Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pelatihan Estimasi Tinggi Badan untuk Anak Tuna Daksa bagi Fisioterapis di Pediatric Neurodevelopmental Therapy Centre (PNTC) Colomadu, Jawa Tengah Nur Lathifah Mardiyati; Mutalazimah Mutalazimah; Farida Nur Isnaeni; Dyah Intan Puspitasari; Luluk Ria Rakhma; Norma Diena Amalia; Niken Asih Pangastuti; Wachid Yahya
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 2 (2023): JAMSI - Maret 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.653

Abstract

Anak Cerebral Palsy (CP) jarang dipantau pertumbuhannya karena kesulitan dalam pengukuran tinggi badan karena pengukuran ini idealnya dilakukan dengan posisi berdiri. Hal ini akan membahayakan kondisi anak karena pertumbuhannya semakin tidak terpantau. Pediatric Neurodevelopmental Therapy Centre (PNTC) memberikan layanan terapi bagi anak yang memiliki gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Setiap bulannya, pusat terapi ini melayani sekitar 370 kunjungan terapi dari + 30 pasien. Selama ini pengukuran tinggi badan hanya dilakukan pada pasien yang bisa berdiri secara mandiri. Pengukuran tinggi badan pada kondisi yang tidak memungkinkan bisa digantikan dengan estimasi tinggi badan dengan pengukuran segmental. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan dan media edukasi berupa booklet mengenai cara pengukuran estimasi tinggi badan pada anak tuna daksa bagi fisioterapis di PNTC Colomadu. Pelatihan ini sangat membantu para fisioterapis anak karena belum pernah ada sebelumnya. Penggunaan booklet sangat membantu seluruh fisioterapis (100%) dalam memahami materi karena dilengkapi dengan gambar berwarna ketika melakukan pengukuran, cara pengukuran, rumus estimasi tinggi badan serta dapat dibuka lagi di lain waktu setelah materi disampaikan.
HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA Clarissa Amalia Nanda; Dyah Intan Puspitasari; Endang Nur Widiyaningsih; Nur Lathifah Mardiyati
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 6, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/pnj.v6i1.1164

Abstract

Remaja merupakan suatu kelompok yang rawan mengalami masalah gizi, seperti gizi lebih dan gizi kurang. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara konsumsi fast food dan asupan zat gizi makro pada remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi konsumusi fast food dan asupan zat gizi makro dengan status gizi pada remaja SMA Negri  di Surakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan Cross-sectional dan menggunakan analisis statistik yaitu uji pearson dari jumlah sampel 101. Kebiasaan frekuensi konsumsi fast food diperoleh dari kuesioner food frequency questionnaire selama 1 bulan terakhir dan asupan zat gizi makro diperoleh dari hasil recall 3 x 24 jam. Status gizi diperoleh dengan menimbang berat badan dan tinggi badan kemudian di tentukan dengan nilai IMT/U. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebiasaan frekuensi konsumsi fast food dinyatakan sering 22,77%, hasil asupan energi kurang 60,39% (p value=0,017), hasil asupan protein kurang 50,49% (p value= 0,002), hasil asupan lemak kurang 51,48% (p value=0,002), hasil asupan karbohidrat kurang 61,38% (p value=0,040). Disimpulkan bahwa ada hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dan asupan zat gizi makro dengan status gizi pada remaja.
HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA Clarissa Amalia Nanda; Dyah Intan Puspitasari; Endang Nur Widiyaningsih; Nur Lathifah Mardiyati
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 6, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.267 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v6i1.1164

Abstract

Remaja merupakan suatu kelompok yang rawan mengalami masalah gizi, seperti gizi lebih dan gizi kurang. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara konsumsi fast food dan asupan zat gizi makro pada remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi konsumusi fast food dan asupan zat gizi makro dengan status gizi pada remaja SMA Negri  di Surakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan Cross-sectional dan menggunakan analisis statistik yaitu uji pearson dari jumlah sampel 101. Kebiasaan frekuensi konsumsi fast food diperoleh dari kuesioner food frequency questionnaire selama 1 bulan terakhir dan asupan zat gizi makro diperoleh dari hasil recall 3 x 24 jam. Status gizi diperoleh dengan menimbang berat badan dan tinggi badan kemudian di tentukan dengan nilai IMT/U. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebiasaan frekuensi konsumsi fast food dinyatakan sering 22,77%, hasil asupan energi kurang 60,39% (p value=0,017), hasil asupan protein kurang 50,49% (p value= 0,002), hasil asupan lemak kurang 51,48% (p value=0,002), hasil asupan karbohidrat kurang 61,38% (p value=0,040). Disimpulkan bahwa ada hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dan asupan zat gizi makro dengan status gizi pada remaja.
Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dan Tingkat Stress dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta: The Correlation between Fast Food Consumption Habits and Stress Levels With Menstrual Cycle in Female Students Faculty of Health Sciences Universitas Muhammadiyah Surakarta An Nuur Fadillah; Dyah Intan Puspitasari
Jurnal Diskursus Ilmiah Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jdik.v1i1.104

Abstract

Background: The high content of fatty acids in fast food can influence the body metabolism and may disturb the menstrual cycle. Meanwhile, in a state of stress, hormone in hypothalamus is stimulated that can disrupt the menstrual cycle. Aims: This study aimed to analyze the relationship between fast food consumption habits and stress levels with the menstrual cycle in female students of the Faculty of Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Methods: The method used in this study was an observational study with a cross sectional study design. The sample used was 85 respondents using the simple random sampling technique. Data collection used a food frequency questionnaire (FFQ) to determine fast food consumption, Perceived Stress Scale-10 (PSS-10) to determine stress levels and a menstrual cycle questionnaire to determine the respondent's menstrual cycle. Results: 45% of respondents are often consume fast food, 27% of respondents experience high level of stress and 60% of respondents experience irregular menstrual cycles. The results were obtained from the analysis using Person Product Moment test which showed a value of p = 0.726 (P> 0.05) for fast food consumption with menstrual cycles and a value of p = 0.396 (p> 0.05) for stress levels with menstrual cycles menstruation. Conclusion: The conclusion of this study is that there is no significant relationship between fast food consumption and the menstrual cycle and there is no relationship between stress levels and the menstrual cycle in female students of the Faculty of Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Surakarta. This research is expected to increase awareness of the need to consume healthy foods that are low in fat and sugar and maintain stress which are good for the health of young women, especially reproductive health.
The Correlation Between Nutritional Status with Hypertension Cases of Elderly Women in Central Java Province Wiwik Wuandari; Farida Nur Isnaeni; Dyah Intan Puspitasari; Nur Lathifah Mardiyati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 15th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hypertension is still the highest problem in non-communicable diseases (NCD) in Indonesia and has increased cases from previous years. One of the factors that cause hypertension is nutritional status. Objective: This study aimed to find the correlation between nutritional status and hypertension cases of elderly women in Central Java Province. Methodology: This is an observational study with cross-sectional design using secondary data. Nutritional and hypertension status in Central Java Province was derived from Baseline Health Research 2018. A total of 994 Central Java residents aged 55-64 years were used. Hypertension status was obtained from the average of three measurements of systolic/diastolic blood pressure and nutritional status according to BMI obtained from the body weight and height measurement. The chi square test with a 95% confidence level were used to analyzed the data. Results: Most of the respondents was elderly (55-59 years old) (56%), working (65.6%), had normal nutritional status (43.1%) and had hypertension (66.2%). There was a significant correlation between nutritional and hypertension status of elderly women in Central Java Province (p = 0.000). Conclusion: Nutritional status is one of the factors contributing in the insidence of hypertension. Therefore, health program in improving nutritional status is needed in order to reduce the prevalence of hypertension.
Hubungan Frekuensi Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang Aprilia Qoulan Syakila; Endang Nur Widiyaningsih; Dyah Intan Puspitasari; F Firmansyah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada remaja putri yang mengalami menstruasi seringkali mengalami gangguan dismenore primer. Dismenore primer dapat dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kebiasaan makan yang kurang baik. Kebiasaan makan tersebut dapat berupa seringnya mengonsumsi fast food. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan, diketahui sebesar 80% siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang mengalami dismenore primer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian dismenore primer pada siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Data frekuensi konsumsi fast food diperoleh melalui pengisian formulir FFQ selama 3 bulan terakhir dan kejadian dismenore primer melalui pengisian kuesioner Numeric Rating Scale. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan subjek penelitian yang diperoleh sebanyak 59 orang. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel, yaitu uji chi-square. Hasil analisis univariat yang diperoleh pada frekuensi konsumsi fast food kategori sering (?318,5), yaitu sebesar 42,4% dan siswi yang mengalami kejadian dismenore primer, yaitu sebesar 79,7%. Hasil uji chi-square pada frekuensi konsumsi fast food dan kejadian dismenore primer menunjukkan nilai pvalue 0,043 <0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian dismenore primer pada siswi SMA di Kecamatan Sale Kabupaten Rembang.
Correlation Between Stress Levels and Eating Behavior in College Students: A study at The Faculty of Health Sciences Ilma Fauzia Muhaimin; Dyah Intan Puspitasari; Endang Nur Widiyaningsih; Listyani Hidayati
Jurnal Gizi Prima (Prime Nutrition Journal) Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Gizi Prima (Prime Nutrition Journal)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jgp.v8i2.401

Abstract

Background: The demanding schedules of students within the Faculty of Health Sciences and their substantial course loads frequently lead to elevated stress levels among students. Stress can manifest positive and negative impacts on an individual's eating behavior. This study aimed to establish a correlation between stress levels and eating behavior in students enrolled at the Faculty of Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Surakarta.Research Methods: A cross-sectional research design was employed, involving 88 students from the 2019 Faculty of Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Surakarta class as the respondents. Stress levels were assessed using the Perceived Stress Scale (PSS-10) questionnaire while eating behavior data were gathered through the Adult Eating Behavior Questionnaire (AEBQ). The Pearson product-moment correlation test examined the relationship between stress levels and eating behavior. Research Result: Among students of the Faculty of Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Surakarta, in the 2019 class, 79.5% exhibited moderate stress levels. Regarding eating behavior, 54.5% of these students approached food, while 45.5% tended to avoid food. Notably, 54.5% of students from the Faculty of Health Sciences displayed mild levels of stress alongside an inclination toward approaching food in their behavior. The Pearson product-moment correlation test revealed a statistically significant relationship between stress levels and eating behavior, with a significance value of <0.05. Conclusion: This study establishes a significant correlation between stress levels and eating behavior among students at the Faculty of Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Students must develop effective stress management strategies that are closely linked to regulating their eating behavior.