekam medis di Puskesmas Bilato Kabupaten Gorontalo diketahui bahwa masih terjadi kesalahan letak pada berkas rekam medis dengan rata-rata 15 berkas yang salah letak dalam satu bulan. Hal tersebut mengakibatkan semakin lamanya pelayanan terhadap pasien karena adanya penupukan berkas rekam medis.
RELATIONSHIP BETWEEN BODY MASS INDEX (BMI) AND AGE OF MENARCHE IN ADOLESCENT GIRLS AT MTs NEGERI 3 GORONTALO REGENCY Fatlun Indriani Adam; Sunarto Kadir; Ramly Abudi
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 6, No 3 (2022): OKTOBER: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v6i3.16117

Abstract

Menarche adalah haid yang pertama kali dialami oleh setiap remaja putri yang sudah memasuk masa pubertas. Setiap remaja putri memiliki usia menarche yang berbeda-beda, hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor gizi, dan kesehatan umum lainnya. Kebaruan penelitian ini karena meneliti tentang hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada remaja putri di MTs Negeri 3 Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan usia menarche pada remaja putri di MTs Negeri 3 Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasional menggunakan desain Cross Sectional, pengumpulan data menggunakan lembar observasi, analisis data menggunakan uji non parametrik dengan analisis spearman rank. Hasil penelitian yaitu siswi yang memiliki usia menarche normal terdapat 70 responden (56,5%) dan yang memiliki usai menarche lambat terdapat 54 reponden (43,5%), dengan rata-rata indeks massa tubuh yaitu 19,65. Hubungan indeks massa tubuh dan usia menarche diperoleh dengan nilai koofisien korelasi sebesar -0,622 dengan nilai p-value 0,000 ≤ α = 0,05. Simpulan terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarche pada remaja putri di MTs Negeri 3 Kabupaten Gorontalo. Kata Kunci : IMT; Usia Menarche; Remaja Putri.  Abstract            Menarche is the first menstruation experienced by every teenage girl who has begun puberty. Every young woman has a different age of menarche; this can be influenced by heredity, nutritional factors, anf other general health. The novelty of this study is because it examines the relationship between Body Mass Index (BMI) and menarche age in young women in MTs Negeri 3, Gorontalo Regency. This study answered the question of whether  there is a relationship between body mass index (BMI) and age of menarche in adolescent girls at MTs Negeri 3 Gorontalo Regency. This research is quantitative research with an observational approach using a cross sectional design, data collection using observation sheets, and data analysis using a non-parametric test with spearman rank analysis. The results of the study show that students who had normal menarche age were 70 respondents (56.5%), and those who had late menarche were 54 respondents (43.5%), followed by an average body mass index of 19.65. The relationship between body mass index and age of menarche was obtained with a correlation coefficient of -0.622 with a p-value of 0.000—0.05. The conclusion is that there is a relationship between body mass index and age of menarche in adolescent girls at MTs negeri 3 Gorontalo Regency. Keywords: BMI; Age of Menarche; Adolescent Girl.
IDENTIFIKASI RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PENGOPERASIAN INCINERATOR Sylva Flora Ninta Tarigan; Ramly Abudi; Jelita Agustina Malahika
Jambura Health and Sport Journal Vol 5, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jhsj.v5i1.17696

Abstract

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah usaha untuk sedapat mungkin menjamin keselamatan dan kesehatan pada pekerja sehingga pekerja dapat merasa aman dan nyaman bekerja ditempatnya. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada pengoperasian incinerator di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Desain penelitian ini merupakan desain deskriptif dengan pendekatan mixed method. Informan penelitian terdiri dari 1 informan kunci, 1 informan utama dan 1 informan pendukung. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian bahwa pada setiap pekerjaan di area pengoperasian incinerator berpotensi bahaya mekanis, listrik, biologi, kimia, dan ergonomi. Hasil penilaian risiko didapatkan 1 risiko tinggi sehingga memerlukan tindakan lanjutan dan 60 risiko rendah sehingga risiko dapat diterima. Faktor penyebab risiko tertinggi didapatkan 31 akar penyebab permasalahan seperti pekerja tidak mengikuti SOP dan pekerja kurang pengetahuan. Rekomendasi pengendalian terhadap faktor penyebab risiko tertinggi dan didapatkan 10 rekomendasi pengendalian administratif. Simpulan bahwa terdapat 1 risiko tertinggi yaitu cedera ringan/berat akibat tidak menggunakan APD lengkap.
Pelatihan Pembuatan Hansanitizer Dan Sabun Cuci Dari Herbal Untuk Pencegahan Infeksi Sebagai Upaya Penurunan Stunting Di Desa Pelita Jaya Mahdalena Sy. Pakaya; Robert Tungadi; Ramly Abudi
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v12i2.18411

Abstract

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition so that children are too short for their age. Malnutrition occurs since the baby is in the womb and in the early days after the baby is born, however, stunting only appears after the baby is 2 years old. Data on the prevalence of stunting under five collected by WHO, Indonesia is included in the third country with the highest prevalence in the Southeast Asia region. The average prevalence of stunting under five in Indonesia in 2005 - 2017 was 36.4%. According to the national target, Bone Bolango Regency is one of the 260 Regencies/Cities, priority areas for accelerating the national stunting prevention in 2019. But until now, the prevalence of stunting in Bone Bolango is still high, namely 25.1%, which is above the standard rate. tolerated by WHO, which is below 20%. Based on the results of observations in Pelita Jaya Village, Bone Bolango Regency, cases of stunting that occur are closely related to the lack of availability of clean latrines, where there are still houses that do not have latrines that comply with sanitation requirements. This can trigger cases of infection in children. And if this infection occurs repeatedly, it can cause toddlers and children to experience electrolyte and nutritional deficiencies. So that it can lead to disruption of child development. Based on this, the Service Team, Lecturers of the Faculty of Sports and Health, State University of Gorontalo, need to conduct socialization, training and manufacture of herbal hand sanitizer and hand washing products to improve clean and healthy living behavior in the community, so that they are free from infectious diseases and the risk of stunting.
Sick Building Syndrome Incidence by Age and Work Period: A Regression Analysis Jusuf, Herlina; Tarigan, Sylva Flora Ninta; Yunus, Hairun Nisa; Abudi, Ramly; Arsad, Nikmatini; Adityaningrum, Amanda
International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) Vol. 6 No. 3: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/ijhess.v6i3.5686

Abstract

Many nonspecific symptoms of illness can occur as a result of exposure to specific harmful agents at certain workplaces, which is commonly referred to as Sick Building Syndrome (SBS). Several factors may contribute to the incidence of SBS, such as an individual’s age and work period. This research aims to determine the impact of age and work period on the incidence of SBS among employees at Telkom Gorontalo’s IT department. Cross-sectional observations were carried out in this research. Researchers conducted saturation sampling (total sampling) using all of Telkom Gorontalo’s IT employees as a sample population. Following this, 35 IT employees were used as samples. According to the analysis results, among the 35 IT employees working for Telkom Gorontalo, 27 had SBS incidents. In addition, out of 35 IT employees, 28 were under 40, 27 had standard working hours (work for 8 hours), and 14 had worked at Telkom Gorontalo for less than three years. A logistic regression analysis revealed that age significantly contributed to SBS incidence among Telkom Gorontalo’s IT employees (p-value = 0,001). Furthermore, the R-Square value was calculated using logistic regression, which is 46,45%.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Kabupaten Gorontalo: Factors Related to Lung Vital Capacity in Waste Transport Workers in Gorontalo Regency Azzahra Natasya Hambali; Herlina Jusuf; Ramly Abudi
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 12: Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i12.6059

Abstract

Kapasitas vital paru (KVP) merupakan jumlah udara maksimal yang bisa dikeluarkan dari paru setelah udara dipenuhi secara maksimal .Gangguan saluran pernapasan dapat menyebabkan penurunan fungsi paru. Pekerja pengangkut sampah yang selalu terpapar dengan bau busuk. Petugas bekerja setiap hari dari hari senin-minggu, dari jam 07.00-selesai, dimana petugas pengangkut sampah berpotensi dapat mengalami kelelahan kerja. Ditambah dengan kebiasan merokok petugas yang beresiko dapat menurunkan kapasitas vital paru oleh karena itu sangat rentan pengaruhnya terhadap masalah-masalah kesehatan utamanya tingkat kapasitas paru yang akan dialami oleh pekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pekerja pengangkut samapah. Jenis penelitian ini survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh pekerja pengangkut sampah di Kabupaten Gorontalo sebanyak 32 orang, dengan teknik total sampling. Data di analasisis univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pekerja pengangkut sampah adalah kebiasaan merokok (p=0,014), lama kerja (p=0,021) dan kelelahan kerja (p=0,032).Disimpulkan ada hubungan antara kebiasaan merokok, lama kerja dan kelelahan kerja dengan kapasitas vital paru pekerja pengangkut sampah. Saran bagi pekerja untuk mengurangi konsumsi rokok dan melakukan istirahat yang cukup. Serta melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) pada Perawat di Unit Rawat Inap Rsud dr. Hasri Ainun Habibie: The Influence of Job Satisfaction on Organizational Citizenship Behavior (OCB) in Nurses in the Inpatient Unit of Dr. Hasri Ainun Habibie Hospital Hamzah, Verawaty Y.; Tarigan, Sylva Flora Ninta; Abudi, Ramly
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 1: Januari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i1.6659

Abstract

Kepuasan kerja menggambarkan suatu keadaan puas seseorang dalam pekerjaan mereka, beberapa orang mempunyai kualitas kepuasan kerja yang tidak sama sesuai dengan cara ideal-ideal yang berlangsung pada diri mereka sendiri, perbedaan tersebut disebabkan karena terciptanya perbedaan sikap antara satu individu dengan individu lainnya. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behaviour (OCB) pada perawat di unit rawat inap RSUD dr. Hasri Ainun Habibie. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survei analitik menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di unit rawat inap RSUD dr. Hasri Ainun Habibie, kemudian sampel penelitian ini menggunakan total sampling, jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 42 orang perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap OCB pada perawat di unit rawat inap RSUD dr. Hasri Ainun Habibie dengan nilai uji statistik di dapatkan P-value = 0,000 < ? = 0,05%. Dapat disimpulkan bahwa, kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behaviour pada perawat di unit rawat inap RSUD dr. Hasri Ainun Habibie. Disarankan rumah sakit seharusnya lebih meningkatkan penghargaan terhadap kinerja perawat melalui pemberian insentif non-finansial.