Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISA BAHAN ISOLASI PIPA SALURAN UAP PANAS PADA BOILER UNTUK MEMINIMALISASI HEAT LOSS Muntolib, Muntolib; Rusdiyantoro, Rusdiyantoro
WAKTU Vol 12 No 2 (2014): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v12i2.911

Abstract

Uap panas merupakan sumber utama dalam mengolah produksi, aliran pipa uap panas selaludipengaruhi udara bebas, karena itu harus dilakukan pemilihan bahan isolasi jenis mineral wool,calcium silicate dan ceramic fiber blanket dengan membuat model simulasi untuk menentukanbahan yang paling tepat dalam mengurangi kehilangan panas. Analisa dilakukan denganmenghitung jumlah kehilangan panas tanpa menggunakan bahan isolasi dan menggunakanisolasi dengan ketebalan bervariabel. Proses analisa dilakukan pada suhu 150 ºC dengan hasilisolasi mineral wool tebal 25 mm sebesar 5.714 watt, tebal 50 mm sebesar 3.489 watt dan tebal75 mm sebesar 2.633 watt. Sedangkan hasil isolasi calsium silicate tebal 25 mm sebesar 7.774watt, tebal 50 mm sebesar 4.913 watt dan tebal 75 mm sebesar 3.756 watt. Sedangkan hasilisolasi ceramic fiber blanket tebal 25 mm sebesar 6.756 watt, tebal 50 mm sebesar 4.197 watt dantebal 75 mm sebesar 3.188 watt. Bahan isolasi mineral wool memiliki hasil terbaik dibandingkancalcium silicate dan ceramic fiber blanket. Kesimpulan pemilihan bahan isolasi dipengaruhi nilaitermal konduktivitas dan tebal bahan.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN STUDENT CENTER (DISCOVERY, INQUIRY, PROBLEM SOLVING LEARNING) DAN IMPLEMENTASINYA DI PONDOK PESANTREN Muntolib, Muntolib; Tamam, Abas Mansur; Rahman, Imas Kania; Alim, Akmad; Indra, Hasbi
Tarbiyatuna Kajian Pendidikan Islam Vol 8 No 1 (2024): (Februari 2024)
Publisher : LPPM Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69552/tarbiyatuna.v8i1.1854

Abstract

National education has a noble goal. To achieve this noble goal is determined by the learning process. The implementation of learning in schools uses more conventional methods that place the teacher as the center of learning resources so that teachers are more involved in the learning process. In this regard, the teacher is in a position to develop a learning model that is able to increase student competence and activeness in learning. Among the learning approaches that can increase competition and student activity is the Student Centered Learning (SCL) learning approach. The purpose of this research is to collect data and information, as well as to study how the Student Centered Learning (SCL) learning model is considered relevant and most effective and how Islam sees this Student Centered Learning (SCL) approach and how it is implemented in Islamic boarding schools. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of this study indicate that the Student Center Learning approach is a teaching and learning method that is centered on the needs and interests of students. This learning approach has several models including Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem Solving Learning. The methods and characteristics of the Student Center are in line with Islam. As a result, this learning strategy can be utilized in the design of the Student Active Center-based Islamic boarding school curriculum development to encourage students to become active learners.
Kerja Sama Orang Tua dan Guru Dalam Mewujudkan Pendidikan dan Kematangan Karir Bermutu Muntolib, Muntolib; Mujahidin, Endin; Andriana, Nesia; Alim, Akmad; Indra, Hasbi
TADARUS Vol 11 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam - Fakultas Agama Islam ( FAI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/td.v11i2.17649

Abstract

Penelitian ini bermaksud guna mengenali peran kerja sama antara orang tua murid serta guru di sekolah dalam mewujudkan pendidikan bermutu serta kematangan karir. Pendidikan merupakan penentu kemajuan sebuah bangsa. Bangsa Indonesia dihadapakan dengan berbagai masalah pendidikan di antaranya masih rendahnya mutu pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki mutu pendidikan namun belum menunjukan perbaikan yang signifikan. Beberapa indikator menunjukan mutu pendidikan yang masih rendah termasuk dalam hal ini adalah permasalahan kematangan karir. Tidak sedikit dari orang tua yang menganggap kewajiban mendidik anak merupakan kewajiban guru di sekolah sehingga orang tua melepas tanggung jawab mendidik begitu saja serta menyerahkan sepenuhnya kepada guru di sekolah. Padahal untuk mencapai tujuan pendidikan dan kematangan karir dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi kualitatif dengan pendekatan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kerja sama antara orang tua murid  dengan guru sekolah memiliki efektifitas dalam peningkatan mutu pendidikan serta kematangan karir. Kewajiban mendidik hakikatnya ada di pundak orang tua. Bekerja sama dalam hal kebaikan merupakan hal yang sangat dianjurkan oleh islam terlebih dalam mewujudkan pendiidkan dan kematangan karir yang bermutu. Kerja sama tersebut dapat di aplikasikan melalui: parenting, komunikasi, volunteering, belajar di rumah, pengambilan keputusan bersama.
Relevansi Pemikiran Al-Ghazali dan John Locke dalam Pendidikan Karakter Generasi Alpha Muntolib, Muntolib; Suparto, Suparto; Nata, Abuddin; Mu’ti, Abdul
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 3 (2024): Oktober 2024-Januari 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v4i3.546

Abstract

Pendidikan karakter memiliki peranan penting dalam membangun individu yang bermoral, berintegritas, dan mampu berkontribusi bagi masyarakat. Kajian ini mengeksplorasi relevansi teori pendidikan karakter yang diajukan oleh dua tokoh besar, Imam Al-Ghazali dan John Locke, dalam konteks generasi Alpha yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025. Generasi ini menghadapi tantangan besar, termasuk meningkatnya perilaku bullying, di mana 43% anak-anak terlibat dalam perilaku tersebut, baik secara langsung maupun online. Selain itu, terjadi penurunan nilai empati dan peningkatan perilaku agresif akibat pengaruh media sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif terhadap pemikiran Al-Ghazali dan Locke mengenai pendidikan karakter, melalui studi literatur dan analisis dokumen. Integrasi prinsip pendidikan karakter yang didasarkan pada moral dan pendekatan empiris menjadi penting dalam konteks ini. Melalui pemikiran tokoh besar ini, pendidikan karakter dapat memberikan fondasi yang kuat bagi generasi Alpha dalam menghadapi tantangan di era digital.
Model Pesantren Tanpa Perundungan dalam Pembentukan Santri Milenial Muntolib, Muntolib; Sidik, Sapiudin; Zuhdi, Muhammad; Arief, Armai
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 3 (2024): Oktober 2024-Januari 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v4i3.579

Abstract

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan khas Indonesia yang berperan penting dalam pembentukan karakter santri. Namun, masalah perundungan di pesantren menjadi tantangan serius bagi sistem pendidikan Islam. Data Pusdatin KPAI 2024 mencatat bahwa 35% dari 114 kasus kekerasan di lingkungan pendidikan menunjukkan tingkat kekhawatiran tinggi, dengan 46 anak mengakhiri hidupnya. Sebanyak 48% kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan. Penelitian Adawiah dan Eleanora (2023) menyebutkan bahwa 45% santri pernah mengalami perundungan, baik fisik maupun non-fisik, yang berdampak negatif pada kesehatan mental, proses belajar, dan tujuan pendidikan. Fenomena ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kasih sayang, penghormatan, dan perlakuan baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis kajian literatur untuk mengeksplorasi peran prinsip-prinsip Islam dalam mencegah perundungan dan meningkatkan interaksi sosial antar santri. Ditekankan pentingnya pengintegrasian pendidikan karakter berbasis nilai Islam ke dalam kurikulum pesantren sebagai langkah strategis membangun budaya positif, mencegah perundungan, dan mendukung pengembangan karakter. Hal ini bertujuan menciptakan pesantren yang harmonis, sesuai dengan nilai-nilai Islam.