Bcakground: Low birth weight remains a significant global public health problem due to its short- and long-term health effects. Low birth weight (LBW) is prevalent in developing countries, including Indonesia, particularly in areas with vulnerable populations. A baby's birth weight is the most important determinant of survival, growth, and subsequent development. Low birth weight can impact growth and development. Purpose: To determine the growth and development of children with a history of low birth weight. Method: A descriptive analytic cross-sectional study involving 53 respondents aged 36-72 months selected through accidental sampling. Chi-square analysis was used to determine the relationship between a history of low birth weight and child growth and development. Results: Most children with a history of low birth weight had normal nutritional status (BW/A) (77.4%) and age-appropriate development (58.5%). The analysis showed no significant relationship between children with a history of low birth weight and nutritional status (BW/A) (p-value = 0.111) and development (p-value = 0.380). Children with a history of low birth weight (LBW) had a slightly reduced risk of malnutrition (0.946% CI 95%) and a 1.934-fold increased risk of developmental disorders (95% CI 95%). Conclusion: There was no significant association between children with a history of low birth weight and the nutritional status and development of respondents. Suggestion: Optimization of early detection of growth and development should be intensified. This should be made available not only to health services such as community health centers and hospitals, but also to parents, to understand their child's growth and development so they can optimize stimulation at home. Keywords: Child; Development; Growth; Low Birth Weight (LBW). Pendahuluan: Berat badan lahir rendah saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global karena efek jangka pendek maupun panjang terhadap kesehatan. BBLR sebagian besar ditemui dinegara berkembang termasuk Indonesia, khususnya di daerah yang populasinya rentan. Berat bayi saat lahir merupakan penentu yang paling penting untuk menentukan peluang bertahan, pertumbuhan, dan perkembangan di masa depannya, permasalahan BBLR yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan: Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dengan riwayat berat badan lahir rendah. Metode: Deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 53 responden usia 36-72 bulan yang dipilih melalui accidental sampling. Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan antara riwayat BBLR dengan tumbuh kembang anak. Hasil: Sebagian besar anak dengan riwayat berat badan lahir rendah memiliki status gizi (BB/U) normal (77.4%) dan perkembangan yang sesuai usia (58.5%). Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara anak dengan riwayat berat badan lahir rendah dengan status gizi (BB/U) (p-value=0.111) dan perkembangan (p-value=0.380). Anak dengan riwayat BBLR memiliki sedikit penurunan resiko mengalami gizi kurang sebesar 0.946 (CI 95%) dan memiliki resiko sebesar 1.934 kali lipat adanya gangguan perkembangan (CI 95%). Simpulan: tidak ada hubungan yang signifikan antara anak dengan riwayat berat badan lahir rendah dengan status gizi dan perkembangan responden Saran: Pengotimalan deteksi dini tumbuh kembang harus lebih digencarkan, tidak hanya dipelayanan Kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit saja yang mengetahuinya, namun orang tua juga harus tahu bagaimana kondisi pertumbuhan dan perkembangan anaknya agar dapat mengoptimalkan stimulasi dirumah. Kata Kunci: Anak; Berat Badan Lahir Rendah (BBLR); Perkembangan; Pertumbuhan.