Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENERAPAN FUNGSI PENGELOLAAN HUTAN DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NIPA-NIPA Mando, La Ode Agus Salim; Kandari, Aminuddin Mane; Ardin, Ardin
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.912 KB) | DOI: 10.33772/jc.v3i1.15419

Abstract

ABSTRAK            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh KTPH Ndawi-Ndawi di kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Kendari. Penelitian dilakukan di KTPH Ndawi-Ndawi Tahura Nipa-Nipa yang secara administratif berada di Kelurahan Gunung Jati, Kota Kendari, pada bulan Januari hingga Februari 2019. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan program pengelolaan hutan belum dapat semua dapat terwujud dengan baik karena masyarakat memiliki pekerjaan lain di luar pengelolaan hutan. Perubahan kepengurusan di KTPH Ndawi-Ndawi dilakukan setiap 3 (tiga) tahun melalui rapat anggota dan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Kegiatan pertemuan anggota KTPH kini sudah tidak lagi dilaksanakan.Keberhasilan sebagian masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah dengan mengembangkan sistem pola tanam agroforestri. dan evaluasi oleh Pemerintah UPTD Tahura merupakan kewajiban yang dilakukan untuk memastikan efektifitas atau kegagalan pengelolaan dan menghindari perambahan serta menjaga pengelolaan hutan tetap sesuai dengan pengelolaan pengelolaan. Kata Kunci : KTPH Ndawi-Ndawi, Manajemen Hutan, Tahura Nipa-Nipa  ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh KTPH Ndawi-Ndawi di kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Kendari. Penelitian dilakukan di KTPH Ndawi-NdawiTahuraNipa-Nipa yang secara administratif terletak di Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Kendari pada bulan Januari sampai Februari 2019. Menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan program pengelolaan hutan tidak semuanya dapat terlaksana dengan baik oleh masyarakat memiliki pekerjaan lain di luar pengelolaan hutan. Pergantian kepengurusan KTPH Ndawi-Ndawi dilakukan setiap 3 (tiga) tahun sekali melalui rapat anggota dan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Kegiatan rapat anggota KTPH kini sudah tidak dilaksanakan lagi.Keberhasilan sebagian masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah dengan mengembangkan sistem pola tanam agroforestri. dan evaluasi oleh Pemerintah UPTD Tahura merupakan kewajiban yang dilakukan untuk memastikan efektif atau tidaknya pengelolaan hutan dan menghindari perambahan serta menjaga pengelolaan hutan tetap teratur sesuai dengan fungsi pengelolaan. Kata kunci: KTPH Ndawi-Ndawi, Pengelolaan Hutan, Tahura Nipa-Nipa
VALUASI EKONOMI DAN DESAIN LANSKAP KAWASAN WISATA ALAM MANGROVE DI KELURAHAN LAHUNDAPE KOTA KENDARI Mando, La Ode Agus Salim; Kandari, Aminuddin Mane; Kasim, Safril; Midi, La Ode; Nurgiantoro, Nurgiantoro
MAKILA Vol 16 No 1 (2022): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v16i1.5186

Abstract

The mangrove forest, located in the Kelurahan Lahundape in recent years, is being developed as a natural tourism area by the Kendari City Government. The success of its development can be seen in the increasing number of visitors. Thus, this research focuses on assessing the economic valuation of natural tourism services and landscape design of mangrove natural tourism areas. Data collection was carried out in Lahundape Village, West Kendari District, from August to September 2019. The target in this study was divided into 2 (two): 1) human groups and 2) the biogeophysical condition of the mangrove ecosystem. The sample selection on the first target is chosen deliberately, which must meet the sample quota (1152 people). The sample on the second target was obtained from observation and secondary data. Data analysis for the economic valuation of natural tourism uses the travel cost method, including transportation, consumption, parking, tickets, and documentation. The landscape design is determined after analyzing the biogeophysical conditions, facilities, and infrastructure and the motivation and interest of visitors to the Lahundape mangrove natural tourism area. The results showed that 1) the temporary economic valuation of Lahundape Mangrove Natural Tourism was IDR. 491,824,240.-/year. 2) The recommended landscape design is adequate vehicle parking space, worship infrastructure, toilets, connecting roads in mangrove areas, landfills, play infrastructure and docks for boats as attraction facilitation, and the addition of mangrove green lanes.
KARAKTERISTIK SARANG DAN TUMBUHAN SUMBER GETAH PROPOLIS LEBAH TAK BERSENGAT (Stingless Bee) DARI BUTON UTARA Pujirahayu, Niken; Hardianto, Fani; Mando, La Ode Agus Salim; Uslinawaty, Zakiah; Rosmarlinasiah, Rosmarlinasiah; Basruddin, Basruddin
MAKILA Vol 16 No 1 (2022): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v16i1.5574

Abstract

This study aims to determine the bee species, nest characteristics and identify the stingless bee propolis plant source from Kulisusu District, North Buton Regency. This research uses the purposive sampling method in searching nests, and the data is processed descriptively. Samples of stingless bees were taken from four hives from three sampling locations. The characteristics of the nest observed were the shape of the nest entrance, color and size (length and diameter), and the type of entrance opening. The stingless bees found belonged to the genus Tetragonula and consist of two species, Tetragonula sapiens, and Tetragonula fuscobalteata. The shape of the nest entrance varies (without funnel, short funnel, and cylindrical funnel) with black, brown, or blackish-brown color. The diameter of the nest entrance was between 3 to 5 cm with the type of opening (triangular, irregular, and oval). Nine plants were identified as sources of propolis in each nest, and two of them, Anacardium occidentale (cashews) and Schleichera oleosa (Kesambi), were found in all observed nests.
Analisis Finansial Sistem Agroforestri Di Desa Puundirangga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Mando, La Ode Agus Salim; Arafah, Nur; Kandari, Aminuddin Mane; Kasim, Safril; Ramadhani, Desyi
MAKILA Vol 16 No 2 (2022): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v16i2.6733

Abstract

Using a plot of land in community forests with a combination of various plants is expected to increase production and profits in a sustainable manner. Therefore, this study aims to determine agroforestry patterns and their financial feasibility in the community forest. This study used direct observation methods and interviews with the purposive sampling method considering ownership and types of plants in community forests using agroforestry systems. The results showed that the financial analysis of the three types of agroforestry was declared feasible for development. Financial analysis within 40 (forty) years using an interest rate of 6% obtained an A1 type agroforestry system obtaining an NPV of Rp. 583,969,740.21 and for a 9% interest rate of Rp. 177,426,885.94. Meanwhile, the results of the BCR (Net Benefit Cost Ratio) analysis obtained an A1 type agroforestry system at an interest rate of 6% of 15.20 and an interest rate of 9% of 12.23. Finally, the highest IRR (Internal Rate Of Return) results in type A1 were 8.30%, and types A2 and A3 were 7.95% and 8.11%, respectively.
Perbaikan Lingkungan dengan Penanaman Mangrove Berbasis Masyarakat untuk Mendukung Wisata Pesisir Desa Tapulaga Kandari, Aminuddin Mane; Kasim, Safril; Siwi, La Ode; Surya, Ridwan Adi; Mando, La Ode Agus Salim; Yasin, Asramid; Hidayat, Herlan; Pristya, Terry Y.R.
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i1.4046

Abstract

Perbaikan lingkungan dengan penanaman mangrove berbasis masyarakat untuk mendukung wisata pesisir dilatar belakangi oleh garis pantai mengalami kemunduran dengan tingginya erosi pantai, kurangnya sentuhan iptek dalam pengelolaan mangrove, masyarakat tidak memiliki mata pencaharian alternatif dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tujuan program ini adalah terbentuknya unit pemberdayaan masyarakat terhadap ekosistem mangrove, menjadikan ekosistem mangrove sebagai wisata pesisir untuk meningkatkan pendapatan daerah, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. Metode yang digunakan meliputi: 1) metode perencanaan: survei lokasi, perijinan, wawancara, pemberian kuesioner, 2) metode pelaksanaan: penyuluhan, pembentukan unit lembaga, pembibitan, persemaian, penanaman dan kerja bakti bersih pantai dan 3) metode evaluasi: meminimalisir kelemahan dan hambatan selama kegiatan berlangsung. Program dilaksanakan pada Juli 2019 di desa Tapulaga kecamatan Soropia kabupaten Konawe. Hasil program yang dicapai: persepsi masyarakat banyak yang setuju desa Tapulaga menjadi daerah ekowisata mangrove, terbentuknya Sahabat Mangrove Desa Tapulaga sebagai lembaga pengelola mangrove dan lembaga pendukung lainya seperti kelompok Pengawas Pesisir Wahana Lestari dan kelompok Nelayan Lestari, bertambahnya 1 unit bedeng persemaian mangrove yang baru yang dapat dijadikan lahan bisnis untuk dijual, penambahan jumlah area kawasan hutan mangrove desa Tapulaga dengan melalui 1000 bibit pohon mangrove yang ditanam dan berkurangnya sampah plastik melalui kerja bakti bersih pantai desa Tapulaga.Kata Kunci: Desa Tapulaga; mangrove; pesisir; wisata Environmental Improvement with Community-Based Mangrove Planting to Support Coastal Tourism in Tapulaga Village ABSTRACT Improvement of the environment by planting community-based mangroves to support coastal tourism due to the shoreline has deteriorated with high coastal erosion, lack of science and technology touches in mangrove management, the community lacks alternative livelihoods and lack of community awareness to protect and preserve the environment. The purpose of this program is the formation of a community empowerment unit for mangrove ecosystems, making mangrove ecosystems as coastal tourism to increase regional income, community welfare and nature conservation. The methods used include: 1) planning methods: location surveys, permits, interviews, questionnaires, 2) implementation methods: counseling, the establishment of institutional units, nurseries, nurseries, planting and beach clean service work and 3) evaluation methods: minimizing weaknesses and obstacles during the activity. The program was carried out in July 2019 in Tapulaga village, Soropia sub-district, Konawe regency. Program results achieved: many community perceptions agree that Tapulaga village becomes a mangrove ecotourism area, the formation of Friends of Mangrove Tapulaga Village as a mangrove management institution and other supporting institutions such as the Wahana Lestari Coastal Supervisor group and the Sustainable Fishermen group, an increase in 1 new mangrove nursery unit can be used as a business land for sale, increasing the number of mangrove forest areas in Tapulaga village by going through 1000 mangrove tree seedlings planted and reducing plastic waste through the clean beach service work of Tapulaga village.Keywords: coastal; mangrove; Tapulaga Village; tourism
VALUASI JASA GUA UNTUK PENGGUNAAN AIR DI DESA WALENGKABOLA KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA Mando, La Ode Agus Salim; Sudia, La Baco; Kandari, Aminuddin Mane; Kasim, Safril; Nur, Hafidah; Midi, La Ode; Hasani, Umar Ode; ST, Nurgiantoro; Siwi, La Ode
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 8 No 1 (2024): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jhppk.v8i1.12737

Abstract

ABSTRAK Hutan mempunyai aneka manfaat diantaranya sebagai pengatur tata air dalam aspek ekologis. Air hujan yang jatuh tidak langsung masuk ke pelataran bumi, akan tetapi mengalir perlahan melalui sela dedaunan, batang, ranting,, semak dan tumbuhan bawah. Air tersebut masuk secara perlahan-lahan kedalam tanah terserap oleh akar pohon dan mengalir melalui aliran air dalam tanah dan gua-gua sebagai sumber mata air bersih yang dibutuhkan oleh manusia. Keberadaan gua sebagai penyimpan air bersih di beberapa wilayah sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat membutuhkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masak, mandi, cuci, kakus dan lain-lain, Salah satunya diperoleh melalui gua yang berada di Desa Walengkabola di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai jasa gua sebagai penghasil air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2023. Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat Desa Walengkabola yang berjumlah 105 kepala keluarga (kk), dengan sampel berjumlah 32 kk yang pilih secara random sederhana. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total volume penggunaan air masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga adalah sebesar 35.317,80 m3/thn. Nilai ekonomi air rumah tangga yang berasal dari air gua Desa Walengkabola berdasarkan harga kesepakatan yaitu sebesar Rp. 6.295.508,02/thn, adapun berdasarkan harga Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Muna yaitu Rp. 194.883.620,40/thn. Kata kunci: Pengatur Tata Air, Penggunaan Air, Valuasi Jasa Gua