Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pemisahan Ion Tembaga Pada Limbah Pengolahan Emas Tradisonal Menggunakan Asam Lemak Hidroksamat Dari Minyak Kelapa Muhsinun, Muhsinun
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 4, No 3 (2020): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.694 KB) | DOI: 10.58258/jisip.v4i3.1189

Abstract

Dalam limbah pengolahan emas tradisional memungkinkan terdapatnya penumpukan logam-logam khususnya logam Cu, sehingga diperlukan suatu metode pemisahan dan perolehan kembali pada kondisi lingkungan tersebut guna mengurangi bahaya yang disebabkan oleh salah satu logam berat ini. Telah dilakukan penelitian tentang pemisahan ion logam tembaga dari logam lainnya dengan metode ekstraksi padat-cair menggunakan kromatografi kolom. Kolom ini mengandung asam lemak hidroksamat (FHA) yang di sintesis dari minyak kelapa dan telah diimmobilisasi ke dalam resin Amberlite XAD-4. Adapun beberapa parameter yang diteliti, yaitu pengaruh konsentrasi FHA, massa resin Amberlite XAD-4 dan pH larutan sampel. Dari penelitian ini diperoleh perbandingan kondisi optimum untuk pemisahan logam Cu adalah sebagai berikut: konsentrasi FHA 50 ppm; 0,5 gram resin Amberlite XAD-4; larutan ion logam Cu pada pH 5. Untuk pemisahan logam Cu (II) dari beberapa logam lainnya seperti Zn (II), Pb (II) dan Cd (II) telah berhasil dilakukan pada pH 5 dan diperoleh besarnya serapan logam Cu (II) dalam resin sebesar 6,26 mg/g.
PEMBUATAN BERBAGAI OLAHAN MAKANAN TERHADAP KADAR PROTEIN JAMUR PUTIH (Pleurotus ostreatus) Amrullah, Lalu; Muhsinun, Muhsinun
Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan, Juli 2022
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/saintekes.v1i1.1

Abstract

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) adalah salah satu jenis jamur yang paling banyak disukai oleh masyarakat dan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya variasi olahan seperti nugget, bakso dan jamur krispi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh olahan terhadap kandungan protein jamur tiram putih dan menentukan olahan terbaik dengan menggunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan 3 ulangan yaitu jamur tiram putih tanpa perlakuan (kontrol), jamur tiram yang diolah menjadi nugget, jamur tiram putih yang diolah menjadi bakso dan jamur tiram putih yang diolah menjadi jamur krispi. Analisa yang digunakan adalah Analisa of Varian (Anova) dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan kadar protein pada jamur tiram putih tanpa perlakuan sebesar14,73 %, jamur tiram putih yang diolah menjadi nugget sebesar 21,62 %, Jamur tiram putih yang diolah menjadi bakso sebesar11,44 % dan Jamur tiram putih yang diolah menjadi jamur tiram krispi sebesar6,48 %. Dapat disimpulkan bahwa olahan mempengaruhi kadar protein jamur tiram putih dan nugget memiliki persentase kadar protein tertinggi yaitu sebesar 21,62% dengan nilai beda nyata 6,89 > 5,96 diterima pada taraf signifikan 5%.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI ASAM LEMAK HIDROKSAMAT DARI EKSTRAK MINYAK MENTAH DEDAK PADI Muhsinun, Muhsinun; Rasyidi, Mulia
Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan, Januari 2023
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/saintekes.v2i1.30

Abstract

Kompleks asam lemak hidroksamat (FHA) dengan beberapa ion logam telah digunakan dalam kimia analitik sebagai reagen untuk gravimetri, spektrofotometri logam, pengkhelat untuk mineral bumi yang langka dan untuk pengekstrak ion-ion logam dari fase air. Oleh sebab itu, sangat perlu dilakukan sintesis FHA dengan bahan dasar yang mengandung asam lemak ini. Salah satu sumber asam lemak adalah minyak mentah dedak padi. Minyak mentah dedak padi mengandung asam lemak dengan rantai sedang dan panjang sehingga memiliki potensi yang sangat besar sebagai bahan baku sintesis asam lemak hidroksamat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis FHA dari minyak mentah dedak padi secara enzimatis dan karakterisasi produk FHA yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah metode enzimatis yang meliputi beberapa tahap pengerjaan yaitu tahap sintesis, tahap pemurnian dan tahap karakterisasi. Dari hasil penelitian, diperoleh persentase hasil sintesis asam lemak hidroksamat dari minyak mentah dedak padi setelah dilakukan perbanyakan dengan menggunakan kondisi sintesisnya adalah sekitar 52,37%. Jumlah gugus asam hidroksamat dalam 1 gram sampel kering asam lemak hidroksamat adalah 3,01 mmol. Berdasarkan hasil analisis uji warna dengan CuSO4 dan FeCl3 didapatkan warna kompleks yang khas untuk kedua logam tersebut dengan FHA yaitu warna hijau dan merah tua. Sedangkan dari analisis FTIR, didapatkan spektrum gugus fungsi asam hidroksamat dari sampel FHA.
Kajian Sintesis Asam Lemak Hidroksamat Menggunakan Minyak Goreng Bekas Muhsinun, Muhsinun
Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan, April 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/saintekes.v3i2.326

Abstract

Fatty Hydroxamic Acids (FHA) has been successfully synthesized from used cooking oil. The purpose of this research was the enzymatic synthesis of fatty hydroxamic acids from used cooking oil and determine the optimum conditions, which includes three stages of processing, namely the oil preparation stage, the synthesis optimization stage and the characterization stage. At the oil preparation stage, the yield of used cooking oil was 29%. At the optimization stage, the optimum conditions for the synthesis of fatty hydroxamic acids from used cooking oil were at a temperature of 35oC for 25 hours with a ratio of lipase (gram) : hydroxylamine (mmol) equal to 1:500 and the ratio of lipase (gram) : crude bran rice (gram) was equal to 1:75. The number of hydroxamic acid groups in 1 gram of dry sample of fatty hydroxamic acid was 3,16 mmol. Based on the results of the analysis of the color test with Cu (II) and Fe (III), a complex color that is typical for the two metals which obtained with fatty hydroxamic acids, they were green and dark red. Whereas, from the FTIR analysis, the spectrum of the functional groups of hydroxamic acid was obtained.
Sosialisasi Pentingnya Penerapan OBE (Outcome-Based Education) Pada Perangkat Pembelajaran Sekolah di Kecamatan Batukliang Muhsinun, Muhsinun; Rasyidi, Mulia; Azizi, Asrorul; Muttaqin, Muh. Zaini Hasanul; Sumardiana, Sumardiana; Arianti, Dina; Fitriani, Esi
UNITY: Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2025): UNITY: Journal of Community Service, July 2025
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70716/unity.v2i1.223

Abstract

The purpose of this community service initiative was to socialize the importance of implementing Outcome-Based Education (OBE) in teaching materials at schools in the Batukliang District. The activities began with a needs assessment through surveys and interviews with teachers in the region, which revealed that their understanding of OBE was still limited. Subsequently, intensive training was conducted to provide a solid understanding of the fundamental concepts of OBE and how to implement them in the development of syllabi, Lesson Plans (RPP), and competency-based assessments. After the training, teachers applied the knowledge they had gained in their classroom teaching and provided feedback on the challenges they faced, particularly in developing competency-based evaluations. The training results indicated an improvement in the teachers' understanding of the OBE concepts and their application, although some challenges remained, such as time constraints, limited resources, and difficulties in creating holistic assessments. The support of school principals also proved crucial in ensuring the successful implementation of OBE. The post-training evaluations showed that the teachers found the activities valuable and felt that their skills in designing OBE-based learning had improved. Overall, this community service initiative successfully enhanced the quality of teachers' understanding and skills in implementing OBE in the Batukliang District. It is hoped that this initiative can serve as a model for other regions, with the goal of improving the quality of education that is relevant to the demands of the workforce.
Potensi Karbon Aktif dari Kulit Durian dengan Aktivator HCl untuk Immobilisasi Asam Lemak Hidroksamat Muhsinun, Muhsinun; Hidayat, Syamsul
Varied Knowledge Journal Vol. 3 No. 1: Varied Knowledge Journal, August 2025
Publisher : CV. Global Cendekia Inti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71094/vkj.v3i1.128

Abstract

Durian peel waste has the potential to be converted into high-value activated carbon through carbonization and chemical activation processes. This study aims to investigate the potential of durian peel–derived activated carbon, activated using HCl, as a material for immobilizing hydroxamic fatty acids. The research process included raw material preparation, carbonization at 500–600 °C, chemical activation with varying HCl concentrations (0.5 M, 1 M, 2 M), and characterization using Fourier Transform Infrared (FTIR), Brunauer–Emmett–Teller (BET), and Scanning Electron Microscopy (SEM). The immobilization capacity test was conducted by measuring the amount of hydroxamic fatty acid bound to the activated carbon surface. Results showed that HCl activation reduced the activated carbon yield to 28–31%, but significantly improved its quality. FTIR analysis revealed the appearance of hydroxyl and carbonyl groups, while BET analysis demonstrated an increase in surface area from 350 m²/g (non-activated) to 910 m²/g at a concentration of 2 M. SEM observations confirmed the formation of a more regular pore structure, although excessively high concentrations caused surface cracking. Adsorption tests indicated that immobilization capacity increased from 25 mg/g (non-activated) to 80 mg/g at 2 M activation, with optimum conditions achieved at 1 M, providing a balance between surface area, structural stability, and adsorption capacity. This study highlights the potential of durian peel–based activated carbon as a support material for bioactive immobilization, with promising applications in catalysis, pharmaceuticals, and environmentally friendly bioprocesses.