Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah

Senandung Pilu Eks Tahanan Politik 1965: Sejarah Paduan Suara Dialita (2011-2016) Wal Triningsih; Sri Martini; Abrar
PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 1 (2020): PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/periode.021.2

Abstract

This article aims to narrate the background and development of the Dialita choir from its inception in 2011 to the launch of their debut album in 2016. The Dialita choir is a choir whose members are former political prisoners and their families. This research method used by descriptive narrative, which describes and analyzes past events. The results showed that Dialita was formed into a choir because of the purpose of those who wanted to help survivors '65. The development of Dialita as a choir that was formed in 2011 has increased until 2016, an increase occurred because Dialita is often involved in events organized by various institutions. Artikel ini bertujuan untuk menarasikan latar belakang dan perkembangan paduan suara Dialita dari awal terbentuknya pada tahun 2011 hingga peluncuran album perdana mereka pada tahun 2016. Paduan suara Dialita merupakan paduan suara yang anggotanya adalah eks-tapol dan keluarganya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif naratif, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis peristiwa-peristiwa masa lampau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dialita terbentuk menjadi paduan suara di karenakan tujuan mereka yang ingin membantu penyintas ’65. Perkembangan Dialita sebagai paduan suara yang dibentuk pada 2011 mengalami peningkatan hingga tahun 2016, peningkatan terjadi karena Dialita sering dilibatkan dalam acara yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga.
Kebijakan Revitalisasi Stadhuis Van Batavia Menjadi Museum Sejarah Jakarta (1972-1974) Al Masrifa Virda Ardhany; Abrar; M. Hasmi Yanuardi
PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 1 (2021): PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/periode.031.2

Abstract

This article entitled Stadhuis van Batavia Revitalization Policy to become the Jakarta History Museum (1972-1974) examines the process of implementing the Stadhuis van batavia revitalization policy, starting from the basis for implementing the policy, the governor's decision regarding the preservation of cultural heritage buildings, the process of restoring the stadhuis building, and development workforce. This stadhuis van batavia revitalization policy has an effect on improving public infrastructure in Jakarta, especially recreational infrastructure in the form of a museum which is a vital place to store relics of the past. In the research process, the research method used is the historical research method. This method includes four stages, namely heuristics, verification, interpretation, and historiography. The Revitalization Policy is the right step taken by Governor Ali Sadikin to overcome problems regarding public infrastructure and population urbanization. With this policy, the community's need for recreational infrastructure is fulfilled, this also has an impact on the socio-cultural conditions of the community by carrying out development that will directly advance the economy. Artikel yang berjudul Kebijakan Revitalisasi Stadhuis van Batavia menjadi Museum Sejarah Jakarta (1972-1974) ini mengkaji mengenai proses pelaksanaan kebijakan revitalisasi stadhuis van batavia, mulai dari landasan pelaksanaan kebijakan, keputusan gubernur mengenai pelestarian bangunan cagar budaya, proses pemugaran bangunan stadhuis, dan tenaga kerja pembagunan. Kebijakan revitalisasi stadhuis van batavia ini berpengaruh terhadap peningkatan prasarana publik di Jakarta khususnya prasarana rekreasi berbentuk museum yang menjadi tempat vital untuk menyimpan barang peninggalan masa lampau. Dalam proses penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah. Metode ini meliputi empat tahapan, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Kebijakan Revitalisasi merupakan langkah tepat yang diambil oleh Gubernur Ali Sadikin untuk mengatasi permasalahan mengenai prasarana publik dan urbanisasi penduduk. Dengan adanya kebijakan ini, kebutuhan masyarakat akan prasarana rekreasi pun terpenuhi, hal ini juga berdampak pada kondisi sosial-budaya pada masyarakat dengan melakukan pembangunan yang secara langsung akan memajukan perekonomian.