Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU TOLAKI DESA TATANGGE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI Arniawati, Arniawati; Kahirun, Kahirun; Arafah, nur; Iryan, Iryan
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.699 KB)

Abstract

ABSTRAKKeberagaman hayati sangat membantu masyarakat di dalam pemenuhan kebutuhan termasuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bahan obat-obatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan telah lama dan secara turun temurun dilakukan sebagai bentuk adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya. Begitu pula yang dilakukan masyarakat Suku Tolaki di Desa Tatangge yang masih menggunakan tumbuhan  yang bersal dari kawasan Taman Nasional Rawa Aopa sebagai bahan obat.Sampai saat ini belum banyak informasi terkait pemanfaatan tumbuhan sebagi bahan obat sehingga perlu dilakukan penelitian. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 20 responden meliputi tabib, petani, wiraswasta dan ibu rumah tangga menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis dan 18 famili tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan yang habitusnya berupa pohon, semak dan liana.  Keseluruhan tumbuhan tersebut di percaya dapat mengobati 25 jenis penyakit. Pemanfaatan bagian tumbuhan meliputi daun, akar, umbi, batang, buah, dan kulit batang. Pemanfaatannya sebagi obat luar  dengan cara dioles maupun dikonsumsi berupa cairan  yang direbus terlebih dahulu. Kata Kunci :Suku Tolaki, Desa Tatangge, Tumbuhan Obat, Taman Nasional Rawa Aopa
PENERAPAN TEKNIK AQUAPONIK PADA MASYARAKAT SEKITAR SUAKA MARGASATWA TANJUNG PEROPA DI DESA PUUNDIRANGGA DAN LAONTI SEBAGAI ALTERNATIF PENUNJANG KETAHANAN PANGAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 Arafah, Nur; Hasani, Umar Ode; Bana, Sahindomi; Sudia, La Baco; Kahirun, Kahirun; Gandri, La; Hidayat, Herlan; Qadri, Muhamad Saleh
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 2, No 3 (2021): OKTOBER
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.855 KB) | DOI: 10.52423/anoa.v2i3.22026

Abstract

Pandemi Covid 19 telah menyebabkan terbatasnya aktivitas masyarakat di sekitar Kawasan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa yang sejak lama sudah memiliki ketergantungan terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan di Kota Kendari. Dalam fungsinya sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan, kawasan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa sangat rentan terhadap eksploitasi untuk menutupi berbagai kebutuhan masyarakat sekitar Kawasan di tengah pandemic Covid 19, tidak terkecuali satwa lindung sebagai subtitusi pangan dari kelangkaan yang terjadi. Hal ini sangat berpotensi pemanfaatan sumberdaya yang ada di Kawasan Suakamarga Satwa dan menimbulkan kerusakan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Pelatihan ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2021 di Desa Puundirangga dan Desa Laonti, Kecamatan laonti, Konawe Selatan. Metode yang dilakukan yaitu sosialisasi manfaat aquaponik dan pelatihan. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa antusias pemerintah dan masyarakat desa mengikuti pelatihan sangat tinggi dapat dilihat dari keterlibatan mereka dalam membantu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Teknik aquaponik yang dicontohkan pada pelatihan relatif mudah untuk diterapkan secara mandiri. Upaya pendukung keberlanjutan penerapan teknik aquaponik untuk menjaga kestabilan pangan, maka salah satu yang dapat diterapkan pemerintah desa adalah dengan menjadikan aquponik sebagai program desa melalui skema anggaran dana desa.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN HUTAN MANGROVE DI DESA SAWAPUDO KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE La Ode Agus Salim Mando; Nur Arafah; Jumrin Mustawing
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.067 KB)

Abstract

ABSTRAKKeberadaaan ekosistem hutan mangrove sangatlah penting baik dari aspek ekonomi maupun ekologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi masyarakat terhadap pelestarian hutan mangrove dan menganalisis hubungan karakteristik responden dengan persepsi masyarakat di Desa Sawapudo Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Penelitian berlangsung selama bulan Juli-September tahun 2017. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan komunikasi langsung menggunakan wawancara terstruktur yang dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan skala likert dan metode korelasi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pelestarian hutan mangrove sebanyak 48 orang (96 %) responden memilih setuju, sedangkan yang memilih sangat setuju 1 orang (2%) dan ragu-ragu berjumlah 1 orang (2%). Korelasi karakteristik internal responden dengan persepsi masyarakat meliputi umur, mata pencaharian, dan tingkat pendapatan mempunyai pengaruh yang kuat. Sementara yang tidak berkorelasi yaitu pendidikan dan jumlah anggota keluarga. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat, Karakteristik Internal, Hutan Mangrove, Korelasi
KONTRIBUSI KAWASAN TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI SEBAGAI PENYEDIA PANGAN BAGI MASYARAKAT DESA TATANGGE Arniawati Arniawati; Kahirun Kahirun; Nur Arafah; Iryan Iryan
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.089 KB)

Abstract

ABSTRAKSejak jaman dahulu masyarakat telah melakukan pemungutan hasil hutan berupa buah-buahan, pati-patian, umbi-umbian yang dijadikan sebagai bahan pangan keluarga.  Hal demikina juga dilakukan oleh masyarakat Suku Tolaki di Desa Tatangge yang hingga saat ini masih memanfaatkan tumbuhan pangan dari kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). Perlunya penelitian terkait tumbuhan pangan untuk mendukung ketahanan pangan lokal. Metode penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 20 responden dengan menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis dan 16 famili tumbuhan yang dimanfaatkan yang  tidak terbatas pada buah tetapi juga beberapa species dapat dimanfaatkan secara keseluruhan, batang, daun dan umbi. Tidak semua tumbuhan yang dimanfaatkan bebas dari kandungan racun sehingga perlu pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan racunnya.Bagian buah merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan yaitu sebesar 48,28% Kata Kunci : Ketahanan pangan, Suku Tolaki, Desa Tatangge, Tumbuhan pangan, Taman Nasional Rawa Aopa
PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE BUNGKUTOKO KENDARI Nurhayati Nurhayati; Amar Maruf; nur Arafah
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.187 KB)

Abstract

ABSTRAKBanyak pihak mengapresiasi peran penting masyarakat lokal dalam pengembangan ekoturisme mangrove di Pulau Bungkutoko. Namun demikian, dari beberapa studi sebelumnya belum ada yang fokus pada persepsi dan sikap penduduk setempat terhadap kegiatan pengembangan dimaksud. Dalam penelitian ini kami melibatkan 47 Kepala Keluaraga, yang kami pilih secara proporsional dari tiga Rukun Warga yang terdapat di Kelurahan Bungkutoko, dalam wawancara semi terstruktur dengan menggunakan lembaran kuesioner sebagai panduan. Hasil temuan pada tahap ini kami perkaya dengan hasil observasi lapangan dan kajian kepustakaan. Adapun variabel dalam studi ini adalah persepsi masyarakat dalam menilai keberadaan, fungsi dan manfaat ekoturisme mangrove Bungkutoko serta persepsi mereka terhadap aspek kebersihan, keindahan, kenyamanan, keamanan dan keramahtamahan pengelola ekowisata tersebut. Secara umum, persepsi dan sikap masyarakat setempat terkait dengan pengembangan ekoturisme mangrove Bungkutoko berada pada kategori baik dengan nilai masing-masing sebesar 149 dan 161. Kata Kunci: Persepsi, Sikap, Ekoturisme Mangrove, Bungkutoko  ABSTRACTThe importance of local community’s supports to the development of mangrove ecotourism in the island of Bungkutoko has been widely recognized. However previous studies have not examined the perception and attitude of the local people to the development. In this study, we engaged a total of 47 households (mainly households heads who have lived in the island for years) proportionally selected from three hamlets through semi structured interviews - questionnaires based. The findings from this stage were enriched by the results of field observation and literature study. The variables of this study are perception of the people of Bungkutoko in valuing the existence, function, and benefits of the mangrove ecotourism and their attitude to the aspects of cleanliness, beauty, amenities, security and hospitality of the management of mangrove ecotourism. We found that in general, the local community’s perception and attitude towards the development of mangrove ecotourism in that island were in good category with the scores of 149 and 161 respectively. Keywords: Perception, Attitude, Ecotaurism Mangrove, Bungkutoko.
Pengetahuan Lokal Masyarakat Pulau Binongko dalam Sistim Ketahanan Pangan Hidrawati, Hidrawati; Rianse, Usman; Iswandi, R. Marsuki; Arafah, Nur; Hamzah, Awaluddin
Buletin Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Department of Agribusiness Halu Oleo University Kendari Southeast Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.568 KB) | DOI: 10.33772/bpsosek.v21i1.7051

Abstract

The research main reason is the Binongko Island community have indication vulnerable of food shortages due to limited of land resources, water and access to the surrounding area. In fact, Binongko society had not experienced problems with food stocks, because they have local knowledge in the food security system. This purpose research revealing and describing the local knowledge of Binongko society in the food security system. The study was conducted in December 2016-March 2017 at Binongko Island, Wakatobi Regency, Southeast Sulawesi Province. This qualitative research uses literature study techniques, orientation, observation and interviews with the snowball method. The results showed that Binongko Island community has local knowledge about the food security system in the form of (1) Development of mixed cropping patterns in more than one farming location with different planting and harvesting times. This is through a series of farming system local knowledge that starts with ritual bhelai, phitado, honowu/katambhari, bhija-bhija/bhatata, pajere'a, phidawu-phidongka and tompe’a; (2) Processing, preservation and foodstuffs storage are accordance with the type of foodstuffs and harvest time. Kalla'a and gadha are one of the storage containers as well as the preservation of the food; (3) Household food consumption patterns adhere to the values of shipping logistical arrangements system and internalization of the mother role as Pande Mantoroka in managing household food menus
Local Wisdom of The Agriculture System in Tukang Besi Islands Community (Case Study at Wangi-Wangi Island Wakatobi Regency) Harviyaddin, Harviyaddin; Hidrawati, Hidrawati; Manan, Abdul; Sabaruddin, Laode; Safuan, Laode; Arafah, Nur; Mappasomba, Musadar
Buletin Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Vol 22, No 1 (2020)
Publisher : Department of Agribusiness Halu Oleo University Kendari Southeast Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.384 KB) | DOI: 10.37149/bpsosek.v22i1.12120

Abstract

Local wisdom of the community in the agricultural system gains a large number of interests in the field of research because of its ties to the aspects of ecology, economy, and socio-culture. This study aims to analyze Tukang Besi islands community's local wisdom and its role in sustainable agriculture systems. This research was conducted from May to December 2018. The data was collected through orientation, exploratory, and confirmative studies, thus analyzed in qualitative descriptive method by describing local wisdom and its role in sustainable agricultural system. The results showed that agriculture is a way of life for the community in Wangi-Wangi Island. The practice of agronomic local wisdom in cassava cultivation is ecologically, economically, socially and culturally appropriate. Local wisdom is practiced starting from the selection and determination of land, land clearing, planting, maintenance and harvesting. Local wisdom of the Wangi-Wangi Island community in a sustainable agricultural system has three roles: 1) ecologically by maintaining the preservation of land resources through conservation in the welli'a and rawu'a systems by integrating plant diversity, mulching, and fallowing; 2) economically by maintaining the sources of life such as food reserves and alternative sources of income through the collection of forest and marine products, and 3) socially by maintaining a socio-cultural system in harmonious relations between the Sara and the community and by maintaining the stability of production.
Penguatan Organisasi Kelompok Remaja Peduli Lingkungan Sekitar Kawasan Hutan Nur Arafah; Umar Ode Hasani; Sahindomi Bana; Lade Ahmaliun; La Gandri; La Baco Sudia; Kahirun Kahirun; Vivi Fitriani; Lies Indriyani
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4887

Abstract

Kaderisasi kelompok remaja dipandang perlu untuk meningkatkan kesadaran cinta alam dan tanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan di Suaka Margasatwa Tanjung Peropa. Tujuan kegiatan penguatan organisasi kelompok remaja adalah untuk membentuk dan menguatkan kelompok remaja peduli lingkungan. Kegiatan dilaksanakan di Desa Laonti dan Desa Puundirangga, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan yang berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa. Metode yang digunakan pada kegiatan adalah pendekatan partisipatif dan melibatkan semua remaja di dua Desa. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penguatan kelompok remaja peduli lingkungan terdiri dari lima kegiatan yang terintegrasi yaitu orientasi masalah lapangan, sosialisasi peran kelompok peduli lingkungan di instansi pendidikan, pembentukan dan penguatan kelompok peduli lingkungan, sosialisasi penguatan organisasi kelompok peduli lingkungan dan pelatihan konservasi melalui aksi peduli lingkungan. Program penguatan kelompok organisasi peduli lingkungan terlaksana dengan baik dan memberikan dampak positif berupa terbentuknya kelompok remaja peduli lingkungan di Desa Puundirangga dan Desa Laonti masing-masing empat kelompok remaja peduli lingkungan yang terdiri dari 4-5 orang/kelompok.
Kaindea: Dinamika Pengelolaan Hutan Adat di Pulau Kecil (Studi Kasus: Pulau Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi) Nur Arafah; Dudung Darusman; Didik Suharjito; Leti Sundawati
Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14437.637 KB) | DOI: 10.22146/jik.580

Abstract

Indonesia adalah Negara Kepulauan yang mempunyai keragaman ekologi dan budaya dalam pengelolaan sumberdaya alam. Termasuk dalam pengelolaan hutan, masyarakat pulau-pulau kecil mempunyai system pengelolaan hutan adat yang terpelihara secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan mengkaji dinamika pengalolaan hutan adat berdasarkan kearifan masyarakat Pulau Wangi-Wangi. Penelitian ini kualitatif dengan metode studi kasus dalam perspektif emik, yaitu pandangan masyarakat Mandati di Pulau Wangi-Wangi terhadap pengelolaan hutan adat. Data dianalisis dengan pendekatan sejarah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masyarakat Mandati di Pulau Wangi-Wangi masih mempunyai pengelolaan hutan adat berbasis masyarakat yaitu Kaindea. Kaindea dikelola berdasarkan aturan adat yang berfungsi konservasi, ekonomi dan sosial budaya. Kelestarian pengelolaan hutan adat secara turun-temurun berkaitan dengan eksistensi hubungan antara “Kaindea-Koranga” (hutan-kebun) dengan masyarakat. Disarankan agar transformasi kelembagaan pengelolaan hutan adat sebagai pilihan kebijakan berdasarkan kearifan dan kondisi ekologi local.Kata kunci: Kaindea, hutan adat, pulau-pulau kecil, kearifan lokal.Kaindea: Dynamic Management of Indigenous Forest in Small Island (Study Case: Wangi-wangi Island, Wakatoby Regency)AbstractIndonesia as the archipelago country has diverse ecological and natural resources. Similarly, the type of forest management and its conditions also vary widely, so it requires an appropriate management system adapted to the local conditions. The objective of this study is to find out local wisdom in the Kaindea management system and ecological, economic and social-cultural fungction on Wangi-Wangi Island. This study is qualitative research with a case study method in emics perspective. Data is then analyzed descriptively by historical approach. The result of the study showed that Mandati community in Wangi- Wangi Island has a unique forest management system based on community. It's called Kaindea. Kaindea management in general is based on the customary roles. The Kaindea has ecological, economics and socio-cultural functions. The sustainability of communal forest management is related to the existence of "Kaindea-Koranga" (forest-garden) relationship. It is suggested that institution transformaion of communal forest management becomes a policy options based on the local wisdom and ecological conditions.
Analisis Spasial Temporal Environmental Critical Index (ECI) Kota Kendari: Spatial Temporal Analysis of Environmental Critical Index (ECI) in Kendari LIES INDRIYANI; LA GANDRI; NUR ARAFAH; SAHINDOMI BANA; VIVI FITRIANI; BASUKI BASUKI
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 24 No. 2 (2023)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2023.996

Abstract

ABSTRACT Changes in land use from vegetated land to developed land can reduce environmental quality such as increasing air temperature and trigger disasters such as landslides and floods. Land conversion from vegetated land to developed land have an impact on microclimate changes in urban areas. Analysis to determine the quality of the environment is to identify the environmental criticality index (ECI). ECI is defined as an index to determine critical areas based on the distribution of surface temperature and vegetation cover. The purpose of this study was to analyze the environmental criticality index of Kendari city based on Land Surface Temperature (LST) and Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) algorithms. Observation of the dynamics of surface temperature and vegetation density in Kendari City in two periods, 2014 and 2021, using Landsat-8 satellite imagery. This study uses Band 10 to estimate the brightness temperature value and convert it to surface temperature and Band 4 and Band 5 to calculate NDVI. In this study, the ECI class was divided into 3 classes, Low, Medium, and High, with range 0–10, 10–30, and > 30 respectively. In 2021, there was an increase in the area that experienced high environmental criticality when compared to the conditions in 2014. The area that experienced a high ECI in 2014 was 11.81 ha, and in 2021 it increasing to 103.95 ha. The increase in the area of high environmental criticality could be caused by changes in LST and vegetation density. ABSTRAK Perubahan alih fungsi lahan dari lahan bervegetasi ke lahan terbangun dapat menurunkan kualitas lingkungan seperti suhu udara yang meningkat dan dapat memicu timbulnya bencana seperti kejadian longsor dan banjir. Alih fungsi lahan dari lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun memberi dampak pada perubahan iklim mikro di kawasan perkotaan. Analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas lingkungan adalah dengan mengidentifikasi Environmental Critical Index (ECI). ECI didefinisikan sebagai indeks untuk menentukan kawasan area kritis berdasarkan distribusi suhu permukaan dan ketersediaan tutupan vegetasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis indeks kekritisan lingkungan Kota Kendari berdasarkan algoritma Land Surface Temperature (LST) dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Pengamatan dinamika suhu permukaan dan kerapatan vegetasi di Kota Kendari dilakukan pada dua periode, yakni pada tahun 2014 dan 2021 dengan memanfaatkan citra satelit Landsat-8. Penelitian ini menggunakan Band 10 untuk mengestimasi nilai brightness temperature dan dikonversi ke suhu permukaan serta Band 4 dan Band 5 untuk menghitung NDVI. Pada penelitian ini, kelas ECI dibagi menjadi 3 kelas yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi dengan rentang berturut-turut yaitu 0–10, 10–30, dan > 30. Pada tahun 2021, terjadi peningkatan luas wilayah yang mengalami kekritisan lingkungan yang tinggi bila dibandingkan dengan kondisi di tahun 2014. Peningkatan luasan wilayah yang mengalami ECI tinggi yaitu pada tahun 2014 seluas 11,81 ha mengalami peningkatan luasan pada tahun 2021 menjadi 103,95 ha. Peningkatan luasan wilayah yang mengalami kekritisan lingkungan tinggi dapat diakibatkan oleh perubahan LST dan kerapatan vegetasi.