ABSTRAK Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama yang dipengaruhi gaya hidup tidak sehat. Terapi nonfarmakologis seperti Swedish Massage (menggunakan teknik effleurage, petrissage, friction, tapotement, dan vibration) berpotensi melancarkan sirkulasi darah, mengurangi ketegangan otot, dan meningkatkan relaksasi tanpa efek samping. Pengabdian masyarakat ini bertujuan menilai peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penerapan Swedish Massage sebagai terapi komplementer pengelolaan hipertensi. Kegiatan dilaksanakan di Desa Anjir serapat Muara 1, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan dengan melibatkan 22 peserta. Metode mencakup ceramah, diskusi interaktif, dan demonstrasi langsung teknik pijat. Hasil evaluasi menunjukkan perubahan signifikan: pengetahuan peserta pra-intervensi berkategori cukup (45%), baik (36%), dan kurang (19%) berubah menjadi baik (91%) dan cukup (9%) pasca-intervensi. Kesimpulan: Edukasi dan demonstrasi Swedish Massage efektif meningkatkan pengetahuan masyarakat secara signifikan. Dukungan berkelanjutan dari fasilitas kesehatan setempat dengan media edukasi menarik diperlukan agar terapi ini dapat diadopsi sebagai bagian dari pencegahan dan pengendalian hipertensi mandiri. Kata Kunci: Hipertensi, Swedish Massage, Pengabdian Masyarakat, Pengetahuan  ABSTRACT Hypertension is a major health concern influenced by unhealthy lifestyles. Non-pharmacological therapies, such as Swedish Massage (which involves effleurage, petrissage, friction, tapotement, and vibration techniques), have the potential to improve blood circulation, alleviate muscle tension, and enhance relaxation without side effects. This community service initiative aimed to assess the improvement in community knowledge about the application of Swedish Massage as a complementary therapy for managing hypertension. The activity was carried out in Anjir Serapat Muara 1 village, Anjir Muara District, Barito Kuala Regency, South Kalimantan, involving 22 participants. The methods used included lectures, interactive discussions, and live demonstrations of massage techniques. Evaluation results showed significant changes: pre-intervention knowledge levels were sufficient (45%), good (36%), and poor (19%), which shifted post-intervention to good (91%) and sufficient (9%). In conclusion, education and demonstration of Swedish Massage significantly improved the community's knowledge. Ongoing support from local health facilities using engaging educational media is crucial so that this therapy can be adopted as part of self-management for hypertension prevention and control. Keywords: Hypertension, Swedish Massage, Community Service, Knowledge