Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

The Implementation of Embodied Learning: A Literature Review Sani, Yulvia; Wardany, Ossy Firstanti; Herlina, Heni; Vernanda, Genesa
Edukasi Vol 15, No 1 (2021): May 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukasi.v15i1.30008

Abstract

This literature review aims to determine the implementation of the embodied learning approach in children. The research method used is a narrative review of ten articles that have met the criteria. The criteria for the article are to be found in Google Scholar, published in the last 8 years (2012-2021), and the title contains "Embodied Learning". There are five things that are studied, namely the concept of embodied learning; the relationship between psychology, education, and the environment; student age; tools and materials (technology); and materials that can be provided through an embodied learning approach. This literature review shows that embodied learning is a learning approach that emphasizes the involvement of the body in the process of receiving and responding to the material. Embodied learning can be implemented to improve children's language skills, motor skills, memory skills, and learning foreign language material. The ages of students who accept this embodied learning approach are range from 4 years to 12 years, or kindergarten and elementary school ages. From the ten articles studied, it was found that the involvement of the body in the learning process can build information in students' long-term memory.
Tantangan dan Kebutuhan Guru SDLB dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Di Lampung Wardany, Ossy Firstanti; Sani, Yulvia; Herlina, Heni; Setyaningsih, Septi
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) Vol 19, No 2 (2023): Jurnal Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpk.v19i2.65206

Abstract

Transisi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka bagi PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) diasumsikan menimbulkan tantangan baru bagi guru dalam mengimplementasikannya. Penelitian bertujuan menggali tantangan dan merumuskan kebutuhan guru Sekolah Dasar Luar Biasa (SLB) dalam implementasi Kurikulum Merdeka bagi PDBK di jenjang SD. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Responden penelitian adalah 44 guru SLB tingkat Sekolah Dasar di Provinsi Lampung yang menerapkan Kurikulum Merdeka yang dipilih secara random sampling. Pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner dengan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah memiliki pemahaman yang baik, pandangan positif dan kesiapan yang cukup mengenai Kurikulum Merdeka yang didukung dari pengalaman belajar melalui berbagai kegiatan dari pemerintah, sekolah, dan pihak lain. Dari 44 guru tersebut,  55% guru merasa kekurangan waktu dalam merancang evaluasi yang sesuai dengan keragaman jenis dan fase peserta didik, 59% guru merasa pilihan keterampilan vokasional  yang ada di sekolah masih terbatas, 48% masih kesulitan dalam membuat instrumen asesmen awal, dan 45% mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran yang mengakomodasi keberagaman. Tantangan ini selaras dengan kebutuhan yang diinginkan guru, di mana 3 kebutuhan teratas yakni 84% mengharapkan pelatihan mengenai metode dan media pembelajaran yang berdiferensiasi, 77% membuat asesmen dan rencana pembelajaran, 77% pelatihan program kebutuhan khusus.
Kendala Dan Kebutuhan Guru Sekolah Dasar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Lampung Herlina, Heni; Wardany, Ossy Firstanti; Sani, Yulvia; Maharani, Revita Zalsyabila
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 5 (2023)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i5.6086

Abstract

Transisi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka bagi PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) diasumsikan menimbulkan tantangan baru bagi guru dalam mengimplementasikannya. Penelitian bertujuan untuk menggali kendala sekaligus merumuskan kebutuhan guru SD dalam implementasi Kurikulum Merdeka bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) di Provinsi Lampung. Penelitian menggunakan metode survei dengan bantuan Google Form, dan terdapat 32 guru yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka dan memiliki PDBK di kelas. Hasil penelitian menemukan bahwa 56% guru mengaku belum pernah mempelajari mengenai Kurikulum Merdeka bagi PDBK. Guru SD di Lampung diketahui mengalami kesulitan dalam merancang pembelajaran, melakukan adaptasi kurikulum, serta merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan jawaban guru diketahui guru membutuhkan orang tua yang lebih aktif dalam berkolaborasi (94%), dukungan sarana dan prasarana yang aksesibel (84%), dukungan sekolah (84%), aplikasi dalam mengidentifikasi PDBK saat PPDB (75%) serta di rentang 63-66% guru membutuhkan panduan asesmen, serta berbagai pelatihan dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran dengan desain universal, adaptasi kurikulum, hingga memahami serta menangani PDBK di kelas. Temuan permasalahan dan rumusan kebutuhan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah, akademisi, maupun organisasi terkait dalam membantu guru mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi PDBK di SD regular.
Efektivitas Media Papan Simbol untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Simbol Matematika pada Anak dengan Gangguan Pendengaran Wati, Lala Anggoro; Vernanda, Genesa; Sani, Yulvia
Jurnal Basicedu Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v8i2.7452

Abstract

Anak yang mengalami gangguan pendengaran sering mengalami kesulitan dalam memahami matematika. Penelitian ini dilatar belakangi oleh penemuan seorang siswa kelas V di SLB IT Cahaya Bintang yang mengalami kesulitan dalam memahami simbol matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui media papan simbol efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami simbol matematika (+, –, =) pada anak dengan gangguan pendengaran kelas V. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dalam bentuk Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Observasi, wawancara dan tes diimplementasikan sebagai teknik pengumpulan data, serta hasil tes ditentukan melalui persentase. Setelah terkumpul, data dianalisis menggunakan teknik visual grafik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa baseline (A1) dilakukan sebanyak lima kali dengan mean level 20%, persentase stabilitas 100%, kecenderungan arah (=). Kemudian, dilanjutkan dengan intervensi (B) dilakukan selama tujuh kali dengan mean level 65,7%, persentase stabilitas 85,7%, kecenderungan arah meningkat (+). Selanjutnya baseline (A2) dilakukan sebanyak delapan kali dengan mean level 96,2%, persentase stabilitas 87,5%, kecenderungan arah meningkat (+). Adapun overlap pada analisis data B/A1 0% dan B/A2 0%. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa media papan simbol efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami simbol matematika pada anak dengan gangguan pendengaran kelas V di SLB IT Cahaya Bintang.
Upaya Mengurangi Perilaku Maladaptif Menarik Rambut dengan Teknik Kontrak Perilaku terhadap Siswa Down Syndrome Astuti, Mia Widia; Devita, Dela; Sani, Yulvia
Jurnal Basicedu Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v8i3.7494

Abstract

Penelitian ini membahas efektivitas kontrak perilaku sebagai strategi intervensi dalam mengurangi perilaku maladaptif, khususnya perilaku menarik rambut pada anak down syndrome. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh observasi yang dilakukan oleh peneliti di sebuah sekolah luar biasa, di mana seorang anak perempuan dengan inisial N, menunjukkan perilaku maladaptif yaitu perilaku menarik rambut. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keefektifan kontrak perilaku sebagai intervensi dalam mengurangi perilaku tersebut. Metode penelitian yang digunakan eksperimen dengan desain subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR) yang mengadopsi desain A-B-A. Desain ini bertujuan untuk menyoroti hubungan sebab-akibat antara variabel dependen (perilaku menarik rambut) dan variabel independen (kontrak perilaku). Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi serta dokumentasi., dengan menggunakan perhitugan tally untuk merekam data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik visual grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kontrak perilaku efektif dalam mengurangi perilaku menarik rambut pada anak down syndrome di salah satu SLB Kota Metro, Lampung. Kesimpulan ini mendukung asumsi bahwa strategi intervensi berbasis kontrak perilaku memiliki potensi untuk menjadi alat yang efektif dalam mengelola perilaku maladaptif pada anak dengan kebutuhan khusus.
Challenges of Special Education Teachers in HOTS (Higher Order Thinking Skills) Based Learning for Students with Special Needs in Lampung Province Sani, Yulvia; Wardany, Ossy Firstanti; Devita, Dela; Herlina, Heni; Vernanda, Genesa
Proceeding of International Conference on Special Education in South East Asia Region Vol. 3 No. 1 (2024): 14th International Conference on Special Education in South East Asia Region (I
Publisher : Angstrom Centre of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57142/picsar.v3i1.489

Abstract

The research aims to identify the perspectives and challenges special education teachers face when learning HOTS (Higher-order thinking skills) for students with special needs at the elementary level in Lampung Province. This research uses a survey-type quantitative approach with Google Forms. Twenty-nine special school teachers were respondents by random sampling. The study's results found that all of the teachers knew the concept of HOTS-based learning. As many as 69% of teachers thought that HOTS-based learning could be applied to every type of ABK, and the rest answered no. However, 66% of teachers have implemented HOTS-based learning for students with special needs. This research explores the perceptions, experiences and obstacles of teachers who have implemented HOTS for children with special needs in Lampung. Based on research, Teachers admit they need training, good facilities and infrastructure, peer support, parental support, and reading resources. Recommendations for overcoming this challenge include increasing teacher training, allocating sufficient resources, and supporting and collaborating between the government, schools, and the community. Apart from that, HOTS is indeed a good concept, but this research also shows that HOTS is one of many things that teachers should implement. The implementation of HOTS must be appropriate to the needs and abilities of each child with different special needs.
The Effectiveness of the Equality Dynamic Learning Model in Increasing Disability Awareness of Students in Inclusion Classes Sani, Yulvia; Wardany, Ossy Firstanti; Vernanda, Genesa; Herlina, Heni
Indonesian Journal of Disability Studies Vol. 7 No. 1 (2020)
Publisher : The Center for Disability Studies and Services Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.554 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijds.2019.007.01.4

Abstract

The background of research is low acceptance problem of the presence of students with disabilities caused by the lack of disability awareness in every student that arises due to low social contact. The lack of acceptance can be seen from the reactions of other students when learning. The problem will be very clear when there is of work groups learning, it is very rarely condition, there are other students who immediately propose themselves in one group with him. In addition, there is lacking of support for "AH" when he gets difficulties. On the other hand "AH" has a lack of self-esteem, insecure, easy to give up, and despair with activities related to the obstacles they experience. Based on the problems that arise in the inclusion class, the researchers therefore provide a model of equality dynamic learning to solve existing problems. The equality dynamic learning model conceptualizes "dynamic learning that creates equal rights in learning", it means that learning activities are designed in such a way that takes into account the diversity that is owned by students (students with special and regular needs) and accommodates all these needs in learning activities so that all students in the class have meaningful learning. The subjects in this study were 19 students, 1 student with special needs with physical disabilities, a18 normal students. The research methodology in this study is a quasi-experimental design with one group pretest-posttest without control class. The results of the study showed that the condition of pretest disability awareness of students in the moderate category was 63%, the high category was 37%. The condition of posttest of disability awareness for high category students was 16%, very high category was 84%. The disability awareness condition experienced a significant increase after the dynamic learning equality model was given to students in the inclusive class. Wilcoxon calculations were performed with the result that in the asymp sig (2-tailed) column to be tested 2 sides were 0,000. Because the case is a one-tailed test, the probability becomes 0,000 / 2 = 0,000. Here the probability is below 0.05 So, based on the results of this study, the equality dynamic learning model is effective in increasing the disability awareness of students in inclusive classes.
Kendala Dan Kebutuhan Guru Sekolah Dasar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Lampung Herlina, Heni; Wardany, Ossy Firstanti; Sani, Yulvia; Maharani, Revita Zalsyabila
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 5 (2023)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i5.6086

Abstract

Transisi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka bagi PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) diasumsikan menimbulkan tantangan baru bagi guru dalam mengimplementasikannya. Penelitian bertujuan untuk menggali kendala sekaligus merumuskan kebutuhan guru SD dalam implementasi Kurikulum Merdeka bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) di Provinsi Lampung. Penelitian menggunakan metode survei dengan bantuan Google Form, dan terdapat 32 guru yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka dan memiliki PDBK di kelas. Hasil penelitian menemukan bahwa 56% guru mengaku belum pernah mempelajari mengenai Kurikulum Merdeka bagi PDBK. Guru SD di Lampung diketahui mengalami kesulitan dalam merancang pembelajaran, melakukan adaptasi kurikulum, serta merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan jawaban guru diketahui guru membutuhkan orang tua yang lebih aktif dalam berkolaborasi (94%), dukungan sarana dan prasarana yang aksesibel (84%), dukungan sekolah (84%), aplikasi dalam mengidentifikasi PDBK saat PPDB (75%) serta di rentang 63-66% guru membutuhkan panduan asesmen, serta berbagai pelatihan dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran dengan desain universal, adaptasi kurikulum, hingga memahami serta menangani PDBK di kelas. Temuan permasalahan dan rumusan kebutuhan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah, akademisi, maupun organisasi terkait dalam membantu guru mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi PDBK di SD regular.
Efektivitas Media Papan Simbol untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Simbol Matematika pada Anak dengan Gangguan Pendengaran Wati, Lala Anggoro; Vernanda, Genesa; Sani, Yulvia
Jurnal Basicedu Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v8i2.7452

Abstract

Anak yang mengalami gangguan pendengaran sering mengalami kesulitan dalam memahami matematika. Penelitian ini dilatar belakangi oleh penemuan seorang siswa kelas V di SLB IT Cahaya Bintang yang mengalami kesulitan dalam memahami simbol matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui media papan simbol efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami simbol matematika (+, –, =) pada anak dengan gangguan pendengaran kelas V. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dalam bentuk Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Observasi, wawancara dan tes diimplementasikan sebagai teknik pengumpulan data, serta hasil tes ditentukan melalui persentase. Setelah terkumpul, data dianalisis menggunakan teknik visual grafik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa baseline (A1) dilakukan sebanyak lima kali dengan mean level 20%, persentase stabilitas 100%, kecenderungan arah (=). Kemudian, dilanjutkan dengan intervensi (B) dilakukan selama tujuh kali dengan mean level 65,7%, persentase stabilitas 85,7%, kecenderungan arah meningkat (+). Selanjutnya baseline (A2) dilakukan sebanyak delapan kali dengan mean level 96,2%, persentase stabilitas 87,5%, kecenderungan arah meningkat (+). Adapun overlap pada analisis data B/A1 0% dan B/A2 0%. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa media papan simbol efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami simbol matematika pada anak dengan gangguan pendengaran kelas V di SLB IT Cahaya Bintang.
Upaya Mengurangi Perilaku Maladaptif Menarik Rambut dengan Teknik Kontrak Perilaku terhadap Siswa Down Syndrome Astuti, Mia Widia; Devita, Dela; Sani, Yulvia
Jurnal Basicedu Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v8i3.7494

Abstract

Penelitian ini membahas efektivitas kontrak perilaku sebagai strategi intervensi dalam mengurangi perilaku maladaptif, khususnya perilaku menarik rambut pada anak down syndrome. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh observasi yang dilakukan oleh peneliti di sebuah sekolah luar biasa, di mana seorang anak perempuan dengan inisial N, menunjukkan perilaku maladaptif yaitu perilaku menarik rambut. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keefektifan kontrak perilaku sebagai intervensi dalam mengurangi perilaku tersebut. Metode penelitian yang digunakan eksperimen dengan desain subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR) yang mengadopsi desain A-B-A. Desain ini bertujuan untuk menyoroti hubungan sebab-akibat antara variabel dependen (perilaku menarik rambut) dan variabel independen (kontrak perilaku). Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi serta dokumentasi., dengan menggunakan perhitugan tally untuk merekam data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik visual grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kontrak perilaku efektif dalam mengurangi perilaku menarik rambut pada anak down syndrome di salah satu SLB Kota Metro, Lampung. Kesimpulan ini mendukung asumsi bahwa strategi intervensi berbasis kontrak perilaku memiliki potensi untuk menjadi alat yang efektif dalam mengelola perilaku maladaptif pada anak dengan kebutuhan khusus.