Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% BUNGA TELANG (CLITORIA TERNATEA L) DARI DAERAH SLEMAN DENGAN METODE DPPH Andriani, Disa; Murtisiwi, Lusia
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v17i1.9321

Abstract

Telang flower (Clitoria ternatea L.) contains phenolic compounds which can act as antioxidants by donating hydrogen so as to stabilize the lack of electrons in free radicals. This study aims to determine the antioxidant potential of telang flower ethanol extract by looking at the IC50 value. Telang flowers were extracted by maceration method using 70% ethanol solvent. The potential for antioxidants was determined by the DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method with a comparison of vitamin C which had been shown to have the potential of free radicals which were very potent. The results showed the IC50 value of telang flower ethanol extract was 41.36 ± 1.191 ?g / mL, based on that value the telang flower extract from the Sleman area was in the very potent category so that it could be developed as a source of antioxidants from natural ingredients.
Pelatihan Pembuatan Balsam Jahe sebagai Alternatif dalam Penanganan Masalah Nyeri Sendi di Kelurahan Menuran, Baki, Sukoharjo Andriani, Disa; Amin, Muhammad Saiful; Sabrina, Salsa; Rikaningsih, Ervin Wahyu; Pratiwi, Fauziyah Rima; Tesalonika, Fieretsa Viska; Nofiyanti, Fitri
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v1i3.27

Abstract

Radang sendi merupakan penyakit degeneratif yang dianggap dapat dicegah dan diobati. Radang sendi banyak dialami oleh lansia. Jumlah lansia di Kelurahan Menuran Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo terhitung cukup banyak yaitu sekitar 20% dari total penduduk. Berdasarkan survei terhadap lansia di Kelurahan Menuran ini banyak yang menderita radang sendi, pengobatan yang dilakukan pun hanya sebatas mengkonsumsi obat anti radang dan tidak ada penanganan yang lebih lanjut lagi. Banyaknya lansia yang menderita radang sendi pada Desa Menuran sehingga dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di daerah ini. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi, kemudian dilanjutkan dengan workshop pembuatan balsam jahe. Antusiasme peserta penyuluhan cukup tinggi dilihat dari pertanyaan yang diajukan saat sesi diskusi dan tanya jawab. Kemampuan peserta dalam menjawab soal pretest dan post test mengalami kenaikan, hal ini terlihat pada rata rata pre-test adalah 3,95 sedangkan rata-rata post-test adalah 7,67. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang patofisiologi atau gambaran umum penyakit, terapi farmakologi, dan fisioterapi pada nyeri otot dan sendi, workshop pembuatan balsam dari jahe untuk mengurangi nyeri sendi..
FORMULASI SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DAN UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK Andriani, Disa; Ovikariani, Ovikariani; Kusuma, Eka Wisnu
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 8, No 3 (2024): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v8i3.318

Abstract

Daun Belimbing wuluh mempunyai aktivitas antipiretik karena mengandung flavonoid, terpenoid, steroid. Pemilihan sediaan patch pada penelitian kali ini karena sediaan patch dapat mengontrol penghantaran obat, menghindari first pass metabolisme dan mencegah iritasi pada saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antipiretik daun belimbing wuluh dalam sediaan patch trandermal  yang dibuat dalam 2 konsentrasi yaitu 0,5% dan 1%. Ekstraksi daun belimbing wuluh menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% dan dibuat 2 formula sediaan patch transdermal. Uji sifat fisik yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji keseragaman bobot, uji pH, uji ketebalan, uji daya tahan lipatan dan uji daya serap kelembapan. Uji aktivitas antipiretik dilakukan dengan hewan uji mencit yang diinduksi dengan ragi brewer. Data yang diperoleh diolah dengan statistik Analysis of Variance. Hasil Uji menunjukkan Patch Transdermal ekstrak daun belimbing wuluh memenuhi kontrol kualitasnya. Hasil uji antipiretik Patch transdermal ekstrak etanol daun belimbing wuluh pada formula 1 dengan konsentrasi ekstrak 0,5% dan formula 2 dengan konsentrasi ekstrak 1% memiliki efek antipiretik yang hampir sama, tetapi pada formula 2 memberikan efek daya antipiretik yang lebih tinggi dibanding dengan formula 1.
UJI AKTIVITAS ANTI-INFLAMASI SEDIAAN EMULGEL TOPIKAL MINYAK ATSIRI PALMAROSA (Cymbopogon martinii) PADA TIKUS (Rattus norvegicus) Nugraheni, Tarisa Silvi; Andriani, Disa; Amin, Muhammad Saiful
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 8, No 3 (2024): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v8i3.322

Abstract

Inflamasi merupakan respon protektif tubuh dalam menanggapi rangsangan berbahaya yang terlihat dari gejala kalor, rubor, tumor, dolor, dan function laesa. Aktivitas inflamasi yang berlebihan harus ditangani. Minyak atsiri palmarosa mempunyai kandungan geraniol yang dilaporkan mempunyai kemampuan untuk menghambat inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah mencari tahu apakah emulgel minyak palmarosa memiliki aktivitas antiinflamasi. Sediaan emulgel dibuat dengan cara mencampurkan fase emulsi kedalam fase gel. Formulasi emulgel ini menggunakan 3 konsentrasi minyak palmarosa yang berbeda (2%, 4%, 6%) dan diujikan sifat fisiknya. Pembengkakan pada kaki tikus diinduksi dengan menyuntikkan karagenan 1% secara subplantar untuk menguji aktivitas antiinflamasi. Pengukuran volume kaki tikus menggunakan metode edema kaki dengan alat ukur plestimometer. Data yang didapat dianalisis dengan One Way ANOVA. Berdasarkan hasil pengujian, ketiga formula diklasifikasikan sebagai emulgel tipa minyak dalam air. Uji kualitas fisik sediaan emulgel memenuhi syarat uji homogenitas, viskositas, pH, dan daya sebar. Hasil persen daya antiinflaamsi sediaan menunjukkan bahwa emulgel dengan konsentrasi 6% memiliki aktivitas antiinflamasi paling tinggi yaitu sebesar 50,37% dan pada uji statistik menunjukkan nilai signifikansi 0,122 yang artinya tidak berbeda secara signifikan dengan kontrol positif.
FORMULASI NANOPARTIKEL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.) dan UJI ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus YANG DIISOLASI DARI JERAWAT Fadhila, Zulfa Nur; Andriani, Disa; Wahyudi, Didik
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 8, No 2 (2024): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v8i2.295

Abstract

Jerawat merupakan penyakit peradangan kronik kelenjar pilosebasea dengan meningkatnya produksi sebum, peluruhan keratinosit, tumbuh bakteri dan inflamasi. Bahan alam terbukti bermanfaat bagi kesehatan dan efek samping yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan obat sintesis. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu bunga telang (Clitoria ternatea L.). Efisiensi penggunaan bahan alam dapat ditingkatkan kemampuan fungsi obat jerawat dengan membuat sediaan dalam bentuk nanopartikel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kitosan terhadap karakteristik fisik nanopartikel fraksi etil asetat ekstrak etanol bunga telang dan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan menggunakan etanol 70%. Pembuatan nanopartikel menggunakan metode gelasi ionik dengan polimer kitosan dan natrium tripolifosfat dengan variasi konsentrasi kitosan (0,1%, 0,2%, 0,3%). Pengujian aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan metode sumuran. Data dianalisis dengan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Hasil karakteristik nanopartikel F1, F2 dan F3 menunjukkan ukuran partikel 69,58±6,90 nm, 166,47±37,06 nm, 539,63±105,40 nm dan zeta potensial +46,5±0,5 mV, +44,1±1,1 mV dan +37,7±0,8 mV. Hasil uji aktivitas antibakteri Formula 1, Formula 2 dan Formula 3 menunjukkan diameter zona hambat yaitu 11,38±0,71 mm, 11,82±0,81 mm dan 13,14±0,66 mm. Semua formula memenuhi sifat fisik nanopartikel dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. 
Formulation and Physical Assessment of Different Topical Products using Bandotan Herb (Ageratum conyzoides L.) Extract Andriani, Disa; Pratimasari, Diah
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 5 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i5.4335

Abstract

Bandotan (Ageratum conyzoides L.) is one of the Asteraceae family plants that has bioactive compound components in the form of polyphenol compounds, terpenoids, and alkaloids. 70% ethanol extract of bandotan herb (Ageratum conyzoides L.) is known to have antioxidant activity. This makes herba bandotan has the potential to be develooped into cosmetic preparations to prevent premature aging of the skin. This study aims to determine the herba bandotan topical preparation that has the best physical properties. Bandotan herb was extracted with 70% ethanol in the amount of 1: 10 at 28˚C for 24 hours using the shaking method at 100 rpm. The ethanol liquid filtrate obtained was then evaporated to obtain a thick extract. Thick bandotan extract is then made into gel, cream, and lotion preparations and evaluated. The resulting % yield of bandotan herb extract was 11.3%. The concentration of 1%, 3% and 5% bandotan herb active substances in the preparation affects the organoleptics, viscosity, spreadability and adhesiveness of the preparation. The best topical preparations of bandotan herb extract that meet the requirements of the pH test, viscosity test, spreadability test, and adhesion test is cream preparations.
Formulation of Palmarosa (Cymbopogon Martinii) Essential Oil Emulgel Using Sodium Carboxymethyl Cellulose (Na-CMC) as A Gelling Agent Daniati, Odilia Putri; Andriani, Disa; Amin, Muhammad Saiful
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 4 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i4.6482

Abstract

Palmarosa essential oil (Cymbopogon martinii) is known for its potential as a natural therapeutic agent. It contains geraniol compounds with demonstrated antimicrobial and anti-inflammatory activity. However, direct application of palmarosa essential oil to the skin is less effective and may cause irritation. Objective: This study aimed to develop a topical formulation in the form of an emulgel containing palmarosa essential oil, using sodium carboxymethyl cellulose (Na-CMC) as the gelling agent. Method: The emulgel was prepared in three different formulations containing 2%, 4%, and 6% concentrations of palmarosa essential oil. The resulting preparations were evaluated for quality through organoleptic properties, homogeneity, pH, spreadability, adhesion, and emulsion type. Data were statistically analyzed using one-way ANOVA. Results: The emulsion type test indicated that all formulations were oil-in-water (o/w) emulsions. Differences in palmarosa essential oil concentration influenced the physical properties of the emulgel, but all three formulations met the standard requirements for good physical quality of emulgel preparations.Conclusions: the three emulgel formulations containing palmarosa essential oil fulfilled the standards for acceptable physical properties.
Aktivitas Antioksidan Masker Gel Peel-Off dari Fraksi Etil Asetat Daun Salam (Zyzygium polyanthum (Wight.) Walp.) dengan Metode ABTS Lukita, Marie Eksanti; Dhurhania, Crescentiana Emy; Andriani, Disa
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 20 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol20.iss1.art1

Abstract

Background: The ethyl acetate fraction of bay leaf contains flavonoids, alkaloids, and tannins. It has the strongest antioxidant activity compared to the n-hexane fraction and aqueous fraction. Antioxidants play a critical role in maintaining skin health, particularly facial skin, by preventing damage from oxidative stress. One of the topical preparations that are considered very practical and effective in facial skin care is a peel-off gel mask.Objective: The aim of the study is to determine the concentration of the ethyl acetate fraction of bay leaf (Zyzygium polyanthum (Wight.) Walp.), which is capable of producing a peel-off gel mask with good physical characteristics and the strongest antioxidant activity.Methods: Extraction was carried out by maceration and fractionation with liquid-liquid partitions to obtain the n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fraction. The ethyl acetate fraction of bay leaf was used to make peel-off gel masks with various concentrations of 0.5, 1, and 1.5%, then tested for physical characteristics and antioxidant activity using the ABTS method.Results: All of the peel-off gel mask formula that used different concentrations of bay leaf ethyl acetate fraction met the standards for excellent physical properties, such as organoleptic, pH, spreadability, adhesion, viscosity, folding resistance, and drying time. The peel-off gel mask with a 1.5% bay leaf ethyl acetate fraction exhibited the most effective antioxidant activity, with an IC50 value of 46.6954 ppm, compared to an IC50 value of 17.5809 ppm for quercetin. Conclusion: At a concentration of 1.5%, the ethyl acetate fraction of bay leaf was able to produce a peel-off gel mask with good physical characteristics, accompanied by antioxidant activity in the very strong category.Keywords : Bay leaf, peel-off gel mask, antioxidant IntisariLatar Belakang: Fraksi etil asetat daun salam mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, dan tanin, dengan aktivitas antioksidan yang paling kuat daripada fraksi n-heksan dan fraksi airnya. Kandungan antioksidan sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit, termasuk kulit wajah, sehingga mampu menghambat terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif. Salah satu sediaan topikal yang dinilai sangat praktis dan efektif dalam perawatan kuit wajah adalah masker gel peel-off. Tujuan: Untuk mengetahui konsentrasi fraksi etil asetat daun salam (Zyzygium polyanthum (Wight.) Walp.) yang mampu menghasilkan masker gel peel-off dengan karakteristik fisik yang baik disertai dengan aktivitas antioksidan yang paling kuat.Metode: Ekstraksi dilakukan secara maserasi, dilanjutkan fraksinasi dengan teknik partisi cair-cair hingga diperoleh fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air. Fraksi etil asetat daun salam digunakan untuk membuat masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi 0,5, 1, dan 1,5%, kemudian dilakukan uji karakteristik fisik dan aktivitas antioksidan dengan metode ABTS.Hasil: Seluruh formula masker gel peel-off dengan berbagai variasi konsentrasi fraksi etil asetat daun salam mampu memenuhi persyaratan karakteristik fisik yang baik, meliputi organoleptis, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas, ketahanan lipat, dan waktu mengering. Aktivitas antioksidan yang paling efektif diperoleh pada masker gel peel-off dengan fraksi etil asetat daun salam sebesar 1,5% dengan nilai IC50 46,6954 ppm dan kuersetin sebagai pembanding memiliki nilai IC50 17,5809 ppm. Kesimpulan: Fraksi etil asetat daun salam pada konsentrasi 1,5% mampu menghasilkan masker gel peel-off dengan karakteristik fisik yang baik disertai dengan aktivitas antioksidan pada kategori sangat kuat.Kata Kunci : Daun salam, masker gel peel-off, antioksidan
Program Penyuluhan Pengolahan Serbuk Effervescent Daun Kemangi (Ocimum Basilicum) sebagai Biolarvasida Nyamuk Aedes Aegypti dengan Tim Penggerak PKK di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo Andriani, Disa; Ovikariani, Ovikariani; Cahyadi, Doni Nur; Ariffanisa, Azzahro; Nurfitriyani, Dewi; Amaris, Eugenia; Putri, Kinanti Zaeni Eka
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 7 (2025): Volume 8 No 7 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i7.20347

Abstract

ABSTRAK Demam berdarah merupakan wabah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Dalam melakukan upaya pencegahan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan metode PSN dan 3M plus. Dalam pemberian agen larvasida konvensional memiliki beberapa efek negatif seperti keracunan, gangguan saluran napas, serta resistensi serangga terhadap senyawa kimia yang digunakan. Maka dalam program ini akan dilaksanakan penyuluhan terkait pemanfaatan serbuk daun kemangi sebagai biolarvasida effervescent untuk nyamuk Aedes aegypti.Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan asayrakat terkait penyakit DBD serta pencegahannya menggunakan produk biolarvasida effervescent dari serbuk daun kemangi, serta guna menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap program penyuluhan yang diselenggarakan. Program ini dilakukan dengan beberapa tahapan prosedural, yang dimulai dari interpretasi permasalahan pada lahan, dilanjutkan dengan penyusunan timelinepelaksanaan kegiatan, kemudian dilakukan penyuluhan yang terbagi dalam beberapa sesi penyampaian materi yaitu sesi pemaparan tentang penyakit DBD, pemaparan perihal pemanfaatan serbuk daun kemangi sebagai biolarvasida effervescent, dan diakhiri dengan sesi workshop prosedur pembuatan biolarvasida effervescent serbuk daun kemangi. Program ini diakhiri dengan penilaian evaluasi kegiatan. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta tim penggerak PKK desa Langenharjo, berdasarkan hasil evaluasi kegiatan diperoleh hasil uji reliabilitas pertanyaan pretest dan posttest sebesar 0,517 dengan kriteria sedang dan hasil uji validitas pertanyaan keseluruhan dinyatakan ‘valid’. Berdasarkan nilai perolehan pretest dan posttest terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat perihal program yang dilakukan dengan persentase rata-rata pretest yaitu 67% dan terjadi peningkatan pada persentase rata-rata nilai postest hingga 93%. Dalam penilaian kuesioner tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan tergolong sangat puas dengan nilai sebesar 92,67. Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM telah berjalan dengan lancar dan diikuti dengan baik oleh Tim Penggerak PKK Desa Langenharjo. Kegiatan pengabdian tersebut juga telah terbukti memberikan peningkatan tingkat pemahaman responden dalam hal pemahaman seputar penyakit DBD dan biolarvasida effervescent nyamuk aedes aegypti. Kata Kunci: Demam Berdarah, Biolarvasida, Daun Kemangi, Effervescent ABSTRACT Dengue fever is an epidemic disease transmitted by the Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Efforts to prevent this disease can be carried out using the PSN and 3M plus methods. The administration of conventional larvicidal agents has several negative effects such as poisoning, respiratory tract disorders, and insect resistance to the chemical compounds used. So in this program, counseling will be carried out regarding the use of basil leaf powder as an effervescent biolarvicide for the Aedes aegypti mosquito. This activity aims to increase public knowledge regarding dengue fever and its prevention using effervescent biolarvicide products from basil leaf powder, as well as to assess the level of public satisfaction with the outreach program held. This program was carried out in several procedural stages, starting from interpreting problems on the land, followed by preparing a timeline for implementing activities, then providing outreach which was divided into several material delivery sessions, namely a presentation session about dengue fever, a presentation about the use of basil leaf powder as an effervescent biolarvicide, and ending with a workshop session on procedures for making effervescent biolarvicide from basil leaf powder. This program ends with an activity evaluation assessment. This activity was attended by 30 participants from the Langenharjo village PKK team. Based on the results of the activity evaluation, the reliability test results for the pretest and posttest questions were 0.517 with medium criteria and the overall question validity test results were declared 'valid'. Based on the pretest and posttest scores, there was an increase in public knowledge regarding the program being carried out with an average pretest percentage of 67% and an increase in the average posttest score of up to 93%. In the questionnaire assessment, community satisfaction with the implementation of activities was classified as very satisfied with a score of 92.67. The implementation of KKN-PPM activities has gone smoothly and has been well followed by the Langenharjo Village PKK Mobilization Team. This service activity has also been proven to increase the level of understanding of respondents in terms of understanding about dengue fever and the effervescent biolarvicide of the Aedes aegypti mosquito. Keywords: Dengue, Biolarvicide, Basil Leaves, Effervescent