Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

HUBUNGAN FAMILY SUPPORT DENGAN KEPATUHAN MENGONSUMSI ARV PADA ODHA Irfandi Rahman; Wahyuni Maria Prasetyo Hutomo; Baktianita Ratna Etnis
Nursing Arts Vol 17 No 1 (2023): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36741/jna.v17i1.223

Abstract

PLWHA but in reality it appears that there are still around 20.2% of PLWHA who are actively taking ARV therapy while the rest of PLWHA are no longer actively taking ARV therapy. Based on the data obtained, the researcher aims to determine the relationship between family support and adherence to taking ARV in PLWHA at the Malanu Public Health Center, Sorong City. This research method uses the type of quantitative research with cross sectional approach. The population of this study was PLWHA who were recorded at the Malanu Public Health Center, amounting to 208 people, while the research sample found 36 respondents. The sampling technique used is accidental sampling. The research instrument used is a questionnaire and the statistical test used is the chi square test. The results of this study indicate that there is a correlation between family support and adherence to taking ARV in PLWHA at the Malanu Health Center in Sorong City using a p-value of 0.000 <0.05. the conclusion is that there is a relationship between family support and adherence to taking ARV in PLWHA at the Malanu Health Center. Suggestions for Puskesmas to be able to include active families in KDS so that PLWHA are interested in taking therapy and comply with ARV treatment.
Perbandingan Hasil Pemeriksaan Urinalisis Menggunakan Metode Dipstick Dan Mikroskopik Di Klinik Bintang Timur Kota Sorong Junaiddin, Junaiddin; Etnis, Baktianita Ratna; Letsoin, Paulina
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Urinalysis is an important clinical tool used for screening, diagnosis, and monitoring of diseases of the urinary system, and diseases can be detected through the system. analytic with a cross sectional approach to see the similarities or differences in the results of urinalysis examination using dipstick and microscopic methods. The sampling technique used is total sampling, namely the number of samples is the same as the population. The study was conducted from March to April 2020. The number of samples was 30 samples. The results showed that there were differences in the results of urinalysis examinations between the dipstick and microscopic methods where the results of the same leukocyte examination contained 13 samples with a presentation of 43% and the results were not the same there were 17 samples with the presentation of 57% while the results of the erythrocyte examination showed the same results there were 22 samples with a presentation of 73% and the results were not the same there were 8 samples with a presentation of 27%. The conclusion from the results of urinalysis using the dipstick and microscopic methods, there are differences in the number of leukocytes and erythrocytes. Suggestions from researchers for health workers who will carry out urinalysis examinations are that they should carry out dipstick and microscopic examinations carried out simultaneously and always be guided by standard operating procedures so that more accurate results can be obtained.
Peningkatan Pengetahuan dan Sikap tentang Swamedikasi melalui Media Buku Saku Swamedikasi berbasis Problem-Based Learning pada Komunitas GKI Emaus Makorem 181/PVT Sorong Maay, Aprilia Grace Anthonetha; Etnis, Baktianita Ratna
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 15 No 1 (2023): Januari-April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v15i1.791

Abstract

Swamedikasi menjadi pilihan masyarakat sebagai penanggulangan pertama keluhan sakit sebelum berobat ke pelayanan kesehatan. Namum, pengobatan sendiri memberikan risiko terhadap polifarmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh buku saku swamedikasi berbasis problem-based learning terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap masyakat di Jemaat GKI Emaus Makorem 181/PVT Sorong dalam melakukan swamedikasi yang rasional. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental dengan pre-posttest control group design pada bulan Februari-April 2020. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Jemaat GKI Emaus Makorem 181/PVT Sorong dan sampel yang digunakan adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Responden sebanyak 60 orang bersedia menandatangani inform consent dan mengikuti penelitian, diambil secara utuh dan tidak dilakukan sampling, dan dibagi dua kelompok yaitu 30 responden di kelompok intervensi dan 30 responden di kelompok kontrol. Data diambil dari lembar kuesioner responden, dinilai dan dianalisis secara statistik. Buku saku swamedikasi berbasis PBL berpengaruh pada peningkatan pengetahuan responden yaitu perbedaan peningkatan pengetahuan antara kelompok kontrol dengan intervensi nilai p value 0,000 < 0,05. Sedangkan, buku saku tidak berpengaruh pada peningkatan sikap responden yaitu perbedaan peningkatan sikap antara kelompok kontrol dengan intervensi dengan nilai p value 0,334 > 0,05. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas buku saku dalam meningkatkan sikap responden guna memperbaiki strategi penggunaannya dalam konteks pendidikan swamedikasi.
Pengalaman Perawat Intensive Care Unit Melibatkan Keluarga dalam Merawat Pasien End of Life Care: Reviu Literatur Perawat Intensive Care Unit Melibatkan Keluarga dalam Merawat Pasien End of Life Care: Literature Review Rahman, Irfandi; Etnis, Baktianita Ratna; Kistan, Kistan
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 15 No 3 (2023): September-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v15i3.1054

Abstract

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan dengan perlengkapan khusus untuk memberikan pengobatan dan tindakan keperawatan kritis yang mengalami perburukan. Literatur reviu ini bertujuan untuk merangkum pengalaman perawat melibatkan keluarga dalam perawatan pasien end of life care di ICU bedasarkan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakuan. Metode yang digunakan adalah dengan mencari artikel dari studi kualitatif, dikumpulkan dari basis data elektronik seperti Google Scholar, Science Direct, dan PubMed, menggunakan dengan kata kunci MeSH Term yaitu: critical nurse, patient end of life, involve family, nursing experience. Artikel yang dipilih antara tahun 2018-2023. Studi ini dari beberapa artikel diharapkan mengungkapkan fenomena dari pengalaman perawat ICU melibatkan keluarga dalam Merawat pasien end of life care. Tema: kebutuhan melibatkan keluarga, tantangan melibatkan keluarga dalam perawatan patient end of life care, perawat memahami kondisi patient end of life care dalam melibatkan keluarga. Kesimpulan perawatan pasien end of life care di ICU merupakan memenuhi kebutuhan dasar sebagai manusia secara holistik. Perawat dapat melihat pasien sebagai manusia yang utuh dengan memfasilitasi dan membantu kebutuhan yang diperlukan serta melibatkan keluarga pasien dan mampu mengatasi masalah pasien sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Optimalisasi Edukasi Bahaya Napza pada Remaja di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kota Sorong junaiddin, junaiddin; Andirwana, Andirwana; R, Astuti; Etnis, Baktianita Ratna; Taborat, Miranda
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 01 (2024): January
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ipm.v4i01.241

Abstract

Adolescence is a period of change for a person both physically and psychologically because there is a transition from childhood to pre-adolescence to adulthood. Drugs or what is usually called narcotics is an abbreviation of narcotics, psychotropic subtances and other additives. Drug abuse among school teenagers reached 2.29 million according to research the total number including drugs in 2019, most of the first drugs users were between the ages of 17 – 19 years, which means they are still in the teenage category. Various efforts can be made to prevent drug abuse among Teenagers, including increasing activities with religious nuances, counseling and socializing the impacts and dangers that can be caused by drug abuse among students, communicating with students parents, and trying to be careful with serious about the problem of drug abuse. This service aims to increase students awareness and views about the dangers of drugs use and how to overcome them. This service was held on Wednesday, March 29 2023 at SMPN 2 Sorong City, Southwest Papua. The budget for this activity is capitalized by the activity implementers. Implementation was carried out in the form of counseling and question and answer discussion. Participants in this activity were students from class VII and VIII with a total of 30 people. This service activity was well organized and received a positive response, so that the expected goals could be achieved as evidenced by the enthusiasm of students asking questions in this activity
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dalam Upaya Pencegahan Kecacingan Pada Anak-Anak di SD YPK Elim Malanu Kota Sorong junaiddin, junaiddin; R, Astuti; A, Andirwana; Etnis, Baktianita Ratna; Arianto, Muhamad Faizal; Lerebulan, Exaudian F; Marasabessy, Hadija
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 02 (2024): May
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ipm.v2i02.242

Abstract

Sekolah adalah salah satu institusi pendidikan yang dijadikan sebagai sasaran PHBS. Anak sekolah yang merupakan salah satu sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Pendidikan perlu mendapatkan perhatian disamping populasi anak usia sekolah dalam suatu komunitas cukup besar yaitu 40-50%. Anak usia sekolah merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit seperti: diare, cacingan, karies, dan anemia yang pada umumnya berkaitan dengan PHBS. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pengabdian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Juni 2023 di SD YPK Elim Malanu Kota Sorong, Papua Barat Daya. Metode Pelaksanaan dalam bentuk penyuluhan dan diskusi tanya jawab. Dan Peserta dalam kegiatan ini adalah siswa kelas IV, V dan VI berjumlah 30 Orang. Pelaksanaan kegitan ini dibiayai sendiri oleh pelaksana. Kegiatan pengabdian ini terlaksana dengan baik dan mendapatkan respon positif, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai terbukti dengan antusiasnya siswa bertanya dalam kegiatan ini.
Analysis Of Determinants Of Sources Of Information And Knowledge About HIV/AIDS Among Adolescents : Analysis Of Determinants Of Sources Of Information And Knowledge About HIV/AIDS Among Adolescents Maria Prasetyo Hutomo, Wahyuni; Pangaribuan, Sariana; Rahman, Irfandi; Etnis, Baktianita Ratna; Manas, Lusi Priskila
Nursing Arts Vol. 18 No. 2 (2024): NURSING ARTS
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36741/na.v18i2.62

Abstract

Data Kementerian Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan peningkatan signifikan kasus HIV pada remaja usia 15-24 tahun. Penelitian ini bertujuan menganalisis determinan sumber informasi dan pengetahuan HIV/AIDS pada remaja di SMK Negeri 3 Sorong. Metode penelitian yang digunakan penelitian deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 85 dengan metode simple random sampling. Instrumen menggunakan kuesioner pengetahuan tentang HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukan sumber informasi tentang HIV/AIDS lebih banyak melalui media sosial dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS cenderung cukup (31.8%) dan baik (3.5%). Terdapat (25.9%) remaja juga mendapatkan sumber informasi dari internet dan menunjukan pengetahuan cukup (16.5%). Terdapat (14.1%) remaja yang juga mendapatkan informasi dari teman sebaya dengan pengetahuan cukup (8.2%) dan baik (2.4%) dibandingkan dengan sumber informasi dari Orang Tua, TV dan radio cenderung rendah. Dapat disimpulkan bahwa remaja mengakses informasi tentang HIV/AIDS lebih banyak melalui media sosial, internet, dibandingkan dengan sumber informasi dari teman sebaya, Orang Tua, TV dan radio yang cenderung rendah
Edukasi dan Pendidikan Kesehatan Pengetahuan Remaja tentang Pencegahaan HIV/AIDS pada Remaja Sma Quba Kota Sorong Hutomo, Wahyuni Maria Prasetyo; Rahman, Irfandi; Hukom, Evi Hudriyah; Etnis, Baktianita Ratna; Amalia, Anisa
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 3 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Mei 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i3.5659

Abstract

Secara dunia HIV/AIDS menjadi masalah utama terdapat sekitar 39,9 juta tertular, diantaranya 1,4 juta anak usia 0-14 tahun. Indonesia pada tahun 2024 yang berada usia dibawah 15 tahun berjumlah 16.692 HIV/AIDS. Tingginya kasus HIV/AIDS pada remaja masih menjadi masalah serius. Kurangnya pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS dapat mempengaruhi langkah-langkah pencegahan terhadap HIV/AIDS. Ini menunjukkan bahwa masa transisi dari anak-anak ke remaja adalah masa krisis yang jika tidak dipandu dapat menyebabkan perilaku berisiko. Tujuan edukasi dan pendidikan kesehatan ini untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang pencegahaan HIV/AIDS. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di SMA Quba Kota Sorong, dengan jumlah 12 anak remaja di kelas 10 dan menggunakan metode pre dan post. Tahapan prosedur edukasi dan pendidikan kesehatan meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Sebelum dilakukan edukasi dan penyuluhan ditemukan sebagian besar pengetahuan pencegahan HIV/AIDS kurang 66.7 dan setelah dilakukan edukasi dan penyuluhan kesehatan tentang pangetahuan pencegahan HIV/AIDS ada peningkatan 100.0%. Pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS akan menentukan sikap yang benar dalam pencegahan, karena peningkatan pengetahuan dapat menjadi pilar utama dalam pencegahan HIV/AIDS, salah satunya adalah memberikan edukasi tentang HIV/AIDS.
Hemoglobin Levels in the First and Third Trimesters of Pregnancy: A Comparison between Indigenous Papuan and Non-Indigenous Papuan Women Junaiddin, Junaiddin; Etnis, Baktianita Ratna; Arianto, Muhamad Faizal; Lerebulan, Exaudian Flourens; Andirwana, Andirwana; Sulfikar, Andi; Agung, Angelich Windy R; Mulyati, Mulyati; R, Astuti
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.402

Abstract

Hemoglobin (Hb) is a component of red blood cells that functions to transport oxygen throughout the body. Decreased hemoglobin levels cause anemia. The World Health Organization (WHO) recommends that ideal Hb levels are ≥11 gr/dL. Various factors such as ethnicity, environmental conditions, age, culture, parity, nutritional value, and socioeconomic status can affect the occurrence of anemia during pregnancy. The purpose of this study was to determine the comparison of Hb levels in pregnant women in the first and third trimesters, both in indigenous Papuans (OAP) and non-OAP. This type of research is quantitative analytic with a comparative research design. The population in this study were 290 pregnant women who came and underwent examinations at the Malawili Health Center. The number of pregnant women in this study was 36 people. The sampling technique used was purposive sampling. The results showed no significant difference (p > 0.05) in hemoglobin levels in pregnant women in the first and third trimesters in the OAP and Non-OAP categories. The average hemoglobin level of pregnant women in the first trimester who were anemic and not anemic was 11,076 and in the third trimester it was 10,850. The results of the study showed that the incidence of anemia was more common in pregnant women in the third trimester who did not receive iron and folic acid supplementation (non-OAP) due to lack of knowledge about the preparations needed during pregnancy. It is recommended to increase the role of health workers in providing information to pregnant women in order to reduce the incidence of anemia in pregnant women.