Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MULTI-RELIGIOUS DIALOGUE, SOTERIOCENTRISM AND STUNTING: (A STUDY OF PAUL F. KNITTER'S THOUGHTS ON THE ISSUE OF STUNTING IN NTT) Djami, Marla Marisa; Heydemans, Nency Aprilia; Boki, Lodiana; Nabunome, Mianti
APOSTOLOS Vol 4 No 2 (2024): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v4i2.388

Abstract

Knitter proposes an approach or model of dialogue that is correlational and globally responsible between various religions, namely how religious communities seek to understand each other and talk on the basis of a shared commitment to the welfare of humanity and the environment. One of the social problems faced by religious communities in Indonesia, especially in NTT, is the problem of stunting. Not only the government, religions should also pay special attention. The aim of this research is to describe multi-religious dialogue and the concept of soteriocentrism according to religions in relation to the problem of stunting in NTT. This research was conducted using a qualitative research method with a phenomenological approach to see how the dialogue between religions touches the issue of stunting in NTT. Responsible dialogue between various religions as proposed by Knitter if implemented in NTT provides a strong foundation for promoting inter-religious cooperation, cross-cultural understanding, and concrete action for global human and environmental welfare, specifically in dealing with the problem of stunting in NTT. Religions are committed to working together in efforts to resolve this problem with a focus on education, empowerment and the active role of society. However, so far there has been no special program either from each religion or between religions regarding handling stunting in NTT. Stunting has not become a common basis for religions in building dialogue.
Kajian Sosiologis Kinerja Sumber Daya Manusia Pada IAKN Kupang Berdasarkan Etika Protestan Djami, Marla Marisa; Se'u, Windynia Givens Giliary; Lopis, Yorhans S.; Kase, Juana
Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 10, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/rfidei.v10i2.310

Abstract

Penelitian ini menganalisis penerapan dan pengaruh etika kerja Protestan di kalangan dosen dan tenaga kependidikan IAKN Kupang berdasarkan teori Dr. Zainur Wula dan Max Weber. Etika kerja yang dimaksud mencakup kerja keras, kejujuran, profesionalisme, dan kesadaran atas pekerjaan sebagai panggilan (calling). Hasil wawancara menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut tercermin nyata dalam keseharian, ditandai dengan dedikasi tinggi, penilaian objektif, peningkatan kompetensi, dan manajemen waktu yang baik. Konsep calling dimaknai sebagai wujud syukur atas anugerah Tuhan serta bentuk ibadah dan pelayanan. Etika ini turut mendorong peningkatan kualitas institusi dan efisiensi kerja. Dalam kerangka teori Weber, etika Protestan dianggap mendukung produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, teori pilihan rasional menunjukkan bahwa agama memberikan pedoman moral dan motivasi rasional. Kesimpulannya, etika kerja Protestan berpengaruh pada perilaku individu, kemajuan institusi, dan mencerminkan nilai spiritual dalam dunia kerja.
EDUKASI KEPADA GENERASI MILENIAL DI SMAN 1 KUPANG BARAT, NTT, TENTANG TOLERANSI BERAGAMA MULTI PERSPEKTIF Renda, Trijuliani; Pellondou, Andri O.; Manuain, Leryani Mince Maria; Djami, Marla Marisa; Moru, Osian O.; Arkiang, Fajeri; Saefatu, Kristina; Kaut, Aprilia; Daud, Dance Oscar; Hauteas, Yang Raident
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v4i2.3148

Abstract

Indonesia adalah negara majemuk. Kemajemukan ini tentu ada bukan tanpa konflik. Beberapa hasil penelitian mencatat bahwa terjadi masalah-masalah intoleran yang terjadi di Indonesia. Masalah-masalah intoleran tentu menjadi konsumsi masyarakat termasuk genesari milenial dalam memaknai keragaman yang sebenarnya adalah anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang patut dirawat. Berdasarkan hal ini topic yang diangkat dalam Pengabdian ini yakni Mengayuh Bersama Generasi Milenial dalam Biduk Toleransi Beragama dari berbagai perspektif. Tujuan kegiatan ini agar meningkatkan pengetahuan peserta tentang toleransi beragama, menciptakan dan membangun komuniakasi antar peserta yang beragam suku maupun agama, menemukan komitmen peserta lewat aksi sebagai agen toleransi beragama dalam lingkungan mereka berada. Metode yang digunakan adalah seminar tentang toleransi beragama dari perspektif Pancasila, Islam, Kristen, Psikologi Sosial dan sharing life dalam diskusi panel. Hasil kegiatan terjadi peningkatan pemahanan peserta tentang toleransi beragama dilihat dari jumlah rata-rata pretest 70 dan posttest 98. Angket evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kepuasan mitra terhadap kegiatan ini didapati presentasi 87% sangat setuju dan 13% setuju akan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan. Presentase 90% sangat setuju dan 10 % setuju untuk berpartisipasi jika diadakan lagi kegiatan serupa.
DIALOG AKSI BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM RANGKA PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DI DESA TESBATAN, KEC. AMARASI, KAB. KUPANG Djami, Marla Marisa; Manuain, Leryani Mince Maria; Moru, Osian Orjumi; Renda, Trijuliani; Pellondou, Andri Oktovianus; Hendrik, Yandri Yusuf Cornelis; Sheldena, Devi Novita; Tandjung, Ferofianes Linda; Arkiang, Fajery
LOSARI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LOSARI DIGITAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53860/losari.v4i1.79

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di desa Tesbatan, Kec. Amarasi. Tujuan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penguatan moderasi beragama berbasis dialog aksi. Metode pelaksanaan menggunakan “Focus Group Discussion”. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman masyarakat tentang moderasi dan nilai-nilai moderasi beragama. Adanya respon positif yang ditunjukan dengan kesediaan masyarakat untuk menjadi agen penyebar nilai-nilai moderasi beragama.Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai kearifan lokal yang dapat diimplementasikan dalam rangka penguatan moderasi beragama.Adanya keterbukaan mengenai pengalaman hidup berdampingan antar agama di desa Tesbatan.