Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PINTEREST SEBAGAI MEDIA REFERENSI VISUAL PADA MATAKULIAH PERANCANGAN ARSITEKTUR Edytia, Muhammad Heru Arie; Sahputra, Zulhadi
Arsitekno Vol 8, No 1 (2021): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v8i1.3792

Abstract

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) harus diberlakukan pada matakuliah Perancangan Arsitektur di Program Studi Arsitektur Universitas Syiah Kuala yang berbasis studio sejak Maret 2020 sebagai akibat dari tindakan pemutusan rantai penyebaran COVID-19 di lingkungan kampus. Pengajar atau dosen arsitektur terpaksa mentransformasi metode pembelajaran dari tatap muka secara intensif yang biasa dilakukan di studio menjadi PJJ melalui metode dalam jaringan (daring). Begitu halnya peserta didik, mahasiswa arsitektur yang menjalani proses pembelajaran arsitektural secara daring harus siap memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Salah satu media referensi visual yang populer digunakan adalah Pinterest. Meskipun Pinterest telah banyak dan populer digunakan sebelum PJJ diberlakukan, media yang diluncurkan pada Maret 2010 ini mampu menjadi media rujukan visual utama bagi dosen dan mahasiswa arsitektur layaknya fasilitator atau dosen pembimbing. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk merefleksikan penggunaan Pinterest sebagai media referensi visual bagi dosen dan mahasiswa pada matakuliah Perancangan Arsitektur (PA) dan pengembangannya selama proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Refleksi ini dimulai dari deskripsi fitur-fitur dan kaitannya dengan proses desain pada matakuliah PA. Refleksi ditutup dengan menjabarkan kemungkinan pengembangan pemanfaatan Pinterest sebagai proses pembelajaran arsitektur. Pada akhirnya Pinterest dapat menjadi media alternatif yang membantu proses desain pada matakuliah PA.
Evaluasi Pencahayaan Alami Pada Umah Pitu Ruang di Desa Buntul Linge Salsabilla, Salsabilla; Sari, Laina Hilma; Edytia, Muhammad Heru Arie
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 7, No 3 (2023): Volume 7, No.3, Agustus 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v7i3.24832

Abstract

Terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang masih mempertahankan arsitektur tradisional dengan tetap menjaga kearifan lokal dan mampu bertahan lama walaupun tidak ditempati lagi oleh masyarakat. Salah satu contoh arsitektur tersebut adalah Umah Pitu Ruang (UPR) yang terletak di desa Buntul Linge, Aceh Tengah. Pada desa ini, terdapat dua UPR yaitu Umah Pitu Ruang 1 (UPR 1) dan Umah Pitu Ruang 2 (UPR 2). Ada beberapa faktor yang membuat bangunan ini tidak ditempati kembali seperti faktor kenyamanan pencahayaan yang gelap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pencahayaan yang masuk pada kedua UPR sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh SNI 03-6575-2001 dan mengetahui orientasi serta desain kedua UPR dalam merespon masuknya pencahayaan alami. Metode pengumpulan data menggunakan metode kuantitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan pengukuran lapangan. Hasil penelitian menunjukkan jika kinerja pencahayaan alami pada kedua UPR belum memenuhi standar SNI 03-6575-2001. Pada bilik UPR 1, nilai iluminasi yang diukur mencapai 3,7 lux sedangkan pada bilik UPR 2 mencapai 3,1 lux. Sementara pada ruang serami, nilai iluminasi mencapai 306,4 lux pada UPR 1 dan 1.052,9 lux di UPR 2. Disisi lain, pada area lepo diperoleh nilai iluminasi 5.727 lux pada UPR 1 dan 4.140 lux pada UPR 2. Pengaplikasian orientasi dan desain bangunan UPR menjadi faktor pencahayaan yang masuk belum memenuhi standar sehingga hal tersebut perlu diperhatikan kembali.
Perancangan Pusat Pengolahan Songket Aceh dengan Pendekatan Analogi di Banda Aceh Saleh, Elvira Nadya; Rauzi, Era Nopera; Edytia, Muhammad Heru Arie
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 1 (2024): Volume 8, No.1, Februari 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i1.24877

Abstract

Pemerintah Aceh dan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) terus berusaha untuk mempertahankan dan melestarikan tradisi kerajinan Songket Aceh melalui berbagai upaya dan program yang sedang dijalankan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam upaya tersebut seperti pengenalan, peningkatan keterampilan pengrajin, kegiatan produksi serta kegiatan promosi dan pemasaran. Hal ini dilakukan untuk menanggapi keberadaan songket Aceh sudah mulai banyak dilupakan, khususnya oleh masyarakat Aceh. Oleh karena itu dihadirkanlah sebuah fasilitas yang dapat mewadahi segala aktifitas pelestarian dan pengenalan serta promosi songket Aceh. Penyediaan fasilitas ini berada pada lokasi pariwisata dan komersil sesuai dengan peraturan daerah Banda Aceh. Fasilitas akan dirancang berdasarkan tahap pembuatan songket serta karakteristik khusus dengan penerapan pendekatan arsitektur analogi. Tema yang diterapkan ialah Cultural Symbol yang menganalogikan dan mencerminkan simbol-simbol budaya pada proses pembuatan serta hasil akhir. Fasilitas ini akan dibagi menjadi 4 fungsi utama, yaitu fungsi produksi, fungsi promosi dan pemasaran, fungsi edukasi dan fungsi penunjang. Diharapkan fasilitas ini dapat membantu pemerintah Aceh dan Dekranasda dalam melestarikan kembali kerajinan songket Aceh.
Perancangan Galeri Fotografi di Banda Aceh dengan Pendekatan Arsitektur Futuristik Zilfahera, Zilfahera; Nasution, Burhan; Edytia, Muhammad Heru Arie
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 1 (2024): Volume 8, No.1, Februari 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i1.26829

Abstract

Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi semakin maju, khususnya dalam dunia fotografi dimana minat masyarakat terhadap fotografi semakin tinggi diiringi dengan terbentuknya komunitaskomunitas fotografi dan dilengkapi dengan fasilitas untuk mendukung kagiatan fotografi seperti toko kamera dan alat fotografi. Sehingga dibutuhkan sebuah tempat yang mampu mewadahi semua kegiatan fotografi yang ada. Galeri fotografi adalah suatu bentuk dari tempat untuk mewadahi semua kegiatan fotografi seperti pameran, studio foto, kelas fotografi, community space untuk para pecinta fotografer melakukan kegiatan sharing dan gathering serta sebagai pusat rekreasi dan edukasi yang dapat digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat. Metode perancangan yang dilakukan dalam proses perancangan ini adalah dengan melakukan analisis pengguna, analisis besaran ruang serta analisis tapak. Arsitektur futristik adalah suatu paham kebebasan dalam mengekspresikan ide dengan cara inovatif dan dinamis. Tema arsitektur futuristic diterapkan pada ide bangunan, fasad bangunan, interior bangunan dan kecanggihan teknologi pada bangunan. Rancangan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi wujud nyata dukungan terhadap perkembangan fotografi di Banda Aceh dan menjadikan rancangan sebagai pusat rekreasi dan edukasi.
Penerapan Arsitektur Modern pada Perancangan Galeri Seni dan Budaya di Banda Aceh Tasir, Nur Izzah; Edytia, Muhammad Heru Arie; Taqiuddin, Zulfikar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2024): Volume 8, No.2, Mei 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i2.28236

Abstract

Banda Aceh merupakan daerah yang memiliki kekayaan seni yang beragam. Kehadiran seni ini tercipta oleh beragam budaya dan sejarah Aceh dari masa lampau. Kekayaan seni di Aceh kini berkembang pesat terlihat dari banyaknya pagelaran pameran seni yang dilakukan oleh seniman setempat. Namun, ruang ekspresi seni di Aceh berupa galeri seni masih terbatas dan belum mumpuni khususnya untuk karya seni rupa. Dampaknya, para pelaku seni terbatas dalam mengekspresikan diri dan kian meredup. Agar para pelaku seni dapat terus eksis di Aceh, diperlukan galeri seni dan budaya sebagai sarana untuk mewadahi aktivitas kesenian tersebut. Perancangan galeri seni dan budaya di Kota Banda Aceh dengan penerapan arsitektur modern diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan eksistensi para seniman rupa di Aceh. Perancangan galeri seni dan budaya di Banda Aceh mengadopsi tema arsitektur modern dengan aliran kubisme. Aliran kubisme dicetuskan oleh Le Corbusier dan terinspirasi seni yaitu lukisan Pablo Picaso. Aliran kubisme yang berawal yang dari seni diharapkan dapat menginterpretasikan makna seni rupa di perancangan galeri seni dan budaya di Banda Aceh melalui desain dan fasad bangunan. Penerapan arsitektur modern pada perancangan galeri seni dan budaya di Kota Banda Aceh diterapkan dengan menghadirkan prinsip bangunan geometris susunan kubus, mengedepankan fungsional dan efisiensi ruangan, desain minimalis, kejujuran penggunaan material dan kesan simetris pada fasad bangunan.
Konsep Perancangan Apartemen di Kota Banda Aceh dengan Pendekatan Arsitektur Tropis Sabrina, Alya Rizki; Haiqal, Muhammad; Edytia, Muhammad Heru Arie
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2024): Volume 8, No.2, Mei 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i2.27333

Abstract

Banyak penduduk yang datang dari berbagai tempat melakukan urbanisasi ke Kota Banda Aceh dalam upaya mencari kesempatan baru untuk pekerjaan atau pendidikan yang lebih baik. Hal ini menjadi tantangan untuk menyediakan hunian yang sesuai dengan pendatang baru, di mana pilihan membeli rumah acapkali menjadi pilihan yang tidak realistis. Oleh karena itu, pembangunan hunian secara vertikal atau apartemen dapat menjadi solusi alternatif untuk menyediakan tempat hunian yang dapat disewakan dalam jangka waktu pendek. Perancangan apartemen ini dilakukan dengan memilih tapak yang sesuai dan strategis yang berlokasi di jalan Teuku Moh. Hasan. Perancangan apartemen ini memiliki tujuan untuk menciptakan lingkungan hunian yang terpadu dengan beberapa tipe kamar hunian seperti Tipe Studio, Tipe 2 Bedroom, hingga Tipe 3 Bedroom, serta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung berupa kolam renang, jogging track, basketball court, tennis court, playground, hingga gym. Hunian apartemen ini juga diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi para penggunanya dengan metode zonasi yang disesuaikan dengan site, metode perancangan dengan pendekatan arsitektur tropis, penyesuaian ruang dalam dan luar serta pemilihan struktur yang diperhitungkan sesuai kondisi lahan dan bentuk rancangan sehingga rancangan ini dapat membangun kota menjadi lebih maju dan berkembang melalui perwujudan hunian yang dapat membuat kehidupan penduduk lebih berkualitas.
Penerapan Arsitektur Futuristik pada Perancangan Museum Digital Seulawah Maulana, Arif; Muslimsyah, Muslimsyah; Edytia, Muhammad Heru Arie
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 1 (2024): Volume 8, No.1, Februari 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i1.26596

Abstract

Lembah Seulawah merupakan salah satu daerah di Aceh yang mempunyai banyak potensi terhadap agrowisata. Di antara banyaknya tempat agrowisata di Lembah Seulawah, tidak ada bangunan yang berfungsi sebagai tempat wisata edukasi yang memberikan informasi menyeluruh terkait kekayaan alam, sejarah, budaya dan potensi bencana yang terkait dengan Gunung Seulawah Agam. Perancangan Museum Digital Seulawah yang menggunakan tema Arsitektur Futuristik diharapkan dapat menjadi solusi untuk menunjang fungsi rekreasi dan edukasi di Lembah Seulawah tersebut. Metode perancangan yang digunakan adalah analisis makro dan analisis mikro. Perancangan yang terletak di Lamtamot, Kec. Lembah Seulawah, Kab. Aceh Besar atau berdekatan dengan jalan tol Sibanceh ini menerapakan tema desain Arsitektur Futuristik seperti penggunaan teknologi terbaru, fleksibilitas desain dan prinsip keberlanjutan yang bertujuan agar rancangan dapat menjadi landmark dan mewakili identitas Seulawah dalam konteks masa depan. Hal ini diterapkan agar identitas Seulawah dapat diungkapkan atau diekspresikan ke dalam ide atau gagasan suatu bentuk tampilan yang tidak biasa, kreatif dan inovatif. Menghadirkan berbagai fasilitas area seperti pameran, penunjang, pengelola dan sebagainya dengan konsep tema Arsitektur Futuristik bertujuan agar kawasan Lembah Selawah ini dapat menjadi tujuan wisata bagi masyarakat setempat bahkan wisatawan dari luar kota sehingga pengguna dapat merasakan secara visual atau non-visual melalui pola penerapan Arsitektur Futuristik yang diterapkan.
Perancangan Hotel Bintang 4 di Meulaboh dengan Pendekatan Back to Nature (Tema : Green Architecture) Ridara, Rina; Rauzi, Era Nopera; Edytia, Muhammad Heru Arie
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 7, No 3 (2023): Volume 7, No.3, Agustus 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v7i3.24878

Abstract

Meulaboh adalah salah satu kota yang berada di Aceh Barat yang sekaligus menjadi ibukota dari Kabupaten Aceh Barat. Dengan wilayah yang paling barat dari Kota Aceh, menjadikan kota ini kaya akan keindahan panorama alam yang tersembunyi di dalamnya. Ditambah juga dengan letaknya yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, menjadikan pantai-pantai yang ada di kota ini sungguh indah dan menawan. Dengan potensi keindahan panorama alam menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Banyak wisatawan baik lokal maupun asing yang datang ke Meulaboh, terutama saat hari libur. Akan tetapi potensi tersebut kurang didukung oleh sarana dan prasarana penunjang seperti pelayanan penginapan, makanan dan minuman serta fasilitas pendukung lainnya yang jumlahnya sangat sedikit dan kurang memadai. Oleh karenanya perancangan Hotel Bintang 4 menjadi salah satu solusi terhadap tingginya kebutuhan akan penginapan serta aktivitas pendukung lainnya. Pendekatan pada Perancangan Hotel Bintang 4 di Meulaboh melalui Pendekatan Back to Nature (Green Architecture). Arsitektur Back to Nature merupakan arsitektur yang berusaha menghubungkan alam dan lingkungan. Arsitektur Back to Nature adalah arsitektur yang berdasarkan perkembangan dan pertumbuhan alam.
Kajian Tipologi Rumah Tradisional Gayo Jannah, Miftahul; Edytia, Muhammad Heru Arie; Ridwan, Nasrullah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 1 (2024): Volume 8, No.1, Februari 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i1.26828

Abstract

Kebudayaan merupakan dasar yang mempengaruhi respon manusia terhadap dunia luarnya termasuk cara menanggapi kondisi geografis dan pola kehidupan. Kebudayaan suku Gayo merupakan kebudayaan yang berasal dari nenek moyang suku Gayo terdahulu. Dibalik keterbatasan teknologi, mereka mampu menghasilkan karya tradisional dalam bentuk arsitektur tradisional Gayo. Arsitektur tradisional Gayo yang masih dapat diamati sampai saat ini adalah wujud rumah umah pitu ruang. Wujud umah pitu ruang dapat ditemui pada umah edet reje baluntara dan umah kantur. Rumah tradisional Gayo sebagai identitas dan ciri khas suku Gayo perlu dikaji dan didokumentasi agar kebudayaan suku Gayo dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji karakteristik rumah tradisional Gayo berdasarkan sistem spasialnya yaitu, pola tata ruang, orientasi rumah, dan organisasi ruang, dan peninjauan ornamen yang akan memperdalam pemahaman mengenai hubungan rumah dengan kebudayaan. Metode penelitian pada penelitian ini berjenis kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui tahap pengumpulan data primer, data sekunder, dan komputasi. Hasil studi yang diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahun masyarakat mengenai karakteristik rumah tradisional gayo dan menjadi acuan untuk melestarikan keberadaan rumah tradisional Gayo yang masih ada.
REFLECTION OF TRANSFORMING DESIGN WORKSHOP DURING PANDEMIC USING ONLINE EDUCATION PLATFORM, SCHOOLOGY, AT SECOND-YEAR STUDIO Edytia, Muhammad Heru Arie; Sahputra, Zulhadi
Jurnal Koridor Vol. 12 No. 02 (2021): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/koridor.v12i02.6353

Abstract

Design workshops are one of the phases in studio-based learning that helps architecture students to accomplished projects in the studio through interactive and intense interactions between lecturers and students. Therefore, this phase is carried out through the face-to-face method and done in the studio. Since March 2020, for the first time, courses at the Architecture Program of Universitas Syiah Kuala (USK) have been conducted by distance learning, including a second-year studio, Architectural Design III. Long before the pandemic COVID-19, several courses at the Architecture Program of Universitas Syiah Kuala (USK) had been carried out by blended learning through USK e-learning platform and Schoology. As a case study, the Architecture Program (PSA) of USK uses Schoology as an online education platform to facilitate design workshops. This paper aims to reflect on the results of using Schoology as an online education platform that is fully utilized in second-year studio course. Using descriptive analysis method, this paper explores the strategies to maneuver from face-to-face into distance learning method in order to achieve learning objectives. As the result, Schoology is able to attempt synchronous and asynchronous features when conducting design workshops but it is not fully utilized, especially interactions between students.