Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Later age at menopause was associated with higher cognitive function in post-menopausal women Rachmiyani, Irmiya; Surjadi, Lily Marliany; Nirmalasari, Rully Ayu; Imran, Yudhisman
Universa Medicina Vol 37, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.075 KB) | DOI: 10.18051/UnivMed.2018.v37.203-208

Abstract

BACKGROUND Menopause is a condition in which the menstrual periods have stopped for the last 12 months due to cessation of ovarial functions causing estrogen hormones to decrease. Various studies find that many factors affect cognitive function at post-menopausal age among others the decrease in estrogens, age at menopause, duration of menopause, and education. However, the effects have been subject to controversy. The aim of this study was to determine the relationship of age, age at menopause, estradiol level, and education with cognitive function among healthy post-menopausal women. METHODS A cross-sectional study was conducted involving 31 post-menopausal women between 50 to 75 years old. Data on age, age at menopause, and education were collected using a questionnaire. The estradiol levels were measured using an electrochemiluminescent immunoassay (ECLIA). The Indonesian version of the Montreal Cognitive Assessment (MoCA INA) was used to assess the cognitive function. Multiple linear regression was used to analyze the data. A p<0.05 was considered statistically significant.RESULTS Age (b=-0.086; 95% C.I.=-0.263-0.090; p=324) and estradiol levels (b=0.106; 95% C.I.=-0.018 -0.230; p=0.092) were not significantly associated with cognitive function. However, education (b=1.537; 95% C.I.=0.176-2.898; p=0.028) and age at menopause (b=0.364;0.056-0.671; p=0.022) were significantly associated with cognitive function. Age at menopause was the most influential factor of cognitive function (Beta=0.402) compared to education (Beta=0.394).CONCLUSION Later age at menopause could increase cognitive function in post-menopausal women. Our findings are that modifiable factors that delay age at menopause should receive attention, in order to promote cognitive function. Keywords: Age at menopause, estrogens, cognitive function, post-menopausal women
Low 25-hydroxyvitamin D level increases carotid intima-media thickness in elderly women Imran, Yudhisman; Aswar, Andini; Rachmiyani, Irmiya; Adriani, Donna
Universa Medicina Vol 38, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2019.v38.114-120

Abstract

BackgroundCerebrovascular disease occurs due to atherosclerosis of the carotid artery triggered by endothelial dysfunction, which can be assessed by measuring the carotid intima-media thickness (CIMT). There are several risk factors contributing to endothelial dysfunction, such as 25-hydroxyvitamin D [25(OH)D] deficiency. A number of research studies have shown variable results on the relationship between 25(OH)D deficiency and endothelial dysfunction. The objective of the present study was to determine the relationship between 25(OH)D and CIMT in elderly women.METHODS A cross-sectional study was conducted involving 45 elderly women aged ≥60 years. The inclusion criteria were: able to communicate well and able to walk actively without any help. The exclusion criteria were: not having diabetes mellitus, stroke, heart disease, kidney disease, not consuming vitamin D or medicines containing corticosteroids, and not using hormone replacement therapy. Laboratory examination was conducted for fasting blood sugar, lipid profile, and 25(OH)D. CIMT was measured using carotid Doppler ultrasonography at the left carotid artery. Simple linear regression analysis was used to analyze the data.RESULTSMean 25(OH)D level was 11.753 ± 4.027 ng/mL, and mean CIMT 0.61 ± 0.10 mm. Simple regression analysis showed a significant relationship between 25(OH)D level and CIMT (β=-0.001; 95% C.I.=-0.020-0.003; p=0.009).CONCLUSION Our data suggest an inverse association between 25(OH)D level and CIMT in elderly women. This study supports the protective role of vitamin D against subclinical atherosclerosis in elderly women.
Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Antropometri Bayi Baru Lahir Hilwa, Najwa Sufa; Rachmiyani, Irmiya; Pramana, Cipta
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.51593

Abstract

Latar Belakang: Gangguan kesehatan yang terjadi selama kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Antropometri pada bayi baru lahir dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anemia pada kehamilan, nutrisi maternal yang kurang, infeksi maternal dan fetal, dan ibu mengandung janin multipel. Anemia pada wanita hamil akan meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas perinatal karena dapat menyebabkan gangguan nutrisi dan oksigenasi utero plasenta yang menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan anemia pada ibu hamil dengan antropometri bayi baru lahir.Metode: Analisis observasional dengan desain studi potong lintang dengan subjek penelitian ibu hamil yang melahirkan di RS pada bulan Januari 2017 - Juni 2018. Variabel yang dikumpulkan dan akan diteliti adalah kadar Hb trimester III, berat badan bayi lahir, panjang badan bayi lahir, dan lingkar kepala bayi lahir yang diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medis.Hasil dan Pembahasan: Total subjek pada penelitian ini adalah 152 subjek, sebagian besar subjek penelitian berusia 26 - 30 tahun (41,4%) dengan ibu tidak anemia sebanyak 105 orang (69,1%). Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan anemia pada ibu hamil, tidak ada hubungan antara panjang badan bayi baru lahir dengan anemia pada ibu hamil, ada hubungan antara lingkar kepala bayi baru lahir dengan anemia pada ibu hamil.Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara anemia pada ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir (p = 0,050), tetapi didapatkan tidak terdapat hubungan bermakna antara anemia pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (p = 0,374) dan panjang badan bayi lahir (p = 0,198). Kata Kunci : Anemia; Ibu Hamil; Hemoglobin trimester III; Antropometri bayi
Effective skin care management in postmenopausal women Saroso, Ade Firman; Sutanto, Hans Utama; Adriani, Donna; Rachmiyani, Irmiya; Khusfiani, Triasti; Putri, Mustika Anggiane
Journal of Society Medicine Vol. 2 No. 10 (2023): October
Publisher : CoinReads Media Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47353/jsocmed.v2i10.98

Abstract

Menopause-induced hormonal changes can lead to skin problems. The decline in estradiol levels can adversely affect various physiological functions, including skin changes like atrophy, wrinkles, poor wound healing, and a decline in perceived facial attractiveness due to reduced hydration. Effective skincare that can be done to prevent the above problems is by drinking 8 glasses of water a day, consuming vitamins, one of which is vitamin C, consuming antioxidants, using sunscreen, using facial moisturizer, and cleaning your face properly and appropriately. Vitamin C has antioxidant properties and plays an important role in collagen formation. Vitamin C is often found as a constituent of the dermis and epidermis layers in normal skin. However, due to the aging process, the vitamin C content in the dermis and epidermis layers could decrease. Vitamin C has been shown to stabilize collagen mRNA, thereby increasing collagen synthesis to improve skin aging. By implementing these strategies, postmenopausal women can effectively manage skincare and maintain healthy, beauty, vibrant, and glowing skin that looks and feels great.
HUBUNGAN WANITA HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH Umar, Aida; Rachmiyani, Irmiya
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 6, Nomor 2, Juli 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v6i2.9529

Abstract

Latar Belakang: Merokok adalah masalah Kesehatan masyarakat utama diseluruh dunia termasuk Indonesia. Perokok pasif (orang yang terpapar asap rokok) terpapar zat yang sama seperti perokok aktif, yaitu termasuk tar, nikotin, karbon dioksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon aromatik polisiklik Paparan asap rokok pada wanita hamil yang tidak merokok dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan salah satunya adalah berat badan lahir bayi rendah (BBLR)Tujuan Penelitian: Menentukan adanya hubungan wanita hamil perokok pasif dengan kejadian BBLRMetode yang digunakan adalah studi analitik dengan desain Cross Sectional. Cross sectional merupakan desain studi yang bersifat observasi dimana penelitian tersebut hanya  pengambilan data dilakukan hanya sekali saja pada setiap responden. Penelitian akan dilakukan di beberapa puskesmas di Jakarta Timur pada November 2017 sampai Desember 2017. Populasi pada penelitian ini merupakan wanita yang melahirkan bayi secara aterm di  beberapa puskesmas di Jakarta Timur pada Januari hingga Juni 2017, didapatkan 132 Subjek. Subjek dipilih jika memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Bahan penelitian menggunakan data primer yaitu kuesioner dan data sekunder yaitu rekam medis. Analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square untuk mendapatkan nilai probabilitas wanita hamil perokok pasif dan BBLR dengan menggunakan derajat kepercayaan (CI) 95% dan tingkat kemaknaan < 0,05.Pada studi ini berdasarkankan uji statistik chi-square didapatkan p = 0,492, yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara ibu hamil perokok pasif dengan kejadian berat badan lahir rendah
PERTAMBAHAN BERAT BADAN BERLEBIH SELAMA KEHAMILAN DAN DAMPAKNYA PADA KEJADIAN PREEKLAMPSIA Nopala, Chandra Adi; Rachmiyani, Irmiya
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 8, Nomor 2, Juli 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v8i2.15705

Abstract

Preeklampsia merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan kematian ibu, bahkan masih tergolong sebagai faktor utama kematian ibu pada negara berkembang. Preeklampsia merupakan tekanan darah lebih dari normal yang baru timbul pada usia kehamilan minimal 20 minggu yang disertai tanda dan gejala gangguan organ lain. Pertambahan berat badan ibu saat hamil sangat beragam antar individu dan beberapa faktor diketahui menjadi penyebabnya. Pertambahan berat badan didistribusikan antara janin, plasenta, membran, cairan amnion, dan perkembangan fisiologis uterus dan payudara. Pertambahan berat badan berhubungan dengan retensi cairan. Pertambahan berat badan berlebih saat hamil dapat meningkatkan terjadinya stres oksidatif, memicu respons peradangan sistemik, dan progresi kerusakan sel endotel pembuluh darah, yang dapat memicu terjadinya preeklampsia. Penyebab pasti preeklampsia secara umum masih belum diketahui. Patofisiologi utama preeklampsia dimulai dengan gangguan vasokonstriksi pada kehamilan terkait dengan disfungsi endotelial di seluruh tubuh sebagai akibat abnormalitas plasenta. Postulat penting untuk memahami preeklampsia antara lain: abnormalitas plasenta, kerusakan sel endotel, peningkatan kadar molekul proinflamasi dan penurunan kadar molekul vasodilator (misalnya prostasiklin/PGI2), serta peningkatan molekul antiangiogenik. Tinjauan pustaka ini menunjukkan adanya dampak pertambahan berat badan berlebih pada ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Pertambahan berat badan yang berlebih akan lebih berpengaruh terhadap risiko terjadinya preeklampsia. Dampak pertambahan berat badan berlebih selama kehamilan terhadap kejadian preeklampsia juga berhubungan dengan berat badan ibu sebelum hamil, dimana peningkatan risiko lebih sering terjadi pada ibu yang berat badannya tergolong normal dan obesitas. Kata kunci: preeklampsia, berat badan ibu, pertambahan berat badan, kehamilan
PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA PENGEMUDI OJEK ONLINE DI JABODETABEK Panduwaty, Lira; Nazma, Diani; Trilaksmi, Antin; Amalia, Husnun; Rachmiyani, Irmiya
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 5, Nomor 2, Juli 2024
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/x8gcc127

Abstract

Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan suatu upaya atau tindakan kegawatdaruratan dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang masih mempunyai harapan hidup saat mengalami henti jantung atau henti napas. Tindakan ini dapat dilakukan oleh orang awam (bystander) sebelum paramedis atau tim medis datang ke lokasi kecelakaan. Namun sangat disayangkan bahwa pengetahuan mengenai bantuan hidup dasar masih rendah dikalangan masyarakat awam. Kurangnya pengetahuan mengenai tindakan Bantuan Hidup Dasar pada masyarakat awam merupakan salah satu faktor menyebabkan tingginya angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai manfaat dan dampak terhadap pengetahuan mengenai bantuan hidup dasar yang dapat menyelamatkan nyawa seseorang sebelum paramedis tiba di lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas. Dengan penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dari pengemudi ojek online dan menambah kepercayaan diri dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas yang mungkin dapat mereka temukan di jalanan. Metode yang digunakan adalah berupa presentasi dan video mengenai BHD, disertai simulasi menggunakan phantom BHD, dan untuk mengetahui pengetahuan BHD digunakan kuesioner pretest dan posttest. Hasil dari penyuluhan ini dapat memberi luaran berupa publikasi dan HKI mengenai peningkatan pengetahuan mengenai BHD pada pengemudi ojek online di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
PENYULUHAN DAN PELATIHAN BRAIN GYM PADA MAHASISWA DI LEBAK BULUS DAN PARUNG Adriani, Donna; Amani, Patwa; Putri, Mustika Anggiane; Imran, Yudhisman; Rachmiyani, Irmiya
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 5, Nomor 2, Juli 2024
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/rh01pz91

Abstract

Tujuan kegiatan penyuluhan dan pelatihan Brain Gym ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang manfaat Brain Gym dalam meningkatkan fungsi kognitif, serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Kemampuan ini meliputi orientasi, proses mengingat, menilai, persepsi serta memperhatikan. Brain gym adalah suatu bentuk olahraga dengan gerakan yang memiliki keseimbangan, menyilang, yang dapat mengaktifkan kedua hemisfer otak dan menstimulasi neuron sensoris dan motorik. Brain Gym dapat meningkatkan fungsi kognitif salah satunya dinilai melalui kadar BDNF serum, jika dilakukan secara teratur, berulang- ulang, dan terstruktur. Brain gym dapat meningkatkan konsentrasi pada penderita Diabetes Melitus grup Prolanis Putewa Jakarta Timur. Metode PkM adalah penyuluhan tentang manfaat Brain Gym terhadap fungsi kognitif, pelatihan Brain Gym, diskusi tanya jawab, serta pengisian kuesioner. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan dengan sasaran mahasiswa Perguruan Tinggi di Lebak Bulus, Jakarta dan Parung, Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan kuesioner didapatkan hasil pengetahuan peserta: sangat baik 8,11 %, baik 56,76 %, kurang 35,13 %; sikap: sangat baik 33,78 %, baik 40,54 %, kurang 25,68 %; perilaku: sangat baik 31,08 %, baik 64,87 %, kurang 4,05 %. Kesimpulan: Sebagian besar peserta memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik.  
Penyuluhan Perawatan Kulit Pada Wanita Lanjut Usia Saroso, Ade Firman; Sutanto, Hans Utama; Adriani, Donna; Amani, Patwa; Putri, Mustika Anggiane; Imran, Yudhisman; Rachmiyani, Irmiya; Nasution, Dina Putri; Jordhi, Dimas
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 5, Nomor 1, Januari 2024
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/juara.v5i1.18257

Abstract

The general aim of this activity is expected to improve the level of public health, especially in Nagrak Village. The specific aim of this activity is to increase elderly women's knowledge about skincare, the participants can carry out skin care independently and appropriately so as to improve skin health and quality of life. The methods used were education about skin care, pretest as initial data to determine knowledge about skincare, and posttest to determine knowledge after being given education. The results of this activity were the mean pretest knowledge about skincare was 1.97 ± 1.07 and the mean posttest knowledge about skincare was 3.1 ± 0.99. Conclusion: elderly women's knowledge increased after being given education. The significance and implications of this activity are that the target is to understand the process of skin aging that occurs due to increasing age as well as good and appropriate care according to the condition of elderly women's skin. Skincare that can be done for elderly women is using sunscreen of at least SPF 30 in outdoor activity, drinking at least 2000 mL of water per day, using facial moisturizer, and cleaning the face with a cleanser containing mineral oil. We consider this theme important because skin health is a reflection of beauty in general and a reflection of health
Narrow distance inter-pregnancies increase the incidence of Post-Partum hemorrhage Nadhira Farah Puspitasaria; Rachmiyani, Irmiya
Sanus Medical Journal Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/sanus.v4i1.8569

Abstract

Background and Aims. Maternal Mortality Rate (MMR) is the parameters of women's health status in community. The single most common cause of maternal mortality is obstetric haemorrhage, generally occurring postpartum. Most postpartum haemorrhage cases are caused by uterus atony, myometrium tonus loss, placenta retention, and clotting disorders. Short pregnancy intervals can cause threefolds of anaemia than normal pregnancy intervals. Pregnant women who suffer from anaemia has the possibility experiencing a postpartum bleeding caused by atonia uteri. This research aims to acknowledge the effect of narrow distance interpregnancy on a postpartum haemorrhage. Methods. This study uses an observational analytic study with a cross"‘sectional design. The data used is secondary data of pregnant women based on medical record to calculate the distance of interpregnancy with the incidence of postpartum bleeding during childbirth at Budhi Asih General Hospital of East Jakarta. The inclusion criteria are women who underwent childbirth during 2017"‘2018, multiparity, and postpartum women between 20"‘35 years old. The exclusion criteria are women with a history of postpartum haemorrhages caused by placental retention, tear of the reproductive tract or blood coagulation), gemelli parturition, macrosomia, assisted childbirth, grande multiparity, induction childbirth, and dystocia. Results. The number of samples used in this study amounted to 111 people. Postpartum haemorrhage are significantly associated with short interpregnancy intervals (p=0,000). Conclusion. Narrower pregnancy interval will leads to postpartum haemorrhage. To prevent this, it is important to consider contraception utilization, to improve iron consumption for pregnant women, and to provide decent antenatal care.