Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Demonstrasi alat pemantauan konsentrasi PM (Particulate Matter) dan penyuluhan mitigasi kebencanaan terkait kualitas udara di SMAN 2 Selong, Kabupaten Lombok Timur Hadi, Kasnawi Al; Budianto, Arif; Alaydrus, Alfina Taurida; Rahayu, Susi; Akhyar, Halil; Illahi, Ramadian Ridho; Fidya, Karina Alma; Anggriani, Ni Ketut
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.28230

Abstract

AbstrakUdara yang berkualitas adalah udara yang bersih dan terbebas dari polusi. Beberapa contoh dari emisi udara yakni coarse dan fine particle yang tergolong dalam sub kelas PM. Belum seluruh sektor mengetahui jenis emisi udara ini dan kaitannya dengan kualitas udara. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah sosialisasi yang disertai dengan penerapan teknologi tepat guna. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan sebagai salah satu bagian dari Tri Dharma yang berbasis hasil penelitian tim peneliti kualitas udara dan mitigasi kebencanaan bersama SMAN 2 Selong, Kabupaten Lombok Timur sebagai mitra. PkM dilakukan dalam bentuk demonstrasi penggunaan alat pengukur konsentrasi emisi udara jenis PM hasil kolaborasi penelitian dosen dan mahasiswa di Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Mataram dengan tujuan mengenalkan kepada siswa terkait pentingnya menjaga kualitas udara. Peserta kegiatan adalah siswa sebanyak 20 orang. Metode yang digunakan dalam PkM adalah penyuluhan sederhana yang terintegrasikan dalam demonstrasi alat/kit. Kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi siswa dalam memahami dan mempraktekkan teori secara langsung. Melalui demonstrasi atau aplikasi alat peraga ini, siswa dapat melihat secara langsung pengukuran fisis dengan teknologi dan alat bantu teknologi, yang disertai dengan penyuluhan atau pemberian informasi terkait kualitas udara dan bentuk mitigasinya. Keterbatasan piranti-piranti pengukuran kualitas udara dapat disiasati dengan pengaplikasian alat ukur kualitas udara sebagai alat peraga secara langsung. Kegiatan ini memberikan manfaat bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman secara langsung terkait kualitas udara dan mitigasi kebencanaan udara. Kata kunci: demonstrasi; kualitas udara; mitigasi kebencanaan; particulate matter. AbstractGood air is air that is clean and free from pollution. Some examples of air emissions are coarse and fine particles classified in the PM subclass. Not all sectors yet know about this type of emissions and their relationship to air quality. Therefore, socialization is needed, accompanied by the application of appropriate technology. This community service (PkM) was conducted as part of Tri Dharma, which is based on the research results of the air quality and disaster mitigation research team with SMAN 2 Selong, East Lombok Regency as a partner. PkM was carried out in the form of a demonstration of the use of a PM-type air emission concentration measurement system resulting from collaborative research between lecturers and students at the Physics Study Program, FMIPA, University of Mataram, to introduce students to the importance of maintaining air quality. The participants were 20 students. The method used in PkM was simple counseling integrated into tool/kit demonstrations. This activity provides many benefits for students in terms of directly understanding and practicing theory. Through demonstrations or applications of these teaching aids, students can directly see physical measurements using technology and technological aids, accompanied by counseling or providing information related to air quality and forms of mitigation. The limitations of air quality measurement devices can be overcome by using air quality measuring instruments as a direct demonstration tool. This activity provides benefits for students in increasing direct understanding regarding air quality and air disaster mitigation. Keywords: demonstration; air quality; disaster mitigation; particulate matter.
Identifikasi Hubungan Antara Konsentrasi Gas Karbon Dioksida Terhadap Persentase Efek Plasebo di Daerah Sumber Emisi Anggriani, Ni Ketut; Budianto, Arif; Hadi, Kasnawi Al; Alaydrus, Alfina Taurida
Kappa Journal Vol 8 No 3 (2024): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/kpj.v8i3.27851

Abstract

Gas karbon dioksida adalah salah satu jenis emisi udara yang dapat berasal dari berbagai sistem pembakaran. Gas karbon dioksida juga dapat dihasilkan dari hembusan udara sisa pernapasan manusia. Hal yang menarik adalah indikasi hubungan antara perubahan metabolisme tubuh dengan konsentrasi karbon dioksida yang dihembuskan oleh sistem pernapasan manusia. Di sisi lain, terdapat limitasi perkembangan teknologi di bidang pendeteksian konsentrasi gas karbon dioksida di dalam udara pernapasan sebagai biomarker akan keberadaan kondisi psikologi tertentu, seperti pada kasus plasebo (placebo effect). Oleh sebab itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat atau besar konsentrasi emisi udara jenis CO2 dengan persentase kasus plasebo di masyarakat yang berada di daerah emisi. Penelitian dilakukan terhadap 90 sampel nafas di tiga sumber emisi yang berbeda, yakni E1, E2, dan E3. Kondisi plasebo diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yakni PLS(-), PLS(+)P, dan PLS(+)N dengan kondisi psikologi yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengukuran konsentrasi gas karbon dioksida berbasis sensor MG-811 dapat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara besar konsentrasi emisi terhadap persentase plasebo. Ketiga daerah sumber emisi menghasilkan emisi CO2 dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu berkisar 740 ppm hingga 790 ppm yang jauh lebih tinggi dibandingkan konsentrasi kontrol (< 405 ppm). Sejalan dengan hal ini diperoleh tingkat persentase plasebo yaitu PLS(+)N. Hasil tersebut meyimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi emisi, maka semakin tinggi persentase kejadian plasebo (PLS(+)N). Semakin rendah tingkat konsentrasi emisi CO2, maka  semakin rendah persentase plasebo di masyarakat yang menjadi sampel.
Pengembangan E-nose Pengukuran Konsentrasi Biomarker Gas Aldehida di Dalam Udara Hembusan Pernapasan Menggunakan Sensor MS-1100 Nabilla, Dewi Alya; Anggriani, Ni Ketut; Budianto, Arif; Hadi, Kasnawi Al; Rahayu, Satutik
Kappa Journal Vol 8 No 3 (2024): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/kpj.v8i3.27853

Abstract

Penderita asma menghembuskan gas sisa pernapasan yang mengandung berbagai macam gas dan senyawa, seperti gas nitrogen, gas karbon dioksida, senyawa aldehida, dan masih banyak lagi. Keberadaan gas dan senyawa dapat dijadikan sebagai biomarker dalam tahap preliminary study terkait teknologi electric nose (e-nose). Di sisi lain, pengembangan teknologi e-nose untuk identifikasi konsentrasi senyawa aldehida pada udara pernapasan secara umum dan pada asma secara khusus belum banyak dilakukan. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi e-nose berbasis sensor MS-1100 guna menganalisis konsentrasi gas senyawa aldehida (formaldehida) yang terkandung di dalam hembusan nafas manusia, secara khusus pada penderita asma dan orang sehat. Penelitian ini menggunakan e-nose berbasis sensor MS-1100. Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah mikrokontroller dan analog to digital converter yang memiliki resolusi sebesar 10 bit pada pin analog. E-nose dikalibrasi menggunakan udara terfilter di dalam chamber dan dikarakterisasi dengan beberapa varian gas (formaldehida, karbon monoksida, hidrogen sulfida, dan etanol). Setelah dikalibrasi, pengujian sampel nafas manusia dilakukan dengan melibatkan sampel 20 penderita asma dan 20 orang sehat. Selanjutnya, dilakukan uji Student’s t-test untuk melihat perbedaan konsentrasi gas antara penderita asma dengan orang sehat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa e-nose terkalibrasi dan memiliki selektivitas dan sensitivitas tertinggi pada senyawa aldehida (formaldehida) dengan tingkat 0,96 Volt/ppm formaldehida dibandingkan pendeteksian ketiga gas lainnya. Terdapat perbedaan yang signifikan pada konsentrasi senyawa aldehida antar penderita asma sebesar (1,15-1,30 ppm) dan orang sehat berkisar antara (0,17-0,89 ppm) dengan nilai (p < 0,05). Tingkat akurasi e-nose dalam mendeteksi senyawa aldehida pada hembusan nafas manusia mencapai ~90%. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa E-nose berbasis sensor MS-1100 dapat digunakan untuk mengidentifikasi konsentrasi aldehida pada pernapasan penderita asma dengan orang sehat secara akurat. E-nose ini dapat digunakan sebagai analisator biomarker senyawa aldehida non-invasif penderita asma dan orang non-asma.
Peningkatan Kemampuan Pedagogi Guru melalui Pembelajaran Berbasis Proyek di SMPN 6 Mataram Rahayu, Satutik; Artayasa, I Putu; Hadi, Kasnawi Al; Zulkarnaen, Zulkarnaen
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 7 No. 1 (2025): JURNAL GEMA NGABDI
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v7i1.574

Abstract

This community service program aims to enhance human resource quality at SMPN 6 Mataram through the implementation of project-based learning. Project-based learning focuses on engaging students in solving real-world problems, allowing them to develop not only academic skills but also practical experience in project management and teamwork. The program was implemented in several stages: planning, execution, and evaluation, with students actively involved in each phase. The results showed significant improvements in students' project management and teamwork skills. Additionally, the program had a positive impact on students' engagement in learning and opened up better future prospects for them. Overall, project-based learning has proven to be an effective strategy for improving human resource quality in the educational environment, especially at SMPN 6 Mataram.
Perancangan Sistem Pemantauan Kualitas Udara Menggunakan Sensor Oksigen dan Kalibrasi Sistem Tertutup: Studi Kasus di Kabupaten Lombok Barat Hasanah, Khofizzatul; Budianto, Arif; Hadi, Kasnawi Al; Alaydrus, Alfina Taurida; Nurfadilah
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 2 (2025): May
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i2.1024

Abstract

Hipoksia merupakan kondisi di mana terjadi penurunan kadar oksigen di dalam tubuh seorang manusia yang disebabkan oleh beragam faktor khusus. Adapun secara umum penyebab terjadinya pasien yang mengalami hipoksia dapat disebabkan dari berbagai macam gangguan organ tubuh antara lain dengan cara diagnosis medis pada pasien kritis yang mengalami hipoksia antara lain CHF, asma, PPOK, tuberculosis, dan AKI. Secara umum, teknologi sensor untuk mendeteksi hipoksia dapat dilaksanakan melalui beragam metode. Dampak nyata yang terlihat dari seseorang yang mengalami hipoksia dalam periode awal memiliki gejala seperti kelelehan, mengantuk, apatis, kurang mampu memusatkan perhatian. Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu pembuatan sistem minimum, kalibrasi sistem sensor, pengujian sistem dalam ruang, dan pemantauan kualitas udara. Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sistem minimum yang dirancang pada mikrokontroler Arduino Uno dan sensor oksigen bekerja dengan optimal (stabil 5 dan 12 volt). Sistem sensor telah dikalibrasi dan dapat mengukur konsentrasi gas oksigen di dalam exposure chamber sebesar 20%/vol. Terdapat perbedaan yang kurang signifikan antara konsentrasi oksigen di ruang ber-AC dan ruang tanpa AC. Sumber emisi dan lokasi emisi mempengaruhi level kualitas udara. Konsentrasi gas oksigen di daerah pembakaran sisa limbah pertanian padi berpotensi menurunkan konsentrasi oksigen. Konsentrasi oksigen di kabupaten Lombok Barat kurang dari 20% sedangkan kualitas udara normal memiliki konsentrasi oksigen sebesar 20,9%.
Pengujian Performa Sensor MAX30102 dengan Komparator Standar Klinis Nurfadilah; Budianto, Arif; Hadi, Kasnawi Al; Rahayu, Susi; Hasanah, Khofizzatul
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 2 (2025): May
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i2.1028

Abstract

Saturasi oksigen dalam darah (SpO₂) adalah indikator vital yang menunjukkan efisiensi sistem pernapasan dalam mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Pemantauan SpO₂ sangat penting dalam deteksi dini gangguan pernapasan seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, dan hipoksia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pemantauan SpO₂ berbasis sensor MAX30102 yang dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Uno. Kalibrasi sensor dilakukan menggunakan alat pulse oximeter medis standar untuk memastikan akurasi pembacaan. Pengujian dilakukan dalam kondisi lingkungan terkendali dengan suhu 20°C hingga 27°C. Hasil kalibrasi menunjukkan bahwa sensor MAX30102 memiliki tingkat akurasi tinggi dengan deviasi rata-rata kurang dari 2% dibandingkan alat medis referensi. Pengujian terhadap beberapa subjek menunjukkan bahwa sistem mampu mendeteksi kadar SpO₂ dalam rentang normal (95%-100%) maupun rendah (85%-90%), dengan hasil yang stabil dan konsisten. Dengan hasil yang telah diperoleh, sistem pemantauan kadar oksigen dalam darah berbasis sensor MAX30102 menunjukkan potensi besar dalam mendukung pemantauan kesehatan secara efisien, akurat, dan real-time. Namun, beberapa faktor eksternal seperti pergerakan pengguna, pencahayaan lingkungan, dan suhu tubuh dapat memengaruhi hasil pengukuran. Optimalisasi lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan ketahanan terhadap faktor eksternal dalam berbagai kondisi. Dengan pengembangan yang berkelanjutan, teknologi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Implementasi Sensor Resistif TGS813 untuk Pendeteksian Konsentrasi Gas Etanol di Udara Ambient Fidya, Karina Alma; Hadi, Kasnawi Al; Budianto, Arif
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 2 (2025): May
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i2.1029

Abstract

Etanol merupakan salah satu jenis senyawa volatil yang mudah menguap di udara ambient. Gas etanol dapat berasal dari berbagai sumber emisi. Gas etanol juga dapat dihasilkan dari proses respirasi manusia yang kemudian dimanfaatkan sebagai biomarker akan kondisi tertentu, seperti identifikasi gejala penyakit medis, psikologi, dan lain sebagainya. Sejalan dengan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem e-nose berbasis sensor TGS813 untuk pengukuran gas etanol dan kualitas udara dengan akurasi tinggi. Sensor TGS813 dipilih karena respon spesifiknya terhadap etanol, dengan rasio resistansi (R0/Rs) sebesar 1 pada 100 ppm. Hal ini didukung dengan kemampuannya membedakan konsentrasi secara linear melalui integrasi dengan algoritma klasifikasi multivariate. Sistem ini diharapkan tidak hanya mengukur kadar etanol, namun juga sebagai peluang sistem pemantauan kualitas udara portable. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem memiliki rasio resistansi sebesar 1 pada 100 ppm, dan memiliki 10-100 ppm etanol dari respon linier (R2 = 0,98), yang menghasilkan selektivitas tinggi. Kalibrasi menggunakan filter HEPA dan analisis multivariat memungkinkan diferensiasi sumber etanol (eksogen/entogen). Sensor memiliki respons cepat (30 detik) dan resolusi 5 ppm, yang cocok untuk mendeteksi keberadaan gas etanol di udara ambient.
INFLUENCE OF COMPOSITION AND LYOPHILIZATION TIME ON PHYSICAL PROPERTIES OF HA/Cs/Coll/ HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE BIOCOMPOSITES FOR BONE SCAFFOLDS Purnaning, Dyah; Hurnah, Hurnah; Taufik S, Ahmad; Rahayu, Susi; Kurniawidi, Dian W.; Hadi, Kasnawi Al
Indonesian Physical Review Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ipr.v8i2.474

Abstract

Biomaterial implants are one of the alternatives to replace damaged organs in the body system temporarily (scaffolding) or permanently. Bone biomaterial implants can be obtained through the manufacture of HA/Cs/Coll (HA/Cs/Coll) biocompositeses with the addition of Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) matrix. The objective is to evaluate how variations in material composition and lyophilization time affect the physical properties of the biocomposites, including density, compressive strength, Young’s modulus, and surface morphology. The manufacture of  biocomposites uses the mechanical thermal method for mixing materials and the freeze drying method for the biocomposites drying process. Composition ratios of HA:Cs/Coll were varied at 3:7, 5:5, and 7:3, while lyophilization durations were set at 24, 48, and 72 hours. Characterizations were performed through density measurements, mechanical testing using a Tensilon machine, and surface morphology analysis using a digital microscope. The results showed that the comparison of biocomposites with a ratio of 7:3 had the highest density of 0.150 gr/cm³, compressive strength of 0.046 MPa, and young modulus of 0.3 MPa. Meanwhile, the biocomposites that was lyophilized for 48 hours showed the best balance between a density of 0.145 gr/cm³, a compressive strength of 0.08 MPa, and a young modulus of 0.17 MPa. Morphological analysis revealed improved porosity and surface uniformity with longer freeze-drying times. Based on this, the resulting HA/Cs/Coll biocompositese has potential as an implant material but further research is needed to improve its mechanical properties by increasing the concentration of the binder, namely HPMC.
Identifikasi Konsentrasi Emisi Fine Particle di Ruangan Tertutup dengan Sistem Pendingin Udara Otomatis Budianto, Arif; Hadi, Kasnawi Al; Apriza, Nanda Medina; Wijaya, Roviq
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.509

Abstract

Particulate matter adalah emisi udara yang terdiri dari kumpulan partikel padat dan cair dan tersuspensi di udara. Emisi ini berukuran sangat kecil (berorde submikron) dan mengambang bebas di udara. Fine particle adalah salah satu jenis particulate matter yang umum digunakan sebagai komponen penentu kualitas udara di dalam ruangan. Di sisi lain, sistem pengukuran konsentrasi emisi ini relatif mahal dan kurang ekonomis. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menidentifikasi konsentrasi fine particle dalam ruang berpendingin udara. Pengukuran dilakukan menggunakan sebuah sensor debu digital dan papan mikrokontroler di dalam ruang pengujian selama satu jam. Pengukuran tersebut dilakukan dengan dua variasi kondisi, yakni aktif (banyak orang di dalamnya) dan non aktif (ruang kosong). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa aktivitas dan pergerakan manusia dalam kondisi pengujian aktif memiliki konsentrasi fine particle yang lebih tinggi dibandingkan kondisi non aktif. Perbedaan konsentrasi di antara kedua kondisi ini sebesar 12 µg/m3. Hasil ini menyimpulkan bahwa aktivitas manusia termasuk sebagai faktor yang dapat mempengaruhi distribusi partikulat berorde submikron di dalam ruangan. Ruangan berpendingin udara berpotensi memiliki lebih banyak konsentrasi fine particle dibandingkan dengan ruang tanpa pendingin udara.
Analisis Konsentrasi Gas Etanol dalam Udara Pernapasan Untuk Identifikasi Plasebo Perokok dan Non-Perokok Berbasis Sensor Resistif Apriza, Nanda Medina; Hadi, Kasnawi Al; Budianto, Arif
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i1.526

Abstract

Gas etanol dalam nafas dapat menjadi indikator penting dalam menilai kesehatan pernapasan, efek plasebo, dan paparan terhadap bahan kimia tertentu, termasuk dari kebiasaan merokok. Pada orang perokok, konsentrasi gas etanol dalam nafas cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan non-perokok, karena proses pembakaran tembakau menghasilkan senyawa volatil, termasuk etanol. Merokok juga mempengaruhi metabolisme tubuh yang dapat meningkatkan produksi senyawa etanol. Sementara itu, pada non-perokok, sumber utama gas etanol dalam napas umumnya berasal dari metabolisme normal karbohidrat di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi gas etanol dalam nafas perokok dan non-perokok menggunakan teknologi e-nose berbasis sensor TGS-2600, yang dikembangkan untuk mendeteksi perbedaan kadar etanol secara non invasif. E-nose didesain menggunakan sensor semikonduktor yang peka terhadap gas etanol, sehingga mampu mengidentifikasi senyawa volatil yang berasal dari asap tembakau. Pengukuran dilakukan pada 20 individu yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu perokok dan non-perokok, dengan setiap individu diminta menghembuskan nafas ke dalam sistem e-nose untuk memperoleh hasil konsentrasi etanol yang akurat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsentrasi gas etanol pada perokok berkisar antara 1,41-1,63 ppm, sementara pada non-perokok berada pada kisaran 1,10-1,63 ppm. Perbedaan konsentrasi ini menunjukkan bahwa paparan senyawa volatil dari asap tembakau berkontribusi pada peningkatan kadar etanol dalam sistem pernapasan perokok. Teknologi e-nose membuktikan sensitivitas dan selektivitas yang tinggi terhadap gas etanol, serta mampu mendeteksi perbedaan konsentrasi dengan akurasi yang baik. Dengan demikian, e-nose berpotensi untuk dikembangkan sebagai alat diagnostik non invasif guna memantau kebiasaan merokok, mendeteksi paparan zat berbahaya, dan menilai risiko kesehatan pernapasan jangka panjang.