Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Stuktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pulau Kabung, Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Pramika, Luthfia Fia; Muliadi, Muliadi; Minsas, Sukal
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2021): February
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v4i1.44830

Abstract

Makrozoobentos merupakan bioindikator perairan, karena bentuknya yang relatif tetap , ukuran besar, sehingga mudah untuk di identifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi makrozoobentos, mengetahui struktur komunitas makrozoobentos, dan mengetahui hubungan antara kepadatan makrozoobentos dengan parameter fisika- kimia diperairan Pulau Kabung. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari–Maret 2020 dengan menggunakan purposive random sampling. Hasil penelitian memperoleh komposisi makrozoobentos di perairan Pulau Kabung terdiri dari 4 filum, 5 kelas, 13 ordo, 19 famili dan 21 genus, yaitu kelas Gastropoda, Bilvalvia, Crustacea, Holothuroidea dan Poloychaeta. Kepadatan tertinggi yaitu kelas Gastropoda genus Nassarius dengan nilai 133 Ind/m2. Kisaran indeks keanekaragaman (H’) makrozoobentos 1,45-2,02, indeks keseragaman (E) makrozoobentos 0,84– 0,97, dan indeks dominansi (D) makrozoobentos 0,14- 0,26. Parameter fisika- kimia air yang di peroleh yaitu kisaran arus 0,025-0,19 m/s, Suhu 28,9-29,50C, pH 8,45-8,59, oksigen terlarut 6,37-7,37 mg/l, salinitas 31,8-32,16 ppt, alkalinitas 0,08-0,17 mg/l, CO2 0,8 mg/l, tekstur subtrat di perairan Pulau Kabung adalah lumpur berpasir. Kondisi Perairan di Pulau Kabung masih dikategorkan baik.
Komposisi dan Struktur Komunitas Fitoplankton di Estuari Sungau Mempawah, Kalimantan Barat Yusuf, Muhammad; Muliadi, Muliadi; Minsas, Sukal
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 2, No 1 (2019): February
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v2i1.29933

Abstract

Estuari Sungai Mempawah merupakan wilayah Kalimantan Barat yang terletak di 00˚18’21.82” LU - 108˚57’46.65” BT. Estuari Sungai Mempawah berbatasan langsung dengan Laut Natuna. Estuari Sungai Mempawah dimanfaatkan oleh warga sekitar Sungai Mempawah sebagai lokasi transportasi, dermaga dan juga sebagai lokasi pembuangan limbah rumah tangga. Fitoplankton merupakan organisme yang berperan penting sebagai produsen dalam tingkatan rantai makanan, maka dari itu kelimpahan jumlah fitoplankton di suatu perairan dapat dijadikan sebagai indikator baik atau buruknya suatu perairan (Thurman, 1994). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan struktur komunitas fitoplankton, kualitas lingkungan perairan dan korelasi kepadatan fitoplankton dengan parameter fisika – kimia perairan estuari Sungai Mempawah. Penelitian ini telah dilakukan mulai Oktober 2017 dengan menggunakan metode survei dan koleksi langsung dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan Komposisi fitoplankton di estuari Sungai Mempawah terdiri dari 8 divisi, 10 kelas, 33 ordo, 40 famili dan 57 genus. Kepadatan tertinggi dari fitoplankton adalah berasal dari kelas Bacillariophyceae pada stasiun 1 sebanyak 3391 Ind/L. Kisaran indeks keanekaragaman fitoplankton 2,687 – 2,958, indeks keseragaman fitoplankton 0,298 – 0,459 dan indeks dominansi 0,077 – 0,121. Kondisi perairan di estuari Sungai Mempawah masih dalam kondisi baik. Parameter salinitas berkorelasi positif dengan kepadatan fitoplankton di estuari Sungai mempawah (0,894), sedangkan nitrat berkorelasi negatif dengan kepadatan fitoplankton di estuari Sungai Mempawah (-0,900).
Pola Distribusi Aboveground Biomass Kawasan Hutan Mangrove Peniti Kalimantan Barat Rafdinal, Rafdinal; Rizalinda, Rizalinda; Minsas, Sukal
Life Science Vol 8 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lifesci.v8i1.29984

Abstract

This study aims to analyze the distribution pattern of aboveground biomass (AGB) in the mangrove ecosystem of West Kalimantan Safety. In addition, it also analyzes the differences in biomass and carbon stocks in the condition of mangrove forests. The study of the distribution pattern of AGB of mangrove forests was carried out between August and September 2018. Determination of the location of the study was based on a conceptual approach in the dimensions of spatial temporal that is using the Porposive Random Sampling method. Vegetation analysis was carried out by a single plot measuring 50 m x 50 m at each selected location. Based on vegetation analysis data it was found that the density of mangrove stands on the Peniti coast ranged from 38 to 185 ind /ha, with an average of 88.25 ± 66.15 ind./ Ha. The AGB of pinch mangrove forests ranged from 8.85 to 84.82 Mg / ha with the largest total AGB distributed in the stand diameter class of more than 80 cm. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola distribusi aboveground biomass (AGB) pada ekosistem mangrove Peniti Kalimantan Barat. Selain itu juga untuk menganalisis perbedaan biomassa, dan cadangan karbon pada kondisi hutan mangrove. Kajian pola distribusi AGB hutan mangrove Peniti dilakukan antara bulan Agustus dan September 2018. Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada pendekatan konseptual dalam dimensi spasio temporal yaitu menggunakan metode Porposive Random Sampling. Analisis vegetasi dilakukan dengan metode petak tunggal berukuran 50 m x 50 m pada setiap lokasi terpilih. Berdasarkan data analisis vegetasi didapatkan bahwa kerapatan tegakan mangrove di pesisir Peniti berkisar antara 38 sampai 185 ind/ha, dengan rata-rata 88,25±66,15 ind./ha. AGB tegakan hutan mangrove Peniti berkisar antara 8,85 sampai 84,82 Mg/ha dengan total AGB terbesar terdistribusi pada kelas diameter tegakan lebih dari 80 cm.
KANDUNGAN KARAGENAN Eucheuma cottonii YANG DIBUDIDAYAKAN DI PERAIRAN PULAU LEMUKUTAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA KEDALAMAN BERBEDA Ica, Evatricia; Idiawati, Nora; Nurdiansyah, Syarif Irwan; Minsas, sukal; Siregar, Sepridawati
Media Akuakultur Vol 17, No 1 (2022): (Juni, 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.1.2022.17-22

Abstract

Rumput laut merupakan biota laut yang tumbuh dan hampir tersebar diseluruh perairan Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kandungan karagenan rumput laut Eucheuma cottonii yang dibudidayakan pada kedalaman berbeda di perairan Pulau Lemukutan. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Februari sampai Juli 2022 di Desa Teluk Cina, Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang,Kalimantan Barat.Data yang dikumpulkan adalah kandungan karagenan dan parameter kualitas air. Tahapan pertama adalah ekstraksi karagenan, hasil ekstraksi disentrifugasi selanjutnya ditambahkan isopropanol dengan perbandingan (supernatant : isopropanol) adalah 1:3, kemudian didiamkan selama dua jam. Endapan karagenan hasil proses presipitasi dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 60°C. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedalaman berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan karagenan Eucheuma cottonii. Rendemen karagenan tertinggi yang dihasilkan dari penelitian ini terdapat pada kedalaman 90 cm yaitu sebesar 58,00%, sedangkan pada kedalaman 60 dan 30 cm masing-masing yaitu 56,80% dan 56,60%. Hasil uji kadar air dan kadar abu pada rendemen tertinggi memperoleh kadar air 10,4% dan kadar abu 15,57%.Seaweed is a marine biota which is a large and superior commodity that grows and spreads throughout Indonesian waters. The purpose of this study was to determine the carrageenan content of Eucheuma cottonii seaweed cultivated at various depths on Lemukutan Island. This research was conducted from February to July 2022 in Teluk Cina Village, Lemukutan Island, Bengkayang Regency, West Kalimantan. The data collected is carrageenan content and water quality parameters. The first stage was carrageenan extraction, the results were centrifuged then added isopropanol with a ratio (supernatant: isopropanol) 1:3 and allowed to stand for two hours. The carrageenan precipitate produced from the precipitation process was dried using an oven at a temperature of 60° C. The results of the research that has been done, it can be concluded that the difference in depth has no significant effect on the carrageenan content of Eucheuma cottonii. The highest yield of carrageenan produced from this study was at a depth of 90 cm, which was 58.00%, while at a depth of 60 and 30 cm, were 56.80% and 56.60%, respectively. The results of the chemical characteristics test at the highest yield obtained water content of 10,4% and ash content of 15.57%.
Analisis Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Pesisir Minsas, Sukal; Nurdiansyah, Syarif Irwan; Helena, Shifa; Kurniadi , Bambang
Empiricism Journal Vol. 4 No. 2: December 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v4i2.1525

Abstract

Daerah pesisir meupakan zona peralihan antara daratan dan lautan, sehingga lingkungannya juga masih terpengaruh oleh kedua zona tersebut. Dengan garis pantai Indonesia sepanjang  108.000 kilometer, menjadi garis pantai terpanjang kedua di dunia, yang kaya dengan sumber daya alam potensial, sayangnya bahwa kekayaan tersebut belum mampu meningkatkan kesejahteraan secara merata pada masyarakat nelayan di pesisir, sebagai wilayah terdekat dari perairan laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan  di wilayah pesisir Kasuso desa Darubiah Kecamatan Bontobahari, sehingga dapat dijadikan rekomendasi dalam melakukan manajemen sumber daya pesisir di wilayah-wilayah pesisir lainnya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan pengumpulan data di lapangan, dan kajian referensi didukung oleh dokumentasi. Wawancara dilakukan bersama dengan masyarakat nelayan. Dari hasil kegiatan penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab masih rendahnya kesejahteraan masyarakat di pesisir tersebut diakibatkan oleh beberapa hal antara lain penangkapan hasil laut yang berlebihan (overfishing), adanya pengaruh perubahan iklim secara global, kontaminasi bahan pencemar yang merupakan hasil aktivitas manusia di daratan ataupun di daerah pesisir, rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan pengolahan hasil perikanan, masih kurangnya insfrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan menuju pesisir, listrik dan air bersih serta beberapa kendala lain yang membutuhkan intervensi pemerintah secara komprehensif. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah pelatihan dan pembinaan masyarakat dalam pengolahan hasil perikanan kelautan menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi, serta melakukan usaha diversifikasi penghasilan nelayan dengan kegiatan yang tidak berhubungan dengan hasil perikanan sebagai antisipasi jika kegiatan bernelayan tidak memungkinkan dilakukan karena cuaca buruk. Analysis of Factors Contributing to the Low Welfare Levels of Coastal Fisherfolk Communities Abstract Coastal areas are conservation zones between land and sea, so the environment is still affected by these two zones. With Indonesia's 108,000 kilometer coastline, the second longest coastline in the world, which is rich in potential natural resources, unfortunately this wealth has not been able to improve the welfare evenly among fishing communities on the coast, as the area closest to sea waters. This research aims to analyze the factors that cause the low level of welfare of fishing communities in the coastal area of ??Kaso, Darubiah Village, Bontobahari District, so that it can be used as a recommendation for managing coastal resources in other coastal areas. The research was carried out using a qualitative descriptive approach based on data collection in the field and reference studies supported by documentation. Interviews were conducted with fishing communities. The results of this research activity show that the cause of the low welfare of coastal communities is caused by several things, including overfishing, the influence of global climate change, contamination by pollutants which are the result of human activities on land or in the region. coast, low level of education and fishery product processing skills, lack of basic infrastructure such as roads and bridges to the coast, electricity and clean water as well as several other obstacles that require comprehensive government intervention. Several things that need to be done are community training and training in processing marine fishery products into something of high economic value, as well as carrying out efforts to diversify fishermen's income with activities that are not related to fishery products in anticipation if fishing activities are not possible due to bad weather.
Sosialisasi dan Edukasi Mitigasi Bencana Perubahan Iklim bagi Masyarakat Pesisir Batu Ampar Kurniadi, Bambang; Minsas, Sukal; Helena, Shifa
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 4 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i4.1486

Abstract

Perubahan iklim secara global berpotensi mengancam keberlangsungan hidup manusia. Wilayah pesisir dengan interaksi pengaruh darat dan laut, menjadi salah satu wilayah yang terdampak kuat oleh adanya perubahan iklim tersebut, terutama bagi masyarakat nelayan yang mengandalkan perekonomiannya di laut. Perubahan iklim ditandai dengan meningkatkan volume dan permukaan air laut, siklus musim barat dan musim timur yang mengalami perubahan serta naiknya suhu dan derajat keasaman di perairan laut. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat nelayan Batu Ampar mitigasi bencana akibat perubahan iklim yang ekstrim. Kegiatan ini diikuti oleh 15 keluarga nelayan dari wilayah Batu Ampar, yang terdampak kuat dengan perubahan iklim selama beberapa tahun belakangan. Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah, dan evaluasi kegiatan melalui pertanyaan yang diajukan oleh pemateri kepada peserta sebelum dan sesudah kegiatan, secara lisan. Evaluasi menunjukkan ada peningkatan kemampuan pemahaman peserta dalam menghadapi bencana perubahan iklim. Socialization and Education on Climate Change Disaster Mitigation for the Batu Ampar Coastal Community Global climate change has the potential to threaten human survival. Coastal areas, with the interaction of land and sea influences, are one of the areas that are strongly impacted by climate change, especially for fishing communities who rely on their economy at sea. Climate change is characterized by an increase in the volume and level of sea water, changes in the west and east monsoon cycles and an increase in temperature and acidity in sea waters. The aim of this community service activity (PKM) is to socialize and educate the Batu Ampar fishing community on disaster mitigation due to extreme climate change. This activity was attended by 15 fishing families from the Batu Ampar area, which has been strongly affected by climate change over the past few years. The activity is carried out using the lecture method, and the activity is evaluated through questions asked by the presenter to the participants before and after the activity, orally. The evaluation showed that there was an increase in the participants' understanding ability in dealing with climate change disasters.
Menumbuhkan Jiwa dan Sikap Maritime preneur bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Minsas, Sukal; Amir , Amriani; Amran, Arman; Helena, Shifa
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 4 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i4.1489

Abstract

Bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah kelompok usia produktif jauh lebih besar dibandingkan usia non produktif, baik usia muda maupun manula. Kondisi ini dapat menjadi berpotensi menjadi masalah besar jika tidak dikelola dengan baik, terutama dengan munculnya kecerdasan buatan yang dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk industri atau institusi pemerintah. Menyikapi hal tersebut, sangat penting untuk menanamkan atau menumbuhkan jiwa, sikap dan nilai kewirausahaah sejak dini. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk memberikan pemahaman kewirausahaan sejak dini kepada mahasiswa program studi Ilmu Kelautan Universitas Tanjungpura,  yang berorientasi pada wirausaha produk dan jasa kelautan (maritime preneur). Kegiatan diikuti oleh 40 peserta yaitu perwakilan mahasiswa dari setiap angkatan, dan kegiatan dilaksanakan berdasarkan metode ceramah dan diskusi interaktif. Berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan kegiatan sudah berhasil meningkatkan kemampuan pemahaman mahasiswa terkait dengan wirausaha berbasis jasa dan produk kelautan. Developing Maritimepreneur Spirit, Attitudes and Values ??for Marine Science Study Program Students The demographic bonus is a condition where the number of the productive age group is much greater than the non-productive age group, both young and elderly. This condition can potentially become a big problem if not managed well, especially with the emergence of artificial intelligence which can reduce labor requirements for industry or government institutions. In response to this, it is very important to instill or foster an entrepreneurial spirit, attitudes and values ??from an early age. The aim of this community service activity (PKM) is to provide an early understanding of entrepreneurship to students of the Tanjungpura University Marine Science study program, which focuses on maritime product and service entrepreneurship (maritime preneur). The activity was attended by 40 participants, namely student representatives from each class, and the activity was carried out based on interactive lecture and discussion methods. Based on the evaluation results, it shows that the activity has succeeded in increasing students' understanding abilities related to marine product and service-based entrepreneurship.  
Nutritional Value Composition Of Lamun Fruit Enhalus Acoroides From Samboang Beach, Bulukumba District, Sulawesi Selatan Minsas, Sukal; Warsidah; Irwan
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.51961

Abstract

As the main producer, seagrass leaves are the main food for several marine animals such as turtles and dugongs, while seagrass fruit which contains soft seeds can be consumed as food for humans, but it is not very popular and there is not much information regarding the nutritional content of seagrass fruit. One species of seagrass that is often found in the waters of Samboang Beach, Bulukumba Regency is the Enhalus acoroides species. This research aims to determine the proximate and essential metal content of Enhalus acoroides seagrass fruit taken from Samboang coastal waters, Bulukumba Regency, South Sulawesi. Determination of proximates, namely proteins, was carried out using the Kjeldahl method, fats using the extraction method with n-hexane solvent and essential metals, and while determination of essential metal content using the atomic absorption spectrophotometry method. The results of this research show that the water content is 87%, the ash content is 0.76%, the protein content is 1.2%, the fat content is 0.66% and the carbohydrate content is 10.38%. The essential metal test results show zinc (Zn) levels of 5.32 ppm, iron (Fe) of 7.2 ppm, and cobalt (Co) of 0.11 ppm. Keywords: Enhalus acoroides, proximate, protein, Samboang beach, essential Abstrak Sebagai produsen utama, daun lamun merupakan makanan utama dari beberapa hewan laut seperti penyu dan dugong sedangkan buah lamun yang mengandung biji yang lunak dapat dikonsumsi sebagai pangan untuk manusia, tetapi belum begitu populer dan informasi terkait kandungan gizi dari buah lamun tersebut belum banyak ditemukan. Salah satu spesies lamun yang banyak ditemukan di perairan Pantai Samboang Kabupaten Bulukumba adalah dari jenis Enhalus acoroides. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan proksimat dan logam esensial dari buah lamun Enhalus acoroides yang diambil dari perairan pantai Samboang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Penentuan proksimat yaitu protein dilakukan dengan metode kjeldahl, lemak menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut n-heksan dan logam esensial, sedangkan penentuan kandungan logam esensial dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Dari hasil penelitian ini menunjukkan kadar air sebesar 87%, kadar abu sebesar 0.76%, kadar  protein sebesar 1.2 %, kadar lemak sebesar 0.66% dan kadar karbohidrat sebesar  10.38 %. Pada hasil pengujian logam esensial menunjukkan kadar logam zink (Zn) sebesar 5.32 ppm, besi (Fe) sebesar 7.2 ppm dan kobalt (Co) sebesar 0.11 ppm Keywords: Enhalus acoroides, proksimat, protein, Samboang beach, essensial
Pembelajaran Mitigasi Bencana Banjir Pada Siswa SMPN 8 Kubu Raya Minsas, Sukal
Journal of Community Development Vol. 5 No. 1 (2024): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/comdev.v5i1.241

Abstract

Floods are a serious threat in many regions in Indonesia and have a significant impact on society and the environment, either due to the rainy season or due to ROB floods caused by strong sea tides and large waves, especially in the coastal areas of West Kalimantan. Learning flood disaster mitigation material at school age from an early age is very necessary as a provision for students in implementing the steps or efforts that need to be taken when there is a flood disaster. This community service activity aims to educate students at SMPN 8 Kubu Raya which is located in the coastal area of ​​Kakap Kubu Raya District, regarding flood disaster mitigation. This activity was attended by 40 students from class 2 representatives, using educational lecture learning methods and watching YouTube content together. An effective learning approach involves the use of a variety of resources, including instructional videos. The students' interest during this activity was shown by group discussion activities which took place enthusiastically, a flood disaster simulation using animation in YouTube video content was also an effective method in increasing students' understanding and involvement. Students' active involvement in flood disaster mitigation learning activities can increase their awareness of the importance of preparedness and preventive measures. Based on the evaluation of educational activities carried out by the activity implementing team through questions given regarding educational lecture material and watching YouTube animation videos, it shows that randomly selected participants were able to respond with appropriate and quick answers to these questions.
Laju Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii Berdasarkan Perbedaan Kedalaman dengan Metode Keramba Jaring Apung di Perairan Pulau Lemukutan Maulana, Fiqih Wahyudi; Minsas, Sukal; Safitri, Ikha
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2023): July
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v6i2.58126

Abstract

Pulau Lemukutan yang terletak di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat berpotensi menjadi sentra budidaya rumput laut. Perairan Pulau Lemukutan memiliki keanekaragaman jenis rumput laut dengan tingkat penyebaran luas. Salah satu jenis yang dibudidayakan oleh masayarakat lokal adalah Eucheuma cottonii. Masyarakat melakukan budidaya dengan menggunakan metode Keramba Jaring Apung (KJA). Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut yang dibudidayakan adalah kedalaman. Kedalaman berkaitan dengan penetrasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju pertumbuhan rumput laut E. cottonii berdasarkan perbedaan kedalaman dengan metode KJA dan mengetahui parameter fisika dan kimia perairan yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut. Rumput laut ditanam pada kedalaman 30 cm, 60 cm, dan 90 cm. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan harian tertinggi pada kedalaman 30 cm dengan pertambahan berat rumput laut sebesar 4,21 g/hari. Suhu, salinitas, pH, fosfat, kedalaman, dan kecerahan berkorelasi kuat terhadap penanaman rumput laut pada kedalaman 30 cm.