Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Perhitungan Weton di Desa Banjaragung Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah dalam Perspektif ‘Urf Rinwanto, Rinwanto; Aditama, Pepsi Juwita; Supriyadi, Imam; Nurcholis, Moch.
Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah Vol. 5 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Lembaga Penerbitan Jurnal Ilmiah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52431/minhaj.v5i2.3003

Abstract

Tradisi perhitungan weton sebelum pernikahan adalah sebuah tradisi yang di jalankan oleh masyarakat desa banjaragung kecamatan rengel kabupaten tuban, namun fiqih munakahat sebagai acuan hukum islam tidak ada aturan khusus tentang memperbolehkan atau melarang tradisi tersebut. Sehinga tradisi tersebut dalam aplikasinya masih menjadi perdebatan antara tradisi masyarakat yang berjalan dan hukum islam. Masalah inilah yang menjadi titik fokus dan kajian oleh peneliti. Penelitian ini di harapkan memberikan jawaban terhadap rumusan masalah (1) Bagaimana Praktek Perhitungan Weton Untuk Pernikahan Dalam Perspektif Urf di Desa Banjaragung? (2) Bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Praktek Perhitungan Weton Dalam Proses Pernikahan Di Desa Banjaragung?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mengetahui bagaimana proses penentuan hari nikah melalui weton jawa di desa banjaragung rengel (2) untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap praktek perhitungan weton dalam proses pernikahan di desa banjaragung. Pendekatan dalam penelitian ini mengunakan kualitatif dengan metode deskriptif untuk menggali makna dan fungsi weton dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa banjaragung serta bagaimana perhitungannya dilihat dari sudut pandang urf. Data di peroleh melalui studi kasus, wawancara mendalam dengan masyarakat yang sudah menikah dan menggunakan perhitungan weton dalam pernikahannya dan para ahli/ sesepuh desa banjaragung yang menghitung weton, dan observasi langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan weton memiliki landasan yang kuat dalam tradisi masyarakat desa banjaragung dan masih dipraktikkan hingga saat ini. Dari perspektif 'urf, weton dianggap sah dan memiliki nilai-nilai positif selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar syariat Islam. Selain itu, weton juga berfungsi sebagai sarana memperkuat ikatan sosial dan budaya dalam masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perhitungan weton dalam perspektif 'urf dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan diapresiasi. Dalam konteks modern, penting untuk memahami dan menghargai tradisi-tradisi lokal seperti weton, sambil tetap memperhatikan kesesuaian dengan ajaran Islam.
Keadilan dalam Konteks Nusyuz Menurut Kompilasi Hukum Islam Arianto, Yudi; Rinwanto, Rinwanto
Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah Vol. 6 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Lembaga Penerbitan Jurnal Ilmiah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52431/minhaj.v6i1.3136

Abstract

Pernikahan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang perempuan dan laki-laki dengan tujuan membentuk keluarga yang penuh kedamaian, cinta, dan kasih sayang (saakinah, mawaddah, warahmah). Dalam pernikahan, terdapat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami istri. Jika salah satu dari mereka melanggar kewajiban, sehingga salah satu merasa tidak dihargai atau tidak diperhatikan, dalam Islam hal ini disebut dengan nusyuz. Konsep nusyuz ini didasarkan pada Al-Qur'an, khususnya dalam Q.S. An-Nisa ayat 34, 128-130. Pengertian nusyuz dalam Al-Qur'an kemudian ditafsirkan dan dikembangkan lebih lanjut dalam konteks hukum Islam, terutama dari sudut pandang keadilan. Penelitian tentang nusyuz ini bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan hukum Islam. Ada dua saran yang diusulkan: Pertama, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai nusyuz, seperti memahami perbedaan langkah-langkah penyelesaian dan konsekuensi antara nusyuz suami dan nusyuz istri, yang sekilas terlihat lebih menguntungkan suami. Kedua, karena persoalan nusyuz suami tidak diatur dalam Kompilasi Hukum Islam, maka aturan tersebut perlu diperbaiki dengan memperhatikan kepentingan dan hak perempuan dalam persoalan nusyuz. Selain itu, konsep nusyuz perlu disesuaikan dengan konteks kehidupan modern, di mana peran dan kontribusi masing-masing pasangan dalam keluarga telah berkembang. Hal ini bertujuan agar hukum Islam tetap relevan dan mampu menegakkan keadilan bagi kedua belah pihak, baik suami maupun istri, dalam kehidupan rumah tangga yang harmonis.
Praktik Poligami Nabi Muhammad Saw dan Problematika Perkawinan Menyimpang Imeldatur Rohmah, Elva; Rinwanto, Rinwanto; Prawhidhistia Wibowo, Dhika
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 2 No 1 (2021): April
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.778 KB) | DOI: 10.51675/jaksya.v2i1.163

Abstract

Abstrak: Penelitian ini menjelaskan tentang praktik poligami Nabi Muhammad Saw dan problematika perkawinan menyimpang. Pada dasarnya, perkawinan dalam Islam merupakan akad yang sangat kuat atau mithaqan ghalizan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Dalam perkawinan terdapat pula poligami, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw yang sarat akan makna dan tujuan mulia. Namun pada kenyataannya, hakikat dan maknya suatu perkawinan semakin lama semakin menyimpang dan menjadi tradisi yang dianggap lumrah oleh masyarakat. poligami yang banyak dilakukan pada zaman sekarang yang sering digembor-gemborkan sebagai sunnah Nabi, ternyata telah menyimpang dari tujuan poligami itu sendiri. Kasus poligami yang ada pada zaman sekarang tidak sesuai dengan hakikat perkawinan poligami yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dahulu. Jika Nabi melakukan poligami dengan tujuan melindungi para janda-janda tua yang lemah dan anak yatim. Sehingga pernikahan nabi tersebut lebih dilandaskan pada sisi kemanfaatan dan kemaslahatan, baik bagi umat maupun bagi wanita itu sendiri. Sedangkan kasus poligami yang banyak terjadi pada zaman sekarang kebanyakan dilandaskan pada kepentingan pemuasan nafsu seksual. Selanjutnya adanya fenomena perkawinan sesama jenis, seperti transgender, transeksual, gay, lesbian, dan biseksual, maupun perkawinan misyar merupakan bentuk deviasi sosial yang nyata terjadi dalam masyarakat. Perkawinan ini sangatlah jauh dari tujuan dan prinsip perkawinan sesungguhnya karena hanya ditujukan untuk pemenuhan nafsu biologis semata. Hal ini menyimpang dari nilai, ajaran, dan norma-norma yang ada dalam agama, masyarakat, dan hukum yang telah ada.
Analisis Program Pusat Layanan Keluarga Sakinah Dalam Menjaga Ketahanan Keluarga Studi Kasus KUA Kecamatan Dlanggu Lauhul Mahfudz; Eka Marita Putri Fauzi; Rinwanto, Rinwanto
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 6 No 1 (2025): April
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/ijil and cil.v6i1.1066

Abstract

Membangun rumah tangga yang harmonis tidaklah mudah. Tiap pasangan harus menyiapkan beragam bekal untuk bisa membangun ketahanan keluarga. Ini bertujuan untuk mencegah retaknya hubungan perkawinan dalam rumah tangga. Untuk menanggulangi permasalahan ini, Kementerian Agama menunjuk KUA Kecamatan Dlanggu sebagai salah satu pelaksana program Pusat Layanan Keluarga Sakinah dengan harapan dapat menekan kenaikan pengajuan perceraian di Kecamatan Dlanggu, dan menjaga ketahanan rumah tangga masyarakat Kecamatan Dlanggu. Tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan layanan Program Pusat Layanan Keluarga Sakinah dan dampak serta manfaat analisis SWOT dari program Pusat Layanan keluarga Sakinah di KUA Kecamatan Dlanggu. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat deskriptif dengan metode pengumpulan data Observasi, wawancara dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat strength KUA Kecamatan Dlanggu dalam program Pusaka Sakinah, yaitu layanan berbasis IT, koordinasi yang baik dengan lembaga lain, sarana dan prasarana yang memadahi. Weakneeses yaitu, keterbatasan dana, tidak ada sistem evaluasi yang kuat, minimnya kesadaran masyarakat. Oppurtunities yaitu terdapat dukungan lintas sektoral, pembinaan SDM KUA Dlanggu. Threats yaitu belum ada regulasi yang mewajibkan catin untuk mengikuti program ini, keterbatasan anggaran, kurangnya evaluasi.
Tinjauan Akad Rahn terhadap Praktik Gadai Syariah di Lembaga Keuangan Mikro KSPPS BMT Ash-Shofa Sejahtera Abadi Tuban Arianto, Yudi; Rinwanto, Rinwanto; Fu'ad , Moch Syifa'ul
Maliyah : Jurnal Hukum Bisnis Islam Vol. 15 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Islamic Economic Law Programs, Faculty of Sharia and Law State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/maliyah.2025.15.1.123-147

Abstract

Abstract: This research analyzes the mechanism of the rahn contract (sharia pawn) implemented at the KSPPS BMT Ash-Shofa Sejahtera Abadi Tuban Microfinance Institution from an Islamic legal perspective. Rahn is a sharia financing instrument which aims to provide financial solutions for the community with the principles of justice and without usury. This research uses a qualitative approach with a case study method, where data is obtained through interviews, observation and analysis of related documents. The research results show that the rahn contract mechanism implemented by BMT Ash-Shofa Sejahtera Abadi is in accordance with the principles of Islamic law as regulated in the fatwa of the National Sharia Council-Indonesian Ulema Council (DSN-MUI). However, there are several challenges in its implementation, such as limited customer understanding of the rahn contract and the need to optimize the sharia supervision system. Therefore, increasing education for customers and strengthening the role of the Sharia Supervisory Board (DPS) are important steps to ensure compliance with sharia principles. It is hoped that this research can contribute to the development of a sharia pawning system that is more effective and in accordance with the provisions of Islamic law. Keywords: Islamic Law, Rahn Agreement, Sharia Pawn, KSPPS BMT, Sharia Compliance. Abstrak: Penelitian ini menganalisis mekanisme akad rahn (gadai syariah) yang diterapkan di Lembaga Keuangan Mikro KSPPS BMT Ash-Shofa Sejahtera Abadi Tuban dalam perspektif hukum Islam. Rahn merupakan salah satu instrumen pembiayaan syariah yang bertujuan memberikan solusi keuangan bagi masyarakat dengan prinsip keadilan dan tanpa riba. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, di mana data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme akad rahn yang diterapkan oleh BMT Ash-Shofa Sejahtera Abadi telah sesuai dengan prinsip hukum Islam sebagaimana diatur dalam fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Namun, terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya, seperti keterbatasan pemahaman nasabah terhadap akad rahn serta perlunya optimalisasi sistem pengawasan syariat. Oleh karena itu, peningkatan edukasi bagi nasabah serta penguatan peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) menjadi langkah penting untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip syariat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem gadai syariah yang lebih efektif dan sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Kata Kunci: Hukum Islam, Akad Rahn, Gadai Syariah, KSPPS BMT, Kepatuhan Syariat.
Model Pendidikan Aswaja Al-Nahdliyah Integratif Dalam Pengembangan Karakter Tawassuth Santri: Studi Kasus di Pondok Pesantren Darul Maarif Tuban Rinwanto, Rinwanto; Arianto, Yudi
Muróbbî: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 9 No. 2 (2025): September
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52431/murobbi.v9i2.3846

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model pendidikan Aswaja al-Nahdliyah integratif dalam pengembangan karakter tawassuth santri di Pondok Pesantren Darul Maarif Tuban. Latar belakang penelitian ini didasari oleh pentingnya implementasi nilai-nilai moderasi beragama (tawassuth) di tengah tantangan radikalisasi dan intoleransi dalam kehidupan beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, melibatkan observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan pengasuh, guru, serta santri, dan analisis dokumen kurikulum pesantren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi pendidikan formal (pengajaran kitab kuning) dan nonformal (kegiatan organisasi santri seperti IPNU-IPPNU, PMII, dan Pagar Nusa) secara sinergis membentuk karakter moderat santri. Nilai tawassuth diinternalisasikan melalui pembelajaran aqidah Asy'ariyah-Maturidiyah, fikih Syafi'iyah, tasawuf akhlaki, serta praksis sosial berbasis musyawarah, gotong royong, dan penghargaan atas keragaman. Model ini terbukti efektif memperkuat sikap toleran, adil, seimbang, dan inklusif di kalangan santri. Penelitian ini merekomendasikan penerapan model integratif serupa di pesantren-pesantren lain untuk memperluas internalisasi moderasi beragama di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus di Pondok Pesantren Darul Maarif Tuban. Fokus penelitian adalah mendeskripsikan dan menganalisis model pendidikan Aswaja al-Nahdliyah integratif dalam membentuk karakter tawassuth santri. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling, melibatkan pengasuh pondok, guru, pembina organisasi, dan santri aktif. Teknik pengumpulan data meliputi: Wawancara mendalam terhadap pengasuh dan pembina organisasi santri,Observasi partisipatif terhadap aktivitas pembelajaran dan kehidupan santri, Studi dokumentasi atas kurikulum, program organisasi, dan bahan ajar Aswaja. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin keabsahan data, digunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.