Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH DISINFEKTAN TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus ATCC 6538, Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, dan Bacillus subtilis ATCC 6633 Ridwan, Farid Muchammad; Wahyuni, Yeni; Solihat, Mohamad Firman; Dermawan, Asep
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v16i2.2268

Abstract

Kontaminasi mikroorganisme baik bakteri, yeast, mould, ataupun virus merupakan masalah yang serius di laboratorium mikrobiologi maupun di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengendalian terhadap bakteri kontaminan di laboratorium dapat dilakukan dengan pemantauan lingkungan atau Environmental monitoring (EM). Tujuan Environmental monitoring adalah untuk memastikan jumlah partikel di udara dalam batas yang ditentukan, memperkirakan keefektifan proses pembersihan dan proses disinfeksi. Penggunaan disinfektan secara benar dan metode penggunaan yang tepat merupakan elemen dasar dalam pencegahan infeksi pada layanan kesehatan. Efektivitas prosedur desinfeksi bergantung pada banyak faktor (misalnya, waktu kontak, konsentrasi akhir bahan aktif). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh disinfektan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 6538, Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, dan Bacillus subtilis ATCC 6633. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah Quasi Eksperimen. Sampel Alkohol 70%, Isopropil Alkohol 70%, dan Benzalkonium klorida 0,75% dipaparkan terhadap S. aureus ATCC 6538, P. aeruginosa ATCC 9027, dan B. subtilis ATCC 6633 dengan Waktu kontak 1, 5, dan 10 menit. Analisis data secara statistik pada penelitian menggunakan uji Cochran Q. Metode penelitian menggunakan Hard Surface Carrier Test. Hasil dari analisis uji Cochran Q menunjukkan nilai Asymptotic Significance > 0.05. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara waktu kontak (1 menit, 5 menit dan 10 menit) dan disinfektan (Alkohol 70%, Isopropanol 70%, Benzalkonium klorida 0,75%) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 6538, Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, dan Bacillus subtilis ATCC 6633.
PREVALENSI PENDERITA TUBERKULOSIS DI POLI DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (DOTS) RSUD CIDERES Prananda, Crystian Dwi; Kurniati, Iis; Sufa, Hafizah Ilmi; Solihat, Mohamad Firman
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 4 No 2 (2024): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v4i2.2100

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan laporan kegiatan layanan TB Directly Observed Treatment, Short-course (DOTS) di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres penemuan suspek penderita BTA tahun 2021 ada 339 kasus yang dicurigai menderita BTA, 32 di antaranya positif BTA. Tahun 2022, 160 kasus dicurigai menderita BTA, 100 di antaranya positif BTA. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi penderita Tuberkulosis paru BTA Positif di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres pada bulan Agustus-Oktober 2023. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Sampel merupakan penderita Tuberkulosis paru BTA positif di RSUD Cideres Majalengka pada bulan Agustus – Oktober 2023. Hasil: Didapat bahwa pasien kejadian TB positif dengan persentase sebesar 70% ada pada pasien dengan karakteristik pendidikan SD - SMP, kurangnya pengetahuan tentang TB serta tidak memerlukan pencahayaan di dalam rumah. Kemudian untuk pasien yang memiliki hunian tak layak didapatkan kejadian TB positif sebesar 67%, pasien dengan rentang usia 41-70th keatas sebesar 63%. Kesimpulan: Berdasarkan usia, pasien TB positif di RSUD Cideres sebagian besar berusia 41 hingga 70 tahun, yang berjumlah 19 orang (63 %). Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar pasien TB positif laki-laki dan perempuan sama, dan 21 orang (70%) berdasarkan karakteristik pendidikan, dan 9 orang (30 %). Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar pasien TB positif berusia 41 hingga 70 tahun, yang berjumlah 19 orang (63 %). Kata kunci : Tuberkulosis, DOTS, BTA Positif
Pengaruh Waktu Dekalsifikasi Jaringan Tulang Menggunakan Larutan Asam Nitrat 5% terhadap Tingkat Kelunakan dan Kualitas Preparat Widiawati, Widi; Durachim, Adang; Wiryanti, Wiwin; Solihat, Mohamad Firman
Jimmi: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2025): JIMMI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin
Publisher : Fanshur Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71153/jimmi.v2i1.222

Abstract

Dekalsifikasi merupakan proses penghilangan garam kalsium dan mineral dari jaringan keras seperti tulang agar menjadi lunak, sehingga dapat dipotong menggunakan mikrotom dan diproses lebih lanjut menjadi preparat histologi. Salah satu agen dekalsifikasi yang banyak digunakan adalah asam nitrat 5%, yang dikenal efektif dalam menjaga integritas jaringan serta meminimalkan kerusakan struktur seluler jika digunakan dengan kontrol waktu yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu dekalsifikasi menggunakan asam nitrat 5% terhadap tingkat kelunakan dan kualitas preparat jaringan tulang. Sampel yang digunakan berupa tulang femur marmut yang didekalsifikasi dalam waktu 6, 12, 18, dan 24 jam. Parameter yang diukur mencakup tingkat kelunakan jaringan, keberadaan artefak, serta kejelasan struktur seluler. Analisis statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa dekalsifikasi selama 24 jam menghasilkan tingkat kelunakan tertinggi (skor 3), lebih tinggi dibandingkan dengan waktu 6, 12, dan 18 jam (skor 2). Nilai Asymp.Sig sebesar 0,000 menunjukkan pengaruh signifikan waktu dekalsifikasi terhadap kelunakan tulang. Namun, analisis terhadap kualitas preparat tidak menunjukkan perbedaan signifikan dengan nilai Asymp.Sig sebesar 0,773. Secara keseluruhan, kualitas preparat yang dihasilkan tergolong baik dengan skor rata-rata 3, menunjukkan bahwa asam nitrat 5% tetap mempertahankan struktur jaringan dengan baik dan dapat digunakan sebagai agen dekalsifikasi yang efektif.