Pemilihan berat awal bibit merupakan salah satu faktor krusial dalam budidaya rumput laut yang dapat mempengaruhi efisiensi dan hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) rumput laut Eucheuma cottonii serta menentukan berat awal bibit yang paling efisien pada metode budidaya keramba jaring apung (KJA). Penelitian dilaksanakan selama 40 hari di perairan Melanau Barat, Pulau Lemukutan, menggunakan empat kelompok perlakuan berat awal bibit yang berbeda: 50 g, 100 g, 150 g, dan 200 g. Data dianalisis menggunakan statistik non- parametrik Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan mutlak tertinggi pada berat awal 100 g dimana hasil pertumbuhan mutlak sebesar 136 g, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan dengan nilai Asymp. Sig. 0,49 (p > 0,05). Sebaliknya, laju pertumbuhan spesifik (SGR) menunjukkan perbedaan sangat signifikan dengan nilai signifikansi 0,00 (p < 0,05), dimana bibit dengan berat awal 50 g memiliki SGR tertinggi (rata-rata akhir 2,95%/hari). Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara efisiensi pertumbuhan dan akumulasi biomassa akhir. Bibit dengan berat awal 50 g menunjukkan efisiensi pertumbuhan tertinggi, sedangkan bibit dengan berat awal 100 g menghasilkan biomassa total terbesar pada akhir masa budidaya. Pemilihan berat awal bibit yang optimal perlu disesuaikan dengan orientasi tujuan budidaya, apakah untuk mempercepat siklus produksi atau memaksimalkan hasil panen total.