Pendidikan Jasmani (PE) memainkan peran penting dalam mengembangkan kemampuan fisik, emosional, sosial, dan kognitif siswa. Namun, banyak proses pembelajaran PE masih mengandalkan pendekatan guru-sentris yang membatasi partisipasi siswa dan gagal menciptakan pengalaman belajar yang bermakna. Akibatnya, hasil belajar seringkali kurang relevan dan berkelanjutan. Studi ini menyelidiki bagaimana penggunaan Lesson Study (LS) mempengaruhi profesionalisme guru dan pembelajaran siswa. Dengan LS, guru bekerja sama untuk merencanakan, mengamati, dan merefleksikan secara sistematis proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Sepuluh guru sekolah dasar di Palembang, Indonesia, yang mengajar pendidikan jasmani, berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat penelitian yang digunakan adalah Formative Class Evaluation (FCE), yang terdiri dari sembilan pertanyaan dan empat komponen: hasil, motivasi, pembelajaran, dan kerja sama. Analisis data menggunakan FCE menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas pengajaran setelah implementasi LS. Skor rata-rata FCE sebelum LS berkisar antara 2,66 hingga 2,85. Setelah LS, skor rata-rata meningkat menjadi antara 2,71 dan 2,86. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun hubungan antara LS dan peningkatan pembelajaran relatif lemah, implementasi LS secara signifikan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sebagaimana dirasakan oleh siswa. Temuan ini menunjukkan bahwa LS memiliki dampak positif dalam meningkatkan pengalaman belajar di kelas. Meskipun korelasi antara LS dan peningkatan belajar siswa moderat, signifikansi statistik hasil menyoroti potensinya sebagai alat pengembangan profesional yang efektif bagi guru. Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi efek jangka panjang LS terhadap kinerja siswa dan keberlanjutan perbaikan ini.