Wirda Anggraini
Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Indonesia

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Evaluasi Penggunaan Antibiotik dan Profil Kuman pada Seksio Sesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pasuruan Yulia, Rika; Herawati, Fauna; Jaelani, Abdul K.; Anggraini, Wirda
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.967 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.2.69

Abstract

Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah salah satu komplikasi pembedahan yang paling umum terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Penggunaan antibiotik profilaksis sebelum operasi yang tepat dapat mengurangi ILO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik dan kesesuaian penggunaan antibiotik pada seksio sesarea dengan peta kuman rumah sakit, Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB) 2016, Formularium Rumah Sakit (RS), Formularium Nasional (Fornas), serta mengidentifikasi profil kuman penyebab ILO pada luka pasien. Metode penelitian menggunakan metode cohort prospective melalui penelusuran data terhadap rekam medik pasien yang menjalani tindakan operasi seksio sesarea di salah satu rumah sakit di Kabupaten Pasuruan periode Maret–Mei 2017, yaitu data penggunaan antibiotik (jenis antibiotik, dosis, waktu pemberian) dan data peta kuman bulan Januari–Maret 2017 terkait resistensi antibiotik. Analisis data berupa deskripsi profil penggunaan antibiotik, kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien seksio sesarea dengan pedoman, dan profil kuman penyebab ILO. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien seksio sesarea adalah ampisilin/sulbaktam 37%, sefuroksim 34%, seftriakson 24%, sefazolin 5%, metronidazol 1%, dan gentamisin 1%. Kesesuaian berdasarkan jenis antibiotik secara berturut-turut 5% berdasarkan PPAB, 100% berdasarkan Formularium RS dan 63% berdasarkan Fornas. Hal ini disebabkan oleh pola sensitivitas sefazolin berdasarkan peta kuman bulan Januari–Maret 2017 semakin menurun. Kesesuaian berdasarkan dosis antibiotik 100% sesuai berdasarkan PPAB, Formularium RS dan Fornas. Kesesuaian berdasarkan dosis antibiotik dan waktu pemberian 92% sesuai berdasarkan PPAB. Kuman yang ditemukan pada luka pasien adalah bakteri Hafnia alvei.Kata kunci: Antibiotik profilaksis, Infeksi Luka Operasi, seksio sesarea Evaluation of Antibiotics Use and Bacteria Profile of Caesarean Section at Regional General Hospital, PasuruanAbstractSurgical Site Infection (SSI) is one of the most common surgical complications in the world, especially in developing countries. Proper use of prophylaxis antibiotics in appropriate intraoperative procedures may reduce SSI. The aim of this study was to determine the profile of antibiotic used and the adherence of antibiotic in caesarean section to Hospital Guideline 2016, Hospital Formulary, National Formulary, bacteria profile that cause SSI on the patient’s wound. Method used in this study was cohort prospective study design using record data of patients who underwent caesarean section surgery at Regional General Hospital of Pasuruan from March–May 2017, i.e. antibiotics usage data (type, dosage and time of delivery) and microbial pattern data about antibiotic resistance from January–March 2017. Data analysis was description of the profile of antibiotic use, adherence use of antibiotic of caesarean section inpatients to the guidelines, and profile of bacteria that cause SSI. The results showed that the use of antibiotics in caesarean section patients was ampicillin/sulbactam 37%, cefuroxime 34%, ceftriaxone 24%, cefazolin 5%, metronidazole 1%, and gentamycin 1%. Adherence by type of antibiotics was 5% based on Hospital Guideline, 100% based on Hospital Formulary and 63% based on National Formulary. This was due to a decrease of cefazolin sensitivity pattern from 20% to 0% in January–March 2017 period. Adherence of antibiotic dosage was 100% based on Hospital Guideline, Hospital Formulary and National Formulary. Adherence of time of delivery 92% was based on Hospital Guideline. Bacteria found in the wounds of patients was Hafnia alvei.Keywords: Caesarean section, prophylaxis antibiotic, surgical site infection
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Buah Blewah (Cucumis melo L. var. cantalupensis) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli Sudik, Wirda Anggraini
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Blewah (Cucumis melo var. cantalupensis) tumbuhan penghasil buah yang diketahui memiliki kandungan senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diameter zona hambat ekstrak etanol 96% buah blewah dan mengetahui aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Metode ekstraksi menggunakan Ultrasonic Assisted Extraction (UAE). Selanjutnya dilakukan uji kualitatif golongan senyawa yaitu uji reaksi warna dan TLC Visualizer. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi kertas cakram. Analisis data statistika yang digunakan yaitu uji Kruskal-Wallis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini mengandung golongan senyawa alkaloid, steroid dan terpenoid. Hasil rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol 96% buah blewah terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 100 ppm sebesar 0,91 mm; 200 ppm sebesar 1,01 mm; 300 ppm sebesar 1,19 mm; dan 400 ppm sebesar 1,44 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% buah blewah memiliki aktivitas antibakteri namun belum mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara maksimal.Kata Kunci: Antibakteri, Cucumis melo L. var. cantalupensis, Escherichia coli, TLC Visualizer, UAE.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PASCABEDAH APENDISITIS AKUT DI RSUD KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2018 (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Pasuruan) Wirda, Wirda Anggraini; Wiraningtias, Novia Beta; Inayatilah, Fidia Rizkiah; Indrawijaya, Yen Yen Ari
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Apendisitis akut adalah infeksi yang terjadi di apendiks vermiformis sehingga perlu segera dilakukan apendektomi. Apendektomi termasuk operasi kategori bersih kontaminasi yang memungkinkan terjadinya Infeksi Luka Operasi (ILO). Penggunaan antibiotik pada pasien pascabedah diharapkan untuk mencegah terjadinya infeksi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil penggunaan antibiotik dan mengetahui kuantitas serta kualitas penggunaan antibiotik. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional yang dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien pascabedah apendisitis akut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pasuruan periode Januari-Desember 2018. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profil penggunaan antibiotik terapeutik tertinggi untuk monoterapi adalah Sefuroksim (25,81%) dan untuk terapi kombinasi adalah Fosfomisin + Metronidazol (8,06%) dan Seftriakson + Metronidazol (8,06%). Kuantitas penggunaan antibiotik menggunakan metode Anatomical Therapeutic Chemical/ Defined Daily Dose (ATC/DDD) diperoleh nilai DDD total 52,01 DDD/100 patient-days dengan antibiotik tertinggi Metronidazol rute parenteral 14,00 DDD/100 patient-days. Antibiotik yang masuk dalam segmen Drug Utilization (DU) 90% adalah (Metronidazol, Seftriakson, Fosfomisin, Sefuroksim, Gentamisin) dengan rute parenteral. Kualitas penggunaan antibiotik berdasarkan pedoman Infectious Disease Society of America (IDSA) tepat indikasi (11,86%), tepat dosis (52,54%), tepat interval (22,03%), tepat lama pemberian (28,81%) dan tepat rute (96,61%).
Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Pasien Rawat Jalan Tentang Penggunaan Antibiotik di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang Anggraini, Wirda
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antibiotik merupakan obat yang berfungsi membunuh dan/atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik termasuk golongan obat keras yang banyak digunakan dalam tata laksana terapi farmakologi. Pengetahuan antibiotik harus digunakan secara rasional dan membutuhkan pengetahuan bagi pasien. Rendahnya tingkat pengetahuan mengenai penggunaan antibiotik dapat menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat, sehingga beresiko menimbulkan efek samping antibiotik. Pemberian edukasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik secara rasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang penggunaan antibiotik terhadap pasien rawat jalan di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimental menggunakan metode deskriptif analitik serta pengambilan data secara prospektif terhadap 62 responden. Rancangan penelitian dilakukan dengan metode one group pre-test post-test serta pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Hasil pada penelitian didapatkan, saat Pre-test 44 (27 responden) berpegetahuan rendah, 35% (22 responden) berpengetahuan sedang dan 21% (13 responden) berpengetahuan tinggi. Pada Post-test 3% (2 responden) kategori rendah, 15% (9 responden) kategori sedang dan 82% (51 responden) kategori tinggi. Hasil yang diperoleh diuji menggunakan uji T-test yang menunjukkan perbedaan skor antara sebelum dan setelah diberikan edukasi dengan nilai signifikansi 0,00 (p value < 0,05). Kesimpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan pasien rawat jalan di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Analisis Efektivitas Biaya Seftriakson dan Sefotaksim pada Pasien Demam Tifoid Anak di Instalasi Rawat Inap Shofa dan Marwah PKU Karangasem Muhammadiyah Paciran Tahun 2019 Hidayah, Shofi Nurul; Hakim, Abdul; Syahrir, Ach; Anggraini, Wirda
Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2020): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v5i2.9819

Abstract

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif Salmonella typhi. Pengobatan untuk demam tifoid berupa terapi simtomatik dan terapi antibiotik. Cost-effectiveness Analysis (CEA) adalah salah satu pendekatan farmakoekonomi untuk mengetahui perbandingan efektivitas hasil terapi dan biaya dari beberapa alternative terapi yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas biaya terapi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid anak secara farmakoekonomi dengan pendekatan analisis efektivitas biaya di Instalasi Rawat Inap PKU Karangasem Muhammadiyah Paciran dan untuk mengetahui terapi antibiotik yang paling cost-effective. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Data diambil dari rekam medis pasien rawat inap demam tifoid anak di PKU Karangasem Muhammmadiyah Paciran tahun 2019. Parameter yang digunakan adalah lama rawat inap, waktu bebas demam, dan total biaya medis langsung yang meliputi biaya obat, biaya alat kesehatan, biaya rawat inap, biaya laboratorium, dan biaya dokter. Pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 29 pasien. Antibiotik yang digunakan adalah Seftriakson dan Sefotaksim. Efektivitas biaya dinyatakan dalam ACER (Average Cost Effectiveness Ratio) yang diperoleh dari rerata total biaya medis langsung dibagi dengan rerata outcome klinis. Nilai ACER dari antibiotik Seftriakson Rp.346.357,04/hari untuk lama rawat inap dan Rp.447.853,61/hari untuk lama waktu bebas demam, dan Sefotaksim Rp.390.452,88/hari untuk lama rawat inap dan Rp.489.655,89/hari untuk lama waktu bebas demam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa antibiotik yang paling cost-effective yaitu Seftriakson.
Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Pasien Rawat Jalan Tentang Penggunaan Antibiotik di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang Anggraini, Wirda
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2020.006.01.9

Abstract

Antibiotik merupakan obat yang berfungsi membunuh dan/atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik termasuk golongan obat keras yang banyak digunakan dalam tata laksana terapi farmakologi. Pengetahuan antibiotik harus digunakan secara rasional dan membutuhkan pengetahuan bagi pasien. Rendahnya tingkat pengetahuan mengenai penggunaan antibiotik dapat menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat, sehingga beresiko menimbulkan efek samping antibiotik. Pemberian edukasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik secara rasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang penggunaan antibiotik terhadap pasien rawat jalan di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimental menggunakan metode deskriptif analitik serta pengambilan data secara prospektif terhadap 62 responden. Rancangan penelitian dilakukan dengan metode one group pre-test post-test serta pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Hasil pada penelitian didapatkan, saat Pre-test 44 (27 responden) berpegetahuan rendah, 35% (22 responden) berpengetahuan sedang dan 21% (13 responden) berpengetahuan tinggi. Pada Post-test 3% (2 responden) kategori rendah, 15% (9 responden) kategori sedang dan 82% (51 responden) kategori tinggi. Hasil yang diperoleh diuji menggunakan uji T-test yang menunjukkan perbedaan skor antara sebelum dan setelah diberikan edukasi dengan nilai signifikansi 0,00 (p value < 0,05). Kesimpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan pasien rawat jalan di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik dan Profil Kuman pada Seksio Sesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pasuruan Rika Yulia; Fauna Herawati; Abdul K. Jaelani; Wirda Anggraini
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.91 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.2.69

Abstract

Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah salah satu komplikasi pembedahan yang paling umum terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Penggunaan antibiotik profilaksis sebelum operasi yang tepat dapat mengurangi ILO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik dan kesesuaian penggunaan antibiotik pada seksio sesarea dengan peta kuman rumah sakit, Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB) 2016, Formularium Rumah Sakit (RS), Formularium Nasional (Fornas), serta mengidentifikasi profil kuman penyebab ILO pada luka pasien. Metode penelitian menggunakan metode cohort prospective melalui penelusuran data terhadap rekam medik pasien yang menjalani tindakan operasi seksio sesarea di salah satu rumah sakit di Kabupaten Pasuruan periode Maret–Mei 2017, yaitu data penggunaan antibiotik (jenis antibiotik, dosis, waktu pemberian) dan data peta kuman bulan Januari–Maret 2017 terkait resistensi antibiotik. Analisis data berupa deskripsi profil penggunaan antibiotik, kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien seksio sesarea dengan pedoman, dan profil kuman penyebab ILO. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien seksio sesarea adalah ampisilin/sulbaktam 37%, sefuroksim 34%, seftriakson 24%, sefazolin 5%, metronidazol 1%, dan gentamisin 1%. Kesesuaian berdasarkan jenis antibiotik secara berturut-turut 5% berdasarkan PPAB, 100% berdasarkan Formularium RS dan 63% berdasarkan Fornas. Hal ini disebabkan oleh pola sensitivitas sefazolin berdasarkan peta kuman bulan Januari–Maret 2017 semakin menurun. Kesesuaian berdasarkan dosis antibiotik 100% sesuai berdasarkan PPAB, Formularium RS dan Fornas. Kesesuaian berdasarkan dosis antibiotik dan waktu pemberian 92% sesuai berdasarkan PPAB. Kuman yang ditemukan pada luka pasien adalah bakteri Hafnia alvei.Kata kunci: Antibiotik profilaksis, Infeksi Luka Operasi, seksio sesarea Evaluation of Antibiotics Use and Bacteria Profile of Caesarean Section at Regional General Hospital, PasuruanAbstractSurgical Site Infection (SSI) is one of the most common surgical complications in the world, especially in developing countries. Proper use of prophylaxis antibiotics in appropriate intraoperative procedures may reduce SSI. The aim of this study was to determine the profile of antibiotic used and the adherence of antibiotic in caesarean section to Hospital Guideline 2016, Hospital Formulary, National Formulary, bacteria profile that cause SSI on the patient’s wound. Method used in this study was cohort prospective study design using record data of patients who underwent caesarean section surgery at Regional General Hospital of Pasuruan from March–May 2017, i.e. antibiotics usage data (type, dosage and time of delivery) and microbial pattern data about antibiotic resistance from January–March 2017. Data analysis was description of the profile of antibiotic use, adherence use of antibiotic of caesarean section inpatients to the guidelines, and profile of bacteria that cause SSI. The results showed that the use of antibiotics in caesarean section patients was ampicillin/sulbactam 37%, cefuroxime 34%, ceftriaxone 24%, cefazolin 5%, metronidazole 1%, and gentamycin 1%. Adherence by type of antibiotics was 5% based on Hospital Guideline, 100% based on Hospital Formulary and 63% based on National Formulary. This was due to a decrease of cefazolin sensitivity pattern from 20% to 0% in January–March 2017 period. Adherence of antibiotic dosage was 100% based on Hospital Guideline, Hospital Formulary and National Formulary. Adherence of time of delivery 92% was based on Hospital Guideline. Bacteria found in the wounds of patients was Hafnia alvei.Keywords: Caesarean section, prophylaxis antibiotic, surgical site infection
Evaluasi Kuantitatif Penggunaan Antibiotik di Ruang Perawatan Airlangga dan Peta Kuman RSUD Kanjuruhan Malang Periode Juli-Desember 2018 Wirda Anggraini; Hajar Sugihantoro; Firda Ludfiyah
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2021.10.2.90

Abstract

Antibiotik merupakan salah satu obat yang paling banyak dikonsumsi secara luas di tempat layanan kesehatan. Tingginya jumlah penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan terjadinya resistensi, efek samping dan biaya rumah sakit yang meningkat. Salah satu upaya untuk mengendalikan resistensi antibiotik di rumah sakit adalah pelaksanaan evaluasi penggunaan antiobiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik dan peta kuman, serta melakukan evaluasi kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif menggunakan desain cross-sectional melalui data rekam medik pasien Ruang Perawatan Airlangga bulan Juli–Desember 2018 dan data peta kuman tahun 2018 RSUD Kanjuruhan Malang yang diambil secara retrospektif. Didapatkan 75 sampel rekam medis yang kemudian dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa golongan antibiotik terbanyak yang digunakan adalah golongan Cephalosporin (86%) dengan tiga antibiotik tertinggi adalah Cefoperazone (43,90%), Ceftriaxone (18,29%), dan Cefotaxime (13,41%). Dari hasil analisis kuantitatif penggunaan antibiotik dengan metode ATC/DDD, didapatkan nilai total DDD/100 patient days sebesar 66,44 dengan antibiotik tertinggi adalah Cefoperazone (20,72), dan Ceftriaxone (20,18). Antibiotik yang masuk dalam segmen 90% antara lain Cefoperazone (parenteral) 31,19%, Ceftriaxone (parenteral) 30,37%, Cefotaxime (parenteral) 12,45%, Levofloxacin (parenteral) 5,19%, Levofloxacin (oral) 4,88%, dan Metronidazole (parenteral) 4,73%. Isolat bakteri yang diperoleh dari laboratorium mikrobiologi berjumlah 120 isolat dengan distribusi bakteri gram positif (49,17%) dan bakteri gram negatif (50,83%). Isolat bakteri gram positif terbanyak adalah Staphylococcus aureus (30%) dan bakteri gram negatif terbanyak adalah Escherichia coli (15%) dengan sensitivitas antibiotik terbaik untuk bakteri gram positif adalah Clarithomicyn (81,8%) dan untuk bakteri gram negatif adalah Amikacin (77,8%).Kata kunci: Antibiotik, DDD/100 patient days, DU 90%, peta kuman  A Quantitative Evaluation of the Antibiotic Use in Airlangga Ward and Microorganism Pattern in Kanjuruhan Regional General Hospital Malang, between July and December 2018AbstractAntibiotics are the most widely used class of drugs in health care, however, the abuse of these drugs leads to resistance, side effects, and increased hospital costs. The evaluation of antibiotics use is a possible attempt to control antibiotic resistance in hospitals. Therefore, this study aimed to determine the profile of antibiotic use, microorganism pattern, and perform a quantitative evaluation. Using an observational descriptive method study with a cross-sectional design, data were retrospectively retrieved from medical records of patients admitted in Airlangga Ward between July and December 2018, as well as the microorganism pattern in Kanjuruhan Region General Hospital Malang 2018. A total of 75 medical record samples were obtained and these were further analyzed using the ATC/DDD method. According to the results, the most used antibiotics group was Cephalosporin (86%), particularly Cefoperazone (43.90%), Ceftriaxone (18.29%), and Cefotaxime (13.41%). In addition, the quantitative analysis of antibiotics use showed the total DDD/100 patient days was 66.44 with Cefoperazone (20.72) and Ceftriaxone (20.18). The antibiotics included in the 90% segment were Cefoperazone (parenteral) 31.19%, Ceftriaxone (parenteral) 30.37%, Cefotaxime (parenteral) 12.45%, Levofloxacin (parenteral) 5.19%, Levofloxacin (oral) 4.88%, and Metronidazole (parenteral) 4.73%. Meanwhile, a total of 120 bacterial isolates (49.17% gram-positive and 50.83% gram-negative) were obtained from the microbiology laboratory, with the most prevalent gram-positive and negative isolates being Staphylococcus aureus (30%) and Escherichia coli (15%), respectively. Also, the best antibiotic sensitivity for gram-positive and negative bacteria was recorded for Clarithomicyn (81.8%) and Amikacin (77.8%), respectively.    Keywords: Antibiotics, DDD/100 patient days, DU 90%, microorganism pattern
The Profile of Anticancer Activities of Sambiloto Extract (Andrographis paniculata Nees) from Several Locations in East Java Roihatul Mutiah; Fina Luthfiana; Arief Suryadinata; Wirda Anggraini; Anik Listiyana
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 8, No 1 (2020): J. Food Pharm. Sci
Publisher : Institute for Halal Industry and System (IHIS) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.647

Abstract

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) contains andrographolid compound which has potentialas an anticancer. The difference of growth location has affected the distinction of metabolite content. Thisstudy aims to determine the profile of anticancer activities of A. paniculata extract from several locations inEast Java. The extracts from several locations were tested for activity on T47D cancer cell using MTT assaymethod. Thus, the result of this study describes that A. paniculata extract from several different locations doesnot provide significantly different anticancer activities with the amount of (p>0.05). The extracts which havemoderate anticancer activity were A. paniculata extracts from Selopuro Subdistrict Blitar Regency, SingosariSubdistrict Malang Regency, Lowokwaru Subdistrict Malang City, Klojen Subdistrict Malang City,Purwodadi Subdistrict Pasuruan Regency, Purwosari Subdistrict Pasuruan Regency, and PandaanSubdistrict Pasuruan Regency
Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih dengan Metode Gyssens Wirda Anggraini; Tifany Maulida Candra; Siti Maimunah; Hajar Sugihantoro
KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 1 (2020): Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran (December)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/kesdok.V2i1.2876

Abstract

Abstract—Urinary Tract Infection (UTI) was the presence of the large number of microorganisms in the urine that can cause urinary tract infections. UTIs were infection whose incidence is still high in Indonesia. The main therapy of UTIs was using antibiotics. The immense of antibiotic use can cause irrationality. This irrationality would give some negative effects such as allergic reaction, physiological changes, and antibiotic resistance. The purpose of this study was to know the quality of antibiotic use in UTI patients in Kanjuruhan Region General Hospital. The type of research was observational by the cross-sectional design. The data were taken retrospectively during September-November 2019 and used the medical records of 27 UTI inpatients. The results of this study determined 20% including category 0 (approriate use of antibiotic), 2,86% category I (antibiotic use not correct timing); 28,57% category II A (antibiotic use not correct dose); 34,29% category II B (antibiotic use not correct interval); 11,42% category III B (antibiotic use is too short) and 2,86% category IV A (there is more effective alternative). Keywords: antibiotic, gyssens, urinary tract Abstrak—Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu keadaan dimana terdapat mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya sangat banyak dan mampu mengakibatkan infeksi pada saluran kemih. ISK tergolong penyakit infeksi yang angka kejadiannya masih tinggi di Indonesia. Terapi utama ISK adalah terapi dengan menggunakan antibiotik. Meluasnya penggunaan antibiotik dapat menyebabkan tidak rasionalnya penggunaan antibiotik. Penatalaksanaan terapi antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulkan risiko antara lain adalah reaksi alergi, toksisitas, perubahan fisiologi, dan resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas penggunaan antibiotik pada pasien ISK di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang. Jenis penelitian adalah observasional dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif selama bulan September-November 2019 dan menggunakan 27 data rekam medik pasien ISK Rawat Inap. Hasil evaluasi kualitatif menunjukkan, sebesar 20% termasuk kategori 0 (penggunaan antibiotik tepat/bijak); 2,86% kategori I (penggunaan antibiotik tidak tepat waktu); 28,57% kategori II A (penggunaan antibiotik tidak tepat dosis); 34,29% kategori II B (penggunaan antibiotik tidak tepat interval pemberian); 11,42% kategori III B (penggunaan antibiotik terlalu singkat); dan 2,86% kategori IV A (ada antibiotik lain yang lebih efektif). Kata kunci : antibiotik, gyssens, infeksi saluran kemih