Pneumonia merupakan infeksi akut pada paru-paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur, yang memicu peradangan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Deteksi dini penting untuk penentuan strategi pengobatan dan pengurangan risiko komplikasi. Salah satu indikator yang dapat digunakan terhadap respon inflamasi sistemik akibat infeksi pneumonia adalah Neutrofil Limfosit Ratio (NLR). Selain NLR, pemeriksaan kadar C-Reactive Protein (CRP) juga dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat aktivitas penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi nilai NLR dengan kadar CRP pada pasien pneumonia. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan terhadap 25 pasien pneumonia dewasa dan lanjut usia dengan komorbiditas, yang dipilih melalui pengambilan consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di RS Paru Dr. H. A Rotinsulu dengan waktu penelitian dilakukan pada 06-18 November 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemeriksaan neutrofil pada pasien pneumonia adalah 76,9%, limfosit 13,4%, NLR 9,12, dan kadar CRP 83 mg/L. Uji korelasi Spearman menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara NLR dan CRP (r=0,415, p=0,039). Hasil ini menunjukkan bahwa nilai NLR yang lebih tinggi berkaitan dengan peningkatan kadar CRP pada pasien pneumonia.