Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Etnografi : Analisis Fear of Missing Out (FoMO) Masyarakat dalam Partisipasi Mengikuti Trampoline Dance Fitness Dwijayanti, Karlina; Rima Febrianti; Ciendy Priskila Jati
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 11 No. 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/jpkr.v11i2.4784

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena Fear of Missing Out (FoMO) dalam partisipasi masyarakat mengikuti Trampoline Dance Fitness melalui pendekatan etnografi. FoMO merupakan kondisi psikologis ketika individu merasa cemas atau takut tertinggal dari pengalaman sosial yang dianggap penting oleh orang lain. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menyebarkan kuesioner yang telah divalidasi dan terbukti reliabel kepada 120 responden wanita yang mengikuti kegiatan Trampoline Dance Fitness, baik melalui klub kebugaran maupun saat pelaksanaan Car Free Day. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam Trampoline Dance Fitness yang dikaitkan dengan fenomena Fear of Missing Out (FoMO) secara umum berada pada kategori cukup, berdasarkan rata-rata nilai dari keseluruhan 30 item pernyataan yang dianalisis. Ditinjau dari masing-masing aspek, social exclusion anxiety, peer influence, fitness participation motivation, dan self-presentation and validation masing-masing berada dalam kategori cukup, dengan rata-rata nilai antara 3,22 hingga 3,27. Sementara itu, aspek social media engagement dan participation behavior termasuk dalam kategori baik, dengan rata-rata masing-masing sebesar 3,563 dan 3,405. Secara keseluruhan FoMO Masyarakat dalam Partisipasi Mengikuti Trampoline Dance Fitness memiliki 30 item pernyataan dan diperoleh rata-rata sebesar 4,9195 yang termasuk ke dalam kategori cukup. Temuan ini mengindikasikan bahwa ketergantungan terhadap media sosial dan keterlibatan aktif dalam aktivitas turut memperkuat kecenderungan FoMO, meskipun beberapa aspek psikososial lainnya menunjukkan pengaruh yang sedang. Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam Trampoline Dance Fitness tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi fisik, tetapi juga oleh dinamika sosial yang kompleks.
Kolaborasi Pembelajaran dan Pengabdian: Pengenalan Sejarah serta Budaya Palembang melalui Praktik Penerapan Tour Guide Dwi Hanadya; Rima Febrianti
Natural: Jurnal Pelaksanaan Pengabdian Bergerak bersama Masyarakat. Vol. 3 No. 4 (2025): November : Natural: Jurnal Pelaksanaan Pengabdian Bergerak bersama Masyarakat
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/natural.v3i4.1863

Abstract

This collaborative activity aims to integrate academic learning and community service through tour guide practices at the Monpera Museum and the Sultan Mahmud Badaruddin II Museum Palembang. Students are directly involved in introducing local history and culture to visitors, while also practicing communication skills and applying contextual English. The activity method includes observation, field practice, and reflection on learning outcomes. The results of the activity indicate that students gain a deeper understanding of local cultural values, increase their confidence in public communication, and develop an appreciative attitude towards Palembang's historical heritage. This activity also shows the effectiveness of the experiential learning and service-learning approach in developing academic competence as well as the social character of students. Thus, the practice of this tour guide can be utilized as a community-based learning model relevant to higher education in the fields of language, culture, and tourism.
KONTRIBUSI PROGRAM POSBINDU PTM TERHADAP DETEKSI DINI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA: TINJAUAN LITERATUR 2019–2024 Wardhani Arsyad; Nandang Tisna Ali Amijaya; Rima Febrianti; Natalina Soesilawati
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/zvh3qn93

Abstract

Transisi epidemiologi di Indonesia ditandai dengan pergeseran beban penyakit dari penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM) yang kini menyumbang sekitar 75% kematian nasional. Kondisi ini menuntut penguatan strategi berbasis komunitas untuk deteksi dini dan pengendalian faktor risiko. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dikembangkan sebagai UKBM yang berfokus pada skrining dan pemantauan faktor risiko hipertensi, diabetes, dan PTM lainnya di tingkat masyarakat. Tinjauan literatur ini bertujuan menganalisis kontribusi Posbindu PTM terhadap deteksi dini dan pengendalian PTM di Indonesia selama lima tahun terakhir, termasuk efektivitas, hambatan, peran sumber daya manusia, dan inovasi program. Penulisan menggunakan desain narrative literature review dengan struktur IMRAD. Pencarian literatur dilakukan melalui Google Scholar dengan kata kunci Posbindu PTM, deteksi dini, hipertensi, diabetes, efektivitas program, peran kader, dan keperawatan komunitas. Kriteria inklusi mencakup artikel penelitian, laporan pengabdian kepada masyarakat, serta dokumen kebijakan resmi yang diterbitkan tahun 2019–2025 dan berfokus pada konteks Indonesia. Data diekstraksi dan disintesis secara tematik. Posbindu PTM terbukti efektif dalam menemukan kasus baru hipertensi dan diabetes yang sebelumnya tidak terdiagnosis, meningkatkan kepatuhan pengobatan melalui edukasi dan pendampingan, serta memperkuat modal sosial melalui peran kader dan perawat komunitas. Namun, pelaksanaan masih terhambat oleh disparitas fasilitas, ketidakstabilan pendanaan di tingkat desa, keterbatasan kalibrasi alat, serta variasi kompetensi kader. Inovasi seperti “Gesit Mandiri” dan “OPPO PHD” menunjukkan potensi besar untuk direplikasi dengan adaptasi lokal. Posbindu PTM berkontribusi strategis dalam deteksi dini dan pengendalian PTM di Indonesia, tetapi memerlukan penguatan regulasi pembiayaan, standardisasi sarana-prasarana, serta integrasi teknologi surveilans agar keberlanjutan program lebih terjamin.