Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KARAKTERISTIK MORFOMETRI MENENTUKAN KONDISI HIDROLOGI DAS RORAYA Kahirun Kahirun; La Baco S.; Umar Ode Hasani
Jurnal Ecogreen Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.173 KB)

Abstract

ABSTRAKKarakteristik morfometri DAS digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan baik pencegahan  maupun  penanggulangan banjir.  Namun selama ini dalam penanganan banjir puncak tidak pernah memperhatikan morfometri DAS sebagai karakteristik dasar alami yang mempengaruhi perilaku air (hidrologi) sungai dalam suatu  DAS.  Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfometri  menentukan perilaku hidrologi sebagai dasar dalam pengelolaan sumberdaya air di DAS Roraya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS Roraya  berdasarkan deliniasi peta administrasi skalaa 1:250.00, memiliki luas DAS Roraya adalah 1.455,97 km2, terbagi atas 5 Sub DAS. Karakteristik morfometri menunjukkan bahwa DAS Roraya berbentuk memanjang. Kerapatan drainase DAS Roraya tergolong kelas sedang dan indeks percabangan sungai berkisar antara 3-5 tergolong dalam kelas sedang.  Sehingga DAS Roraya tidak rawan banjir, namun apabila terjadi kondisi iklim yang ekstrim  maka menyebabkan DAS Roraya mengalami banjir besar, sehingga terjadi penggenangan air dalam waktu yang relatif lama. Upaya pengelolaan DAS Roraya berbasis karakteristik morfometri dengan memperhatikan beberapa Sub DAS dengan mempertahankan ketersediaan dan keberlanjutan air sepanjang tahun tetap ada, kebutuhan sumber daya air dapat dipenuhi. Secara fisik pada wilayah tengah  DAS/sub  DAS  Roraya dapat  dibangun dam pengendali (cekdam), embung dan/atau bendungan air yang dilengkapi pintu air yang dapat mengatur kontinuitas aliran sungai. Kata kunci: DAS, parameter morfometri, karakteristik hidrologi  ABSTRACTThe morphometry characteristics of watershed is used as the basis for flood management and mitigation. However, during peak flood handling, it has never considered watershed morphometry as a natural basic characteristic that affects river water (hydrological) behavior in a watershed. The objective of this research is to know the characteristic of morphometry to determine the hydrological behavior as the basis for the management of water resources in the Roraya watershed. The results showed that Roraya watershed based on delineation of administration map scale 1: 250.00, has wide Roraya watershed is 1.455,97 km2, divided into 5 sub-basins. Characteristics of morphometry show that  the shape of the Roraya watershed is elongated. Roraya watershed drainage density is medium class and river branch index (bifurcation ratio) ranges from 3 to 5 belonging to medium class. So that Roraya watershed is not prone to flooding, but if there is extreme climatic conditions then cause the Roraya watershed to flood large, resulting in waterlogging in a relatively long time. Efforts to manage Roraya watershed based on morphometric characteristics with respect to several sub watersheds by maintaining water availability and sustainability throughout the year, the need for water resources can be met. Physically in the middle area of the Roraya watershed/ sub watershed can be constructed dam (control), embung and / or water dam equipped with sluice gate that can regulate the continuity of river flow. Keywords: watershed, morphometric parameters, hydrological characteristics
ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI DAN LAHAN KRITIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI RORAYA PROVINSI SULAWESI TENGGARA La Baco S. La Baco S.; Umar Ode Hasani; Kahirun Kahirun; Abdul Jalil
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.388 KB)

Abstract

ABSTRACTThe degree of erosion hazardand critical land has a link to affect soil conditions. Lands that have a heavy erosion rate tend to be critical which is characterized by low soil productivity. The purpose of this study was to analyze the degree of erosion hazard and critical land in the Roraya watershed. This research was conducted using survey method for primary and secondary datacollection. The results showed that soil erosion rates in the Roraya watershed were dominated by moderate erosion rates (15 - 59 ton/ha/year) and heavy erosion rates (180 - 460 ton/ha/year) of 48,295.10 hectares (33 , 17%) and 37,362.89 hectares (25.66% of the total area of the Roraya watershed). The critical land area in the Roraya watershed is 48,348.06 hectares or 33.21%, while the most critical land area is 1,504.58 hectares or 1.03% of the total area of the Roraya watershed. Keywords: erosion hazard, critical land, Roraya Watershed ABSTRAKTingkat bahaya erosi dan lahan kritis mempunyai keterkaitan untuk mempengaruhi kondisi tanah.  Tanah-tanah yang mempunyai tingkat erosi berat cenderung akan menjadi kritis yang dicirikan oleh produktivitas tanah rendah.  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat bahaya erosi dan lahan kritis di DAS Roraya.  Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei untuk pengambilan data primer dan data sekunder.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat erosi tanah di DAS Roraya didominasi oleh tingkat erosi sedang (15 – 59 ton/ha/tahun) dan tingkat erosi berat (180 – 460 ton/ha/tahun)  masing-masing seluas seluas 48.295,10 hektar (33,17 %) dan 37.362,89 hektar (25,66 % dari total luas DAS Roraya). Luas lahan yang tergolong kritis di DAS Roraya adalah seluas 48.348,06hektaratau 33,21 %,sedangkan luas lahan sangat kritis adalah 1.504,58hektar atau 1,03 % dari total luas DAS Roraya. Kata Kunci: bahaya erosi, lahan kritis, Daerah Aliran Sungai Roraya
ANALISIS DAERAH RAWAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LATOMA PROVINSI SULAWESI TENGGARA La Baco S.; Kahirun Kahirun; Umar Ode Hasani
Jurnal Ecogreen Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.96 KB)

Abstract

ABSTRAKBanjir dan tanah longsor merupakan fenomena alam yang banyak terjadi bukan saja di Indonesia bahkan juga di luar negeri.  Banjir dan tanah longsor disebabkan oleh banyak faktor yang secara garis besar dibedakan atas faktor alam dan faktor manusia.  Tujuan penelitian ini adalah untuk  menganalisis daerah rawan banjir dan daerah rawan longsor di Daerah Aliran Sungai Latoma. Penelitian ini dilakukan di DAS Latoma dengan menggunakan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerawanan banjir dengan kategori sedang mencapai luas  40.645,62 ha atau sekitar 80,28 %, tidak rawan banjir mencapai 6.054,91 ha atau sekitar 11,96 % dan rawan banjir mencapai 3.931,55 ha atau sekitar 7,76 % dari total luas DAS Latoma. Daerah rawan longsor di DAS Latoma mencapai luas 43.768,52 ha atau 86,44 %, tidak rawan longsor di seluas 3.968,28 ha atau 7,84 %, dan tingkat kerawanan sedang adalah 2.895,29 ha atau sekitar 5,72 % dari total luas DAS Latoma. Kata Kunci: banjir, tanah longsor, daerah rawan banjir, daerah rawan longsor, DAS Latoma  ABSTRACTFlood and landslide is a natural phenomenon that many occur not only in Indonesia and even abroad. Floods and landslides are caused by many factors that are broadly distinguished over natural factors and human factors. The purpose of this research is to analyze flood susceptible areas and landslide susceptible areas in the Latoma watershed. This research was conducted in Latoma watershed using survey method. The results showed that flood vulnerability with moderate category reaches 40,645.62 hectares or about 80.28%, not flood susceptible reaches 6,054,91 hectares or about 11,96% and susceptible to flood reach 3,931,55 ha or about 7,76 % of the total area of Latoma watershed. The landslide susceptible areas in the Latoma watershed reached 43,768.52 ha or 86.44%, were not vulnerable to landslides of 3,968.28 ha or 7.84%, and moderate vulnerability was 2,895.29 ha or about 5.72% of the total extensive Latoma watershed. Keywords: flood, landslide, flood susceptible areas, landslide susceptible areas, Latoma watershed
STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN MANGROVE SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI TELUK KENDARI La Ode Agus Salim Mando; Umar Ode Hasani; Abdul Sakti
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.669 KB)

Abstract

ABSTRAKPenilitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan hutan mangrove sebagai kawasan ekowisata dengan menganalisis faktor internal dan eksternal. Lokasi penelitian berada di Kelurahan Lahundape Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari. Pengambilan data dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yakni pada bulan Oktober sampai November 2018. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan gabungan (analisis kuantitatif dan kualitatif). Pengambilan responden ditentukan dengan metode purposive sampling dan accidental sampling yang terdiri dari perwakilan intansi terkait, perwakilan perguruan tinggi, perwakilan LSM, masyarakat lokal dan wisatawan. Teknik pengambilan data menggunakan instrument pengumpulan data non-test, yaitu; melalui wawancara terpimpin, observasi, dan studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua yakni kedalam faktor internal dan faktor eksternal. Selanjutnya, dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT. Hasil penelitian yaitu, Strategi Pengembangan Ekowista : a) Mengkonservasi mangrove dengan menjadikan Kawasan Mangrove Lahundape Kota Kendari sebagai alternatif tempat ekowisata baru; b) Memanfaatkan dukungan modal dari pemerintah kota dan dinas-dinas terkait, untuk membangun sarana dan prasarana wisata, serta pelayanan dan pengawasan; c) Memanfaatkan keberadaan masyarakat di sekitar Kawasan Ekowisata Mangove Kelurahan Lahundape yang kooperatif; d) Melakukan promosi melalui media cetak maupun media elektronik; e) Memanfaatkan lembaga pendidikan, lemabaga swadaya masyarakat, instansi terkait, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kendari sebagai mitra. Kata-kata Kunci: Hutan Mangrove, Kawasan Ekowisata, Strategi Pengembangan, Analisis SWOT ABSTRACT This study aims to formulate a strategy for developing mangrove forests as an ecotourism area by analyzing internal and external factors. The research location was in Lahundape Sub-District, West Kendari District, Kendari City. Data retrieval is carried out for 2 (two) months, namely from October to November 2018. The research method used in this study was descriptive with a combined approach method (quantitative and qualitative analysis). Retrieval of respondents was determined by purposive sampling method and accidental sampling consisting of relevant agency representatives, representatives of universities, representatives of NGOs, local communities and tourists. The data collection technique uses non-test data collection instruments, namely; through guided interviews, observations, and literature studies. The data obtained is then grouped into two namely into internal factors and external factors. Furthermore, it was analyzed using the SWOT matrix. The results of the study are, Ecotourism Development Strategy: a) Conserving mangroves by making the Lahundape Mangrove Area of Kendari City as an alternative place for new ecotourism; b) Utilizing capital support from the city government and related agencies, to build tourism facilities and infrastructure, as well as services and supervision; c) Utilizing the existence of a cooperative community around the area of Lahundape Village Mangrove Ecotourism; d) Promotion through print and electronic media; e) Utilizing educational institutions, non-governmental organizations, related institutions, Regional Representatives of Kendari City as partners. Key Words: Development Strategy, Mangrove Forest, Ecotourism Area, SWOT Analysis
ANALISIS DAERAH RAWAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LAHUMBUTI HULU PROVINSI SULAWESI TENGGARA La Baco; Sitti Marwah; kahirun kahirun; Umar Ode Hasani
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.578 KB)

Abstract

ABSTRACTFloods and landslides are a form of natural disaster that causes harm to humans. Floods and landslides are caused by many factors which are broadly distinguished by natural factors and human factors. The purpose of this study was to analyze flood susceptible areas and landslide susceptible areas in the Upper Lahumbuti watershed. This research was conducted in the Upper Lahumbuti watershed using the survey method. The results showed that the level of flood vulnerability in the Upper Lahumbuti watershed included a medium vulnerability level of 15,022.58 ha (65.22%), an area that was not susceptible to flooding reaching an area of 5,004.29 ha (21.73%), and an area of flood susceptible reaches 3,005.23 ha (13.05%). Areas susceptible to landslides in the Upper Lahumbuti watershed reached an area of 17,599.08 ha (76.41%), the area included in the rather landslide susceptible category was 2,997.19 ha (13.01%), while the area with medium vulnerable categories was 2,159.13 (9.37%). Keywords: flood, landslide, flood susceptible areas, landslide susceptible areas, Upper Lahumbuti watershed ABSTRAKBanjir dan tanah longsor merupakan bentuk bencana alam yang menyebabkan kerugian bagi manusia.  Banjir dan tanah longsor disebabkan oleh banyak faktor yang secara garis besar dibedakan atas faktor alam dan faktor manusia.  Tujuan penelitian ini adalah untuk  menganalisis daerah rawan banjir dan daerah rawan longsor di Daerah Aliran Sungai Lahumbuti Hulu. Penelitian ini dilakukan di DAS Lahumbuti Hulu dengan menggunakan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerawanan banjir di DAS Lahumbuti Hulu meliputi tingkat kerawanan sedang dengan luas 15.022,58 ha (65,22 %),  daerah yang tidak rawan banjir mencapai luas 5.004,29 ha (21,73 %), dan luas wilayah yang rawan banjir mencapai 3.005,23 ha (13,05 %). Daerah rawan longsor di DAS Lahumbuti Hulu mencapai luas 17.599,08 ha (76,41 %), wilayah yang termasuk kategori agak rawan longsor adalah 2.997,19 ha (13,01 %), sementara itu luas wilayah dengan kategori rawan sedang adalah seluas 2.159,13 (9,37 %). Kata Kunci: banjir, tanah longsor, daerah rawan banjir, daerah rawan longsor, DAS Lahumbuti Hulu
PERENCANAAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BAU-BAU PULAU BUTON SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani; Laode Agusalim Mando
Jurnal Ecogreen Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.444 KB)

Abstract

Perubahan penggunaan lahan dan penerapan pola tanam dan agroteknologi yang tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan menyebabkan perubahan kualitas sumberdaya  lahan di DAS Bau-Bau.  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian antara penggunaan lahan dan kelas kemampuan lahan di DAS Bau-bau, dan menyusun rekomendasi perencanaan pengelolaan lahan yang berkelanjutan.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode evaluasi penggunaan lahan, dan metode evaluasi pola tanam dan penggunaan agroteknologi serta analisis finasial usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua penggunaan lahan sudah sesuai dengan kelas kemampuan lahan.  Faktor penghambat utama yang dijumpai dalam pengelolaan lahan adalah kemiringan lereng berombak sampai agak curam.  Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dengan kelas kemampuan lahan dan pola tanam dan agroteknologi khusus pada lahan kelas I dan II, maka aplikasi pola tanam dan agroteknologi yang ditawarkan pada tegalan dan kebun campuran tersebut  adalah perbaikan penerapan pola tanam (multiple cropping), pemupukan, teknik konservasi tanah dan/atau dikombinasikan dengan ternak, sedangkan pada lahan kelas IV dan VI pada daerah semak belukar adalah :  Hutan sekunder untuk tanaman kehutanan diikuti dengan teknik konservasi tanah (teras gulud atau bangku , tanaman penutup lahan) dan/atau pengembalaan ternak. Dengan demikian, rekomendasi ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan pengelolaan lahan sesuai potensi dan  kelas kemampuan lahan yang ada di seluruh daerah aliran sungai (DAS)  Bau-bau. Kata Kunci : Evaluasi Kesesuaian Lahan, Rencana Pengelolaan Lahan, DAS
Penguatan Organisasi Kelompok Remaja Peduli Lingkungan Sekitar Kawasan Hutan Nur Arafah; Umar Ode Hasani; Sahindomi Bana; Lade Ahmaliun; La Gandri; La Baco Sudia; Kahirun Kahirun; Vivi Fitriani; Lies Indriyani
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4887

Abstract

Kaderisasi kelompok remaja dipandang perlu untuk meningkatkan kesadaran cinta alam dan tanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan di Suaka Margasatwa Tanjung Peropa. Tujuan kegiatan penguatan organisasi kelompok remaja adalah untuk membentuk dan menguatkan kelompok remaja peduli lingkungan. Kegiatan dilaksanakan di Desa Laonti dan Desa Puundirangga, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan yang berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa. Metode yang digunakan pada kegiatan adalah pendekatan partisipatif dan melibatkan semua remaja di dua Desa. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penguatan kelompok remaja peduli lingkungan terdiri dari lima kegiatan yang terintegrasi yaitu orientasi masalah lapangan, sosialisasi peran kelompok peduli lingkungan di instansi pendidikan, pembentukan dan penguatan kelompok peduli lingkungan, sosialisasi penguatan organisasi kelompok peduli lingkungan dan pelatihan konservasi melalui aksi peduli lingkungan. Program penguatan kelompok organisasi peduli lingkungan terlaksana dengan baik dan memberikan dampak positif berupa terbentuknya kelompok remaja peduli lingkungan di Desa Puundirangga dan Desa Laonti masing-masing empat kelompok remaja peduli lingkungan yang terdiri dari 4-5 orang/kelompok.
Penguatan Organisasi Kelompok Remaja Peduli Lingkungan Sekitar Kawasan Hutan Nur Arafah; Umar Ode Hasani; Sahindomi Bana; Lade Ahmaliun; La Gandri; La Baco Sudia; Kahirun Kahirun; Vivi Fitriani; Lies Indriyani
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4887

Abstract

Kaderisasi kelompok remaja dipandang perlu untuk meningkatkan kesadaran cinta alam dan tanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan di Suaka Margasatwa Tanjung Peropa. Tujuan kegiatan penguatan organisasi kelompok remaja adalah untuk membentuk dan menguatkan kelompok remaja peduli lingkungan. Kegiatan dilaksanakan di Desa Laonti dan Desa Puundirangga, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan yang berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa. Metode yang digunakan pada kegiatan adalah pendekatan partisipatif dan melibatkan semua remaja di dua Desa. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penguatan kelompok remaja peduli lingkungan terdiri dari lima kegiatan yang terintegrasi yaitu orientasi masalah lapangan, sosialisasi peran kelompok peduli lingkungan di instansi pendidikan, pembentukan dan penguatan kelompok peduli lingkungan, sosialisasi penguatan organisasi kelompok peduli lingkungan dan pelatihan konservasi melalui aksi peduli lingkungan. Program penguatan kelompok organisasi peduli lingkungan terlaksana dengan baik dan memberikan dampak positif berupa terbentuknya kelompok remaja peduli lingkungan di Desa Puundirangga dan Desa Laonti masing-masing empat kelompok remaja peduli lingkungan yang terdiri dari 4-5 orang/kelompok.
VALUASI JASA GUA UNTUK PENGGUNAAN AIR DI DESA WALENGKABOLA KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA La Ode Agus Salim Mando; La Baco Sudia; Aminuddin Mane Kandari; Safril Kasim; Hafidah Nur; La Ode Midi; Umar Ode Hasani; Nurgiantoro ST; La Ode Siwi
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 8 No 1 (2024): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jhppk.v8i1.12737

Abstract

ABSTRAK Hutan mempunyai aneka manfaat diantaranya sebagai pengatur tata air dalam aspek ekologis. Air hujan yang jatuh tidak langsung masuk ke pelataran bumi, akan tetapi mengalir perlahan melalui sela dedaunan, batang, ranting,, semak dan tumbuhan bawah. Air tersebut masuk secara perlahan-lahan kedalam tanah terserap oleh akar pohon dan mengalir melalui aliran air dalam tanah dan gua-gua sebagai sumber mata air bersih yang dibutuhkan oleh manusia. Keberadaan gua sebagai penyimpan air bersih di beberapa wilayah sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat membutuhkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masak, mandi, cuci, kakus dan lain-lain, Salah satunya diperoleh melalui gua yang berada di Desa Walengkabola di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai jasa gua sebagai penghasil air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2023. Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat Desa Walengkabola yang berjumlah 105 kepala keluarga (kk), dengan sampel berjumlah 32 kk yang pilih secara random sederhana. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total volume penggunaan air masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga adalah sebesar 35.317,80 m3/thn. Nilai ekonomi air rumah tangga yang berasal dari air gua Desa Walengkabola berdasarkan harga kesepakatan yaitu sebesar Rp. 6.295.508,02/thn, adapun berdasarkan harga Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Muna yaitu Rp. 194.883.620,40/thn. Kata kunci: Pengatur Tata Air, Penggunaan Air, Valuasi Jasa Gua