Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Status Gizi Dan Karakteristik Lansia Terhadap Fungsi Kognitif Peserta Prolanis Di Puskesmas Karang Anyar Sutrio, Sutrio; Rahmadi, Antun; Pratama, Agil Surya Fajar; Sejati, Nawasari Indah Putri
JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Pendidikan Kesehatan
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pekanbaru Medical Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64931/jks.v5i1.130

Abstract

Lansia merupakan kelompok usia yang rentan mengalami penurunan fungsi kognitif akibat proses degeneratif dan berbagai faktor risiko, termasuk status gizi dan karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, serta tingkat pendidikan. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) merupakan salah satu upaya promotif dan preventif untuk menjaga kualitas hidup lansia, termasuk fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan karakteristik lansia terhadap fungsi kognitif pada peserta Prolanis di Puskesmas Karang Anyar. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling diperoleh sebanyak orang yang menjadi responden dalam penelitian ini dengan jumlah sampel sebanyak 68 responden yang diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), kuesioner karakteristik responden, dan Mini Mental State Examination (MMSE) untuk menilai fungsi kognitif. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat signifikansi p<0,05. Hasil: Sebagian besar lansia mengalami gangguan fungsi kognitif, dengan proporsi gangguan kognitif ringan sebesar 53,0% dan gangguan kognitif berat sebesar 16,1%. Hanya 30,9% responden yang memiliki fungsi kognitif normal, Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi (p=0,01), usia (p=0,00), dan tingkat pendidikan (p=0.01) dengan fungsi kognitif. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif (p=0,72). Status gizi, usia, dan tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan terhadap fungsi kognitif lansia. Upaya peningkatan status gizi dan edukasi kesehatan pada lansia sangat penting dalam menjaga fungsi kognitif mereka.
Kajian Pembuatan Cupcake dengan Penambahan Tepung Bayam Merah dan Tepung Ikan Teri sebagai Alternatif Makanan Selingan Tinggi Zat Besi dan Kalsium bagi Ibu Hamil Indriyani, Reni; Merita Putri; Nugroho, Arie; Sejati, Nawasari Indah Putri
Journal of Dietetics Science Vol. 1 No. 1 (2025): Journal of Dietetics Science
Publisher : Nutrition Department, Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jds.v1i1.4929

Abstract

Cupcake merupakan salah satu makanan selingan yang banyak disukai oleh masyarakat, baik anak-anak hingga dewasa. Produk cupcake yang dikonsumsi saat ini masih memiliki kandungan gizi terbatas, sehingga perlu ditambahkan beberapa pangan lain untuk meningkatkan nilai gizi cupcake. Nilai gizi cupcake dapat ditingkatkan dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung ikan teri yang mempunyai kandungan zat besi dan kalsium yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat organoleptik (warna, rasa, aroma, tekstur dan penerimaan keseluruhan) serta kandungan zat besi dari cupcake dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung ikan teri yang paling disukai. Metode yang digunakan berupa deskriptif dengan satu kali pengulangan dalam pembuatan produknya. Penelitian ini menggunakan 2 faktor, faktor pertama yaitu penambahan tepung bayam merah dengan konsentrasi 8%, 12%, 16%, dan 20%, faktor kedua yaitu penambahan tepung ikan teri dengan konsentrasi 8%, 12%, 16% dan 20%. Uji organoleptik menggunakan metode uji hedonik, kemudian dilanjutkan uji kadar zat besi dengan metode Plasma Terpasang Secara Induktif Spektrometri Massa (ICP – MS), kandungan zat gizi menggunakan TKPI 2020, dan foodcost pada cupcake yang paling disukai. Berdasarkan uji organoleptik didapatkan hasil cupcake dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung ikan teri yang paling disukai yaitu formula 1 dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung ikan teri sebanyak 8%. Hasil analisis zat besi cupcake dengan penambahan tepung bayam merah dan tepung ikan teri dengan menggunakan TKPI yaitu sebesar 1,28 mg, sedangkan berdasarkan uji laboratorium kadar zat besi didapatkan sebesar 8,7 mg. Perlu dilakukan uji umur simpan untuk mengetahui berapa lama produk cupcake bisa dikonsumsi dengan baik. Dan pada saat pencampuran mentega cair kedalam adonan harus dipastikan tercampur dengan rata karena jika tidak tercampur rata maka cupcake tidak mengembang dengan sempurna.
Pemberdayaan Kader Kesehatan Melalui Peer Group Education dan Apotek Hidup dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Hastuti, Retno Puji; Julaiha, Siti; Sejati, Nawasari Indah Putri
Omni Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2025): September
Publisher : Bantayang Omni Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65277/opm.v2i3.64

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Jumlah kasus hipertensi di Lampung Selatan menduduki urutan kelima dengan jumlah 191.751 kasus. Kegiatan abdimas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien hipertensi di Desa Sidosari, Kecamatan Natar-Lampung Selatan melalui pemberdayaan kader kesehatan dalam bentuk peer group education dan pemanfaatan apotek hidup. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah dan pelatihan kader, pembentukan kelompok peduli hipertensi, dan pengelolaan tanaman obat. Kegiatan pelatihan diikuti 10 orang kader kesehatan dan penyuluhan hipertensi diikuti oleh 50 penderita hipertensi. Peralatan yang digunakan yaitu tensimeter, booklet perawatan hipertensi, buku catatan monitoring tekanan darah, dan pil card. Hasil kegiatan menunjukkan 100% pengetahuan kader meningkat, 90% pasien hipertensi memeriksakan tekanan darahnya dan 80% memanfaatkan tanaman obat. Di Desa Sidosari membentuk satu Apotek Hidup dan kelompok peduli hipertensi. Kegiatan pemberdayaan kader berdampak positif terhadap peningkatan self-care dan kepatuhan pasien menjalani terapi hipertensi. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan oleh puskesmas terhadap program dan kegiatan hipertensi.
Program Edukasi MP-ASI untuk Meningkatkan Pemenuhan Gizi Balita di Desa Rejo Agung, Lampung Lupiana, Mindo; Sejati, Nawasari Indah Putri; Putri, Sefanadia
ABDI UNISAP: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): ABDI UNISAP: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : UPT Publikasi dan Penerbitan Universitas San Pedro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59632/abdiunisap.v3i1.389

Abstract

Kesehatan balita sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi yang diperoleh, terutama pada masa transisi dari ASI eksklusif menuju Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia enam bulan. Kurangnya pemahaman ibu tentang pemberian MP-ASI yang tepat masih menjadi kendala di berbagai daerah, termasuk Desa Rejo Agung Tegineneng. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam menyediakan MP-ASI yang sesuai bagi anak balita guna menunjang tumbuh kembang optimal. Metode yang digunakan adalah penyuluhan gizi dan edukasi mengenai pemberian MP-ASI, disampaikan melalui ceramah interaktif, sesi diskusi, serta tanya jawab yang dilaksanakan di Posyandu Purworejo. Sasaran kegiatan meliputi ibu balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, dengan total peserta sebanyak 30 orang. Kegiatan ini juga disertai pre-test dan post-test guna mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan antusiasme dan pemahaman peserta terhadap pentingnya menu seimbang, frekuensi makan yang sesuai, serta bahaya pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat. Para peserta juga aktif dalam diskusi, khususnya mengenai solusi praktis atas permasalahan makan balita. Kesimpulannya, kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan ibu tentang MP-ASI dan diharapkan berdampak positif terhadap pola asuh gizi anak. Ke depan, kegiatan serupa perlu dilakukan secara berkelanjutan agar manfaat edukasi dapat menjangkau lebih luas.
Kajian ikan sarden (sardinella sp) dengan suplementasi bayam merah (amaranthus tricolor I) sebagai makanan tambahan asupan kalsium Putri, Sefanadia; Sejati, Nawasari Indah Putri; Ayu, Riska Nur Suci; Wahyuni, Endang Sri; Muliani, Usdeka; Cantika, Ervina
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 5 (2025): October Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i5.1636

Abstract

Background: Sardines and red spinach are sources of calcium and omega-3 fatty acids with potential to help prevent osteoporosis. Kekian, a traditional Chinese snack made from protein and vegetables, can serve as a functional alternative. Purpose: To evaluate the organoleptic characteristics and calcium content of kekian made with sardine and red spinach additions. Method: The study was conducted using an experimental design using four formulations of red spinach addition (10%, 15%, 20%, and 25%). Organoleptic tests (color, aroma, taste, texture, and overall acceptability) were conducted by 75 semi-trained panelists using a 5-point hedonic scale, and data were analyzed univariately. Results: Formulation F4 (25% red spinach, fried) was the most preferred by panelists. One piece of kekian (50 g) contained 155.12 kcal energy, 7.9 g protein, 11 g fat, 7.1 g carbohydrate, and 24.9 mg calcium (ICP-OES). The food cost for eight pieces was IDR 23,292, yielding an optimal selling price of IDR 7,500 per piece. Conclusion: Sardine kekian with 25% red spinach and frying produced a preferred snack that delivers adequate macronutrients and minerals. Further development is recommended to include additional fortification, the use of lime juice and scallion on the sardine prior to filleting, the addition of carrot for improved appearance, and shelf-life studies for frozen-food applications.   Keywords: Kekian; Red Spinach; Sardine; Snack.   Pendahuluan: Ikan sarden dan bayam merah merupakan sumber kalsium dan asam lemak omega-3 yang berpotensi untuk mencegah osteoporosis. Kekian, makanan khas Tionghoa berbahan dasar protein dan sayuran, dapat dijadikan alternatif selingan fungsional. Tujuan: Untuk mengevaluasi karakteristik organoleptik dan kandungan kalsium pada kekian berbahan dasar ikan sarden dengan penambahan bayam merah. Metode: Penelitian dilakukan dengan  desain eksperimen menggunakan empat formulasi penambahan bayam merah (10%, 15%, 20%, 25%). Uji organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur, penerimaan keseluruhan) dilakukan oleh 75 panelis semi-terlatih menggunakan skala hedonik 5 poin dan data dianalisis secara univariat. Hasil: Formulasi F4 (25% bayam merah, metode goreng) paling disukai panelis. Satu buah kekian (50 g) mengandung 155,12 kkal energi, 7,9 g protein, 11 g lemak, 7,1 g karbohidrat, dan 24,9 mg kalsium (ICP-OES). Food cost delapan buah sebesar Rp 23.292, sehingga harga jual optimal per buah adalah Rp 7.500. Simpulan: Kekian ikan sarden dengan penambahan 25% bayam merah dan pengolahan goreng menghasilkan produk selingan yang disukai panelis serta menyediakan makronutrien dan mineral memadai. Pengembangan selanjutnya direkomendasikan dengan fortifikasi tambahan, penambahan air jeruk nipis, daun bawang, dan wortel, serta uji masa simpan untuk produk frozen food.   Kata kunci: Bayam merah; Ikan sarden; Kekian; Snack.
ORGANOLEPTIK MPASI TEPUNG HATI AYAM IKAN TERI DALAM PENCEGAHAN STUNTING Wahyuni, Endang Sri; Sejati, Nawasari Indah Putri; Muliani, Usdeka; Bertalina, Bertalina
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.25773

Abstract

Stunting pada masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko terjadinya kesakitan, kematian, menurunnya perkembangan kognitif, aktivitas fisik, produktivitas serta meningkatnya risiko penyakit degeneratif.  Pemberian makanan tambahan tinggi protein, Fe, seng, kalsium dapat meningkatkan tinggi badan secara bermakna. MPASI yang mengandung tinggi protein, Fe, seng dan kalsium serta harga terjangkau, dapat digunakan sebagai alternatif makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Ikan teri dan hati ayam merupakan bahan makanan yang relatif murah dan mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Bahan makanan berbentuk tepung mempunyai masa simpan yang panjang serta mudah dalam pendistribusiannya. Penelitian bertujuan untuk memperoleh formulasi tepung hati ayam dan ikan teri pada MPASI yang paling disukai. Jenis penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap. Formulasi terdiri atas F1, F2, F3, F4 dan F5 dengan perbandingan tepung hati ayam dan tepung ikan teri masing-masing 100%:0%; 75%:25%; 50%:50%; 25%:75%; 0%:100%. Uji organoleptik dilakukan oleh 70 panelis terhadap berbagai formula MPASI. Hasil penilaian organoleptif diuji statistic menggunakan ANOVA dan nilai rangking hedonic diuji menggunakan Friedman test. Warna yang paling disukai adalah F4 dengan rerata nilai kesukaan 4,4 (suka) dari maksimal nilai kesukaan 5. Karakteristik aroma, rasa dan tekstur MPASI yang paling disukai adalah F2 dengan rerata nilai kesukaan untuk aroma 4,38, rasa 4,34 dan tekstur 4,30. Berdasarkan Uji Friedman, MPASI yang paling disukai adalah F2 yang disusul dengan F3, F4, F1 dan terakhir F5. Formula MPASI dengan kombinasi tepung teri dan hati ayam cenderung lebih disukai dibandingkan formula tunggal dari tepung hati ayam maupun tepung ikan teri secara tersendiri.