Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Transformation of the Distribution of the Sedulur Sikep Samin Community, Blora Regency Hidayaht, Achmad Nur; Budiaman, Budiaman; Kurniawan, Nandi
Journal of Geography Science and Education Vol. 4 No. 2 (2022): October
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jgse.v4i2.2503

Abstract

The Transformation of the Distribution of the Sedulur Sikep Samin Community, Blora Regency Abstract The Samin community is a community that emerged in the Dutch colonial era, this community is part of Javanese society which teaches about equality in life and freedom to practice their beliefs (manunggaling kawulo gusti), the Samin community has procedures, customs, languages , and norms and has a unique history, in its emergence can not be separated from the arrival of the Dutch colonial government which implemented forced cultivation and land taxes for the natives which was the background for the emergence of teachings from the Samin community. The emergence of the samin movement or better known as geger samin is the movement of samin surosentiko or raden kohar who is believed to have one lineage with the king of Majapahit. This samin movement strengthened in 1890 in Blora Regency, then expanded to various areas in Blora Regency including Sambong, Doplang, Randublatung, Kedungtuban, and shared other districts such as Rembang Regency, Pati Regency, Grobogan Regency, and Bojonegoro Regency. This study focuses on describing the transformation of the distribution of the Samin community in Blora Regency with a local knowledge approach (emic) with a field survey method to find out the location and map the distribution of the Samin community that still exists in maintaining their culture.
Transformation of the Legality of the Marriage Culture of the Samin Sambongrejo Community, Blora Regency Hidayaht, Achmad Nur; Saipiatudin, Saipiatuddin; Kurniawan, Nandi
Journal of Geography Science and Education Vol. 5 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jgse.v5i1.3644

Abstract

Marriage is a sacred thing both in religion and culture when a woman and a man become legally husband and wife after carrying out the marriage contract and fulfilling the requirements and pillars of religious marriage, but the Samin people have a single rule, one man and one woman can be declared as legal partners when they become husband and wife when they first have intercourse, this is known as the pasuwitan tradition. This wedding tradition is part of the Samin people's wedding customs, but over time, many Samin people have legalized their marital status through the KUA. The procedure for the traditional Samin wedding is carried out with the stages of nakokke, mbalesi gunem, ngendek, nyuwito, ngeger, paseksen and tingkepan. Along with the development and influence of the awareness of the government and Indonesian citizens regarding the registration of marriages in Blimbing Sambongrejo Village, most of the Samin natives have legally registered their marriages and have made changes to the procedure for marriage through summons and registration of marriages at the KUA in accordance with the law as citizens. Indonesia is responsible for carrying out the obligations of the Samin people.
Kesiapan Kader Ibu Jumantik terhadap Resiko Penyakit Pasca Bencana Banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur Nur Hidayaht, Achmad; Saipiatudin, Saipiatudin; Kurniawan, Nandi
Satwika: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): SATWIKA: Volume 4, Number 2, December 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/satwika.040201

Abstract

Bencana banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di wilayah Jakarta seperti di Kampung Melayu terutama pada musim penghujan, banjir banyak membawa material berupa sampah yang mengakibatkan banyak penyakit yang timbul pada saat banjir maupun pasca banjir seperti diare, leptospirosis, demam berdarah, ISPA, Demam Tifoid dan Penyakit Kulit. Untuk meminimalisir penyakit-penyakit tersebut maka perlu adanya pemberian sosialisasi kepada para kader ibu-ibu Jumantik untuk memperkuat pemahaman tentang kondisi banjir dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi permasalahan penyakit yang sering timbul pasca banjir. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode dengan sosialisasi kepada 28 orang ibu-ibu Jumantik yang berada di wilayah kecamatan Kampung Melayu, pelaksanaan sosialisasi merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir timbulnya berbagai macam penyakit yang dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, namun yang lebih penting lagi diperlukan adanya program dan kebijakan yang terpadu untuk mengurangi risiko bencana penyakit pasca banjir agar dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mengupayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dari hasil kegiatan, sebanyak 80% ibu-ibu Jumantik merasa puas dan sosialisasi tersebut mampu meningkatkan kesiapan peserta dalam menghadapi situasi darurat pasca bencana, pengetahuan yang lebih baik saat banjir oleh ibu-ibu Jumantik mengenai tanda-tanda awal penyakit berdampak signifikan terhadap peningkatan kesiapan dan kemampuan kader ibu Jumantik.
Slum Upgrading in Cengkareng, West Jakarta Saipiatuddin; Hidayaht, Achmad Nur; Kurniawan, Nandi
Journal of Geography Science and Education Vol. 6 No. 2 (2024): October
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jgse.v6i2.5990

Abstract

This research aims to evaluate the level of slum conditions in Cengkareng Subdistrict and identify suitable upgrading alternatives to address the situation. The assessment method used is scoring/weighting based on the Guidelines for PU Cipta Karya to measure the level of slum conditions, and the Analytic Hierarchy Process (AHP) method to determine slum upgrading. This strategy is based on best practices taken from the Book of CODI updates with a focus on Community Upgrading Projects published by the Community Organizations Development Institute in Thailand. The study results indicate that there are three levels of slum conditions in Cengkareng Subdistrict, namely, light, moderate, and severe slums. For alternative rejuvenation strategies, on-site upgrading is chosen for low and moderate slum levels, while on-site reblocking is selected for areas with a very severe slum condition.
PEMBERDAYAAN REMAJA DALAM KONSERVASI MANGROVE DAN INOVASI PRODUK OLAHAN MANGROVE DI PULAU HARAPAN KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU Kurniawan, Nandi; Shahibah Yuliani; Nova Scorviana; Achmad Nur Hidayaht; Abdul Kholik
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol. 9 No. 2 (2025): Vol. 9 No. 2 Juli 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v9i2.610

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya ekosistem mangrove serta pelatihan pembuatan sirup berbahan dasar mangrove kepada remaja, khususnya siswa OSIS di SMPN 260 Jakarta yang berlokasi di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran lingkungan sekaligus mengembangkan keterampilan kewirausahaan berbasis potensi lokal. Metode pelaksanaan terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu: edukasi tentang fungsi dan manfaat mangrove, demonstrasi pembuatan sirup dari tanaman mangrove, serta kegiatan penanaman mangrove secara bersama. Evaluasi terhadap pemahaman peserta dilakukan melalui pre-test dan post-test, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan siswa setelah kegiatan berlangsung. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pendekatan edukatif dan praktik langsung dapat meningkatkan kesadaran ekologis serta minat remaja terhadap pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Kegiatan ini juga berkontribusi dalam membangun semangat kolaborasi dan tanggung jawab sosial di kalangan generasi muda.