Abstract.Previous studies demonstrated correlations between emotionalregulation and anxiety. Reappraisal was considered as a better regulationthan suppression. Further, suppresion increased physiological responseswhich would be health damaging in a long-term. Investigator officers areprofessionals who are prone to experience anxiety in their duties. Theofficers have to do some careful and prudent investigation to collectevidences of crimes, which may put them in danger, before submitting to theattorney. The nature of the job put investigator officers in high risk ofexperiencing anxiety unless they effectively regulated their emotion. Thestudy investigated the correlation between emotional regulation and anxietyamong investigator officers of Police Department and Civil Departments.Participants were investigator officers who were participating in a trainingorganized by Educational Institution of Rechercheur and Crime inMegamendung, Bogor. Emotional Regulation Questionnaire (ERQ) fromGross and John (2003) and State-Trait Anxiety Inventory (STAI) fromSpielberger (2004) were conducted to 311 participants. Data analysisresulted that there was significant negative correlation between reappraisaland state anxiety. Further, t-tests demonstrated that investigators of PoliceDepartment were more likey to do suppression and so those marriedparticipants.Keywords: investigator officers, reappraisal, suppression, state anxiety,trait anxietyAbstrak.Sejumlah studi telah memperlihatkan hubungan antara regulasiemosi dan kecemasan. Reappraisal dianggap bentuk regulasi emosi yanglebih baik daripada supresi. Menekan (supresi) ekspresi emosi dapatmeningkatkan aktivitas respon fisiologis sehingga dalam jangka panjangmerugikan kesehatan. Petugas Penyidik merupakan suatu profesi yangmemiliki beban dan tanggung jawab kerja yang spesifik. Ia memilikiwewenang untuk melakukan penyidikan sehingga terkumpul bukti-buktiyang menguatkan aduan untuk kemudian diserahkan ke Jaksa PenuntutUmum. Penyidik harus waspada atas segala situasi yang mungkinmembahayakan dirinya selama penyelidikan, namun tetap berhati-hati agartidak melanggar asas praduga tidak bersalah. Penyidik rentan mengalamikecemasan, yang apabila tidak dapat di kelola dengan baik tentunya akanmempengaruhi kesejahteraan psikologis. Studi ini bertujuan untuk melihathubungan antara regulasi emosi dan kecemasan pada petugas penyidik dikepolisian (Penyidik Polri) dan yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil(Penyidik PNS). Partisipan penelitian (N=311) merupakan penyidik yangsedang mengikuti pelatihan di Lembaga Pendidikan Reserse dan Kriminal,Megamendung, Bogor. Data diperoleh melalui kuesioner dengan menggunakan alat ukur Emotional Regulation Questionnaire/ ERQ (Gross John, 2003) dan State-Trait Anxiety Inventory (STAI) dari Spielberger(2004). Hasil uji korelasi memperlihatkan korelasi negatif yang signifikanantara reappraisal dan state anxiety. Uji T memperlihatkan hasil bahwasupresi sebagai bentuk regulasi emosi lebih banyak dilakukan oleh PenyidikPolri dan lebih banyak dilakukan oleh Penyidik yang sudah menikah.Kata kunci: Penyidik, reappraisal, supresi, cemas/ anxiety, state anxiety,trait anxiety.